Está en la página 1de 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.

1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

Analisa Aliran dan Tekanan pada Perubahan


Bentuk Skeg Kapal Tongkang dengan
Pendekatan CFD
Ibram Dwitara1, Agoes Santoso2, Amiadji3
Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: agoes@its.ac.id

Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan pada Pada umumnya, jenis kapal tongkang menggunakan skeg
bagian buritan kapal tongkang untuk mengubah arah aliran pada bagian buritan kapal untuk membuat aliran fluida agar
fluida yang melewati buritan kapal. Seiring berjalannya waktu, lebih smooth. Pada pengaplikasiannya, bentuk skeg tidak
perkembangan bentuk skeg pada kapal tongkang sangat
bervariasi. Penelitian yang lebih lanjut diperlukan untuk
hanya berbentuk lurus membujur badan kapal (konvensional).
mengetahui bentuk aliran yang ditimbulkan dan besar tekanan Namun, juga ada bentuk variasi skeg yang dibengkokkan
yang diakibatkan karena perubahan bentuk skeg tersebut. untuk mendapatkan aliran fluida yang diinginkan.
Penilitian yang dilakukan ialah menggunakan pendekatan
simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD). Penggunaan
software ini dilakukan untuk menggambarkan model variasi
bentuk skeg yang akan dibuat, analisa model, serta perhitungan
nilai tekanan yang melewati buritan dan skeg. Dari hasil simulasi
dapat diketahui model modifikasi bentuk skeg yang optimal.

Kata Kunci Aliran, CFD, Skeg, Tekanan, Tongkang.

I. PENDAHULUAN Gambar. 1.2 Bentuk pandangan atas conventional skeg

D alam era yang semakin maju, perkembangan ilmu


mekanika fluida terjadi begitu cepat. Demikian halnya
dengan aplikasi ilmu mekanika fluida yang terjadi di akhir
akhir ini, baik dalam dunia industri, dunia maritim maupun
dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bagian yang
dipelajari dalam ilmu mekanika fluida sendiri adalah aliran
eksternal yang melintasi suatu benda, seperti halnya yang
terjadi pada kapal maupun tongkang. Dalam setiap aliran pada Gambar. 1.3 Bentuk pandangan atas conventional skeg
badan kapal sampai ke bagian buritan kapal, selalu terjadi
wake / arus ikut (w) yang merupakan perbedaan antara Gambar diatas menunjukkan variasi dari bentuk skeg kapal
kecepatan kapal dengan kecepatan air yang melalui bagian tongkang yang difungsikan untuk menjaga olah gerak kapal.
buritan kapal Namun dari variasi bentuk skeg seperti gambar di atas belum
Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan pernah diadakannya penelitian untuk membahas aliran dan
pada bagian buritan kapal yang bertujuan untuk memberikan tekanan yang ditimbulkan akibat modifikasi tersebut. Oleh
arah aliran pada fluida yang melewati lambung kapal. karena itu, pada penelitian ini difokuskan pada analisa aliran
dan tekanan perubahan bentuk skeg pada kapal tongkang
dengan pendekatan CFD untuk mengetahui bentuk aliran
fluida yang melalui buritan kapal. Diharapkan dari hasil
analisa dapat diketahui perbandingan olah gerak kapal
tongkang dengan bentuk skeg yang bervarisai.

A. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana analisa aliran fluida yang terjadi pada
Gambar. 1.1 Bentuk skeg pada kapal tongkang perubahan bentuk skeg kapal tongkang.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

2. Bagaimana analisa tekanan yang terjadi pada perubahan C. Aliran Fluida


bentuk skeg kapal tongkang. Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa
B. Batasan Masalah cairan atau gas. Fluida mengubah bentuknya dengan mudah
dan didalam kasus mengenai gas,mempunyai volume yang
Dalam penelitian ini, pokok bahasan yang akan dianalisa akan
sama dengan volume uladuk yang membatasi gas tersebut.
dibatasi pada permasalahan berikut :
Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda
1. Objek yang dianalisa yaitu kapal tongkang berukuran 160
padat maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton
feet.
yang digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai. Aliran
2. Variasi sudut bentuk skeg meliputi 1800, 1500, 1200.
dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam 3 jenis seperti:
3. Kecepatan aliran fluida yang disimulasikan adalah 4, 5, 6
turbulen, laminar, dan transisi. Pengertian dari jenis aliran
knot.
tersebut akan dijelaskan di bawah ini.
4. Komponen yang dianalisa adalah hanya pada buritan dan
1. Aliran Laminer
skeg.
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak
5. Analisa yang dilakukan melingkupi aliran fluida dan
partikel-partikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya
tekanan pada skeg kapal tongkang.
halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel fluida
6. Material konstruksi diabaikan.
seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang
7. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisa dengan
halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara
bantuan software CFD.
mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan
C. Manfaat Penelitian zat cair berperan penting dalam pembentukan aliran
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya
adalah : alirannya tetap. menunjukkan bahwa di seluruh aliran air,
1. Mengetahui olah gerak kapal akibat perubahan bentuk skeg debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah
kapal tongkang. menurut waktu.
2. Mengetahui desain terbaik skeg kapal tongkang dengan
ukuran 160 ft dari tiga desain model skeg.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Umum Gambar. 2.1 Bentuk aliran laminar


Manuver kapal adalah kemampuan kapal untuk berbelok
2. Aliran Turbulen
dan berputar saat berlayar. Kemampuan ini sangat menentukan
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan
keselamatan kapal, khususnya saat kapal beroperasi di perairan
aliran yang tidak laminar melainkan komplek, lintasan
terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut IMO (International
gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang
Maritime Organisation) telah mensyaratkan sejumlah kriteria
lain. Sehingga didapatkan ciri dari aliran turbulen: tidak
standar keselamatan kapal, diantaranya turning ability dan adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran
course keeping-yaw checking ability. Peranan kemudi ataupun banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala
skeg sangat berpengaruh sekali dalam manuver atau menjaga aliran besar dan viskositasnya rendah. Untuk membedakan
kondisi kapal tetap stabil (tidak terjadi yawing). Hal itu karena aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka
skeg ataupun kemudi dapat mengarahkan aliran fluida yang tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds
melewati buritan agar kapal tetap dapat melaju ke arah yang Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai
diinginkan. berikut. Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila
angka Reynold kurang daripada 2000, aliran biasanya
B. Skeg
merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih
Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan besar daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen.
pada bagian buritan kapal (semacam sirip) yang bertujuan Sedang antara 2000 dan 4000 aliran transisi tergantung
untuk membantu fluida mengalir lebih smooth melewati pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
lambung kapal.
Pada umumnya skeg dibagi menjadi dua jenis, pertama
adalah jenis skeg yang ditempatkan inboard dengan shaft
propeller, skeg jenis ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk
menyangga shaft, juga untuk memperlancar aliran fluida.Yang
kedua adalah skeg yang ditempatkan outer shaft, skeg ini akan Gambar. 2.2 Bentuk aliran turbulen
lebih efektif dalam mengatur aliran fluida agar lebih smooth
menuju propeller. Dalam penelitian ini yang dianalisa adalah
skeg yang berfungsi untuk mengarahkan arah aliran fluida.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

D. Drag menjadi persamaan-persamaan aliran utama yang


Gaya hambat adalah komponen gaya fluida pada benda yang berlaku dan kemudian melakukan manipulasi
searah dengan arah aliran fluida atau gerakan benda. Gaya matematis.
hambat dibedakan menjadi gaya hambat bentuk (form drag) Penyelesaian persamaan aljabar. Pada proses solver,
dan gaya hambat gelombang (wave drag). Dengan pendekatan terdapat 3 persamaan atur aliran fluida yang
bahwa pada aliran tidak timbul gelombang maka pembahasan menyatakan hukum kekekalan fisika, yaitu : 1) massa
gaya hambat hanyalah gaya hambat bentuk saja, untuk fluida kekal; 2) laju perubahan momentum sama dengan
selanjutnya disebut gaya hambat. Dari analisa tanpa dimensi resultansi gaya pada partikel fluida (Hukum II Newton);
dapat ditentukan gaya hambat diduga merupakan fungsi 3) laju perubahan energi sama dengan resultansi laju
sebagai berikut : panas yang ditambahkan dan laju kerja yang diberikan
pada partikel fluida (Hukum I Termodinamika).
3. Post Processor
Post processing merupakan tahap visualisasi dari
E. Computational Fluid Dynamics (CFD) tahapan sebelumnya. Post processor semakin
berkembang dengan majunya engineering workstation
CFD merupakan analisa sistem yang melibatkan aliran
yang mempunyai kemampuan grafik dan visualisasi
fluida, perpindahan panas, dan fenomena yang terkait lainya
cukup besar. Alat visualisasi tersebut antara lain:
seperti reaksi kimia dengan menggunakan simulasi komputer.
Domain geometri dan display
Metode ini meliputi fenomena yang berhubungan dengan
aliran fluida seperti sistem liquid dua fase, perpindahan massa Plot vectore
dan panas, reaksi kimia, dispersi gas atau pergerakan partikel Plot kontur
tersuspensi. Plot 2D dan 3D surface
Secara umum kerangka kerja CFD meliputi formulasi Practice tracking
persamaan-persamaan transport yang berlaku, formulasi Manipulasi tampilan (translasi, skala)
kondisi batas yang sesuai, pemilihan atau pengembangan Animasi display hasil dinamik
kode-kode komputasi untuk mengimplementasikan teknik
numerik yang digunakan. Suatu kode CFD terdiri dari tiga III. METODOLOGI
elemen utama yaitu pre-processor, solver dan post processor.
1. Pre Processor
Pre-processor meliputi masukan dari permasalahan
aliran ke suatu program CFD dan transformasi dari
masukan tersebut ke bentuk yang cocok digunakan oleh
solver. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai
berikut :
Pendefinisian geometri yang dianalisa.
Grid generation, yaitu pembagian daerah domain
menjadi bagian-bagian lebih kecil ynag tidak tumpang
tindih.
Seleksi fenomena fisik dan kimia yang perlu
dimodelkan.
Pendefinisian properti fluida.
Pemilihan boundary condition (kondisi batas) pada
kontrol volume atau sel yang berhimpit dengan batas
domain.
Penyelesaian permasalahan aliran (kecepatan, tekanan,
temperatur dan sebagainya) yang didefinisikan pada
titik nodal dalam setiap sel. Keakuratan penyelesaian
CFD ditentukan oleh jumlah sel dalam grid.
2. Solver
Solver dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu finite
difference, finite element dan metode spectral. Secara
umum metode numeric solver tersebut terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut:
Prediksi variabel aliran yang tidak diketahui dengan
menggunakan fungsi sederhana.
Diskretisasi dengan subtitusi prediksi-prediksi tersebut
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data
Kapal tongkang dengan principle dimension sebagai
berikut:
LOA : 160 ft
Gambar. 4.2 detail meshing model
Breadth : 54 f
Height : 12 ft D. Simulasi Model
Draft : 9 ft Cfx Pre merupakan langkah lanjut dalam tahap pembuatan
Displacement : 3033,376 tons model. Dalam cfx pre ini akan diberikan parameter-parameter
Dengan variasi sudut yang dibentuk skeg antara lain 1800, yang sudah ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan fungsi
1500, 1200. Serta variasi kecepatan aliran pada saat simulasi masing-masing bagian sebelum proses simulasi. Pada tahap
antara lain 3, 4, 5, 6 knot. ini yang harus dilakukan adalah membuat domain 1 yang
B. Pemodelan Geometri mempunyai karakteristik stationary dan terdiri dari
Setelah didapatkan data kapal tongkang yang akan dianalisa subdomain inlet, outlet, dan wall pada bagian seluruh kapal
maka langkah selanjutnya adalah pembuatan model kapal tongkang yang akan dianalisa.Setelah memberikan definisi
tongkang dengan masing-masing variasi skeg. Pertama kapal pada setiap bagian model kemudian dilakukan proses solver
tongkang dibuat koordinat-koordinatnya dengan ketentuan manager yang berfungsi untuk mensimulasikan dan membaca
principle dimension kapal. Setelah itu titik-titik koordinat database yang telah ditentukan pada langkah cfx pre. Hal ini
dihubungkan menjadi sebuah chord-chord yang nantinya akan yang perlu diperhatikan adalah iterasi yang dilakukan untuk
di surface menjadi satu bagian. Pada tahap ini juga dibuatlah mendapatkan hasil yang valid dalam pengerjaan. Dari hasil
variasi sudut skeg yang telah ditentukan dan merupakan tujuan running solver manager dapat dibaca pada cfd post dengan
dari analisa penelitian ini. Pada tahap selanjutnya adalah file format (.res) yang merupakan tahap akhir dari proses
pemberian surface dari masing-masing area yang ada akibat simulasi model ini. Disini didapatkan data berupa angka
adanya garis-garis yang terbentuk. Sebelum dilakukan surface, nominal pada function calculator, animasi serta countur
terlebih dahulu dibuat domain yang mana nantinya domain ini pressure dari model skeg kapal tongkang yang mana dapat
dianggap sebagai aliran fluida yang mengenai kapal tongkang dijadikan untuk mendapatkan nilai dari bentuk aliran fluida
akibat pergerakannya. Dan model lengkap dari setiap analisa yang melewati skeg kapal tongkang.. Langkah terakhir dari
penelitian ini adalah seperti pada gambar di bawah ini. rangkaian proses simulasi adalah proses post. Proses post
adalah tahapan yang mana file result dari solver
divisualisasikan melalui gambar dan animasi berupa tampilan
dan sebagainya. Data yang dibutuhkan akan didapatkan baik
secara visual maupun nominal.

Gambar. 4.1 tampilan pemodelan tongkang

C. Grid (Meshing)
Langkah selanjutnya adalah melakukan meshing terhadap
model yang telah dibuat. Namun perlu dibuat sebuah body Gambar. 4.3 tampilan pada cfx pre
terlebih dahulu pada setiap boundary. Disini body memiliki
fungsi untuk menentukan arah sekaligus sebagai media yang
E. Hasil Simulasi Model
akan dialiri oleh aliran fluida. Pada tahap meshing bagian-
bagian yang detail seperti bagian skeg memerlukan proses Dari model model yang disimulasikan akan diperoleh
meshing yang lebih halus dan spesifik dengan cara data berupa luas (m2), tekanan (Pa), gaya (N) pada
memberikan nilai yang lebih kecil dari pada bagian yang lain. permukaan skeg baik yang konvensional maupun yang telah
Sedangkan pada bagian yang lain cukup diberian ukuran dimodifikasi berdasarkan sudut bentuk skeg. Terdapat 4
meshing yang tidak perlu hingga spesifik. Setelah proses model dengan 3 variasi kecepatan aliran, sehingga dari model
meshing selesai, tahap selanjutnya adalah menyimpan file tersebut didapat 12 data. Data data tersebut akan digunakan
tersebut dalam bentuk cfx. untuk analisa aliran dan gaya gesek yang terjadi pada
permukaan model. Hasil simulasi tersebut berupa kontur
tekanan dan juga aliran pada permukaan model yang dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

Gambar. 4.4 tampilan streamline pada simulasi

Gambar. 4.6 grafik kecepatan dengan wallshear

Gambar. 4.5 tampilan kontur pada simulasi

F. Analisa Data Simulasi Model


Pada tahap analisa ini, data yang diperoleh dari proses Gambar. 4.7 grafik kecepatan dengan F.drag
simulasi diambil variasi dari percobaan yang telah dilakukan Dari kedua grafik tersebut dijelaskan bahwa gaya hambat
adalah sebagai berikut : dan wallshear pada skeg sebanding dengan besarnya
kecepatan dan sudut yang dibentuk skeg
Tabel 4.1 Hasil variasi kecepatan dan sudut yang dibentuk skeg pada
kapal tongkang 160 ft terhadap tekanan wall shear dan gaya hambat
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil analisa dan pembahasan yang teah dilakukan
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

Aliran fluida yang terjadi pada semua hasil simulasi


kapal tongkang 160 ft dengan variasi bentuk skeg dan
kecepatan fluida cenderung turbulen dengan nilai
Reynolds Number tertinggi pada bentuk skeg
konvensional sebesar 11652.45082.

Semakin besar kecepatan dan sudut yang dibentuk oleh


skeg, maka nilai wall shear (Pa) dan gaya hambat yang
diterima akan semakin besar.

G. Pembahasan B. Saran
Semua data yang ada di dalam sub bab analisa data hasil Dari hasil pengujian dan analisa terhadap perubahan bentuk
simulasi tersebut akan diplotkan ke dalam bentuk grafik skeg pada kapal tongkang 160 ft ini, penulis memberikan
untuk mengetahui karakteristik dari masing masing model beberapa saran sebagai berikut :
yang telah divariasikan. Berikut adalah grafik dari data Diharapakan penelitian ini dapat dikembangkan lebih
lanjut dengan memberikan variasi dimensi dari model
tersebut.
skeg.
Dari hasil simulasi cfd agar dapat dilanjutkan simulasi
nyata pada kapal model yang ada untuk memperoleh
nilai yang mendekati nyata.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6

DAFTAR PUSTAKA
[1] [1] Slade, Stuart. Skeg http://www.navweaps.com
[2] [2] Harvald,S A, 1983. Tahanan dan Propulsi Kapal. Jhon Wiley and
sons, toronto, Canada.
[3] [3] Jewis, E V (editor , 1988). Principle of naval Architecture ;Vol 2,
Resistance and Propultion. The society of Naval Architects and Marine
Engeeners, New Jersey, USA.
[4] Irfan Santoso, Ahmad, 2013. Analisa Aliran Dan Tekanan Pada Bulbous
Bow Dengan Dimple (Cekungan) Menggunakan Pendekatan CFD,
Tugas Akhir. ME ITS Surabaya.

También podría gustarte