Está en la página 1de 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Divertikulitis pada saluran cerna didefinisikan sebagai suatu peradangan

dari satu atau lebih divertikula (kantong kecil yang dibuat oleh herniasi lapisan

mukosa saluran cerna ke dalam lapisan terluar saluran cerna) (1). Divertikulitis

umumnya dianggap sebagai penyakit orang tua, namun sebanyak 20% dari pasien

dengan divertikulitis lebih muda dari 50 tahun. Divertikulitis pada daerah

abdomen dexter dan caecum lebih banyak terjadi pada populasi Asia (sekitar 75%

dari keseluruhan kaasus) (2).

Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai penyebab utama terbentuknya

divertikula. Diet rendah serat akan membuat konsistensi feses menjadi keras,

sehingga sulit untuk dikeluarkan. Kontraksi colon yang berlebihan mendorong

lapisan dalam usus mengalami herniasi membentuk suatu kantong. Kantong-

kantong yang berkembang ini lah yang disebut diverticula. . diverticula sejati

adalah terjadinya herniasi yang melibatkan seluruh lapisan dinding

gastrointestinal (tunika mukosa, muskularis propria, dan adventitia), contohnya

pada kasus Diverticulum Meckel. Divertikulum palsu atau pseudo-diverticulae

adalah herniasi yang hanya melibatkan lapisan mukosa dan submukosa usus.

Divertikula bisa terjadi di mana saja di saluran pencernaan Divertikulitis paling

umum terjadi pada colon sigmoideum (95%) akibat tingginya tekanana pada

daerah tersebut. Seiring berjalannya waktu, divertikula akan terisi oleh feses yang

terjebak di dalamnya dan suatu saat akan menyebabkan pertumbuhan bakteri yang

1
2

berlebih pada daerah tersebut serta terjadi gangguan vaskularisasi dan motilitas

usus yang akan merangsang proses inflamasi, sehingga terjadilah divertikulitis

(3,4).

Penderita divertikulitis akan mengalami keluhan nyeri perut, perubahan pola

defekasi (konstipasi atau diare), mual muntah, kembung (distensi abdomen), dan

disertai demam (5). Tata laksana kasus divertikulitis meliputi diet,

medikamentosa, konseling, hingga tindakan operasi. Tata laksana yang diberikan

disesuaikan dengan derajat keparahan pasien. Tata laksana yang tepat akan

menurunkan angka kesakitan dan kematian pasien akibat komplikasi penyakit

yang terjadi (6).

También podría gustarte