Está en la página 1de 15

Tugas Tutorial

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Oleh :

Muhammad Islamoyo Rewando Tutan

1311419015

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015
Klasifikasi kennedy

Kennedy Klasifikasi Kennedy pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Edward


Kennedy pada tahun 1925. Klasifikasi Kennedy merupakan metode klasifikasi
yang paling umum digunakan saat ini karena sederhana, mudah diaplikasikan
pada seluruh kondisi kehilangan sebagian gigi, dapat segera menentukan tipe
kehilangan sebagian gigi, dan dapat menentukan tipe dukungan GTSL (dukungan
gigi atau dukungan gigi Kennedy membagi kehilangan gigi sebagian menjadi
empat kelas secara umum. Daerah edentulus diluar klasifikasi yang telah
ditentukan, modifikasi.
1 Klasifikasi Kennedy diuraikan sebagai berikut:1 : daerah tidak bergigi terletak
di bagian posterior dari yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang
(bilateral) daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih
ada tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral) : daerah
tidak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang masih maupun anterior dan
unilateral daerah tidak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi an
melewati garis tengah rahang

Aturan dalam penggunaan klasifikasi Kennedy adalah:


1. Klasifikasi ditentukan setelah ekstraksi gigi yang mungkin mengubah
klasifikasi awal.
2. Molar ketiga tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan tidak
akan digantikan
3. Molar ketiga dipertimbangkan dalam klasifikasi jika ada dan digunakan
sebagai gigi penyangga
4. Molar kedua tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan tidak
akan digantikan
5. Penentuan klasifikasi selalu dari daerah edentulus paling posterior
6. Daerah edentulus diluar klasifikasi dikategorikan modifikasi dan sesuai jumlah
daerah edentulus
7. Luas daerah modifikasi tidak dipertimbangkan, hanya jumlah daerah
edentulus tambahan
8. Tidak ada modifikasi pada klas IV

Pengertian Gigitiruan sebagian lepasan kerangka logam merupakan


gigitiruan yang terdiri dari basis kerangka logam yang terletak diatas linggir, dan
resin akrilik yang diaplikasikan untuk meningkatkan estetis, mengembalikan
kontur jaringan yang hilang, dan menahan anasir gigitiruan. Kelebihan dan
Kekurangan Kelebihan GTSL kerangka logam antara lain:
1. Kaku, akurat, dan tidak berubah bentuk
2. Kuat, stabil, dan tahan lama
3. Lebih nyaman dipakai (karena dapat dibuat lebih tipis dari resin akrilik)
4. Semua bagian gigitiruan merupakan satu kesatuan dan homogen
5. Gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik
6. Penghantar termis yang baik
7. Lebih higienis karena porositas pada permukaan logam lebih rendah
dibandingkan resin akrilik, sehingga mengurangi akumulasi makanan dan plak
serta mempertahankan jaringan yang sehat.

Kekurangan GTSL kerangka logam antara lain:


1. Tidak estetis bila cangkolan logam terlihat
2. Sulit untuk dilakukan reline
3. Prosedur pembuatan yang sulit
4. Basis logam tidak sewarna dengan jaringan mulut sehingga mengganggu
estetis.
Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi GTSL kerangka logam antara lain:
1. Pasien dengan oral hygiene yang baik
2. Gigi penyangga dengan dukungan tulang alveolar yang baik Kontraindikasi
GTSL kerangka logam yaitu tidak dapat diaplikasikan pada pasien yang memiliki
riwayat alergi terhadap kobalt dan kromium

Komponen Komponen GTSL kerangka logam terdiri dari konektor mayor,


konektor minor, sandaran, penahan langsung, resiprokal, penahan tidak
langsung, basis yang mendukung anasir gigitiruan.

1 A. Konektor Mayor Konektor mayor merupakan komponen dari GTSL


yang menghubungkan bagian-bagian gigitiruan yang terletak pada sisi kiri dan
kanan rahang. Bagian-bagian lain dari gigitiruan terhubung secara langsung
maupun tidak langsung pada konektor mayor. Komponen ini juga memberikan
stabilitas untuk membantu menahan pergerakan dari tekanan fungsional. Bentuk
umum konektor mayor rahang atas adalah:
1. Batang palatal tunggal, dapat dibuat lebar (8 mm atau lebih disebut strap)
atau sempit (kurang dari 8 mm disebut bar) tergantung pada lokasi dan
kebutuhan untuk kekuatan dan dukungan gigitiruan. Indikasi penggunaan batang
palatal tunggal adalah pada ruang edentulus bilateral yang pendek pada
gigitiruan dukungan gigi
2. Plat palatal, menutupi palatum lebih luas daripada jenis lainnya. Plat palatal
harus terletak di depan daerah posterior palatal seal. Indikasi penggunaan plat
palatal adalah pada kondisi kehilangan lebih dari 6 gigi sehingga daerah palatum
seluruhnya dimanfaatkan sebagai dukungan untuk mendapatkan kekakuan yang
cukup
3. Batang palatal ganda, terdiri dari batang anterior dan posterior yang
disatukan oleh konektor longitudinal pada masing-masing sisi. Indikasi
penggunaan batang palatal ganda adalah pada torus palatinus yang besar dan
tidak melewati batas antara palatum keras dan palatum lunak serta pada klas I
dan klas II dengan dukungan yang baik dari gigi penyangga dan linggir
alveolaris. Dari segi prinsip desain, batang palatal ganda secara mekanis dan
biologis baik jika ditempatkan tanpa menekan jaringan
4. Plat palatal berbentuk U, disebut juga konektor tapal kuda. Merupakan desain
konektor yang kurang baik dibandingkan konektor mayor rahang atas lainnya
karena kurang kaku, tetapi plat palatal berbentuk U dapat dibuat lebih kaku
dengan menggunakan beberapa gigi penyangga dan sandaran oklusal. Indikasi
penggunaan plat palatal berbentuk U adalah pada torus palantinus yang besar
dan meluas sampai batas posterior dari palatum keras. Pun (2010) menyatakan
plat palatal berbentuk U merupakan konektor mayor yang paling umum
digunakan (72,5%)

Bentuk umum konektor mayor rahang bawah adalah:


1. Batang lingual lingual terletak paling sedikit 4 mm memungkinkan. Secara
klinis, penggunaan batang lingual dibatasi oleh kondisi anatomis rongga mulut.
yang cukup antara sulkus lingual alveol 2. Plat lingual, merupakan singulum gigi
anterior. Tepi atas harus ditemp lingual gigi anterior. Dari segi prinsip desain, plat
lingual lebih biologis dibandingkan batang lingual ganda karena lebih kecil
kemungkinan terperangkapnya sisa makanan. Indikasi penggunaan plat lingual
adalah alveolaris mengalami resorpsi vertikal yang parah kehilangan 6 gigi atau
lebih agar mendapatkan kekakuan yang cukup sehingga menghasilkan dukungan
dan distribusi tekanan yang baik. digunakan pada kasus free end (2010)
menyatakan plat lingual merupakan konektor mayor yang paling umum
digunakan (59,4%).
3. Batang lingual ganda, terdiri dari bat tambahan yang terletak diatas singulum
gigi anterior. Dapat ber penahan tidak langsung a b entuk konektor mayor
rahang atas; a. Batang palatal ; b. Plat palatal; c. Batang palatal ganda; d. P
bentuk U1 Bentuk umum konektor mayor rahang bawah adalah:1,29 lingual,
merupakan bentuk paling sederhana. Tepi atas dari batang lingual terletak paling
sedikit 4 mm dari margin gingiva dan lebih jauh bila Secara klinis, penggunaan
batang lingual dibatasi oleh kondisi anatomis rongga mulut. Indikasi penggunaan
batang lingual adalah ketika yang cukup antara sulkus lingual alveolar dan
jaringan gingiva lingual Plat lingual, merupakan batang lingual yang meluas
sampai singulum gigi anterior. Tepi atas harus ditempatkan pada sepertiga
tengah permukaan Dari segi prinsip desain, plat lingual lebih biologis
dibandingkan batang lingual ganda karena lebih kecil kemungkinan
terperangkapnya sisa Indikasi penggunaan plat lingual adalah pada klas I dimana
linggir alveolaris mengalami resorpsi vertikal yang parah. Plat lingual digunakan
pada kasus kehilangan 6 gigi atau lebih agar mendapatkan kekakuan yang cukup
sehingga menghasilkan dukungan dan distribusi tekanan yang baik.28 Plat
lingual lebih sering free end (klas I dan klas II) dibandingkan batang lingual.
(2010) menyatakan plat lingual merupakan konektor mayor yang paling umum
Batang lingual ganda, terdiri dari batang lingual dan sebuah batang tambahan
yang terletak diatas singulum gigi anterior. Dapat berfungsi sebagai penahan
tidak langsung dan stabilisasi. Indikasi penggunaan batang lingual ganda b c d
12 atang palatal ; b. Plat palatal; c. Batang palatal ganda; d. Plat palatal ,
merupakan bentuk paling sederhana. Tepi atas dari batang margin gingiva dan
lebih jauh bila Secara klinis, penggunaan batang lingual dibatasi oleh kondisi
ketika ada ruang sampai diatas atkan pada sepertiga tengah permukaan Dari
segi prinsip desain, plat lingual lebih biologis dibandingkan batang lingual ganda
karena lebih kecil kemungkinan terperangkapnya sisa-sisa ada klas I dimana
linggir . Plat lingual digunakan pada kasus kehilangan 6 gigi atau lebih agar
mendapatkan kekakuan yang cukup sehingga Plat lingual lebih sering (klas I dan
klas II) dibandingkan batang lingual.15 Pun (2010) menyatakan plat lingual
merupakan konektor mayor yang paling umum ang lingual dan sebuah batang
fungsi sebagai Indikasi penggunaan batang lingual ganda Universitas Universitas
Universitas Sumatera Sumatera Sumatera Utara adalah pada diastema yang
lebar diantara gigi anterior sehingga pla estetis karena logam dapat terlihat dari
depan
4. Batang labial, tepi atas terletak 4 mm dibawah margin gingiva permukaan
labial dan bukal dan lebih jauh jika memungkinkan. Tepi bawah terletak pada
vestibulum permukaan labial bergerak. Indikasi penggunaan batang labial adalah
pada kasus dengan gigi anterior yang terlalu miring ke lingual sehingga batan
Bentuk konektor mayor rahang b lingual; c. Batang lingual ganda; d. B B.
Konektor Minor Konektor minor adalah komponen yang merupakan penghubung
antara konekor mayor atau basis GTSL dan komponen lain dari cangkolan,
penahan tidak langsung Selain mengubungkan bagian fungsi lain yaitu:
1. Memindahkan tekanan fungsional ke gigi penyangga.
2. Memindahkan ke seluruh gigitiruan. C. Penahan Langsung Penahan langsung
berfungsi mencegah lepasnya gigitiruan dan memberi retensi pada gigitiruan. a
b adalah pada diastema yang lebar diantara gigi anterior sehingga plat lingual
kurang logam dapat terlihat dari depan Batang labial, tepi atas terletak 4 mm
dibawah margin gingiva permukaan labial dan bukal dan lebih jauh jika
memungkinkan. Tepi bawah terletak pada vestibulum permukaan labial dan
bukal pada batas mukosa bergerak dan tidak Indikasi penggunaan batang labial
adalah pada kasus dengan gigi anterior yang terlalu miring ke lingual sehingga
batang lingual tidak dapat digunakan entuk konektor mayor rahang bawah; a.
Batang lingual; lingual; c. Batang lingual ganda; d. Batang labial1 Konektor Minor
Konektor minor adalah komponen yang merupakan penghubung antara konekor
mayor atau basis GTSL dan komponen lain dari gigitiruan, sepe cangkolan,
penahan tidak langsung, sandaran oklusal, atau sandaran singulum. Selain
mengubungkan bagian-bagian gigitiruan, konektor minor memiliki Memindahkan
tekanan fungsional ke gigi penyangga. Memindahkan efek dari penahan,
sandaran, dan komponen penyeimbang Penahan Langsung Penahan langsung
adalah komponen yang terletak pada gigi penyangga, berfungsi mencegah
lepasnya gigitiruan dan memberi retensi pada gigitiruan. c d 13 t lingual kurang
Batang labial, tepi atas terletak 4 mm dibawah margin gingiva permukaan labial
dan bukal dan lebih jauh jika memungkinkan. Tepi bawah terletak pada dan bukal
pada batas mukosa bergerak dan tidak Indikasi penggunaan batang labial adalah
pada kasus dengan gigi anterior g lingual tidak dapat digunakan lingual; b. Plat
Konektor minor adalah komponen yang merupakan penghubung antara
gigitiruan, seperti , sandaran oklusal, atau sandaran singulum.1,29 bagian
gigitiruan, konektor minor memiliki efek dari penahan, sandaran, dan komponen
penyeimbang komponen yang terletak pada gigi penyangga, berfungsi
mencegah lepasnya gigitiruan dan memberi retensi pada gigitiruan. Pada
umumnya terdiri dari lengan retentif, lengan resiprokal, sandaran, dan konektor
minor. Dua tipe umum penahan langsung yaitu penahan intra koronal dan
penahan ekstra koronal. Penahan intra koronal adalah penahan yang terletak
dalam batas kontur anatomi mahkota gigi penyangga. Penahan intra koronal
pada umumnya disebut kaitan internal atau presisi. Penahan ekstra koronal
adalah penahan yang dilekatkan pada permukaan gigi penyangga. Bentuk
penahan ekstra koronal yang paling umum digunakan adalah cangkolan.

Berdasarkan desain, cangkolan dapat dibagi menjadi dua yaitu cangkolan


oklusal dan cangkolan gingiva. Cangkolan oklusal yaitu cangkolan yang
mengarah ke daerah gerong dari arah oklusal. Cangkolan gingiva yaitu
cangkolan yang mengarah ke daerah gerong dari arah servikal.Kelompok
cangkolan oklusal antara lain:
1. Cangkolan Akers, merupakan bentuk dasar dari jenis sirkumferensial yang
terdiri atas lengan bukal, lengan lingual dan sandaran oklusal. Cangkolan ini
paling umum digunakan karena retentif dan stabil. Cangkolan akers tidak
digunakan jika gerong retentif dapat dicapai lebih baik dengan cangkolan gingiva
atau pada kondisi yang lebih mengutamakan estetis. Filiz (2001) serta Sadig dan
Idowu (2002) menyatakan cangkolan Akers merupakan bentuk penahan
langsung yang paling umum digunakan.
2. Cangkolan mengarah belakang, merupakan modifikasi dari cangkolan cincin.
Gerong dapat dicapai dengan sedikit bagian gigi yang tertutupi dan sedikit
cangkolan logam yang terlihat
3. Cangkolan kail, lengan cangkolan diputar membalik untuk mencapai gerong
retentif. Lengan cangkolan juga didesain untuk mencapai gerong proksimal dari
oklusal. Indikasi penggunaan cangkolan kail adalah ketika gerong proksimal
harus digunakan pada gigi penyangga posterior, gigi yang miring, atau
perlekatan jaringan yang menghalangi penggunaan cangkolan gingiva
4. Cangkolan setengah-setengah, terdiri dari lengan retentif pada satu sisi dan
lengan resiprokal dari sisi yang berlawanan. Indikasi penggunaan cangkolan
setengah-setengah adalah pada desain GTSL unilateral
5. Cangkolan ganda, terdiri dari dua cangkolan sirkumferensial yang bergabung
pada bagian akhir dari dua lengan resiprokal. cangkolan ganda adalah pada
gigitiruan dukungan gigi
6. Cangkolan embrasur, t dan dua sandaran oklusal. II dan klas III tanpa
modifikasi yang tidak memiliki ruang edentulus pada sisi yang berlawanan untuk
menempatkan cangkolan
7. Cangkolan cincin, merupakan seluruh permukaan gigi penyangga pada gerong
proksimal yang tidak Kelompok cangkolan o mengarah belakang; c. Cangkolan
kail; setengah; e. Cangkolan ganda; f. C f. Cangkolan cincin a b e setengah
adalah ketika diperlukan retensi ganda dan hanya diaplikasi pada desain GTSL
unilateral Cangkolan ganda, terdiri dari dua cangkolan sirkumferensial yang ada
bagian akhir dari dua lengan resiprokal. Indikasi penggunaan adalah ketika
diperlukan retensi dan stabilisasi tambahan, umumny pada gigitiruan dukungan
gigi Cangkolan embrasur, terdiri dari dua lengan retentif, dua lengan dan dua
sandaran oklusal. Indikasi penggunaan cangkolan embrasur adalah pada klas II
dan klas III tanpa modifikasi yang tidak memiliki ruang edentulus pada sisi yang
nan untuk menempatkan cangkolan. Cangkolan cincin, merupakan cangkolan
yang mengelilingi hampir seluruh permukaan gigi penyangga. Indikasi
penggunaan cangkolan cincin adalah proksimal yang tidak dapat dicapai dengan
cara lain

Kelompok cangkolan gingiva antara lain:

1. Cangkolan T, daerah diperlukan untuk retensi yang adekuat


2. Cangkolan I, berkontak dengan gigi hanya pada bagian ujungnya. Lekukan
pada cangkolan I harus ditempatkan paling s gingiva
3. Cangkolan Y, area luas yang tertutupi oleh ujung cangkolan Y jarang
diperlukan untuk retensi yang adekuat. Kelompok cangkolan g Kontraindikasi
penggunaan ke bukal atau lingual, gerong jaringan yang terlalu besar atau
vestibulum bukal yang terlalu dangkal.
D. Penahan Tidak Langsung Penahan tidak langsung terhadap gaya yang
menekan ke arah gin harus ditempatkan sejauh mungkin dari basis perluasan
distal sehingga dapat melawan gaya yang dapat m ungkitan anteroposterior
pada gigi penyangga, stabilisasi terhadap pergerakan horizontal gigitiruan
melalui kontak antara konektor minor dengan permukaan gigi, stabilisasi
terhadap pergerakan lingual pada gigi anterior yang mendukung pe tidak
langsung, sebagai sandaran untuk mendukung konektor mayor dan a Kelompok
cangkolan gingiva antara lain:
Cangkolan T, daerah luas yang tertutupi oleh ujung cangkolan T jarang
diperlukan untuk retensi yang adekuat
Cangkolan I, berkontak dengan gigi hanya pada bagian ujungnya. Lekukan pada
cangkolan I harus ditempatkan paling sedikit 3 mm dari Cangkolan Y, area luas
yang tertutupi oleh ujung cangkolan Y jarang diperlukan untuk retensi yang
adekuat . Kelompok cangkolan gingiva; a. Cangkolan T; b. Cangkolan I29 si
penggunaan cangkolan gingiva yaitu gigi yang terlalu miring ke bukal atau
lingual, gerong jaringan yang terlalu besar atau vestibulum bukal yang Penahan
Tidak Langsung Penahan tidak langsung merupakan komponen yang
memberikan retensi terhadap gaya yang menekan ke arah gingiva. Komponen
penahan tidak langsung harus ditempatkan sejauh mungkin dari basis perluasan
distal sehingga dapat yang dapat melepaskan. Penahan tidak langsung berfungsi
mengurangi ungkitan anteroposterior pada gigi penyangga, stabilisasi terhadap
pergerakan horizontal gigitiruan melalui kontak antara konektor minor dengan
permukaan gigi, stabilisasi terhadap pergerakan lingual pada gigi anterior yang
mendukung pe tidak langsung, sebagai sandaran untuk mendukung konektor
mayor dan b 16 luas yang tertutupi oleh ujung cangkolan T jarang Cangkolan I,
berkontak dengan gigi hanya pada bagian ujungnya. edikit 3 mm dari margin
Cangkolan Y, area luas yang tertutupi oleh ujung cangkolan Y jarang T; yaitu gigi
yang terlalu miring ke bukal atau lingual, gerong jaringan yang terlalu besar atau
vestibulum bukal yang merupakan komponen yang memberikan retensi giva.
Komponen penahan tidak langsung harus ditempatkan sejauh mungkin dari basis
perluasan distal sehingga dapat erfungsi mengurangi ungkitan anteroposterior
pada gigi penyangga, stabilisasi terhadap pergerakan horizontal gigitiruan
melalui kontak antara konektor minor dengan permukaan gigi, stabilisasi
terhadap pergerakan lingual pada gigi anterior yang mendukung penahan tidak
langsung, sebagai sandaran untuk mendukung konektor mayor dan
mendistribusikan tekanan, dapat menjadi indikasi untuk kebutuhan reline pada
gigitiruan perluasan distal.1,29 Beberapa bentuk dari penahan tidak langsung
yaitu:
1. Sandaran oklusal, merupakan bentuk penahan tidak langsung yang paling
umum digunakan. Sandaran ini terletak pada permukaan oklusal dan sejauh
mungkin dari basis perluasan distal sehingga dapat menahan gaya yang
melepaskan. Pada GTSL klas I, sandaran oklusal pada umumnya terletak pada
tepi marginal bagian mesial dari premolar pertama pada masing-masing sisi.
2. Sandaran kaninus, merupakan sandaran yang ditempatkan pada gigi kaninus.
Sandaran kaninus sama dengan sandaran lingual atau sandaran insisal. Indikasi
penggunaan sandaran kaninus adalah ketika tepi marginal bagian mesial dari
premolar pertama terlalu dekat ke garis fulkrum.
3. Batang kontinu, secara teknis tidak termasuk penahan tidak langsung karena
bersandar pada inklinasi lingual gigi anterior yang tidak dipreparasi. Batang
kontinu ditempatkan diatas singulum gigi anterior. Batang kontinu lebih efektif
sebagai penahan tidak langsung jika ditempatkan sandaran pada kedua
ujungnya.
4. Plat lingual, secara teknis tidak termasuk penahan tidak langsung karena
bersandar pada inklinasi lingual gigi anterior yang tidak dipreparasi. Tepi atas
harus ditempatkan pada sepertiga tengah permukaan lingual gigi anterior. Plat
lingual lebih efektif sebagai penahan tidak langsung jika ditempatkan sandaran
pada kedua ujungnya.
5. Daerah modifikasi, sandaran oklusal pada gigi penyangga tambahan pada
GTSL klas II dapat dijadikan sebagai penahan tidak langsung. Penggunaan
daerah modifikasi tergantung seberapa jauh lokasi gigi penyangga tambahan
dari garis fulkrum. Pada klas II modifikasi 1, gigi penyangga anterior pada sisi
yang didukung gigi merupakan gigi penyangga tambahan, yang memberikan
dukungan, retensi, dan menambah stabilisasi horizontal pada gigitiruan.
6. Dukungan rugae, beberapa ahli mempertimbangkan penutupan daerah rugae
pada rahang atas termasuk penahan tidak langsung karena daerah rugae cukup
kuat dan dapat berfungsi sebagai penahan tidak langsung pada GTSL klas I.
Penggunaan dukungan rugae sebagai penahan tidak langsung pada umumnya
merupakan bagian dari desain plat palatal berbentuk U.

Prostodontis menyarankan penggunaan penahan tidak langsung pada GTSL klas I


dan klas II untuk mempertahankan stabilitas, dukungan, dan retensi yang
merupakan faktor paling penting dalam keberhasilan jangka panjang. Penahan
tidak langsung dibutuhkan pada seluruh GTSL perluasan distal yang
menggunakan cangkolan sebagai penahan langsung. Pada rahang atas maupun
rahang bawah, penahan tidak langsung paling umum digunakan pada klas I.
Penahan tidak langsung lebih umum digunakan pada rahang bawah
dibandingkan rahang atas. Penelitian Filiz (2001) menyatakan penggunaan
penahan tidak langsung yaitu 35,95% pada klas I, 41,52% pada klas II dan 22,5%
pada klas III.31 E. Sandaran Sandaran merupakan komponen GTSL yang
memberikan dukungan vertikal pada gigitiruan. Sandaran harus ditempatkan
pada permukaan gigi yang sudah dipreparasi, disebut dengan dudukan
sandaran.Macam-macam bentuk sandaran yaitu:
1. Sandaran oklusal, sandaran yang ditempatkan pada permukaan oklusal gigi
premolar atau molar. Menurut prinsip, konsep dan praktek dalam bidang
prostodontik, sandaran oklusal berbentuk sendok dan preparasi dilakukan pada
gigi penyangga dengan enamel yang sehat. Sandaran oklusal bertujuan untuk
meminimalkan kerusakan jaringan lunak dari penggunaan GTSL. Pada gigitiruan
dukungan jaringan atau mukosa, bila menerima tekanan yang besar pada
mukoperiosteum maka dapat mempercepat resorpsi dan gigitiruan akan
menekan sehingga mempengaruhi oklusi.7,28 Dengan menggunakan sandaran
oklusal maka tekanan oklusal disalurkan vertikal sepanjang aksis gigi
penyangga. Sandaran oklusal berfungsi sebagai dukungan vertikal pada
gigitiruan, mempertahankan komponen gigitiruan pada posisinya,
mempertahankan hubungan oklusi yang baik dengan mencegah gigitiruan
berubah posisi, mencegah gigitiruan menekan jaringan, mengarahkan dan
mendistribusikan tekanan oklusal pada gigi penyangga. Mahmood (2001)
menyatakan persentase GTSL kerangka logam yang memiliki sandaran oklusal
(87,5%) lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki sandaran oklusal (12,5%)
dan Pun (2010) menyatakan persentase GTSL kerangka logam yang memiliki
sandaran oklusal (98,8%) lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki sandaran
oklusal (1,2%).7,28
2. Sandaran oklusal yang diperluas, merupakan sandaran oklusal yang diperluas
lebih dari setengah lebar mesiodistal gigi, sepertiga lebar bukolingual gigi, dan
ketebalan untuk logam minimal 1 mm. Indikasi penggunaan sandaran oklusal
yang diperluas adalah pada klas II modifikasi 1 dan klas III Kennedy dimana gigi
penyangga yang paling posterior adalah molar yang miring ke mesial.
3. Sandaran oklusal interproksimal, dudukan sandaran dipreparasi seperti
sandaran oklusal individu, perbedaannya preparasi bagian lingual diperluas
untuk menambah kekuatan tanpa mengisi terlalu banyak ruang interproksimal
dengan konektor minor
4. Sandaran oklusal internal, digunakan untuk mendapatkan dukungan oklusal
dan stabilisasi horizontal
5. Sandaran lingual, ditempatkan pada bagian singulum dari gigi anterior (pada
umumnya kaninus). Sandaran lingual lebih estetis daripada sandaran insisal
6. Sandaran insisal, ditempatkan pada tepi insisal dari gigi anterior atau pada
sudut insisal dari kaninus, pada dudukan sandaran yang telah dipreparasi

Komponen Komponen GTSL terdiri dari konektor mayor, konektor minor,


sandaran, penahan langsung, resiprokal, penahan tidak langsung, basis yang
mendukung anasir gigitiruan.
A. Konektor Mayor dan Konektor Minor Konektor pada GTSL fleksibel merupakan
basis yang fleksibel sehingga kekakuannya lebih rendah dibandingkan kerangka
logam.
B. Penahan Langsung Bentuk cangkolan GTSL fleksibel antara lain: 1. Cangkolan
Wrap penyangga di sebelah gigi yang hilang 2. Cangkolan Spur margin gingiva
dengan bentuk 3. Cangkolan Anchor gigi Bentuk cangkolan GTSL fleksibel; a. C.
Penahan Tidak Langsung Bentuk penahan tidak langsung yang adalah sandaran
oklusal, yang merupakan .4 Komponen Komponen GTSL terdiri dari konektor
mayor, konektor minor, sandaran, penahan langsung, resiprokal, penahan tidak
langsung, basis yang mendukung anasir Konektor Mayor dan Konektor Minor
Konektor pada GTSL fleksibel merupakan basis yang fleksibel sehingga
kekakuannya lebih rendah dibandingkan kerangka logam. 21 Penahan Langsung
Bentuk cangkolan GTSL fleksibel antara lain: Wrap-around : perluasan sadel yang
dibuat pada di sebelah gigi yang hilang Spur : ditempatkan pada gigi penyangga
dekat margin gingiva dengan bentuk segitiga mengikuti papilla interdental
Anchor : bentuk cangkolan diperpanjang sampai dua Bentuk cangkolan GTSL
fleksibel; a. Wrap around; b. Spur; c. Penahan Tidak Langsung tuk penahan tidak
langsung yang umum digunakan pada GTSL fleksibel adalah sandaran oklusal,
yang merupakan satu kesatuan dengan basis fleksibel. b c 24 Komponen GTSL
terdiri dari konektor mayor, konektor minor, sandaran, penahan langsung,
resiprokal, penahan tidak langsung, basis yang mendukung anasir Konektor pada
GTSL fleksibel merupakan basis yang fleksibel sehingga yang dibuat pada
servikal gigi ditempatkan pada gigi penyangga dekat diperpanjang sampai dua ;
c. Anchor25 digunakan pada GTSL fleksibel satu kesatuan dengan basis fleksibel.

D. Basis Bahan basis GTSL fleksibel adalah nilon termoplastik (poliamida).21,22


Nilon tidak dapat patah, berwarna alami seperti gingival, fleksibel dapat dibuat
cukup tipis, serta dapat membentuk basis gigitiruan dan cangkolan.

Tahap Desain

Desain GTSL harus dikembangkan secara sistematis dan dibuat pada model
diagnostik yang akurat berdasarkan tahap desain GTSL, yaitu menentukan kelas
dari masing-masing daerah tidak bergigi, dukungan gigitiruan, jenis konektor,
dan jenis penahan. Tahap menentukan desain:
1. Menentukan klas dari masing-masing daerah tidak bergigi Daerah tidak
bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi dalam hal panjang, macam,
jumlah, dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan desain
gigitiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun dukungannya.
2. Menentukan dukungan gigitiruan Dukungan GTSL dapat berasal dari gigi atau
gigi dan mukosa. Dukungan terbaik untuk GTSL hanya dapat diperoleh bila
faktor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu keadaan
jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang
akan dipasangi gigitiruan.
3. Menentukan jenis konektor Konektor mayor harus bersifat kaku sehingga gaya
yang diaplikasikan dapat terdistribusi secara efektif pada komponen pendukung.
Untuk GTSL resin akrilik, konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat. Pada
GTSL kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.
4. Menentukan jenis penahan Ada dua jenis penahan untuk GTSL yaitu penahan
langsung dan penahan tidak langsung. Beberapa faktor perlu diperhatikan untuk
menentukan penahan yang akan dipilih, yaitu dukungan dari sadel, stabilisasi
dari gigitiruan, dan estetis. Prinsip Desain Dalam pembuatan desain GTSL, dokter
gigi harus mempertimbangkan kenyamanan pasien, estetis, aspek biomekanis
dari gigitiruan, dan prognosis dari gigi penyangga. Konsep dan desain dari
gigitiruan dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan mekanis dari GTSL.

Beberapa prinsip desain GTSL antara lain:


1. Biomekanis Komplikasi utama dari GTSL adalah kegagalan mekanis antara lain
fraktur konektor mayor atau minor dan sandaran oklusal, serta deformasi atau
fraktur cangkolan retentif. Resorpsi linggir dibawah perluasan distal dan keausan
anasir gigitiruan dapat mengakibatkan gigitiruan dan oklusi tidak stabil. Para ahli
menyatakan bahwa distribusi gaya yang lebih baik didapat dari konektor mayor
yang kaku dan kontak yang rapat antara gigitiruan dengan gigi, yaitu sandaran
oklusal, cangkolan resiprokal dan guiding planes.
2. Statis-dinamis Konsep statis-dinamis dari desain GTSL kerangka logam
memperhatikan distribusi dari gaya vertikal dan horizontal pada gigi-gigi
penyangga dan mukosa, pencegahan yang perlu dilakukan agar tidak terlalu
membebani membran periodontal dari gigi penyangga, dan untuk
mempertahankan gigitiruan yang stabil.
3. Biologis Gigitiruan sebagian lepasan kerangka logam didesain agar memenuhi
konsep biologis yaitu mengurangi efek pemakaian GTSL jangka panjang yang
merusak, seperti karies atau jaringan periodontal.
4. Estetis Pertimbangan estetis pada desain GTSL kerangka logam yang utama
adalah dengan membuat bagian-bagian GTSL kerangka logam tidak terlihat.
5. Kenyamanan Pertimbangan kenyamanan pasien pada desain GTSL adalah
desain gigitiruan tanpa pergerakan yang berlebih selama penggunaan, tidak
mengiritasi lidah dan tidak terperangkap sisa makanan. Desain GTSL Kerangka
Logam Dalam mendesain GTSL yang bertujuan untuk mendapatkan gigitiruan
yang stabil, penting untuk mempertimbangkan prinsip biomekanis dihubungkan
dengan kondisi rongga mulut yang spesifik. Gigitiruan bergerak sebagai respon
dari tekanan fungsional dari pengunyahan, maka dokter gigi harus dapat
mengetahui kemungkinan pergerakan sebagai respon dari tekanan fungsional
dan diharapkan dapat mendesain komponen dari GTSL untuk mengontrol
pergerakan tersebut.1 Pada saat GTSL berfungsi, gaya yang timbul dapat
didistribusikan dan diarahkan, serta efek yang terjadi dapat diminimalkan
dengan desain GTSL yang baik. Desain yang baik termasuk pemilihan dan
penempatan komponen dengan oklusi yang harmonis.1 Desain GTSL kerangka
logam disesuaikan dengan tahap desain yaitu:
1. Menentukan klas Gigitiruan sebagian lepasan klas I Kennedy merupakan
gigitiruan perluasan distal yang bilateral, yang memperoleh dukungan utama
dari jaringan dibawah basis dan juga dukungan dari gigi penyangga. Gigitiruan
sebagian lepasan klas II Kennedy memperoleh dukungan utama dari jaringan
dibawah basis dan juga dukungan dari gigi penyangga. Gigitiruan sebagian
lepasan klas III Kennedy memperoleh dukungan sepenuhnya dari gigi
penyangga.
2. Menentukan dukungan Gigitiruan sebagian lepasan klas III Kennedy
merupakan GTSL dukungan gigi. Dukungan dari GTSL dukungan gigi didasarkan
pada dukungan alveolar dari gigi penyangga, morfologi mahkota dan akar gigi,
kekakuan GTSL kerangka logam, dan desain sandaran oklusal. Melalui
pemeriksaan klinis dan interpretasi ronsen foto, dokter gigi dapat mengevaluasi
gigi penyangga dan menentukan apakah gigi penyangga dapat menyediakan
dukungan yang cukup. Gigitiruan sebagian lepasan yang tidak didukung gigi
pada kedua ujung ruang edentulus, mendapat dukungan dari gigi dan mukosa
dibawahnya. Efektivitas dukungan mukosa bergantung pada enam faktor yaitu
kualitas dari linggir sisa, perluasan linggir sisa yang akan ditutupi oleh basis
gigitiruan, ketepatan dan jenis bahan cetak, ketepatan basis gigitiruan,
karakteristik desain dari komponen GTSL kerangka logam, dan beban oklusal
yang akan diterima
3. Menentukan konektor Konektor mayor harus ditempatkan dengan baik
sehubungan dengan gingiva dan jaringan yang bergerak, dan harus didesain
secara kaku. Kekakuan pada konektor mayor diperlukan untuk distribusi gaya
dari dan kepada komponen pendukung. Penggunaan plat palatal berbentuk U
jarang diindikasikan pada kondisi torus palatinus yang besar dan meluas sampai
batas antara palatum keras dan palatum lunak. Penggunaan batang palatal
tunggal yang sempit tidak dianjurkan. Batang palatal ganda baik secara mekanis
dan biologis jika ditempatkan tanpa menekan jaringan. Plat palatal yang luas
lebih dipilih karena kekakuan dan stabilitas yang baik tanpa merusak jaringan.
Batang lingual harus berbentuk half-pear dan bagian tepi atas harus lancip, serta
dibebaskan secukupnya tetapi tidak berlebihan dari jaringan dibawahnya. Tepi
bawah batang lingual atau plat lingual harus membulat untuk menghindari iritasi
jaringan di bawahnya ketika gigitiruan bergerak saat berfungsi. Penggunaan plat
lingual diindikasikan ketika gigi anterior rahang bawah mengalami penyakit
periodontal, pada klas I Kennedy dimana linggir sisa mengalami resorpsi parah,
pada kondisi dasar mulut terlalu dekat ke gingiva lingual dari gigi anterior
sehingga batang lingual tidak dapat ditempatkan tanpa menekan jaringan
gingiva. Pada penggunaan plat lingual, komponen logam yang berkontak dengan
margin gingiva dan gingiva yang berdekatan, harus dibebaskan secukupnya.
Pembebasan jaringan yang berlebihan harus dihindari karena jaringan cenderung
mengisi kekosongan sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan yang
berlebihan dari jaringan abnormal. Hanya diperlukan pembebasan jaringan yang
minimal untuk menghindari tertekannya jaringan. Konektor minor yang
menghubungkan sandaran dan cangkolan ke konektor mayor merupakan
komponen penyeimbang. Komponen penyeimbang dari GTSL kerangka logam
adalah komponen kaku yang membantu dalam stabilisasi GTSL dari pergerakan
horizontal. Konektor minor harus memiliki ketebalan yang cukup agar kaku tetapi
tidak terlalu tebal agar tidak mengganggu lidah. Hal ini berarti bahwa konektor
minor sebaiknya berada pada embrasur interdental jika memungkinkan.
4. Menentukan Penahan Penahan untuk GTSL dukungan gigi memiliki dua fungsi
yaitu untuk menahan gigitiruan dari gaya yang melepaskan tanpa merusak gigi
penyangga, dan untuk membantu dalam menahan kemungkinan terlepasnya
gigitiruan. Cangkolan tidak boleh menekan jaringan gingiva. Cangkolan tidak
boleh memberikan torsi yang berlebih pada gigi penyangga selama digunakan
dan dilepaskan. Cangkolan harus ditempatkan dekat daerah gerong untuk
mendapatkan retensi yang cukup, dan harus didesain dengan ketebalan dan
kontak minimum pada gigi. Penahan untuk GTSL perluasan distal, ketika
menahan GTSL harus lentur bila basis GTSL bergerak kearah jaringan saat
berfungsi. Penahan juga berfungsi sebagai stress-breaker. Penahan langsung
harus didesain sehingga beban oklusal akan berpindah langsung ke aksis gigi
penyangga, dan bukan sebagai ungkitan. Penahan tidak langsung harus
ditempatkan sejauh mungkin di depan garis fulkrum jika akan difungsikan
dengan penahan langsung, untuk membatasi pergerakan basis perluasan distal
menjauhi jaringan basal. Penahan tidak langsung harus ditempatkan pada
dudukan sandaran yang dipreparasi pada gigi penyangga yang mampu menahan
gaya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas penahan tidak langsung,


yaitu:
1. Sandaran oklusal pada gigi penyangga harus ditahan pada dudukan sandaran
oleh lengan retentif dari penahan langsung. Jika sandaran ditahan pada
dudukannya, rotasi pada aksis akan terjadi sehingga mengaktifkan penahan
tidak langsung. Jika sandaran berpindah, maka tidak akan ada rotasi pada
fulkrum sehingga penahan tidak langsung menjadi tidak aktif.
2. Jarak dari garis fulkrum. Tiga daerah yang harus dipertimbangkan, yaitu
panjang dari basis perluasan distal, lokasi garis fulkrum, dan seberapa jauh
penahan tidak langsung ditempatkan dari garis fulkrum
3. Kekakuan konektor yang mendukung penahan tidak langsung, harus bersifat
kaku jika ingin penahan tidak langsung berfungsi dengan baik.
4. Efektivitas dari permukaan gigi pendukung. Penahan tidak langsung harus
ditempatkan pada dudukan sandaran yang tepat dimana pergerakan gigi tidak
akan terjadi. Gigi yang miring dan gigi yang lemah tidak dapat digunakan untuk
mendukung penahan tidak langsung

Prosedur Perawatan Gigitiruan Penuh Proses perawatan gigitiruan penuh yang


harus dilakukan oleh dokter gigi terdiri dari beberapa tahap, antara lain:
Prosedur Diagnostik Prosedur diagnostik perlu diaplikasikan pada pasien yang
akan membuat gigitiruan penuh untuk membantu dalam menetapkan diagnosa
dan rencana perawatan, meliputi:
A. Informasi Sosial Identitas pasien penting diketahui meliputi nama, usia,
alamat, nomor telepon dan pekerjaan pasien. Informasi ini diperlukan bila akan
menghubungi pasien lebih lanjut dan dapat memberikan petunjuk tentang
keadaan sosial-ekonomi pasien.
B. Status Medis Dokter gigi harus mengetahui kesehatan umum pasien
khususnya kondisi yang mungkin berpengaruh terhadap perawatan gigitiruan.
Kesehatan umum dapat diamati dari postur dan kondisi pasien yang terlihat
pada saat kunjungan pertama pasien ke dokter gigi. Namun, harus dipastikan
dengan mengadakan pemeriksaan lebih lanjut, baik dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terpilih, pemeriksaan objektif maupun berkonsultasi
dengan dokter yang merawat pasien tersebut. Informasi kesehatan umum
meliputi penyakit sistemik yang diderita pasien seperti diabetes mellitus,
hipertensi, penyakit jantung, alergi, penyakit kronis lainnya serta obat-obatan
yang dikonsumsi oleh pasien harus dapat diketahui dengan jelas karena akan
mempengaruhi keberhasilan perawatan yang akan dilakukan.
C. Sikap Mental Pasien Dr. Milus House berdasarkan pengalaman klinisnya,
mengklasifikasikan sikap mental pasien yang membuat gigitiruan menjadi empat
kategori, yaitu philosophic, indifferent, critical dan skeptical. Sikap mental pasien
merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam
mendiagnosa pasien. Dokter gigi harus mampu mengerti dan memahami sikap
pasien yang akan dilakukan perawatan. Untuk mengatasi sikap mental pasien
pada dasarnya dokter gigi harus melakukan perawatan dengan penuh simpati,
kesabaran dan bersikap empati terhadap pasien untuk mencapai keberhasilan
perawatan prostodontik yang dilakukan.
D. Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut Dokter gigi harus mengetahui riwayat
kesehatan gigi pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan, misalnya
mengenai pencabutan terakhir gigi. Waktu dan gigi dibagian mana yang dicabut
terakhir perlu diketahui. Apakah gigi tesebut sengaja dicabut atau tanggal
sendiri. Bila tanggal sendiri mungkin ada sisa akar yang tertinggal. Lama jangka
waktu antara pencabutan terakhir dengan saat dimulainya pembuatan gigitiruan
akan mempengaruhi hasil perawatan. Informasi lain seperti prosedur kebersihan
rongga mulut pasien, kebiasaan pasien misalnya mengunyah di satu sisi dan
bruxism. Selain itu perlu diketahui kelainan rongga mulut yang pernah diderita
serta perawatan yang pernah diterima oleh pasien. Pada pasien yang pernah
memakai gigitiruan, harus diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan
tentang gigitiruannya yang lama. Hal ini penting untuk dijadikan petunjuk bagi
dokter gigi agar dapat mengetahui permasalahan utama yang diinginkan oleh
pasien sehingga dapat diperbaiki pada gigitiruannya yang baru.
E. Pemeriksaan Klinis
1. Pemeriksaan ekstra oral dan intra oral Pemeriksaan ekstra oral meliputi
bentuk muka, profil wajah, postur bibir saat istirahat dan selama berfungsi, sendi
temporomandibular dan kemungkinan kebiasaan terkait dengan pemakaian
gigitiruan seperti mengangkat gigitiruan rahang bawah dengan lidah.
1. Pemeriksaan ekstra oral. (a) Bentuk Wajah dan (b) Profil Wajah 6 Pemeriksaan
intra oral meliputi screening seluruh jaringan rongga mulut terhadap kelainan
patologis yang dilakukan secara visual dan palpasi pada mukosa rongga mulut,
linggir alveolar, palatum, lidah dan relasi rahang. Pemeriksaan terhadap jumlah
serta konsistensi saliva perlu dilakukan karena berpengaruh pada retensi,
stabilisasi serta kenyamanan pemakaian gigitiruan. Bila terdapat jaringan flabby,
ridge tajam (knife edge), protuberensia tulang seperti torus, eksostosis dan
jaringan hiperplasia perlu dilakukan pertimbangan tindakan pembedahan atau
membuat desain khusus. Dokter gigi memegang peranan penting dalam deteksi
dini oral neoplasia, khususnya karsinoma. Prosedur pembuatan gigitiruan harus
ditunda bila terdapat kelainan patologis sampai seluruh jaringan rongga mulut
dalam keadaan sehat.
2. Pemeriksaan gigitiruan Tujuan dari pemeriksaan gigitiruan adalah untuk
menentukan kualitas gigitiruan yang berhubungan dengan keluhan pasien
mengenai gigitiruannya sehingga dapat dilakukan perbaikan pada gigitiruan
yang baru. Pemeriksaan yang dilakukan (a) (b) pada saat gigitiruan dikeluarkan
dari rongga mulut meliputi kebersihan gigitiruan, bentuk umum, posisi gigi,
oklusi, dan keausan gigitiruan. Kemudian dilakukan pemeriksaan gigitiruan di
dalam rongga mulut meliputi adaptasi gigitiruan, border extension, freeway
space, dimensi vertikal, oklusi sentrik, estetik, serta posisi gigi dan hubungannya
terhadap lidah, pipi dan bibir, sebelum melakukan penilaian stabilitas dan
retensi. 1,4 Keinginan dan harapan pasien terhadap gigitiruan yang akan dibuat
sebaiknya harus diketahui pada saat kunjungan pertama. Harus disadari oleh
pasien maupun dokter gigi bahwa gigitiruan yang akan dibuat harus dapat
menciptakan fungsi rongga mulut dan keharmonisan hubungan dengan struktur
rongga mulut lainnya serta jaringan sekitarnya.1 3. Model diagnostik Pembuatan
model diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui beberapa hal. Pada saat
melakukan pencetakan model diagnostik, sensitivitas pasien terhadap prosedur
yang dilakukan di rongga mulut, koordinasi aktifitas lidah dan faktor-faktor lain
yang penting untuk penegakan diagnosa dapat diketahui lebih dini. Apabila
masih terdapat gigi asli pada kedua rahang dan masih dapat dioklusikan, maka
model diagnostik dapat dipasangkan ke artikulator sehingga hubungan oklusi
yang ada dapat dicatat. Selain itu dokter gigi dapat mengevaluasi bentuk
lengkung dan hubungan rahang serta mengevaluasi pemeriksaan intraoral yang
telah dilakukan.1 4. Pemeriksaan radiografik Pemeriksaan radiografik pada
prinsipnya penting dilakukan untuk mengevaluasi kondisi setiap pasien yang
memerlukan perawatan prostodontik sehingga kondisi di bawah membran
mukosa yang secara klinis tidak ditemukan adanya kelainan, tetapi setelah
dilakukan pemeriksaan radiografik dapat diketahui adanya sisa akar, gigi
terpendam maupun keadaan patologis seperti kista. Pemeriksaan radiografik
juga dapat melihat keadaan jaringan periodontal gigi yang masih ada serta
vitalitasnya, tebal submukosa yang menutupi tulang, lokasi kanalis mandibula,
foramen mentale serta adanya tulang yang tajam.Pemeriksaan radiografik
panoramik dari kedua lengkung rahang ditambah dengan foto periapikal atau
oklusal bila diperlukan sangat membantu didalam menegakkan diagnosa, namun
perlu dipertimbangkan pemaparan radiasi pada pasien harus seminimal
mungkin. Karena itu disarankan untuk melakukan pemeriksaan radiografik
dengan menggunakan foto panoramik, sedangkan foto periapikal atau oklusal
hanya bila diperlukan untuk pemeriksaan tambahan.

También podría gustarte