Está en la página 1de 17

1

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS OBSTETRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:
STATUS OBSTETRI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG

Nama Mahasiswa: Nyimas Amelia Pebrina Tanda Tangan

Nim : 112015410 ...........................


Dr. Pembimbing / Penguji: dr. Prahadi Rahardjo Sp.OG Tanda Tangan

...........................
dr. Yusuf Manga, SpOG Tanda Tangan

...........................

Masuk Rumah Sakit : 4 Februari 2017

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S Nama : Tn. U
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 3 mei 1990 (26 Umur : 28 tahun
tahun)
Status Perkawinan : Kawin Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Karyawan swasta
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Betawi Suku bangsa : Betawi
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Menceng Raya Permata dalam, Alamat : Jl. Menceng Raya Permata dalam,
Cengkareng Cengkareng
G1P0A0

I. ANAMNESIS
2

Diambil dari Autoanamnesis Tanggal 4 februari 2017 jam 11.25


Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perut bagian bawah terasa sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke poli klinik kebidanan RSUD
Cengkareng dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang di rasakan kurang lenih 2
minggu yang lalu sebelum masuk ke rumah sakit. Seminggu yang lalu sebelum masuk ke
rumah sakit pasien memeriksakan kandunganya ke bidan di dekat rumahnya, menurut
bidan usia kehamilan sudah cukup bulan tetapi kepala bayi belum masuk ke pintu atas
panggul, akhirnya bidan meminta pasien untuk memeriksakan kandungannya ke Poliklinik
kebidanan RSUD cengkareng.
Tiba Di RSUD Cengkareng pasien mengeluh perut bagian bawah terasa nyeri. Pasien
mengatakan nyeri perut bagian bawah semakin berat seiring bertambahnya usia kehamilan.
Pasien mengatakan pernah mengalami keluarnya darah dari vagina berwarna merah segar
tetapi tidak banyak. Saat darah keluar pasien tidak merasakan nyeri pada perutnya.
Pendarahan awalnya sedikit tetapi lama kelamaan menjadi banyak. Pasien mengatakan
tidak terdapat demam, tekanan darah dan gula darah pasien dalam batas normal, pasien
juga mengatakan tidak terdapat adanya riwayat trauma secara fisik maupun psikologis,
tidak ada penyakit infeksi yang sedang diderita.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, asma, TBC dan kuret disangkal
oleh pasien.

Riwayat Anc
Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan antenatal care.

Riwayat sosial dan pribadi

Pasien tinggal dengan suami di daerah yang padat penduduk, pasien mengatakan
lingkungan rumah pasien cukup nyaman dan cukup bersih. Pasien adalah seorang ibu
3

rumah tangga dan suami pasien adalah karyawan swasta Pasien tidak mengkonsumsi
alkohol, rokok dan obat obatan terlarang.

Penyakit Dahulu (Tahun, diisi bila ya (+), bila tidak (-)

(-) Cacar (-) Malaria (-) Batu Ginjal / Saluran Kemih

(-) Cacar air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)

(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Batuk Rejan

(-) Tifus Abdominalis (-) Wasir (-) Campak

(-) Diabetes (-) Sifilis (-) Alergi (asma)

(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor

(-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh (-) Demam Rematik Akut

(-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan Otak (-) Pneumonia

(-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis (+) Gastritis

(-) Neurosis (-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu

Lain-lain : (-) Operasi (-) Kecelakaan

Riwayat Haid

Haid pertama : umur 13 tahun

Haid terakhir : 10 mei 2016

Teratur / tidak : Teratur, teratur 28 hari

Jumlah/lamanya 7-8 hari

Nyeri / tidak : Nyeri sedang

Riwayat Perkawinan

Kawin : sudah/ belum/ tidak Dengan suami sekarang sudah 1,5 tahun
4

Kawin : 1 kali

Kehamilan

Pasien mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya dan pasien tidak pernah mengalami
keguguran. Pasien mengalami mual-muntah dan pasien juga mengatakan tekanan darah
dan kadar gula darah pasien saat kehamilan dalam batas wajar.

Riwayat Obstetrik

G1P0A0 saat ini

Riwayat Keluarga Berencana

(-) pil KB (-) suntikan (-) IUD (-) susuk KB


(-) lain-lain Lamanya : -

Kesulitan
Keuangan : Tidak diketahui
Pekerjaan : Tidak diketahui
Keluarga : Tidak diketahui
Lain-lain : Tidak diketahui

PEMERIKSAAN JASMANI

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tinggi badan : 158 cm

Berat badan : 62 kg

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,9 C

Pernapasan (Frekuensi dan tipe) : 20 kali/menit, torakoabdominal


5

Keadaan gizi : Baik

Kontak psikis : Baik

Sianosis : Tidak ada

Edema umum : Edema pada tungkai -/-

Habitus : Atletikus

Cara berjalan : Normal

Mobilisasi (Aktif / Pasif) : Aktif

Kulit

Warna : Sawo matang Effloresensi: Tidak ada

Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi: Tidak ada

Pertumbuhan rambut : Merata Pembuluh darah: Tidak melebar

Suhu raba : Hangat Lembab / kering: Lembab

Keringat : Umum Turgor: Baik

Ikterus : Tidak ada

Lapisan lemak : Merata

Edema : Tidak ada

Lain-lain : (-)

Kelenjar getah bening

Submandibula : Tidak teraba membesar. Leher: Tidak teraba membesar.

Supraklavikula : Tidak teraba membesar. Ketiak: Tidak teraba membesar.

Lipat paha : Tidak teraba membesar.


6

Muka : Simetris

Mata

Konjungtiva anemis : -/-

Sklera ikterik : -/-

Refleks cahaya langsung : -/-

Refleks cahaya tidak langsung : -/-

Diameter pupil : 4mm/4mm

Pupil : Isokor

Kepala : Normochepalic

Hidung : Normosmia, tidak ada sekret dan tidak ada septum deviasi

Telinga : Normotia, simetris, liang lapang

Mulut/gigi : caries dentist ( - )

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan KGB

Dada

Bentuk : Simetris, tidak ada pelebaran sela iga

Pembuluh darah : Tidak ada pelebaran

Payudara : Payudara mengencang kanan dan kiri , payudara mengeras kanan

dan kiri, hiperpigmentasi areola mamae, simetris, retraksi puting tidak


ada.

Paru - paru
7

Inspeksi paru kanan dan kiri : Simetris pada keadaan statis dan dinamis

Palpasi paru kanan dan kiri : Dalam batas normal

Perkusi paru kanan dan kiri : Sonor dalam batas normal

Auskultasi paru kanan dan kiri: Suara nafas Vesikuler, Ronkhi dan Wheezing negative

Jantung

Inspeksi : Pulsasi Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Pulsasi Ictus cordis tidak terlihat

Perkusi : Batas Atas, Sela iga II parasternal kiri

Batas Kiri, Sela iga V, 1 cm sebelah medial linea midklavikuka kiri

Batas Kanan, Sela iga V linea sternalis kanan

Auskultasi : Katup Aorta : BJ I dan BJ II regular, gallop -, murmur

Katup Pulmonal : BJ I dan BJ II regular, gallop -, murmur

Katup Mitral : BJ I dan BJ II regular, gallop -, murmur

Katup Trikuspid : BJ I dan BJ II regular, gallop -, murmur

Punggung : Vetebra lurus di tengah,tampak normal

Refleks : APR +/+, KPR +/+

Penimbunan Lemak : Distribusi di pinggang atau central

Ekstremitas : Edema pada tungkai +/+, CRT < 2 detik

Sensibilitas : Baik
8

Abdomen
Inspeksi : Perut buncit, tampak striae gravidarum.
Palpasi :

- Tinggi fundus : Teraba tiga jari di bawah processus xiphoideus (32 cm).
- Letak anak : Presentasi kepala
- Letak punggung : Sebelah kiri ibu
- Turunnya kepala : Belum turun

Auskultasi : Denyut jantung anak : 145x/ menit

Pertumbuhan rambut
Kumis : Tidak ada
Ketiak : Tipis
Pubis : Distribusi merata
Betis : Tipis

Tungkai dan Kaki


Luka : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Edema : terdapat edema -/-
Lain-lain : Tidak ada

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Inspeksi : Vulva keluar darah, bau biasa, tidak terdapat gatal, tidak ditemukan
masa.

Colok vagina : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan bimanual tidak dilakukan

LABORATORIUM RUTIN (6 Januari 2017 jam 12.40)


Hemoglobin : 9,4 g/dl
Leukosit : 13300 / mm3
Hematokrit : 28 %
9

Trombosit : 403.000 / uL
Masa perdarahan : 1 menit 30 detik
Glucose sewaktu : 87 mg/dl

PEMERIKSAAN LAIN
USG
Hasil pemeriksaan USG 4 Februari 2017 didapatkan kondisi janin tunggal hidup
intrauterine, presentasi kepala, air ketuban cukup, dan berat badan janin 3199 gram,
plasenta berada di jalan lahir.

RINGKASAN (RESUME)
Seorang wanita yang sedang mengandung berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu
datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah. Pasien mengatakan nyeri perut bagian
bawah semakin berat seiring bertambahnya usia kehamilan. Pasien mengatakan pernah
mengalami keluarnya darah dari vagina berwarna merah segar tetapi tidak banyak. Saat
darah keluar pasien tidak merasakan nyeri pada perutnya. Pendarahan awalnya sedikit
tetapi lama kelamaan menjadi banyak. Pada pemeriksaan USG didapatkan kondisi janin
tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, air ketuban cukup, dan berat badan janin
3199 gram, plasenta berada di jalan lahir. Tekanan darah dan gula darah pasien dalam
batas normal, pasien juga mengatakan tidak terdapat adanya riwayat trauma secara fisik
maupun psikologis, tidak ada penyakit infeksi yang sedang diderita. Tekanan darah
110/70, Nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,9 o. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin 9,4 g/dl, Leukosit 13300 / mm3, Hematokrit 28 %, Trombosit 403.000 / uL.

DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS KERJA


Diagnosis kerja
Wanita berusia 28 tahun G1P0A0, 38 minggu aterm, Janin tunggal hidup posisi kepala
dengan plasenta menutupi jalan lahir (Plasenta Previa Totalis)
10

Dasar diagnosis
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik/obstetrik, dan pemeriksaan penunjang, diagnosis dapat
ditegakan. Pasien memenuhi kriteria kehamilan aterm dengan Plasenta previa totalis.
Pasien mengeluhkan keluarnya darah pervaginam tanpa disertai dengan nyeri perut
bagian bawah yang semakin lama semakin banyak darahnya. Pada pemeriksaan leopold
kepala bayi belum memasuki pintu atas panggul. Pada pemeriksaan USG didapatkan
kondisi janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, air ketuban cukup, dan berat
badan janin 3199 gram, plasenta berada di jalan lahir.

Penatalaksanaan

Medikamentosa : -

Non-medikamentosa :

- Vitamin dilanjutkan sampai tanggal seksio sesarea.

Rencana pengelolaan
Sectio caesarea tanggal 8 februari 2017

Edukasi pasien
1. Harus istirahat total
2. Tidak boleh melakukan hubungan suami istri

Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Tinjauan Pustaka
Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
11

Sejalan dengan bertambah besarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah
proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim seolah
plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam
persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta.
Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan
dilakukan baik dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi
maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara
berkala dalam asuhan antenatal ataupun intranatal. 1

Klasifikasi

1. Plasenta Previa Totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
internum.
2. Plasenta previa parsial adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri
internum.
4. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium
uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal. 1,2

Insiden

Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia
diatas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal.
Uterus tercatat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa rumah sakit umum
pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Dinegara maju insidennya
lebih rendah yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil paritas
tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasonografi dalam obstetrik yang memungkinkan
deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih tinggi.

Etiologi

Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belumlah diketahui


dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen
bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Teori lain mengemukakan sebagai salah
12

satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari
proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar,
kuret, miomektomi, dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di
endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor risiko bagi terjadinya plasenta
previa. Bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali. Pada perempuan
perokok dijumpai insideni plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat. Hipoksemia akibat karbon
mono-oksida hasil bakaran rokok menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya
kompensasi, plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis
bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. 1

Gejala Klinik

Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar melalui
vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas.
Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi
tanpa sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian, jadi berulang. Pada setiap
pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir. Pada plasenta letak
rendah perdarahan baru terjadi pada waktu mulai persalinan; perdarahan bisa sedikit sampai
banyak mirip solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim tidak
mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikian, perdarahan bisa berlangsung
sampai pasca persalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah
rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah
terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai
komplikasi plasenta akreta. 1,3

Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering
ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin tidak dalam letak
memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan perut tidak tegang. 1,3

Diagnosis
13

Perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam kehamilan lanjut biasanya


menderita plasenta previa atau solusio plasenta. Gambaran klinik yang klasik sangat menolong
membedakan antara keduanya. Dulu untuk kepastian diagnosis pada kasus dengan perdarahan
banyak, pasien dipersiapkan didalam kamar bedah demikian rupa segala sesuatunya termasuk
staf dan perlengkapan anestesia semua siap untuk tindakan bedah sesar. Dengan pasien dalam
posisi litotomi di atas meja operasi dilakukan periksa dalam (vaginal toucher) dalam lingkungan
disinfeksi tingkat tinggi (DTT) secara hati- hati dengan dua jari telunjuk dan jari tengah meraba
forniks posterior untuk mendapat kesan ada atau tidak adanya bantalan antara jari dengan bagian
terbawah janin. Perlahan jari-jari digerakkan mengikuti seluruh pembukaan untuk mengetahui
derajat atas klasifikasi plasenta. Jika plasenta lateralis atau marginalis dilanjutkan dengan
amniotomi dan diberi oksitosin drip untuk mempercepat persalinan jika tidak terjadi perdarahan
banyak untuk kemudian pasien dikembalikan ke kamar bersalin. Jika terjadi perdarahan banyak
atau ternyata plasenta previa totalis, langsung dilanjutkan dengan seksio sesarea. Persiapan yang
demikian dilakukan bila ada indikasi penyelesaian persalinan. Persiapan yang demikian disebut
dengan double set-up examination. Perlu diketahui tindakan periksa dalam tidak boleh/ kontra-
indikasi dilakukan di luar persiapan double set-up examination. Periksa dalam sekalipun
dilakukan dengan sangat lembut dan hati-hati tidak menjamin tidak akan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Jika terjadi perdarahan yang banyak di luar persiapan akan berdampak
pada prognosis yang lebih buruk bahkan bisa fatal.

Dewasa ini double set-up examination pada banyak rumah sakit sudah jarang
dilakukan berhubung telah tersedia alat ultrasonografi. Transabdominal ultrasonografi dalam
keadaan kandung kemih yang dikosongkan akan memberi kepastian diagnosis plasenta previa
dengan ketepatan tinggi sampai 96%-98%. Walaupun lebih superior jarang diperlukan
transvaginal ultrasonografi untuk mendeteksi keadaan ostium uteri internum. Di tangan yang ahli
pemakaian transvaginal ultrasonografi bisa memprovokasi perdarahan lebih banyak. Di tangan
yang ahli dengan transvaginal ultrasonografi dapat dicapai 98% positive predictive value dan
100% negative predictive value pada upaya diagnosis plasenta previa. Transperineal sonografi
dapat mendeteksi ostium uteri internum dan segmen bawah rahim, dan teknik ini dilaporkan 98%
positive predictive value dan 100% negative predictive value dalamdiagnosis plasenta previa.
14

Komplikasi

Ada beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita plasenta previa
diantaranya ada yang bisa menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan fatal.

1. Oleh karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan plasenta
dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak, dan perdarahan
yang terjadi itu tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok. 1
2. Oleh karena plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen ini yang
tipis mudahlah jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya menerobos ke dalam
miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta
inkreta dan bahkan plasenta perkreta. Paling ringan adalah plasenta akreta yang
perlekatannya lebih kuat tetapi vilinya masih belum masuk ke dalam miometrium.
Walaupun biasanya tidak seluruh permukaan maternal plasenta mengalami akreta dan
inkreta akan tetapi dengan demikian terjadi retensio plasenta dan pada bagian plasenta
yang sudah terlepas timbullah perdarahan dalam kala tiga. Komplikasi ini lebih sering
terjadi pada uterus yang pernah seksio sesarea. Dilaporkan plasenta akreta terjadi 10%
sampai 35% pada pasien yang pernah seksio sesarea satu kali, naik menjadi 60% sampai
65% bila terjadi seksio sesarea tiga kali. 1
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak. Oleh karena itu, harus sangat
berhati-hati pada semua tindakan manual di tempat ini misalnya pada waktu
mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun waktu
mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta.apabila oleh salah satu
sebab terjadi perdarahan banyak yang tidak terkendali dengan cara-cara yang lebih
sederhana seperti penjahitan segmen bawah rahim, ligasi arteria uterina, ligasi arteria
ovarika, pemasangan tampon, atau ligasi arteria hipogastrika, maka pada keadaan yang
sangat gawat seperti ini jalan keluarnya adalah melakukan histerektomi total. Morbiditas
dari semua tindakan ini tentu merupakan komplikasi tidak langsung dari plasenta previa. 1
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa lebih
sering diambil tidakan operasi dengan segala konsekuensinya. 1
5. Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian oleh karena
tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum aterm.
15

Pada kehamilan < 37 minggu dapat dilakukan amniosintesis untuk mengetahui


kematangan paru janin dan pemberian kortikosteroid untuk mempercepat pematangan
paru janin sebagai upaya antisipasi. 1
6. Komplikasi lain dari plasenta previa yang dilaporkan dalam kepustakaan selain masa
rawatan yang lebih lama, adalah beresiko tinggi untuk solusio plasenta (risiko relatif
13,8), seksio sesarea (RR 3,9), kelainan letak janin (RR 2,8), perdarahan pasca-persalinan
(RR 1,7), kematian maternal akibat perdarahan (50%), dan disseminated intravaskular
coagulation (DIC) 15,9%. 1

Penatalaksanaan

a. Tatalaksana Umum
PERHATIAN! Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum
tersedia kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara
hati-hati, untuk menentukan sumber perdarahan. 2
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena (NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat). 2
Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
- jika perdrahan banyak dan berlangsung, persiapkan sesarea tanpa
memperlihatkan usia kehamilan.
- Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan janin hidup tetapi prematur,
pertimbangkan terapi ekspektatif. 2
b. Tatalaksana khusus

Terapi konservatif

Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara noninvasif.

Syarat terapi ekspektatif:


- Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti dengan
atau tanpa pengobatan tokolitik.
- Belum ada tanda inpartu
- Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas normal)
- Janin masih hidup dan kondisi janin baik. 2
Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis.
Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak plasenta.
Berikan tokolitik bila ada kontraksi:
16

- MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam, atau


- Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan betamethason 12 mg IV dosis
tunggal untuk pematangan paru janin
- Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral 60 mg selama
1 bulan.
- Pastikan tersedianya sarana transfusi.
- Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, ibu
dapat dirawat jalan dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika terjadi
perdarahan. 2

Terapi Aktif

Rencanakan terminasi kehamilan jika:


- Usia kehamilan cukup bulan
- Janin mati atau menderita anomali atau keadaan yang mengurangi kelangsungan
hidupnya (misalnya anensefali)
- Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa memandang usia
kehamilan. 2
Jika terdapat plasenta letak rendah, perdarahan sangat sedikit, dan presentasi kepala,
maka dapat dilakukan pemecahan selaput ketuban dan persalinan pervaginam masih
dimungkinkan. Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea. 2
Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea dan terjadi perdarahan dari tempat
plasenta:
- Jahit lokasi perdarahan dengan benang,
- Pasang infus oksitosin 10 unitin 500 ml cairan IV (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat)
dengan kecepatan 60 tetes/menit
- Jika perdarahan terjadi pascasalin, segera lakukan penanganan yang sesuai, seperti ligasi
arteri dan histerektomi. 2
Prognosis

Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika dibandingkan
dengan masa lalu. Hal ini berkat diagnosis yang lebih dini dan tidak invasif dengan USG di
samping ketersediaan transfusi darah dan infus cairan telah ada di hampir semua rumah sakit
kabupaten. Rawat inap yang lebih radikal ikut berperan terutama bagi kasus yang pernah
melahirkan dengan seksio sesarea atau bertempat tinggal jauh dari fasilitas yang diperlukan.
17

Penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat sosialisasi program
keluarga berencana menambah penurunan insiden plasenta previa. Dengan demikian, banyaka
komplikasi maternal yang dapat dihindarkan. Namun, nasib janin masih belum terlepas dari
komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir spontan maupun karena intervensi seksio sesarea.
Karenanya kelahiran prematur belum sepenuhnya bisa dihindari sekalipun tindakan
komprehensif diberlakukan. 1

Daftar Pustaka

1. Prawirohardjo S. (2014). Ilmu Kebidanan. Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta. hal 495-502.
2. Gita Maya. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Penerbit Kementrian Kesehatan Repubrik Indonesia. Jakarta. hal 96-8.
3. Cunningham, Leveno, Bloom, dkk. (2014). Obstetri Williams. Penerbit EKG. Hal 808-13.

También podría gustarte

  • Referat Aki CKD
    Referat Aki CKD
    Documento31 páginas
    Referat Aki CKD
    Jonathan wiradinata
    Aún no hay calificaciones
  • Saddsadas 7
    Saddsadas 7
    Documento22 páginas
    Saddsadas 7
    Jonathan wiradinata
    Aún no hay calificaciones
  • Dasda
    Dasda
    Documento2 páginas
    Dasda
    Jonathan wiradinata
    Aún no hay calificaciones
  • Cover Sepsis PDF
    Cover Sepsis PDF
    Documento3 páginas
    Cover Sepsis PDF
    Jonathan wiradinata
    Aún no hay calificaciones
  • VHJVHJ
    VHJVHJ
    Documento26 páginas
    VHJVHJ
    Jonathan wiradinata
    Aún no hay calificaciones