Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Pengantar Ilmu Lingkungan Program Studi Teknik Perancangan dan Konstruksi
Mesin
Disusun oleh:
Rido Ramanda 131234027
Minamata disease adalah salah satu dampak yang tidak diduga dan
harapkan akibat ulah manusia mencemari lingkungan. Tahun 1960-an, merkuri
digunakan secara luas pada proses industri seperti untuk produksi kertas dan
plastik. Pabrik plastik di area Minamata, Jepang, secara rutin membuang limbah
merkuri ke perairan di sekitar pantai. Meskipun merkuri diketahui sebagai zat
yang beracun, tidak ada yang khawatir karena menganggap laut begitu luas.
Namun, bakteri-bakteri yang ada di sekitar pabrik mengubah merkuri tersebut
menjadi zat methane mercury yang jauh lebih beracun, yang akhirnya tertimbun
tahun demi tahun di ekosistem pantai. Merkuri itu secara biologis terkonsentrasi
karena terus menerus berputar dalam siklus rantai makanan mulai dari
phytoplankton (tanaman mikroskopis) sampai zooplankton (binatang kecil), ikan
kecil dan ikan besar, sampai akhirnya dimakan manusia. Tidak ada yang sadar
bahwa konsentrasi merkuri pada ikan lebih dari 1.000.000 kali lipat dari
konsentrasi merkuri yang ada di air laut. Penduduk yang selamat dari kematian
akibat penyakit ini, mengalami kerusakan neurologis parah dan mengakibatkan
kelainan bentuk pada bayi.
1
Pencemaran Merkuri di Perairan Indonesia Lebih Dahsyat dari Minamata
Contoh kasus pada pulau Buru menurut sumber ANTARA News 2, Peneliti
masalah lingkungan Universitas Pattimura (Unpati) Ambon, Yus Male
mengatakan, di pulau Buru sendiri aktivitas penambangan emas ilegal di kawasan
Gunung Botak, Kecamatan Wamsait, Kabupaten Buru sejak tahun lalu telah
membawa ancaman bagi masyarakat akibat banyak sungai tercemar limbah kimia
beracun.
1 https://news.detik.com/kolom/d-3440402/tragedi-minamata-mengancam-
indonesia
2 http://www.antarasulsel.com/berita/43187/peneliti--sungai-di-pulau-buru-makin-
tercemar
2
Gambar 1 Kondisi Penambangan Pulau Buru
Sumber: foto.okezone.com
"Penggunaan ratusan atau ribuan mesin tromol untuk memisahkan logam
mulia dari material batu dan pasir dengan bahan dasar air raksa atau bahan kimia
lainnya jadi pemicu utama makin tingginya tingkat pencemaran," kata Yus Male
di Ambon. Kondisi pencemaran lingkungan, terutama air sungai yang mengalir di
sekitar kawasan Wamsait dan bermuara di Teluk Kayeli ini diketahui setelah
dilakukannya penelitian sejumlah sampel yang diambil dari lokasi penambangan.
3
Pencemaran pada pulau Buru kini sudah terlihat jelas dampaknya. Menurut
Tribun-Maluku.com3 : Kematian beberapa ekor buaya dewasa yang selama ini
menghuni hutan bakau di pesisir Teluk Kayeli, Kabupaten Buru diduga kuat
akibat pencemaran air karena ulah para penambang ilegal di Gunung Botak yang
menggunakan bahan kimia berbahaya seperti sianida.
Selain buaya yang ditemukan mati, ternak milik masyarakat seperti ayam
juga bernasib serupa dan siput yang hidup di areal hutan bakau dan biasanya
dicari warga untuk dikonsumsi juga sudah tidak ditemukan. Menurut dia, lima
ekor buaya ini ditemukan tewas di sekitar sungai Suket (Teluk Kayeli) sebelah
barat Desa Kayeli.
4 http://www.antarasulsel.com/berita/43187/peneliti--sungai-di-pulau-buru-makin-tercemar
4
beberapa jenis biota di muara sungai seperti kerang-kerangan, kepiting serta ikan.
"Hasil penelitian sampel ini sungguh mengejutkan karena ada peningkatan
konsentrasi mercury yang sangat signifikan," katanya.
5 (https://news.detik.com/kolom/d-3440402/tragedi-minamata-mengancam-
indonesia),
5
Ketiga, PESK ilegal harus ditata dengan baik dan ketat. Selain itu perlu
dicarikan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat penambang di sektor lain,
misalnya melalui program kehutanan sosial yang ada di Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (Pemerintah sudah mengalokasikan 12,7 juta Ha untuk
hutan sosial).
Jika tidak dilakukan pengaturan dan pengawasan yang ketat terkait dengan
PESK ilegal, maka Indonesia akan mengalami kerugian yang besarnya tak
terhingga di sektor sumber daya manusia, lingkungan hidup dan ekonomi.
Misalnya, Program pariwisata yang mengandalkan keindahan bahari akan hancur
karena tidak ada lagi turis mancanegara yang mau menyelam dan berkegiatan di
laut jika laut kita tercemar merkuri dan logam berat lainnya. Industri perikanan
kita juga akan hancur karena tidak ada lagi yang akan membeli ikan kita karena
mengandung Hg dan sebagainya.