Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
MAKALAH
oleh
Kelompok 17
MAKALAH
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas dengan dosen pengampu
Ns Peni Perdani Juliningrum, M.Kep
oleh:
Aulia Elma Nafia I. 152310101313
Rizqi Dian Amillia 152310101321
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada bayi dengan preterm dan post term.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Agar memperoleh gambaran nyata mengenai pengkajian keperawatan pada
bayi preterm dan post term.
2. Dapat mendiagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada bayi preterm dan
post term.
3. Dapat menyelesaian masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada asuhan
keperawatan bayi preterm dan post term.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dan proses keperawatan pada klien dengan
kehamilan pretem dan post term.
2. Menambah pengetahuan baru bagi mahasiswa keperawatan, dan sebagai pegangan
bagi perawat pelaksana pada saat melakukan asuhan keperawatan.
3. Mahasiswa mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi
bekal dalam persiapan praktek di rumah sakit maupun di masyarakat.
BAB 2. TELAAH LITERATURE
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian
Persalinan preterm biasanya didefinisikan sebagai kontraksi reguler disertai
perubahan pada serviks yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Menurut Creasy dan Herron, persalinan preterm adalah persalinan pada wanita hamil
dengan usia 20-36 minggu, dengan kontraksi uterus empat kali tiap 20 menit atau
delapan kali tiap 60 menit selama enam hari, dan diikuti oleh beberapa hal meliputi
ketuban pecah dini, dilatasi serviks > 2 cm, dan penipisan serviks > 50%.
Sedangkan persalinan post term adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42
minggu lengkap. Kehamilan post matur lebih mengacu pada janinnya, dimana dijumpai
tanda-tanda seperti kuku panjang, rambut panjang, kulit berkeriput, kulit menjadi
kehilangan air karena kulitnya tidak dilindungi oleh vernik kaseosa. Mekonium dari
ususnya mewarnai kuku mereka dan mungkin ditemukan di dalam paru-parunya. Bayi
pos term kehilangan berat badan disebabkan oleh plasenta yang menua, plasenta menjadi
kurang efisien dalam memberikan kebutuhan nutrisi dan oksigen bayi dan berakibat pada
malnutrisi dan hipoksia.
2.1.3 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preterm
- Pengaturan suhu lingkungan
Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang sudah diatur, bayi dengan
berat badan <2000 gram suhunya 35C.
- Makanan bayi prematur
Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks menghisap dan batuk, kapasitas
lambung masih kurang, maka makanan diberikan dengan pipet sediki-sedikit
namun lebih sering. Kemungkinan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari
atau 100-120 call/kg/hari pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan
bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori. Karena mudah
terjadi reglugitasi dan pneumoni aspirasi pada bayi prematur, maka hal-hal berikut
harus diperhatikan pada pemberian minum bayi:
Bayi diletakkan pada posisi kanan untuk membantu mengosongkan lambung
atau dalam posisi setengah duduk dipangkuan dengan meninggikan kepala dan
bahu 30 di tempat tidur bayi.
Sebelum susu diberikan, diteteskan terlebih dahulu dipunggung tangan untuk
merasakan apakah susu cukup hangat dan keluar satu tetes dalam setiap detik.
Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah dia menjadi biru, ada
gangguan pernapasan atau perut kembung pengamatan dilakukan terus sampai
kira-kira setengah jam sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus
dibersihkan.
Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit0sedikit dengan
perlahan dan hati-hati penambahan susu setiap kali minum tidak boleh lebih dari
30 ml sehari.
Sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan di atas pundak selama 10-15
menit untuk mengeluarkan udara di lambung dan kemudian ditidurkan pada sisi
kanan.
Bila bayi biru/mengalami kesukaran dalam bernafas pada waktu minum kepala
bayi herus segera direndahkan 30, cairan dimulut dan di faring dihisap. Bila ia
masih tetap biru dan tidak bernapa harus segera diberi O2 dan pernafasan
buatan.
Kadang-kadang diperlukan pemberian makanan melalui kateter sebaiknya
selama 4-5 hari tanpa iritasi. Kateter dari karet mudah menyebabkan iritasi dan
infeksi. Yang dipakai kateter no. 8 untuk bayi <1500 gram dan no. 10 untuk bayi
> 1500 gr. Panjang kateter yang dimasukkan bila melalui mulut ialah sama
dengan ukuran pangkal hidung. Bila melalui hidung ditambah dengan jarak dan
pangkal hidung keliang telinga.
Penatalaksanaan post term
a. Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik-baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan servik, apabila
sudah matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
d. Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin post matur kadang-kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan.
e. Tindakan operasi section caesaria dapat dipertimbangkan bila pada keadaan
onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang., pembukaan
belum lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua,
kematian janin dalam kandungan, pre eklamsi, hipertensi menahun, kesalahan
letak janin.
2 Asuhan Keperawatan
1 Partus Preterm
2.2.1.1 Pengkajian
1 Identitas
Terjadi pada bayi pada bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
2 Keluhan utama
Berat badan < 2500 gr, panjang badan < 45 cm, usia kehamilan < 37 minggu.
3 Riwayat kehamilan dan persalinan
a Riwayat Prenatal
Hamil dengan hidramnion, kehamilan ganda, perdarahan antepartum, komplikasi
kehamilan, pre eklamsi, dan ketuban pecah dini.
b Riwayat natal
Usia kehamilan < 37 minggu, BBL < 2500 gram, panjang bayi < 45 cm, lingkar
kepala < 33 cm, lingkar lengan < 11 cm, lingkar dada < 34 cm, AS < 10, HR 130-
160 x/menit, RR 30-60 x/menit.
c Riwayat post natal
TTV bayi, HR 130-160 x/menit, RR 30-60 x/menit dan langsung ditempatkan di
inkubator.
4 Riwayat kesehatan
Penyakit berat misal pneumonia.
5 Pengkajian fisik
Tanda vital:
Takanan darah: >90/60 mmHg
Nadi: 100-140 x/menit
Pernafasan: pernafasan dangkal, tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas),
pernafasan cuping hidung, mengorok, sianosis, frekuensi nafas bervariasi, antara
45-50 x/menit.
Suhu: 36,3C-36,9C
Kulit: kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
2.2.1.6 Evaluasi
N Diagnosa keperawatan Evaluasi
O
1 Ketidakefektifan Pola Makan - S : Ibu klien mengatakan bayi mampu menyusui
Bayi berhubungan dengan - O : kebutuhan asi bayi tercukupi (8-10 kali/hari)
prematuritas - A : masalah teratasi sebagian
- P : mempertahankan intervensi yang ada
2 Kekurangan volume cairan - S : ibu mampu menyusui klien
berhubungan dengan kegagalan - O : berat badan meningkat, membrane mukosa
mekanisme regulasi lembab dan Aktivitas dan latihan normal
- A : Masalah teratasi sebagian
- P : melanjutkan intervensi
3 Resiko Infeksi - S : Ibu klien mengatakan tidak ada tanda dan gejala
infeksi.
- O : Leukosit dalam batas normal.
- A : Masalah teratasi.
- P : Lanjutkan intervensi.
2 Partus Preterm
2.2.2.1 Pengkajian
1 Kondisi Umum
a Tonus otot : Lunak (tonus otot menurun)
b Kulit :
1 Warna : Pucat, sianosis, sebagian terwarnai oleh mekonium
2 Tekstur : kering, mengelupas, dan pecah-pecah
c Tangisan : Lemah
2 Pengukuran
a Berat badan : 4000-4500 gram (makrosomia)
b Panjang : > 53 cm (normal 48-53 cm)
c Lingkar kepala: 33-37 cm
d Lingkar dada : > 35 cm (normal 31-35 cm)
3 Tanda-tanda Vital
a Suhu : < 36,5o C
b Pernapasan : dispnea, bayi kesulitan bernafas, adanya pernapasan cuping
hidung
c Nadi : Nadi > 160x/m (Takikardi)
4 Kepala
a Bentuk : simetris, ukuran dalam batas normal
b Ubun-ubun : datar, keras
c Wajah : ukuran kecil, bayi tampak tua
d Mata : mata lebar dan sudah terbuka
e Mulut : bibir, gusi, palatum utuh. Adanya mekonium pada trakea/jalan
napas bayi (melihat kondisi dalam mulut), bibir pucat
f Hidung : simetris, lubang hidung paten, septum utuh.
g Telinga : kartilago terbentuk dengan baik, simetris kanan-kiri
5 Leher : pendek, tebal, rentang gerak terbatas, tidak ada massa
6 Toraks : simetris, prosesus xifoid deus menonjol
a Bunyi nafas : peningkatan bunyi nafas, adanya bunyi nafas tambahan
b Payudara : simetris, datar dengan putting tegak.
7 Abdomen : simetris, agak menonjol, tidak ada massa
8 Genetalia : sesuai dengan jenis kelamin
2.2.2.2 Analisa Data
No. Data Etiologi
1. DO: Fungsi Plasenta menurun
- Adanya mekonium pada
trakea/jalan napas bayi Suplai O2 menurun
- adanya suara napas tambahan
- bayi terlihat kesulitan bernafas Gawat janin, cedera otak dan
dan menangis organ lainnya
- Dispnea
Mengeluarkan mekonium
DS: -
Aspirasi mekonium
Aspirasi mekonium
Asfiksia
2.2.2.6 Evaluasi
No. Diagnosa Evaluasi
1. Ketidakefektifan S: Keluarga pasien mengatakan, bayinya sudah bisa
bersihan jalan napas bernafas lancar sus, sudah bisa menangis juga.
O: - Tidak terlihat adanya mekonium yang
berhubungan dengan
menyumbat dijalan napas bayi
aspirasi mekonium - Suara nafas normal (vesikuler)
- Tidak ada dispnea
- Bayi terlihat mudah bernafas dan sesekali
menangis dengan keras
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2. Ketidakefektifan S: Keluarga mengatakan, bayinya sudah nafas
pola napas lancar sus, sudah gak sesak juga.
O: - Tidak ada dispnea
berhubungan dengan - Tidak terlihat pernapasan cuping hidung
- Tidak terlihat penggunaan otot acesorius
obstruksi jalan
pernapasan
napas, asfiksia - RR 40-60x/m
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3. Kerusakan integritas S: Keluarga mengatakan, kulit bayinya sudah tidak
kulit berhubungan mengelupas, tidak berkerut juga sus.
O: - Tidak ada kerusakan lapisan kulit
dengan nutrisi janin
- Terlihat kulit bersih, tidak berkerut, tidak
menurun, pecah-pecah
berkurangnya lemak A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
subcutan
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Persalinan Preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37
minggu (20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Penyebabnya pun
bermacam-macam antara lain KPD (Ketuban Pecah Dini), infeksi, kelainan uterus, vaginosis
bakterialis, komplikasi medis dan obstreti serta kelainan atau penyakit sistemis kronis pada
ibu seperti DM, jantung maupun hipertensi.
Sedangkan bayi post-term adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi lebih dari 42
minggu dihitung dari menstruasi terakhir ibu (atau dengan pengkajian usia gestasi) dianggap
postmatur, atau post term, tanpa memperhitungkan berat badan lahir (Wong, 2009). Adapun
penyebab kematian perinatal adalah kelainan kongenital, prematuritas, trauma persalinan,
infeksi, gawat janin dan asfiksia neonatorum.
3.2 Saran
Megasari, Miratu SST., dkk. 2012. Belajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Curtis, Glade B. 2000. Kehamilan di Atas Usia 30. Jakarta: Arcan
Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta: EGC
Hamilton, Persis Mary. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas (Edisi 6). Jakarta:
EGC.
Leveno, Kenneth J, dkk. (2003). (Panduan Ringkas Obstetri Williams (Edisi 21). Jakarta:
EGC.
R, Octa Dwienda, SKM.,M.Kes, dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan
Anak Prasekolah Untuk Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish.
Surasmi, Asrining, dkk. (2001). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.