Está en la página 1de 5

43

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep

dasar teori dengan kenyataan yang ditemukan dilahan praktek

berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah gagal jantung (CHF) dengan berbagai permasalah yang

ditemukan dilapangan.

A. PENGKAJIAN

Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan pada

pasien dengan Gagal jantung (CHF) dengan berbagai masalah

yang dihadapi data yang perlu dikaji adalah disamping

data biografi yang perlu dikaji juga adalah Masalah

kesehatan lain, mungkin masalah yang dialami oleh klien

sebelum terjadi Congestif Heart Failure (CHF).

Berkaitan dengan hal tersebut walaupun dalam teori

terdapat banyak masalah yang mungkin muncul namun dalam

pengkajian yang penulis lakukan terhadap Ny. N dengan

Gagal jantung (CHF) ditemukan masalah antara lain Tidak

efektifan jalan napas berhubungan dengan inflamasi

trakeabronkial, peningkatan produksi sputum. Gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan edema paru/alveoli

ditandai dengan klien menyatakan sesak nafas. Intoleransi

aktivitas berhubungan dengan lemah ditandai dengan klien

tidak bisa beraktifitas dengan normal.

43
60
44

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan

keperawatan pada pasien Gagal jantungg kongestif (CHF),

terdapat diagnosa yang penulis paparkan antara lain :

a. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan

menurunnya curah jantung


b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

penurunan sekret
c. Kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan

dengan perfusi ginjal, peningkatan natrium dan retensi

urin
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan

volume paru, hepatomegali


e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak

seimbangan suplai oksigen.


Namun dalam kasus ini diagnosa yang terdapat pada

paien ini antara lain :


a. Tidak efektifan jalan napas berhubungan dengan

inflamasi trakeabronkial, peningkatan produksi sputum.


b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema

paru/alveoli ditandai dengan klien menyatakan sesak

nafas.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan lemah

ditandai dengan klien tidak bisa beraktifitas dengan

normal.

C. PERENCANAAN

Dalam perencanaan teoritis yang perlu direncanakan

adalah sesuai dengan masalah utama yang dihadapi klien.


45

Pada pasien Ny. N yang penulis kaji merupakan minggu

pertama sejak pasien masuk rumah sakit.

Perencanaan tindakan yang lakukan pun juga sesuai

dengan diagnosa yang telah dibuat antara lain Tidak

efektifan jalan napas berhubungan dengan inflamasi

trakeabronkial, peningkatan produksi sputum sehingga

dapat dilakukan jenis tindakan yang akan diberikan yaitu

Kaji tanda- tanda vital,suara napas, mengatur posisi

kepala lebih tinggi dari kaki (semi fowler), Bersihkan

jalan napas dengan jalan nebulizer kemudian section,

Berikan obat-obat dan O2 sesuai program dokter.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema

paru/alveoli ditandai dengan klien menyatakan sesak nafas

sehingga dapat dilakukan jenis tindakan yang akan

diberikan yaitu Observasi keadaan umum klien, Kaji status

pernafasan, catat pengukuran respirasi/perubahan pola

nafas, Atur posisi klien dengan posisi semi fowler,

Anjurkan klien u/ melakukan nafas dalam, Batasi pemasukan

cairan sesuai dengan kondisi klien.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan lemah

ditandai dengan klien tidak bisa beraktifitas dengan

normal sehingga dapat dilakukan jenis tindakan yang akan

diberikan yaitu Observasi keadaan umum klien, Tingkatkan

istirahat ditempat tidur, Anjurkan keluarga untuk

mengatur posisi klien miring kiri dan kanan, Anjurkan


46

klien untuk beraktivitas sesuai dengan toleransi klien,

Bantu klien untuk ROM sesuai dengan gerakan aktif,

Pertahankan bantuan pemeliharaan O2.

D. PELAKSANAAN

Pemberian tindakan keperawatan kepada gagal jantung

(CHF) adalah disesuaikan dengan perencanaan yang telah

dibuat. Fokus pelaksanaan tindakan keperawatan adalah

tindakan keperawatan mandiri maupun kolaboratif. Tindakan

keperawatan mandiri antara lain menyangkut pemenuhan

kebutuhan oksigen serta perawatan diri, sedangkan

tindakan keperawatan kolaboratif berkaitan dengan

pemberian obat-obat dan oksigen.

E. EVALUASI

Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian

pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien dengan gagal

jantung (CHF) tidak jauh beda dengan asuhan keperawatan

lain, pada klin Ny. N pada akhir evaluasi bisa teratasi

seluruhnya.

Namun dari hasil evaluasi formatif yang penulis

lakukan diperoleh peningkatan dari keberhasilan sebuah

asuhan keperawatan, karena waktu yang dibutuhkan

mengikuti proses penyembuhan pada Gagal jantung kongestif

(CHF) sedangkan waktu praktek klinik yang terbatas


47

sehingga evaluasi formatif berupa catatan perkembangan

dapat dilakukan dan menunjukkan hasil yang signifikan

antara lain sesak berkurang, dan ADL bisa dilakukan

sendiri Sehingga intervensi yang telah dibuat ataupun

dilaksanakan selama seminggu praktek klinik tetap

dilanjutkan.

También podría gustarte