Está en la página 1de 21

MAKALAH MPKT A

Manusia sebagai Individu dan Masyarakat

Home Group 3

Disusun oleh :

Jessica ( 1606883064 )

Senna Faris ( 1606883940 )

Andreas Exa ( )

Kevin Diaz ( 1306445595 )

Aldo Sultan Manekken ( 1606888443 )

Vadio putradeiv noor ( 1606836982 )

Fakultas Teknik

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, atas berkat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah MPKT A berjudul Manusia sebagai Individu dan Masyarakat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan kepribadian
terintegrasi A. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik segi
teknik penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Tak lupa kami berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Ibu Praswati Dyah Pembangunan Wulan selaku fasilitator kelas 09 MPKT A yang sudah
memberi tugas dan membimbing kami di kelas
2. Semua rekan Home Group 03 Fakultas Teknik Universitas Indonesia
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Kami berharap semoga bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah dan budi baik
yang berkenan di hadirat Tuhan YME.

Depok, Maret 2017

2
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH MPKT A................................................................................................................1


KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan....................................................................................5
1.4 Metode Penulisan........................................................................................................5
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Manusia dan Perbedaan individual.................................................................6
2.1.1 Myers-briggs type indicator (MBTI).............................................................................6
2.1.2 Temperamen..............................................................................................................9
2.2 Individu dan Kelompok.............................................................................................11
2.2.1. Tahap Perkembangan Kelompok............................................................................11
2.2.2 Macam-Macam Bentuk Kelompok.............................................................................12
2.3 Peran Komunikasi Dalam Hubungan Antar Pribadi.......................................................14
2.4 Memahami Konsep Kebudayaan....................................................................................17
2.5 Analisis Individu dalam Masyarakat..............................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22

iviv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang berakal budi. Manusia tidak hanya
bergerak berdasarkan insting semata, melainkan mampu menggunakan nalar dan kemampuan
berpikirnya untuk menjalani hidup serta memecahkan berbagai masalah sehingga kualitas
hidup manusia melampaui kualitas hidup makhluk yang lain. Dengan akal budinya, manusia
mampu membentuk berbagai karya cipta.
Meski begitu, selama hidupnya manusia tetap membutuhkan mitra untuk bekerja sama,
saling melengkapi, dan membantu. Oleh karena itu, manusia juga disebut sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain. Manusia berinteraksi
dengan manusia lain dan membentuk ketergantungan antarindividu. Ketergantungan itu
direalisasikan dengan hidup berkelompok. Kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat
tertentu akan membentuk suatu pola pikir dan kebudayaan yang sama. Oleh sebab itu, aspek
masyarakat dan kebudayaan dibahas sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Masyarakat merupakan penghasil kebudayaan dan tanpa masyarakat, kebudayaan tidak akan
terbentuk.
Namun, sebagai pribadi manusia itu unik. Setiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda dengan pribadi lain. Tidak jarang perbedaan ini menimbulkan konflik. Strategi untuk
berinteraksi dengan baik menjadi sangat diperlukan. Strategi ini berguna dalam menghadapi
konflik yang ditemui manusia selama bekerja sebagai kelompok. Melalui makalah ini,
kelompok kami berusaha memamparkan kondisi manusia saat ini dalam kaitannya dengan
masyarakat.

1.2 Rumusan masalah


Untuk mengkaji tentang masyarakat dan kebudayaan, maka diperlukan subpokok
bahasan yang saling berhubungan, sehingga kami membuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang membedakan setiap individu?
2. Bagaimanakah proses terbentuknya kelompok dan masyarakat?
3. Bagaimana cara melakukan komunikasi yang efektif?
4. Bagaimanakah kebudayaan mempengaruhi setiap aspek individu?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengembangan kepribadian terintegrasi A serta menambah pengetahuan pembaca tentang
kondisi manusia sebagai makhluk sosial dengan interaksinya.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, memberi
referensi, dan rangkuman mengenai manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang kami gunakan adalah studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah tidak hanya bersumber dari buku, tapi juga dari media media
lain seperti e-book, jurnal, dan sumber-sumber di internet.

1.5 Sistematika Penulisan


Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas, latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan
manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan, bab
pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan pengertian manusia, peran
individu dalam kelompok, dan hubungan masyarakat dengan kebudayaan. Terakhir, bab
penutup terdiri atas kesimpulan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Tiga Serangkai Otak (the Triune Brain)


Menurut Maclean seorang ahli neurologi, otak merupakan hasil evolusi panjang dan
manusia adalah yang paling canggih. Setelah melalui proses yang amat panjang, akhirnya
Maclean menyimpulkan bahwa evolusi otak manusia terakhir, menyebabkan terbentuknya
tiga periode besar yaitu r-complex, limbic system, dan juga neocortex.
1.1.1. R-complex
Bagian otak manusia ini merupakan bagian otak yang tertua atau biasa disebut dengan
otak reptil karena seperti teori evolusi yang ada makhluk pertama adalah reptil yang
mana mengartikan bahwa otak bagian R-complex ini bagian dari evolusi terendah namun
otak ini mengatur hal-hal yang penting pada tubuh kita yaitu mengatur gerakan gerakan
involunteer yang berarti tanpa ada rangsangan langsung atau command dari otak kita.
Contoh gerakan involunteer adalah pengaturan nafas, detak jantung, pembuluh darah
serta insting kita untuk melawan ancaman atau lari dari ancaman.

1.1.2. Lymbic System


Setelah otak reptil ada limbic system yang disebut dengan otak mamalia yang dibagi
dua menjadi ;

A. Amygdala
Secara teori Amygdala adalahbagian otak yang digunakan untuk mengenali
sebuah situasi apakah situasi iu baik atau buruk sehingga hal ini juga berkaitan
dengan emosi dan perspektif.
B. Hippocampus
Bagian otak ini adalah bagian yang berperan penting dalam mengingat hal hal
dalam jangka panjang dan tentunya penting untuk setiap individu dalam proses
pembelajaran yang berhubungan dengan proses perkembangan
1.1.3. Neocortex

Neocortex merupakan bagian dari otak yang memproses tentang mengolah


sebuad informasi yang rumit .Bagian otak ini merupakan hal yang paling maju yang
membedakan seorang manusia dengan hewan lain yang memiiki neocortex sekitar
20% dsedangkan manusia neocortex hingga 80%

1.2 Dua belahan otak

Manusia sebagai makhluk yang berevolusi paling tinggi juga telah sangat baik dalam
pembagian bagian yang diproses dalam otak , layaknya pembagian kerja dua belah otak
yang dihungkan denganhemisfer yang berarti otak bagian kiri bertanggung jawab pada
system koordinasi tubuh bagian kanan dan begitu pula selanjutnyya

a.Otak Kanan

6
-kreativitas

-kebebasan

-warna warni

- keindahan

b.Otak Kiri

-Statis

-exact

-peraturan

2. Jenis Jenis Kecerdasan

Manusia dilahirkan seluruhnya cerdas namun kecerdasan tidak hanya berasal dari
pelajaran pelajaran yang ada di sekolah ada 4 jenis kecerdasan yang akan dibahas pada
makalah ini yaitu ;

A. IQ

Seperti yang dilakukan sebuah universitas atau organisasi lainnya kita diminta
untuk mengikuti tes IQ dimana kita dilihat hasil jawaban psikotesnya untuk melihat
secepat apa kita berfikir dan menganalisa sebuah masalah.
B. EQ
Ini merupakan kecerdasan emosional dimana ia merasa tau atas sikap apa yang
harus ia ambil pada situasi sulit sekalipun
C. SQ
Ini merupakan hal hal atau kecerdasan kecerdasan yang biasanya dimiliki pleroleh
pemuka agama
D. Titik tuhan
yaitu kesadaran setiap individu bahwa dirinya merupakan bagian kecil dari suatu
hal yang amat besar ( Transendental)

2.1 Pengertian Manusia dan Perbedaan individual


Setiap manusia adalah unik, sehingga terdapat perbedaan antar tiap individu yang
dapat menimbulkan konflik yang menguras tenaga maupun membawa pada sinergi yang
kaya. Untuk memahami keanekaragaman individu, dibuat berbagai teori kepribadian. Salah
satunya teori kepribadian Myers-Briggs.

7
2.1.1 Myers-briggs type indicator (MBTI)
MBTI merupakan model yang dikembangkan oleh Katherine Briggs dan Isabella
Myers Briggs yang diciptakan untuk memahami kepribadian tiap individu. MBTI
mengidentifikasi dan mengkategorisasi kecenderungan perilaku individu dalam empat
dimensi, yaitu :
1. (E) Extraversion/Introversion (I)
2. (S) Sensing/Intuition (N)
3. (T) Thinking/Feeling (F)
4. (J) Judging/Perceiving (P)

Empat Dimensi Tipe Kepribadian


Didasarkan pada empat dimensi tipe kepribadian MBTI yang telah disebutkan
sebelum ini. Keempat dimensi ini bukan merupakan sesuatu yang mutlak melainkan
mengestimasikan suatu titik dalam sebuah garis kontinum.
(E) Extraverts x Introverts (I)
(S) Sensors x Intuitives (N)
(T) Thinkers x Feelers (F)
(J) Judgers x Perceivers (P)

A. Dimensi (E) Extraversion/Introversion (I)


Dimensi ini membicarakan cara individu berinteraksi dengan dunia dan dari mana
asal energi serta kapabilitas sesorang untuk bersosialisasi dengan dunia. Pengambilan
keputusan, interaksi sosial, respon terhadap masalah, komunikasi verbal dan non verbal, serta
berbagai respon sosial lainnya. Membahas bagaimana individu berinteraksi dengan dunia dan
orang di sekitar.
Extraversion atau biasa disebut ekstovert. Orang-orang ekstrovert adalah orang-orang
yang lebih tertarik dengan objek-objek yang berada di luar dirinya. Mereka senang berada di
tengah keramaian, bergaul, bekerja sama dalam kelompok. Dengan semua hal ini bukan
berarti orang-orang ekstrovert tidak bisa bekerja sendiri, mereka mampu bekerja sendiri tetapi
tidak dengan waktu yang lama. Mereka akan mudah kehabisan energi dan merasa lelah
apabila terlalu lama bekerja sendiri.
Intoversion atau biasa disebut introvert. Orang-orang ini lebih tertarik berkegiatan
sendiri. Sama dengan ekstrovert, orang introvert juga bisa bekerja dalam kelompok tetapi
tidak bisa dalam jangka waktu yang lama. Mereka akan mudah lelah dan kehabisan energi
apabila terlalu lama berada di keramaian. Mereka biasanya menambah energi diri mereka
dengan cara melakukan me time atau memberikan waktu yang berkualitas dengan dirinya
sendiri.

8
B. Dimensi Sensing (S) / Intuition (I)
Dimensi ini adalah cara atau jenis cara manusia dalam menangkap sebuah informasi.
Sensing adalah dimensi manusia yang mampu menerima informasi dengan berdasarkan fakta-
fakta yang ada dan menangkapnya langsung dengan panca inderanya. Orang-orang ini
biasanya tidak mampu menangkap informasi yang sifatnya tersirat atau mengandung makna
dibaliknya. Dalam tes MBTI sensing biasanya di lambangkan dengan huruf S. Orang-orang
sensing biasanya mngedepankan akal sehat dan sesuatu yang terstruktur secara sistematis.
Mereka juga orang-orang yang detail dalam memberikan informasi.
Intuitives adalah dimensi yang merupakan kebalikan dari dimensi sensing. Orang-
orang ini mampu menerima informasi yang tersirat yang terkandung dalam suatu ucapan.
Mereka suka ide-ide dan konsep-konsep yang baru. Mereka orang-orang suka berimajinasi
dan memberikan informasi secara umum dan luas. Karena mereka percaya banyak makna
yang terkandung di dalam informasi yang luas yang mereka berikan.
Sensors Intuitives
Percaya pada apa yang pasti dan konkret Percaya kepada inspirasi dan inference
Menyukai ide baru hanya bila bisa
Menyukai ide baru dan konsep-konsep
digunakan dengan praktis
Menghargai realisme dan akal sehat Menghargai imajinasi dan inovasi
Senang mempelajari keterampilan baru;
Senang menggunakan dan mengasah
cepat bosan setelah menguasai sebuah
keterampilan yang sudah dimiliki
keterampilan
Cenderung spesifik dan harafiah; Cenderung general dan figurative; senang
memberikan deskripsi detail menggunakan perumpamaan dan peribahasa
Mengajuka informasi dengan cara step-by- Mengajukan informasi secara umum dan
step garis besar
Berorientasi pada masa kini Berorientasi pada masa depan

9
C. Dimensi Thinking (T) /Feeling (F)
Dimensi ini adalah dimensi tentang bagaimana seseorang mengambil keputusan
dalam kehidupan sehari-hari.
Thinking, orang-orang yang termasuk dalam dimensi ini biasanya disebut thinker.
Mereka biasa berpikir panjang sebelum mengambil keputusan: benar salahnya, baik
buruknya, aturan-aturannya, semua itu dianalisis dengan cermat. Setelah pasti, barulah ia
menetapkan keputusannya.
Feeling, mereka sangat peka terhadap perasaan orang lain. Sebuah keputusan diambil
setelah memperhitungkan dampaknya bagi orang lain dan mengikuti suara hatinya. Oleh
karena itu, Feelers dapat menerima pengecualian perlakuan, berbeda dari Thinkers yang
bersikukuh dengan satu hukum atau aturan berlaku bagi semua.

D. Dimen
si (J)

Judging/Perceiving (P)
Dimensi keempat ini membahas gaya hidup. Orang yang memiliki perilaku judging
biasa disebut judger mereka orang-orang yang terstruktur dan berpikir sistematis, karena itu
mereka melakukan sesuatu sesuai dengann rencana nya, sementara orang-orang perceiving
biasanya lebih fleksibel dan spontan mereka cenderung sembrono dan berantakan.

10
2.1.2 Temperamen
Temperamen dapat dijelaskan sebagai sebuah pola dari perilaku karakteristik yang
merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari individu 16 dimensi yang
dikelompokkan menjadi 4 penamaan sebagai berikut :
1. Tradisionalis/pembimbing (SJ)
ciri-cirinya dilihat dari dimensi sensing dan judging yaitu:
- Menghargai hukum dan aturan
- Mudah beradaptasi
- Merasa bertanggung jawab dalam hal melayani
- Berusaha melakukan hal yang benar
- Mudah dipercaya dan diandalkan
- Kurang imajinatif
- Kurang handal merencanakan masa depan

Tradisionalis terbagi menjadi dua, SFJ dan STJ. Orang-orang STJ lebih kuat sifat
tradisionalis nya dibanding SFJ, karena orang-orang SFJ lebih mengutamakan orang lain.

2. Artisans/Experiencers (SP)
Orang orang artis/experience biasanya tidak terkekang oleh aturan, mereka fokus
pada sesuatu yang terjadi saat ini, mereka juga easy going dan cenderung pragmatis. Artisans
terbagi menjadi empat yaitu :
ESTP : Memiliki kemampuan verbal paling baik
ISTP : Paling suka kebebasan dan kreatif
ESFP : Menyukai kebebasan yang mengarah kepada kesenagan
ISFP : Cenderung sensitif dan kritis

3. Idealist (NF)

11
Orang-orang idealist biasanya memiliki motto jujurlah pada diri sendiri. Mereka
meng-idealkan orang lain sesuai potensi. Mereka memiliki integritas serta dapat memahami
orang lain. Idealis dibagi menjadi empat :
ENFJ : bersifat hangat, berempati, pendengar yang baik, dan bertanggung jawab, suka
bergaul, memudahkan kelompok mereka, dan menghadirkan kepemimpinan yang
bersemangat
INFJ : Idealistis, perfectionist, tidak suka berurusan dengan detil, visi kuat, kreatif
ENFP : Persepsi kuat, tidak suka dikendalikan, senang menjadi ketua, mampu memahmi
konsep yang sulit.
INFP : tidak suka dengan rutinitas, komunikasi tertulis baik, lebih suka bekerja sendiri.

4. Rasional/conceptualizers (NT)
Rasionalis adalah orang yang memiliki standar tinggi dan cenderung perfeksionis. Kelompok
ini dibagi menjadi empat :
ENTJ : tertarik dengan benda nyata (tidak abstrak), memiliki kepercayaan diri tinggi,
menyukai tantangan, senang menambah berbagi ilmu.
INTJ : mandiri, inovator, imajinasi dan pandangan nya luas, suka mengabaikan perasaan
orang lain, tidak suka rutinitas.
ENTP : Analitis, menjaga hubungan dengan orang lain, mempunyai ide brilian, tidak suka
rutinitas
INTP : Intelektual, memahami masalah hingga mendetail, tidak bisa diluar lingkungan
akademik, pendiam, tidak tertarik pada kehidupan sosial.

2.2 Individu dan Kelompok

Setiap manusia adalah individu yang unik. Dimotivasi kebutuhan, individu-individu


itu membentuk kelompok. Menurut Katzenbach & Smith (1993), kelompok adalah suatu
perkumpulan yang terdiri dari orang-orang dengan kemampuan yang saling melengkapi
untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama
dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga
ditentukanlah tujuan yang sama. Akhirnya, interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah
kelompok. Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-
masing anggota .

2.2.1. Tahap Perkembangan Kelompok


Menurut Tuckman(1965) kelompok tumbuh dan berkembang melalui serangkaian
tahapan sebagai berikut.

I Tahap Pertama: Pembentukan (Forming)


Pada tahap ini, anggota kelompok belum mengenal satu sama lain. Jika mereka
lakukan sesuatu, muncul perasaan ketidakpastian karena anggota kelompok belum memiliki
kesempatan untuk mengenal satu sama lain dan menetapkan tujuan kelompok. Pada tahap
ini pula, beberapa anggota melakukan uji peran kepemimpinan, menemukan kesamaan

12
kepribadian dan perbedaan, dan membuat beberapa pengungkapan awal. Meski demikian,
kemajuan yang dicapai relatif sedikit.

II Tahap Kedua: Goncangan (Storming)


Pada tahap ini, muncul konflik awal karena perebutan kepemimpinan. Masih ada
kecenderungan untuk mempertahankan pendapat pribadi. Pada tahap ini, peran anggota
kelompok atau pemimpin adalah untuk menahan diri dari mengambil sisi, mendorong
kelompok untuk mengembangkan saluran komunikasi, dan membantu anggota kelompok
lain agar terpusat pada tugas dan bukan pada perbedaan pribadi. Tidak semua kelompok
dapat melewati tahap ini.

III Tahap Ketiga: Membangun Norma (Norming)


Pada tahap ini, para anggota kelompok berusaha menetapkan dan mematuhi pola
perilaku yang dapat diterima dalam bekerja sama. Mereka belajar untuk menggabungkan
metode dan prosedur baru yang telah disepakati sebelumnya.

IV Tahap Keempat: Melakukan atau Melaksanakan (Performing)


Pada tahap Melakukan atau Melaksanakan (Performing), status keanggotaan anggota
kelompok sudah stabil, tugas sudah jelas, dan perhatian anggota kelompok lebih pada
ganjaran. Anggota kelompok sangat termotivasi untuk menyelesaikan tugas mereka dan pusat
perhatian lebih pada tujuan kelompok daripada kepentingan individu.

V Tahap kelima: Penangguhan (Adjourning)


Setelah berhasil menyelesaikan tugas atau tujuan, kelompok dapat bubar secara
permanen atau beristirahat sementara. Beberapa kelompok mungkin mendapatkan anggota
baru atau menerima tujuan baru. Pada tahap ini, anggota akan merasa kecewa jika 9
pengalaman itu positif, atau rasa terima kasih jika pengalaman itu negatif. Tugas pada tahap
ini adalah untuk mengendurkan ikatan kelompok untuk kemudian menindaklanjuti tugas
tugasnya.

2.2.2 Macam-Macam Bentuk Kelompok


Secara umum kelompok dibagi dua yaitu kelompok formal dan kelompok informal.

1 Kelompok Formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturanatau Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. . Kelompok
formal umumnya cukup stabil dan memiliki rentang waktu cukup lama(bersifat permanen).
Secara umum, kelompok formal dibagi menjadi dua yaitu kelompok komanda(command
group) dan kelompok tugas(task group). Kelompok komando atau command group adalah
kelompok formal yang terdiri dari individu-individu dalam organisasi dengan garis komando
jelas seperti bawahan yang harus melapor ke atasannya. Kelompok komando ini biasanya
ditentukan dalam bagan organisasi. Sementara, kelompok tugas atau task group adalah
kelompok formal yang dibentuk untuk menyelesaikan tugas tertentu. Individu-individu yang
bergabung ke dalam kelompok tugas adalah mereka yang dapat bekerja sama dalam

13
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua
perkumpulan yang memiliki AD/ART.

2 Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan
kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan
keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. . Ciri kelompok
informal adalah kedudukan antaranggota setara(egaliter). Ada dua jenis kelompok informal
1
yaitu kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan. Kelompok kepentingan atau 0
interest group yaitu kelompok yang dibentuk oleh individu-individu tertentu dalam organisasi
yang memiliki kepentingan sama. Sedangkan, kelompok persahabatan atau friendship group
adalah kelompok yang terbentuk karena adanya persamaan karakteristik seperti kesamaan
hobi, kesamaan pandangan politik, kesamaan kepercayaan, ataupun kesamaan etnis.Misalnya:
kelompok arisan.

2.2.3 Tipe Kelompok Berdasarkan Efektivitasnya


Berdasarkan efektivitasnya, Katzenbach dan Smith(1993) membedakan empat macam
kelompok yaitu kelompok pseudo (pseudo groups), tradisional (traditional groups), efektif
(effective groups) dan kinerja tinggi (high-performance groups).

1 Kelompok Pseudo
Kelompok pseudo adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja
bersama namun sebenarnya tidak berminat untuk melaksanakannya. .. Kelompok pseudo
percaya bahwa kinerja mereka akan dievaluasi secara individual, maka mereka saling
bersaing dan mejatuhkan satu sama lain. Karakteristik kelompok ini adalah efektivitas
sebagai kelompok lebih rendah dibanding sebagai individu. Contoh dari Kelompok pseudo
adalah kelompok para salesman yang anggotanya saling bersaing untuk jadi salesman
terbaik dan melakukan penjualan terbanyak.
2 Kelompok Tradisional
Kelompok Tradisional adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk
bekerja sama dan bisa menerima bahwa mereka harus bekerja sama. Anggota kelompok
percaya bahwa mereka akan dinilai sebagai individu, bukan sebagai anggota kelompok.
3 Kelompok Efektif
Kelompok Efektif adalah kelompok yang anggota-anggotanya komit untuk
memaksimalkan keberhasilan dirinya maupun keberhasilan anggota-anggota yang lain.
Anggota Kelompok Efektif saling mengandalkan tanggungjawab satu sama lain dalam
menjalankan bagian tugasnya, membantu keberhasilan satu sama lain, memiliki keterampilan
berkelompok, dan kerjasama yang efektif.
4 Kelompok Kinerja Tinggi
Kelompok Kinerja-Tinggi memenuhi seluruh kriteria dari kelompok yang efektif,
bedanya dari kelompok efektif adalah pada tingkat komitmen anggota-anggotanya satu sama
lain maupun komitmen pada keberhasilan kelompok. Kelompok ini memiliki tingkat
komitmen yang lebih tinggi, tidak hanya kepercayaan, respek satu sama lain, mereka sangat

14
peduli pada anggota-anggota timnya, termasuk pada pengembangan pribadi setiap anggota
kelompok.

2.3 Peran Komunikasi Dalam Hubungan Antar Pribadi


Komunikasi berasal dari kata Latin communicare, yang berarti "untuk membuat
umum" atau "untuk berbagi". Sedangkan menurut Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter
(2011), komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses menggunakan pesan untuk
menghasilkan makna. Komunikasi dianggap suatu proses karena kegiatan, pertukaran, atau
satu set perilaku-bukan produk yang tidak berubah.

1 Komponen Komunikasi
Bagaimana komunikasi dalam tindakan benar-benar bekerja ditentukan oleh
komponen yang ada yaitu sebagai berikut.

a Orang
Orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi memiliki dua peran, yaitusebagai sumber
yang menyampaikan pesan, dan penerima adalah sasaran pesan.
b Pesan
Pesan adalah bentuk verbal dan nonverbal ide, pikiran, atau perasaan bahwa satu orang
(sumber) ingin berkomunikasi dengan orang lain atau sekelompok orang (penerima).
c Saluran atau Media
1
Saluran atau Media adalah sarana penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan.
2
d Umpan balik
Umpan balik adalah respon penerima baik verbal dan nonverbal untuk pesan yang
disampaikan sumber.
e Kode
Kode adalah susunan sistematis simbol yang digunakan untuk membuat makna dalam pikiran
orang lain atau orang-orang.
f Encoding dan Decoding
Encoding didefinisikan sebagai proses menerjemahkan ide atau pemikiran ke kode. Decoding
adalah proses untuk menempatkan berarti bahwa ide atau pemikiran.
g Kebisingan
Dalam proses komunikasi, kebisingan adalah setiap gangguan pada proses encoding dan
decoding yang mengurangi kejelasan pesan.

2 Jenis Komunikasi
Ada berbagai jenis komunikasi tetapi mereka dapat diklasifikasikan ke dalam empat
jenis dasar komunikasi.
a Komunikasi verbal
Komunikasi verbal meliputi suara, kata, bahasa dan berbicara. Bahasa dikatakan berasal dari
suara dan gerak tubuh.
b Komunikasi non-verbal
Komunikasi non-verbal melibatkan cara-cara fisik dari komunikasi, seperti, nada, sentuhan,
suara, dan gerak tubuh.

15
c Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis berupa tulisan kata-kata yang ingin disampaikan pada waktu
berkomunikasi.
d Komunikasi visual
Komunikasi visual adalah tampilan visual dari informasi, seperti, topografi, fotografi, tanda,
simbol dan desain.

3 Tingkatan Komunikasi 1
Komunikasi terjadi dalam konteks suatu keadaan atau situasi. Program komunikasi 3
terjadi dalam konteks: komunikasi interpersonal, wawancara, komunikasi dalam suatu
kelompok kecil, berbicara di depan banyak orang (public speaking), dan komunikasi massa.

a Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri. Ini merupakan
dialog internal dan bahkan dapat terjadi saat bersama orang lain sekalipun.

b Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal didefinisikan oleh para ahli komunikasi dalam berbagai cara.

c Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok mengacu pada sifat dari komunikasi yang terjadi dalam kelompok
dari 3 sampai 12 orang.

d Komunikasi Publik

Komunikasi publik merupakan penyebaran informasi dari satu orang kepada banyak orang.

e Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses komunikasi kepada khalayak luas yang umumnya dilakukan
oleh media massa.

f Komunikasi Melalui Komputer

Secara khusus ada komunikasi lain, yaitu komunikasi melalui komputer yang meliputi
komunikasi manusia dan berbagi informasi melalui jaringan komputer.

4 Hambatan Dalam Komunikasi


Ada beberapa kemungkinan yang membuat komunikasi dirasakan rumit, sulit, dan
menimbulkan frustrasi . Berikut adalah tujuh hambatan yang dapat membuat proses
komunikasi tidak berjalan efektif.

16
1
4
a Hambatan Fisik.
Hambatan fisik adalah hambatan yang terjadi dalam suatu hubungan komunikasi yang
dibatasi oleh keadaan fisik suatu lingkungan.
b Hambatan persepsi.
Masalahdalam berkomunikasi dengan orang lain adalah bahwa kita semua melihat dunia
adakalanya berbeda. Pikiran, asumsi dan persepsi kita akan membentuk realitas kita sendiri
c Hambatan emosional.
Hambatan emosional terdiri dari ketakutan, ketidakpercayaan, dan kecurigaan.
d Hambatan budaya.
Ketika kita bergabung dalam kelompok dan ingin tetap di dalamnya, cepat, atau lambat kita
perlu mengadopsi pola perilaku kelompok.
e Hambatan Bahasa.
Bahasa yang menggambarkan apa yang kita ingin katakan dalam dapat menjadi sumber
hambatan komunikasi kita dengan orang lain yang tidak akrab dengan ekspresi kita dan
jargon.

2.4 Memahami Konsep Kebudayaan


Kebudayaan merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat. Manusia
sebagai makhluk sosial saling berinteraksi sehingga menimbulkan suatu kelompok sosial
yang saling ketergantungan, yaitu masyarakat. Keberagaman pemikiran dan tingkah laku
individu dalam masyarakat menghasilkan satu pola yang merupakan gabungan dari milik
individu-individu yang tergabung di dalamnya. Pola tingkah laku dan pemikiran dalam
kehidupan bermasyarakat dapat disebut sebagai sebuah budaya. Dilihat dari asal katanya,
kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddayah yang berarti budi atau akal. Dari asal
kata inilah budaya selalu dikaitkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan akal.
Namun, konsep kebudayaan merupakan konsep banyak makna sehingga setiap orang dapat
memberikan definisi mengenai kebudayaan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
masing-masing.
Kebudayaan berfungsi sebagai wadah pemenuhan kebutuhan manusia, mulai dari
penyesuaian diri juga sebagai media untuk mengekspresikan kebutuhan spiritualitas, serta
menentukan jalan hidup dan wadah dari segenap perasaan manusia. Pada hakikatnya,
kebudayaan merupakan hasil olah pikir manusia dikarenakan manusia dibekali Tuhan dengan
akal yang menunjukkan kelebihannya dibandingkan dengan makhluk lain, sehingga
kebudayaan berfungsi sebagai pembeda. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban, tindakan yang diterima atau ditolak, tindakan yang dilarang atau diizinkan.
Kebudayaan juga bersifat dinamis dan diperlukan oleh manusia dilihat dari berbagai sisi,
definisi, dan fungsinya.
Kebudayaan memiliki wujud dan unsur. Wujud merupakan hal yang mendasar dalam
kebudayaan, sedangkan unsur adalah bentuk pengembangan dari wujud. Kedua hal tersebut
saling berkaitan karena apabila wujud tidak dikembangkan maka, tidak ada unsur dan tidak
akan tercipta suatu kebudayaan. Wujud dijabarkan menjadi 3 bagian. Wujud pertama adalah
ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan lain sebagainya. Wujud kedua adalah tindakan atau
suatu pola yang diciptakan oleh manusia. Wujud ketiga adalah artefak atau hasil karya

17
manusia. Unsur kebudayaan bersifat universal karena terdapat dalam semua kebudayaan dari
semua bangsa yang ada di dunia. Unsur-unsur kebudayaan saling berkaitan sehingga tidak
dapat dipisahkan. Unsur universal dibagi atas 7, yaitu : sistem organisasi sosial, sistem mata
pencaharian, sistem teknologi, sistem pengetahuan, kesenian, bahasa, den religi.
Proses belajar kebudayaan meliputi 3 proses, yaitu proses internalisasi, sosialisasi,
dan eksternalisasi.
a. Internalisasi
Internalisasi adalah proses seorang individu dalam menanamkan segala perasaan,
hasrat, nafsu, dan emosi dalam kepribadiannya yang dia alami sepanjang hidupnya yang
kemudian akan menjadi bagian dari kepribadian individu tersebut.
b. Sosialisasi
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak lepas dari interaksi dengan individu
lainnya. Seorang individu berusaha memahami pola interaksi sosial di sekitarnya agar
individu tersebut diterima menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Contoh dari lingkungan
untuk bersosialisasi yang pertama kali kita temui adalah lingkungan keluarga.
c. Enkulturasi
Enkulturasi merupakan proses seorang individu menyesuaikan perilaku dan sikap
terhadap adat, norma, dan peraturan yang ada di dalam kebudayaannya. Sejalan dengan
proses sosialisasi, enkulturasi juga berawal dari lingkungan yang kecil, yaitu keluarga,
kemudian berkembang ke lingkungan yang lebih luas, yaitu masyarakat. Di dalam
masyarakat, individu mengalami enkulturasi nonformal. Enkulturasi formal diperoleh
individu dari lembaga-lembaga pendidikan.

Dinamika masyarakat dan kebudayaan terjadi karena beberapa hal, yaitu difusi dan
migrasi manusia, asimilasi dan akulturasi, serta inovasi dan penemuan.
Difusi berarti proses penyebaran atau perembesan sebuah budaya. Proses penyebaran
kebudayaan menurut para ahli berkaitan erat dengan migrasi manusia. Saat seseorang atau
sekelompok manusia melakukan migrasi, maka manusia tersebut akan membawa budaya
yang sebelumnya dia miliki ke tempat baru. Di tempat baru ini, dia akan melakukan kontak
dengan manusia lain sehingga terjadi persebaran kebudayaan manusia.
Asimilasi dan akulturasi adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh para ahli yang tidak
menyetujui teori difusi. Para ahli beranggapan bahwa setiap kelompok masyarakat memiliki
ciri khas masing-masing yang membuat masyarakat tersebut tidak akan menerima sebuah
kebudayaan begitu saja. Asimilasi dapat terjadi dengan dua keadaan. Keadaan pertama adalah
saat sebuah masyarakat menerima sebuah kebudayaan yang dominan sehingga kebudayaan
baru tersebut tidak lagi terasa asing. Keadaan kedua adalah saat masyarakat datang ke suatu
daerah yang memiliki kebudayaan lokal dominan sehingga para pendatang ini menerima
kebudayaan lokal itu menjadi kebudayaannya. Akulturasi adalah pertemuan dua kebudayaan
sehingga membentuk sebuah kebudayaan baru yang unik namun tetap mempertahankan ciri
khas kebudayaan asalnya.
Inovasi dan penemuan juga dapat menyebabkan terjadinya dinamika. Manusia akan
selalu memiliki inovasi untuk mempermudah hidupnya. Saat inovasi yang dikemukakan
seseorang diterima oleh masyarakat maka inovasi ini akan menjadi sebuah penemuan. Oleh
karena manusia selalu memiliki inovasi dan penemuan, manusia dan kebudayaan memiliki

18
batasan ruang dan waktu. Dalam konsep ruang, sebuah kebudayaan yang berasal dari suatu
daerah belum tentu bisa diterima di daerah lainnya. Sedangkan dalam konsep waktu, sebuah
kebudayaan akan selalu diperbaharui oleh manusia agar sesuai dengan perkembangan zaman.
Kebudayaan sering disamakan dengan peradaban. Kenyataannya, kebudayaan dan
peradaban adalah dua hal yang berbeda namun saling berhubungan. Dapat dikatakan bahwa
tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan, tetapi tidak semua
masyarakat sudah mencapai peradaban. Suatu masyarakat dalam kurun waktu tertinggal
namun, sewaktu waktu dapat meningkat pesat menjadi bangsa yang maju dan mencapai
peradaban. Kebudayaan dihasilkan oleh masyarakat dan dari kebudayaan itulah masyarakat
dapat dikenal dan dibedakan dengan masyarakat lain.

2.5 Analisis Individu dalam Masyarakat

Secara biologis, manusia adalah spesies Homo sapiens yang memiliki kecerdasan dan
kesadaran lebih dibanding makhluk lain di bumi. Sebagai individu, manusia adalah sosok
yang unik. Setiap individu memiliki pengalaman, kepribadian, visi, dan lingkungan yang
berbeda. Untuk mengelompokkan individu-individu ini, Myers-Brigg membuat suatu sistem
yang disebut MBTI untuk mengenal temperamen manusia.

Manusia dengan berbagai kepribadiannya tadi tetap tidak lepas dari manusia lain.
hubungan ketergantungan itu menciptakan kelompok dan masyarakat. Secara umum
pembentukan kelompok dapat dijabarkan dalam bentuk proses forming, storming, norming,
performing, dan adjourning. Kumpulan kelompok akan membentuk masyarakat heterogen di
lokasi tertentu.

Dalam masyarakat, komunikasi adalah unsur penting untuk menjaga keutuhan dan
keberlangsungannya. Peran komunikasi menjadi perlu. Sebagai anggota masyarakat, kita
semua harus bisa berkomunikasi yang efektif sehingga pesan dapat tersampaikan dengan
baik. Beberapa cara untuk melakukan komunikasi yang efektif antara lain:

1. Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka.

2. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka.

3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka.

4. Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang
mereka dan mengapa.

5. Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan.

6. Beri mereka kontak mata yang lama.

7. Berikan mereka senyuman terbaik.

Hasil dari interaksi yang lama adalah budaya. Budaya ini berkembang dengan
manusia. Budaya membentuk suatu sistem sosial yang disepakati bersama dan menyebabkan

19
individu mempunyai orientasi hidup tertentu dalam masyarakat sosialnya. Budaya juga
membentuk identitas dan ciri khas bagi individu tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia sebagai individu unik dan memiliki kepribadian yang berbeda. Kemampuan
manusia untuk bernalar disebabkan perkembangan neurocortex manusia yang lebih maju
dibanding makhluk lainnya. Kompleksitas otak ini menyebabkan manusia bisa memiliki
dimensi-dimensi karakter seperti extravertion/introvertion, sensing/intuition, thinking/feeling,
dan judging/perceiving. Kombinasi dimensi tersebut memberi ciri khas pada kepribadian dan
temperamen tiap orang yang mempengaruhi keputusan dan cara bertindaknya.

Selain sebagai individu, manusia juga membutuhkan manusia lain dan hidup
berkelompok. Terdapat banyak jenis kelompok dengan tujuan tertentu. Namun, semua jenis
kelompok tidak terlepas dari komponen komunikasi. Komunikasi menjadi unsur yang
menyatukan kelompok yang nantinya berkembang menjadi masyarakat.

Kehidupan sosial manusia diekspresikan dalam masyarakat. Interaksinya dalam


masyarakatlah yang melahirkan kebudayaan. Hubungan antara manusia dan budaya adalah
hubungan timbal-balik yang terus mempengaruhi. Perkembangan budaya dan
karakteristiknya tidak lepas dari hasil berpikir manusia sebagai individu yang unik. Selain itu,
budaya yang berkembang di masyarakat juga bukan hanya menjadi karya individu tapi juga
identitas kelompok.

20
DAFTAR PUSTAKA

Katzenbach, J. & Smith, D., 1993. The Wisdom of Team:Creating High Performance
Organization. New York: McGraw Hills.

Poerwanto, Hari. 2008. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suparlan, Parsudi. Juni 1981. Kebudayaan, Masyarakat, dan Agama. Majalah Ilmu Ilmu
Sastra. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Tuckman, B., 1965. Developmental sequence in small groups. Psychological Bulletin, pp.
384-399.

Widagdho, Djoko. dkk. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara

21

También podría gustarte