Está en la página 1de 6

KHUTBAH IDUL FITRI 1 SYAWAL 1436 H / 2015 M

MEMBANGUN MASYARAKAT SEJAHTERA DENGAN KETAQWAAN








.


















:


.
Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kita semuanya, sehingga pada hari ini kita bersama dapat duduk bersimpuh
mengucapkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil sebagai perwujudan dari rasa syukur kita
menyelesaikan ibadah shaum di bulan suci Ramadhan. Dan hari ini kita memasuki hari yang
penuh dengan kebahagiaan rohani, kelezatan samawi dan kenikmatan spiritual, sejalan dengan
firman-Nya pada QS. Al-Baqarah ayat 185:






. . :



185 : }.


Dan hendaknya kamu mencukupkan bilangannya dan hendaknya kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, niscaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185).

Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1436 H / 2015 M

!
Ibadah shaum di bulan Ramadhan yang baru saja kita laksanakan, sesungguhnya adalah suatu
proses pendidikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan bagi orang-orang yang beriman
yang menghantarkannya pada puncak nilai-nilai kemanusiaan yang disebut dengan taqwa (
) . Taqwa inilah indikator utama kemuliaan, indikator utama kebahagiaan dan
indikator utama kesejahteraan. Firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat ayat 13.





:












13 : }.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13).

Dengan ketaqwaan yang terus-menerus kita bangun dalam diri kita, keluarga kita, lingkungan
kita, masyarakat dan bangsa kita, insya Allah akan menumbuhkan kesejahteraan dan keberkahan
hidup yang senantiasa kita dambakan. Kita menyadari dan kita akui dengan jujur bahwa saat ini
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keberkahan dan kesejahteraan masih belum kita raih.
Ini terbukti dari jumlah orang miskin yang semakin banyak, angka pengangguran semakin tinggi,
jumlah anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah semakin besar, penduduk yang termasuk
tunawisma, tidak memiliki tempat tinggal yang layak semakin banyak, apalagi kalau kita melihat
kriteria rumah tangga miskin yang saat ini di negara kita mendapatkan uang kompensasi BBM
300 ribu untuk tiga bulan, ternyata jumlahnya cukup banyak. Dan dibeberapa daerah tertentu
angkanya meningkat sebesar 14,3%. Jika diukur dengan kriteria kemiskinan antara lain sebagai
berikut: Luas tempat tinggal: kurang dari 8m2 perorang, jenis lantai bangunan tempat tinggal
adalah tanah/bambu/kayu murahan. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu
kualitas rendah. Fasilitas tempat buang hajat sama sekali tidak ada. Sumber penerangan rumah
bukan listrik, sumber air minum adalah sumur atau mata air tidak terlindungi bahkan kadangkala
juga sungai. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah,
tetapi dengan melonjaknya harga minyak tanah saat ini banyak yang kembali dengan
menggunakan kayu bakar. Tidak pernah mengkonsumsi daging/susu/ayam, kecuali maksimal
seminggu sekali. Tidak pernah pula membeli pakaian baru, kecuali setahun sekali. Kemiskinan
ini semakin bertambah-tambah dengan banyaknya musibah yang menimpa masyarakat dan
bangsa kita, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan badai tsunami, seperti terjadi akhir tahun
yang lalu terutama di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias Sumatera Utara. Ditambah lagi kini
semakin banyak para pekerja yang di PHK-kan oleh perusahaannya masing-masing.

!
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan

Memang kondisi semacam ini terasa sangat ironis dan sangat kontradiktif jika dikaitkan
dengan kondisi tanah negara kita yang sangat subur, sumber alam yang melimpah ruah dan
mayoritas penduduknya beragama Islam. Tetapi tentu hal ini tidaklah mengherankan jika dilihat
dari ajaran Islam itu sendiri. Di dalam Al-Qur'an tidak ada satu ayat pun yang mengkaitkan
kesuburan dengan kemakmuran. Artinya negeri yang subur tidak otomatis rakyatnya akan
menjadi makmur. Bahkan kesuburan akan menjadi malapetaka kalau disertai dengan kekufuran
terhadap nikmat Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah pada QS. An-Nahl ayat 112.






:






112 : }.





Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman
lagi tenteram, rizkinya daya kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; oleh karena itu Allah menimpakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebebabkan apa yang telah mereka perbuat. (QS.
An-Nahl: 112).

Bahkan sungguh sangat menarik hasil penelitian Lembaaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
tahun 2004 yang menyatakan bahwa di negara kita terdapat empat propinsi yang paling subur,
tetapi ternyata penduduknya paling miskin.

Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Kemakmuran dan kesejahteraan sesungguhnya akan bisa dibangun dan diraih melalui perilaku
yang baik, yang berdasarkan iman dan taqwa, seperti kejujuran, kecerdasan (intelektual, spiritual,
emosional, dan sosial), etos kerja yang tinggi, etika berusaha dan bekerja yang berdasarkan pada
nilai-nilai tauhid dan kepekaan sosial yang tinggi. Di dalam Al-Quran dan hadits banyak
digambarkan betapa kejujuran (ash-Shiddiq) akan meraih kebaikan, sebaliknya khianat, dusta,
korup dan mengambil hak orang lain akan menghasilkan berbagai macam keburukan. Rasulullah
Saw. bersabda:


: s









.

.




}
Hendaknya kalian selalu berusaha menjadi orang yang benar dan jujur, kerena kejujuran akan
melahirkan kebaikan (keuntungan-keuntungan). Dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke surga.
Jika seseorang terus berusaha menjadi orang yang jujur, maka pasti dicatat oleh Allah sebagai
orang yang selalu jujur. Jauhilah dusta dan menipu, karena dusta itu akan melahirkan kejahatan
dan kejahatan akan menunjukkan jalan ke neraka. Jika seseorang terus-menerus berdusta, maka
akan dicatat oleh Allah sebagai orang selalu berdusta.(HR. Bukhari).

Perhatikan pula firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 188:

:











188 : }.
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan cara
bathil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 188).

Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Islam juga mengajarkan etos kerja yang tinggi dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada
pada diri kita untuk mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan ini yang disebut dengan
itqan atau ihsan. Sebagaimana sabdanya:





: s


} .
Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah SWT mencintai suatu perbuatan yang
dikerjakan secara itqan (profesional). (HR. Ad-Dailamiy).

Salah satu doa yang sering dibaca oleh Rasulullah Saw. adalah doa terhindar dari sifat lemah,
malas, kikir, dan penakut.





: s













} .

"Rasulullah Saw. bersabda: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat
malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang dan dikendalikan orang lain.. Dan aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka dan dari fitnah (ketika) hidup dan mati".
(HR. Bukhari dan Muslim).

Disamping etos kerja yang tinggi, juga menumbuhkan etika bekerja dan etika berusaha. Artinya
hanya rizki yang halallah, baik substansinya maupun cara mendapatkannya yang dicari dan
dilakukannya. Karena disadari, rizki yang halal akan menimbulkan perilaku yang baik,
sebaliknya rizki yang haram akan menimbulkan perilaku yang buruk. Allah berfirman dalam QS.
2: 168:


:



.






168 : }

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. menyatakan:



.





: s



}
Rasulullah Saw. bersabda: Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka
lebih pantas baginya. (al-Hadits).

!
Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Disamping kejujuran, etos kerja, dan etika kerja yang harus kita bangun, kepekaan sosial pun
harus senantiasa kita tumbuhkan. Artinya rizki yang kita dapatkan bukanlah sekedar untuk diri
kita dan keluarga kita, tetapi disitu terdapat hak orang lain, terutama hak fakir-miskin. Allah
SWT berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 19.


.









:



19 : }
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak mendapat bahagian. (QS. Adz-Dzariyat: 19).

Kepekaan sosial ini ditumbuhkan antara lain dengan cara memberikan sebagian harta kita kepada
mereka yang membutuhkan, terutama fakir-miskin, baik dalam bentuk zakat ataupun infaq dan
shadaqah. Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa kesediaan berzakat, berinfaq atau
bershadaqah merupakan ciri utama akhlaq orang yang bertaqwa, yang sarana pembangunan
ketaqwaan itu adalah ibadah shaum di bulan Ramadhan. Allah berfirman dalam QS. 3: 133-134.





:



( 133)




134-133 : } . (134)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (133) (yaitu) orang-orang
yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan (134). (QS. Ali Imran: 133-134).

!
Hadirin Jamaah Iedul Fitri Rahimakumullah

Yang perlu kita sadari adalah bahwa ternyata kesediaan kita untuk berzakat atau berinfaq akan
menimbulkan ketenangan bathin, kejernihan pikiran, dan bahkan harta kita yang kita infaqkan
akan semakin berkembang dan bertambah keberkahannya. Firman Allah dalam QS. 2: 261 dan
QS. Ar-Rum ayat 39.






:










. } : . {261





Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261).






:













. } : 39
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka
riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang
yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. Ar-Rum: 39).

Mudah-mudahan dengan sifat-sifat tersebut di atas, yang merupakan sebagian dari sifat-sifat
orang-orang yang bertaqwa, kita bisa membangun kesejahteraan pada diri kita, keluarga kita,
masyarakat kita, dan bangsa kita. Amien ya rabbal alamin.
















. .

DOA KHUTBAH II IDUL FITRI











: .











.







.
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Kami panjatkan segala puji dan syukur atas segala rahmat
dan karunia yang telah Engkau limpahkan kepada kami, nikmat sehat wal afiat, nikmat ilmu
pengetahuan dan nikmat iman serta Islam. Ya Allah, ya Tuhan kami. Jadikanlah kami semua
hamba-hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, dan janganlah Engkau jadikan kami
hamba-hamba yang ingkar dan kufur terhadap segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada
kami.


.









Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami, kesalahan dan
dosa kedua orang tua kami, kesalahan dan dosa saudara-saudara kami, kaum muslimin dan
muslimat yang telah melalaikan segala perintah-Mu dan melaksanakan segala larangan-Mu.
Andaikan Engkau tidak mengampuni dan memaafkan kami, kami takut pada adzab-Mu di
akhirat nanti dan pertentangan bathin dalam kehidupan dunia ini. Ya Allah. Janganlah Engkau
limpahkan adzab-Mu kepada kami, karena dosa dan kesalahan kami. Kami yakin ya Allah,
rahmat dan ampunan-Mu jauh lebih luas daripada adzab-Mu.

Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Terimalah segala amal ibadah kami, terimalah ibadah
puasa kami, terimalah shalat kami dan amal ibadah kami yang lain. Ya Allah, jadikanlah kami
hamba-hamba-Mu yang selalu bertaqwa, yang ridha dan ikhlas untuk melaksanakan segala
aturan-Mu, yang ridha dan ikhlas, Islam sebagai ajaran-Mu, yang ridha dan ikhlas, Al-Qur'an
sebagai imam dan petunjuk kami, yang ridha dan ikhlas, Nabi Muhammad Saw. sebagai panutan
kami.

Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Berbagai macam ujian dan musibah kini sedang menimpa
masyarakat dan bangsa kami. Kami yakin musibah itu bukan karena Engkau membenci kami,
akan tetapi sebagai peringatan agar kami semua lebih dekat dan lebih cinta kepada-Mu. Agar
kami semuanya lebih memiliki sikap akan segala ketentuan-Mu. Agar kami
semua kembali pada agama-Mu, yaitu agama Islam yang Engkau ridhai.



.

.
.


.

,




.

Cantumkan Sumber: http://www.tongkronganislami.net/2015/06/khutbah-idul-fitri-1-syawal-


1436-h2015-m.html#ixzz4DECyc4AI

También podría gustarte