Está en la página 1de 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL, DIRECT


DAN INDIRECT

Disusun oleh:
Ilham Akbar Setyawan
151510113037

D-III ANALIS MEDIS


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1 Tujuan :
1. Untuk mengetahui kadar Bilirubin Direct (D) dan Bilirubin Total (T) dalam serum

1.1 Dasar Teori :


Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin
dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikulo endotel. Disamping itu sekitar 20%
bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikulo endotel membuat bilirudbin tidak
larut dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan pada albumin untuk
diangkut dalam plasma untuk menuju hati. Di dalam hati, sel hepatosit melepaskan ikatan itu
dan mengkonjugasikannya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air, dimana reaksi
ini melibatka enzim glukoroni transferase (Joy ce, 2007).
Bilirubin terkonjugasi masuk ke saluran empedu dan dieksresikan ke usus.
Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses
serta sebagian kecil dibuang melalui urine. Bilirubin yang terkonjugasi akan dengan cepat
bereaksi dengan asam sulfanil yang terdiazotasi membentuk azobilirubin atau bilirubin
langsung (direct bilirubin). Bilirubin terkonjugasi yang merupakan bilirubin bebas yang
terikat albumin harus terlebih dahulu dicampur dengan alcohol, kafein, atau pelarut lain
sebelum dapat bereaksi, dan sering disebut sebagai bilirubin tidak langsung (indirect
bilirubin) (Joy ce, 2007)
BAB II
METODE KERJA

2. Metode : Jendrassik / Grof


2.2 Prinsip :
Bilirubin bereaksi dengan Diazotized Sulphanilic Acid (DSA) membentuk zat warna merah
azo. Absorbans zat warna ini pada 546 nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin dalam
sampel. Glucuronides bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung dengan DSA yang
mana albumin yang terkonjugasi dalam bilirubin indirect hanya akan bereaksi dengan DSA,
dibantu adanya accelerator (zat pemercepat).
Bilirubin total = bilirubin direct + bilirubin indirect.
2.3 Reaksi : Asam sulfanilic + natrium nitrit DSA
Bilirubin +DSA DIRECT azobilirubin
Bilirubin + accelerator TOTAL azobilirubin
2.4 Bahan : Serum atau plasma heparin.
Hindari hemolisis. Sampel harus terlindungi dari sinar.
Stabilitas : Bilirubin stabil selama 3 hari bila disimpan terlindung dari sinar pada 2-8C.
2.5 Reagen :
1. 1 x 100 ml reagen Bilirubin Total (tutup putih)
Asam sulfanilic 14 mmol/l
Asam hydroclorit 250 mmol/l
Caffeine (accelerator) 200 mmol/l
Natrium benzoate 420 mmol/l
2. 1 x 9 ml reagen T-Nitrit (tutup putih)
untuk pengukuran Bilirubin Total
Natrium nitrit 14 mmol/l
3. 1 x 100 ml reagen Bilirubin Direct (tutup merah)
Asam sulfanilic 14 mmol/l
Asam hydroclorit 250 mmol/l
4. 1 x 9 ml reagen D-Nitrit (tutup merah)
untuk pengukuran Bilirubin Direct
Natrium nitrit 0.9 mmol/l
2.6 Alat :
1. Micropipet
2. Tip biru dan tip kuning
3. Tabung reaksi
4. Fotometer
2.7 Cara Kerja Pemeriksaan Bilirubin Total :

Isi masing masing tabung


Pipet ke dalam cuvet Blanko sampel Sampel
masukkan tabung
Reagen, bilirubin total (1)
sampling1000 l
darah 1000 l Venoject
Reagen T-Nitrit venasebanyak
- 5 40 l Dicentrifuge
Persiapan Sampel ml, didiamkan
Campur dengan baik, sampai
inkubasimembeku
selama 5 menit. dengan
kecepatan3000rp
Sampel selama 20100menit
l 100 l
m Selma 15 menit
Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 10 sampai 30 menit.
Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (A546)

Kemudian setelah
dicentrifuge akan
Disiapkan 4 Tabung PEMERIKSAAN terbentuk 2 lapisan
serologi BILIRUBIN TOTAL : Lapisan atas =
Serum, Lapisn
Bawah = SDM

Inkubasi selama 5
2 Tabung BLanko, pipet masing- menit, masukan
Standart, 1 tabung masing sampel,
sampel A, 1 tabung larutan/cairan homogenkan dan
sampel B kedalam Tabung inkubasi selama 10
menit

Dibaca hasilnya
pada alat
Fotometer = 546
nm F = 13.00
program CST

2.8 Cara Kerja Pemeriksaan Bilirubin Direck


sampling darah masukkan tabung
venasebanyak 5 ml, Venoject
Persiapan Sampel didiamkan sampai Dicentrifuge dengan
membeku selama 20 kecepatan3000rpm
menit Selma 15 menit

Kemudian setelah
dicentrifuge akan
Disiapkan 4 Tabung PEMERIKSAAN terbentuk 2 lapisan :
serologi BILIRUBIN DIRECK Lapisan atas =
Serum, Lapisn
Bawah = SDM

Inkubasi selama 2
2 Tabung BLanko, menit, masukan
pipet masing-masing
Standart, 1 tabung sampel,
larutan/cairan
sampel A , 2 tabung homogenkan dan
kedalam Tabung
sampel B inkubasi selama 5
menit

Dibaca hasilnya pada


alat Fotometer =
546 nm F = 13.00
program CST

2. Bilirubin Direct
Pipet ke dalam cuvet Blanko sampel Sampel
Reagen, bilirubin direct (3) 1000 l 1000 l
Reagen D-Nitrit - 40 l
Campur dengan baik, inkubasi selama 2 menit.
Sampel 100 l 100 l
Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 5 menit tepat.
Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (A546)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Interpretasi Hasil :
Linearitas : Pemeriksaan linear sampai 25 mg/dl. Untuk konsentrasi bilirubin melebihi 25
mg/dl, encerkan sampel 1 + 4 dengan garam fisiologis (0.9%) dan ulangi pemeriksaan.
Kalikan hasil dengan 5.
3.1 Perhitungan :
Hitung konsentrasi bilirubin total dan direct dengan menggunakan faktor 13.0
Konsentrasi bilirubin (mg/dl) = A546 x 13.0
(mg/dl) x 17.1 = (mol/l)
3.2 Nilai Rujukan :
Bilirubin total mg/dl mol/l

Pada kelahiran, sampai 5 85.5


5 hari, sampai 12 205.0
1 bulan, sampai 1.5 25.6
Dewasa, sampai 1.1 18.8

Bilirubin direct
Dewasa, sampai 0.25 4.3

Hasil Praktikum :

Bilirubin Direck

Sampel A = 1,35mg/dL

Sampel B = 0,13 mg/dL

Bilirubin total

Sampel A = 2,57 mg/dL

Sampel B = 0,27 mg/dL

Bilirubin indirect

Sampel A = 2,57-1,35 = 1,22 mg/dL

Sampel B = 0,27-0,13= 0,14 mg/dL

3.3 Pembahasan

Praktikum di atas adalah praktikum bilirubin yang berfungsi untuk pemeriksaan faal
hati khususnya sebagai fungsi eksresi. Praktikum bilirubin ini menggunakan metode
Jendrasik/Grf dengan prinsip yaitu bilirubin bereaksi dengan diazo asam sulfanilik untuk
membentuk pewarna azo merah. Absorbansi pada pewarna ini pada 546 nm adalah sebanding
dengan konsentrasi bilirubin yang ada dalam sampel. Bilirubin yang larut dalam air bereaksi
dengan adanya akselerator DSA. Total bilirubin adalah penjumlahan dari kadar bilirubin
direk dan indirek.

Dua sampel yang diperiksa adalah sampel yang berbeda, yaitu sampel B berasal dari
mahasiswa dan sampel nomor A berasal dari laboratorium patologi klinik. Dari hasil
praktikum bilirubin total di atas ada yang normal dan ada yang melebihi nilai normal.
Dimana serum yang digunakan adalah serum orang dewasa yang batas nilainya adalah 1,1
mg/dl. Sampel B memperoleh hasil 0,27 dan hasil dari sampel A adalah 2,57 mg/dl.
Tingginya kadar bilirubin total pada sampel nomor 2 mengindikasikan adanya gangguan
dalam faal hati terutama adalah fungsi eksresi. Kadar bilirubin total dalam serum yang
mencapai 2,57 mg/dl dapat diindikasikan sebagai hiperbilirubinemia yang dapat
menyebabkan ikterik, berarti jaringan tubuh berwarna kekuning-kuningan pada kulit dan
jaringan dalam. Penyebab umum ikterus adalah adanya sejumlah besar dalam cairan
ekstraselular, baik bilirubin terkonjugasi dan takterkonjugasi.

1. Ikterus Fisiologis

Secara umum setiap neonatus mengalami peningkatan konsentrasi bilirubin


serum,namun kurang12 mg/dl pada hari ketiga hidupnya dipertimbangkan sebagai ikterus
fisiologis. Pola ikterus fisiologis pada bayi baru lahir sebagai berikut: Kadar bilirubin serum
total biasanya mencapai puncakpada hari ketiga sampai kelima kehidupan dengan kadar 5-6
mg/dL kemudian menurun kembali dalam minggu pertama setelah lahir.Kadang dapat
muncul peningkatan kadar billirubin sampai 12 mg/dL dengan billirubin terkonjugasi < 2
mg/dL.

2. Ikterus pada bayi mendapat ASI(Breast milk jaundice)

Pada sebagian bayi yang mandapat ASI eksklusif,dapat terjadi ikterus yang
berkepanjangan.Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor tertentu dalam ASI yang diduga
meningkatkan absorbsi bilirubin diusus halus.Bila tidak ditemukan faktor resiko lain ASI
tidak perlu dihentikan dan frekuensi ditambah.Apabila keadaan umum bayi baik ,aktif,minum
kuat,tidak ada tatalaksana khusus meskipun ada peningkatan kadar billirubin.
Percobaan selanjutnya bilirubin direct. Dua sampel yang diperiksa dalam praktikum
kali ini berasal dari sampel yang berbeda, yaitu sampel B adalah sampel yang berasal dari
mahasiswa dan sampel A berasal dari laboratorium patologi klinik. Hasil pada praktikum kali
ini didapatkan hasil yang normal untuk sampel nomor satu yaitu 0,13 mg/dl dan didapatkan
pula hasil yang melewati nilai normal pada sampel nomor dua yaitu 1,35 mg/dl. Tingginya
kadar bilirubin direk pada serum menandakan adanya gangguan fungsi hati, karena kadar
total bilirubin, bilirubin direk, dan bilirubin indirek sangatlah berhubungan

Pemeriksaan kadar bilirubin total dan kadar bilirubin direk secara terpisah dapat
menghasilkan kadar bilirubin indirek dengan cara kadar bilirubin total dikurangi dengan
kadar bilirubin indirek. Nilai normal bilirubin indirek adalah 0,2-0,8 mg/dl. Pada
pemeriksaan kali ini bilirubin indirek hanya dapat dihitung dari hasil yang normal, karena
sampel yang digunakan berasal dari sampel yang sama. Perhitungan untuk kadar bilirubin
indirek hasil yang normal adalah 0,27 mg/dl (bilirubin total) 0,13 mg/dl (bilirubin direk) =
0,14 mg/dl. Maka diketahui kadar bilirubin indirek adalah normal yaitu sebesar 0,14 mg/dl.
Namun, pada sampel yang hasilnya berada di atas nilai normal baik bilirubin total atau
bilirubin direk tidak dapat dihitung nilai dari bilirubin indirek karena kedua sampel yang
digunakan berasal dari sampel yang berbeda. Hal itu dikarenakan terbatasnya jumlah sampel
dan banyaknya kelompok yang melakukan pemeriksaan sehingga kehabisan sampel yang
sama.

Kadar bilirubin dalam serum diatur oleh metabolime bilirubin yang berasal dari
eritrosit. Peningkatan kadar bilirubin dapat terjadi karena :

1. Produksi bilirubin yang berlebihan, disebabkan oleh; Peningkatan sel darah merah,
penurunan umur sel darah merah, peningkatan early bilirubin.
2. Penyerapan oleh hati
3. Gangguan konjugasi
4. Penurunan ekskresi hepatoselular
5. Gangguan aliran empedu, baik intra maupun ekstrahepatik.

Tiga mekanisme yang pertama dapat menyebabkan hiperbilirubinemia tak-


terkonjugasi, dan dua yang terakhir menyebabkan hiperbilirubinemia yang terutama
terkonjugasi (Robbins, 2007 : 668).
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Hasil dari praktikum bilirubin total adalah 0,27 mg/dl pada sampel B dan 2,57 mg/dl
pada sampel A. Nilai normal dari bilirubin total adalah sampai 1,1 atau antara 0,2 1
mg/dl. Untuk itu, sampel B dinyatakan hasil yang normal dan sampel A di atas normal
atau ikterik.
Hasil dari praktikum bilirubin direk adalah 0,13 mg/dl pada sampel B dan 1,37 mg/dl
pada sampel A. Nilai normal dari bilirubin direk adalah 0,25 mg/dl atau 0 0,2 mg/dl.
Untuk itu, sampel B dinyatakan hasil yang normal dan sampel A di atas normal atau
ikterik.
Hasil dari praktikum indirek adalah 0,27 mg/dl yang diperoleh pada sampel B. Nilai
normal dari bilirubin indirek adalah 0,2 0,8 mg/dl. Untuk itu, sampel nomor satu
dinyatakan normal.
Pada sampel 2 tidak bisa dihitung bilirubin indirek karena berasal dari sampel yang
berbeda.
Penanganan sampel dan reagen harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap hasil
pembacaan pada fotometer.

DAFTAR PUSTAKA

Joyce LeFever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.


Jakarta : EGC.

Rosida, Azma. 2016. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati. Berkala Kedokteron. Vol.12,
No.1.

También podría gustarte