Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun oleh:
Ilham Akbar Setyawan
151510113037
Kemudian setelah
dicentrifuge akan
Disiapkan 4 Tabung PEMERIKSAAN terbentuk 2 lapisan
serologi BILIRUBIN TOTAL : Lapisan atas =
Serum, Lapisn
Bawah = SDM
Inkubasi selama 5
2 Tabung BLanko, pipet masing- menit, masukan
Standart, 1 tabung masing sampel,
sampel A, 1 tabung larutan/cairan homogenkan dan
sampel B kedalam Tabung inkubasi selama 10
menit
Dibaca hasilnya
pada alat
Fotometer = 546
nm F = 13.00
program CST
Kemudian setelah
dicentrifuge akan
Disiapkan 4 Tabung PEMERIKSAAN terbentuk 2 lapisan :
serologi BILIRUBIN DIRECK Lapisan atas =
Serum, Lapisn
Bawah = SDM
Inkubasi selama 2
2 Tabung BLanko, menit, masukan
pipet masing-masing
Standart, 1 tabung sampel,
larutan/cairan
sampel A , 2 tabung homogenkan dan
kedalam Tabung
sampel B inkubasi selama 5
menit
2. Bilirubin Direct
Pipet ke dalam cuvet Blanko sampel Sampel
Reagen, bilirubin direct (3) 1000 l 1000 l
Reagen D-Nitrit - 40 l
Campur dengan baik, inkubasi selama 2 menit.
Sampel 100 l 100 l
Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 5 menit tepat.
Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (A546)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Interpretasi Hasil :
Linearitas : Pemeriksaan linear sampai 25 mg/dl. Untuk konsentrasi bilirubin melebihi 25
mg/dl, encerkan sampel 1 + 4 dengan garam fisiologis (0.9%) dan ulangi pemeriksaan.
Kalikan hasil dengan 5.
3.1 Perhitungan :
Hitung konsentrasi bilirubin total dan direct dengan menggunakan faktor 13.0
Konsentrasi bilirubin (mg/dl) = A546 x 13.0
(mg/dl) x 17.1 = (mol/l)
3.2 Nilai Rujukan :
Bilirubin total mg/dl mol/l
Bilirubin direct
Dewasa, sampai 0.25 4.3
Hasil Praktikum :
Bilirubin Direck
Sampel A = 1,35mg/dL
Bilirubin total
Bilirubin indirect
3.3 Pembahasan
Praktikum di atas adalah praktikum bilirubin yang berfungsi untuk pemeriksaan faal
hati khususnya sebagai fungsi eksresi. Praktikum bilirubin ini menggunakan metode
Jendrasik/Grf dengan prinsip yaitu bilirubin bereaksi dengan diazo asam sulfanilik untuk
membentuk pewarna azo merah. Absorbansi pada pewarna ini pada 546 nm adalah sebanding
dengan konsentrasi bilirubin yang ada dalam sampel. Bilirubin yang larut dalam air bereaksi
dengan adanya akselerator DSA. Total bilirubin adalah penjumlahan dari kadar bilirubin
direk dan indirek.
Dua sampel yang diperiksa adalah sampel yang berbeda, yaitu sampel B berasal dari
mahasiswa dan sampel nomor A berasal dari laboratorium patologi klinik. Dari hasil
praktikum bilirubin total di atas ada yang normal dan ada yang melebihi nilai normal.
Dimana serum yang digunakan adalah serum orang dewasa yang batas nilainya adalah 1,1
mg/dl. Sampel B memperoleh hasil 0,27 dan hasil dari sampel A adalah 2,57 mg/dl.
Tingginya kadar bilirubin total pada sampel nomor 2 mengindikasikan adanya gangguan
dalam faal hati terutama adalah fungsi eksresi. Kadar bilirubin total dalam serum yang
mencapai 2,57 mg/dl dapat diindikasikan sebagai hiperbilirubinemia yang dapat
menyebabkan ikterik, berarti jaringan tubuh berwarna kekuning-kuningan pada kulit dan
jaringan dalam. Penyebab umum ikterus adalah adanya sejumlah besar dalam cairan
ekstraselular, baik bilirubin terkonjugasi dan takterkonjugasi.
1. Ikterus Fisiologis
Pada sebagian bayi yang mandapat ASI eksklusif,dapat terjadi ikterus yang
berkepanjangan.Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor tertentu dalam ASI yang diduga
meningkatkan absorbsi bilirubin diusus halus.Bila tidak ditemukan faktor resiko lain ASI
tidak perlu dihentikan dan frekuensi ditambah.Apabila keadaan umum bayi baik ,aktif,minum
kuat,tidak ada tatalaksana khusus meskipun ada peningkatan kadar billirubin.
Percobaan selanjutnya bilirubin direct. Dua sampel yang diperiksa dalam praktikum
kali ini berasal dari sampel yang berbeda, yaitu sampel B adalah sampel yang berasal dari
mahasiswa dan sampel A berasal dari laboratorium patologi klinik. Hasil pada praktikum kali
ini didapatkan hasil yang normal untuk sampel nomor satu yaitu 0,13 mg/dl dan didapatkan
pula hasil yang melewati nilai normal pada sampel nomor dua yaitu 1,35 mg/dl. Tingginya
kadar bilirubin direk pada serum menandakan adanya gangguan fungsi hati, karena kadar
total bilirubin, bilirubin direk, dan bilirubin indirek sangatlah berhubungan
Pemeriksaan kadar bilirubin total dan kadar bilirubin direk secara terpisah dapat
menghasilkan kadar bilirubin indirek dengan cara kadar bilirubin total dikurangi dengan
kadar bilirubin indirek. Nilai normal bilirubin indirek adalah 0,2-0,8 mg/dl. Pada
pemeriksaan kali ini bilirubin indirek hanya dapat dihitung dari hasil yang normal, karena
sampel yang digunakan berasal dari sampel yang sama. Perhitungan untuk kadar bilirubin
indirek hasil yang normal adalah 0,27 mg/dl (bilirubin total) 0,13 mg/dl (bilirubin direk) =
0,14 mg/dl. Maka diketahui kadar bilirubin indirek adalah normal yaitu sebesar 0,14 mg/dl.
Namun, pada sampel yang hasilnya berada di atas nilai normal baik bilirubin total atau
bilirubin direk tidak dapat dihitung nilai dari bilirubin indirek karena kedua sampel yang
digunakan berasal dari sampel yang berbeda. Hal itu dikarenakan terbatasnya jumlah sampel
dan banyaknya kelompok yang melakukan pemeriksaan sehingga kehabisan sampel yang
sama.
Kadar bilirubin dalam serum diatur oleh metabolime bilirubin yang berasal dari
eritrosit. Peningkatan kadar bilirubin dapat terjadi karena :
1. Produksi bilirubin yang berlebihan, disebabkan oleh; Peningkatan sel darah merah,
penurunan umur sel darah merah, peningkatan early bilirubin.
2. Penyerapan oleh hati
3. Gangguan konjugasi
4. Penurunan ekskresi hepatoselular
5. Gangguan aliran empedu, baik intra maupun ekstrahepatik.
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Hasil dari praktikum bilirubin total adalah 0,27 mg/dl pada sampel B dan 2,57 mg/dl
pada sampel A. Nilai normal dari bilirubin total adalah sampai 1,1 atau antara 0,2 1
mg/dl. Untuk itu, sampel B dinyatakan hasil yang normal dan sampel A di atas normal
atau ikterik.
Hasil dari praktikum bilirubin direk adalah 0,13 mg/dl pada sampel B dan 1,37 mg/dl
pada sampel A. Nilai normal dari bilirubin direk adalah 0,25 mg/dl atau 0 0,2 mg/dl.
Untuk itu, sampel B dinyatakan hasil yang normal dan sampel A di atas normal atau
ikterik.
Hasil dari praktikum indirek adalah 0,27 mg/dl yang diperoleh pada sampel B. Nilai
normal dari bilirubin indirek adalah 0,2 0,8 mg/dl. Untuk itu, sampel nomor satu
dinyatakan normal.
Pada sampel 2 tidak bisa dihitung bilirubin indirek karena berasal dari sampel yang
berbeda.
Penanganan sampel dan reagen harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap hasil
pembacaan pada fotometer.
DAFTAR PUSTAKA
Rosida, Azma. 2016. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati. Berkala Kedokteron. Vol.12,
No.1.