Está en la página 1de 8

BAB III

METODE STUDI

3.1 Metode pengumpulan dan analisis data

Penyusunan dokumen AMDAL atas rencana kegiatan pabrik pengolahan dan pemurnian
mineral emas oleh PT. OA dilakukan berdasarkan pertimbangan dan kajian khusus berdasarkan hasil
pemikiran anggota Tim penyusun sesuai bidang keahlian masing-masing ataupun melalui diskusi
dengan berbagai pihak terkait. Pertimbangan dan kajian ini di tunjang oleh hasil analisis data-data
yang telah dikumpulkan, yang secara umum terdiri dari 2 (dua) jenis data, yaitu :

Data primer , merupakan data utama dalam kajian AMDAL yang diperoleh melalui hasil survei
ataupun hasil pengamatan dan pengukuran langsung (sampling) di lapangan. Selain itu, data
primur juga diperoleh dengan menghimpun informasi faktual dan wawancara dengan masyarakat
yang diperkirakan terkena dampak, khusus di masyarakat di desa mataiwoi kecamatan mowila
kabupaten konawe selatan.
Data sekunder, merupakan data yang dihimpun dari hasil-hasil penelitian maupun hasil kajian
yang di relevan dengan rencana pembangunan pabrik pengolahan dan peemunian emas, studi
analogi dari kegiatan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral emas di daerah
lain, kajian pustaka, maupun informasi dari instansi/dinas terkait lainnya.

3.1.1 komponen geo fisik-kimia

A. Kualitas udara

1. pengumpulan data

Parameter kualitas udara yang diukur adalah konsentrasi gas NO2, SO2, dan CO serta partikel
debu. Metode pengukuran kualitas udara mengacu kepada peraturan pemerintah No 41 Tahun 1999.
Setiap titik pengukuran dicatat posisi koordinatnya dengan alat GPS. Metode pengumpulan dan
analisis data ditunjukan pada tabel III-1.

Tabel III-1. Parameter dan metode pengukuran kualitas udara

No Parameter Metode SNI


1 Nitrogen dioksida (NO2) Griess saltzman SNI 19-7119.2-2005
2 Total debu/ partikel gravimetri SNI 19-7119.3-2005
3 Timbal (Pb) Destruksi basah SNI 19-7119.4-2005
4 Sulfur dioksida (SO2) pararosanilin SNI 19-7119.7-2005
5 Karbon monoksida (CO) pararosanilin SNI 19-7119.10-2005

2. Analisis data
Hasil pengukuran kualitas udara ambient kemudian di analisis di laboratorium dengan metode-
metode seperti yang di sajikan. Pada tabel III-5. Hasil analisis dari laboratorium dibandingkan
dengan standar kualitas udara ambient yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.
41/1999. Indeks kualitas udara (Air quality index, AQI) dihitung berdasarkan metode indian air
quality index (INDAQI) menggunakan persamaan :

[ ( ) ]
h
1
AQI =anti log log qi
4 i=1

Dimana subindeks atau rating quality parameter (qi) dihitung dengan persamaan :

Ci
qi= Cis x 100

dimana Cis adalah kosentrasi gas terukur dan Ci adalah standar kualitas udara untuk kawasan
tertentu seperti diperlihatkan pada tabel III-2. Skala kualitas udara ditafsir berdasarkan rentang nilai
AQI seperti yang disajikan pada tabel III-3.

No Parameter Konsentrasi Udara (/M3)


Area Sensitif Area Industri Area Pemukiman
1 Sulfur dioksida( SO2) 30 120 80
2 Oksida nitrogen (NOx) 30 120 80
3 Debu (TSP) 100 500 200
Sumber : kaushik dkk. (2000)

Tabel III-3. Skala kualitas lingkungan parameter tingkat kualitas udara

Parameter Skala kualitas


Tercemar Tercemar Tercemar Kurang Bersih
lingkungan
berat (2) ringan bersih (5)
(1) (3) (4)
AQI >100 75-100 50-75 25-50 <25
Sumber : kaushik dkk. (2000)

c. kebisingan

1. pengumpulan data
Tingkat kebisingan diukur menggunakan soundmeter setiap 5 detik selama 10 menit, dengan mengacu
pada keputusan menteri negara lingkungan hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996. Setiap titik
pengukuran di catat posisi koordinat nya dengan alat GPS.

2. analisis data

Hasil pengukuran kebisingan dianalisis menggunakan rumus yang tercantum dalam keputusan
menteri negara lingkungan hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996.

Tingkat tekanan bunyi sinabung setara dalam waktu 10 menit.

[ )]
120
1 LpAi
LAeq ,T ( 10 menit )=10 log 10
120 i=1
10
10 (
Dimana Laeq, T adalah tingkat tekanan bunyi sinambung setara dalam waktu 10 menit dan
LpAi adalah tingkat tekanan bunyi sesaat rata-rata dalam interval 5 detik.

tingkat kebisingan siang hari

[ ( )]
4
1 Li
Leq ( siang ) =Ls ( 16 jam )=10 log 10
16 i=1
ti .10
10

Dimana ti adalah selang waktu pengukuran, Li adalah Leq pada selang waktu tertentu (Li diambil
pada jam 07.00 mewakili jam 06.00-09.00, L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00-
14.00, L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00-17.00, dan L4 diambil pada jam 20.00
mewakili jam 17.00-22.00). hasil yang diperoleh dibandikan dengan nilai baku mutu lingkungan
seperti diperihatkan pada tabel III-4, dan skala kualitas tingkat kebisingan ditentukan berdasarkan
tabel III-5.
Tabel III-4. Standar tingkat kebisingan

No. Areal kegiatan Tingkat Kebisingan


dB(A)
1 Perumahan dan penampungan 55
2 Perdagangan dan jasa 70
3 Industri 70
4 Kawasan kegiatan untuk sekolah dan tempat ibadah 55
Sumber : KEP-48/MENLH/11/1996
Tabel III-5. Skala kualitas lingkungan parameter tingkat kebisingan

NO Parameter Skala kualitas


Sangat Buruk Sedang Baik Sangat
. lingkungan
(2) (3) (4)
buruk baik
(1) (5)
1 Tingkat kebisingan >60,0 58,1-60,0 55,1-58,0 50,1-55,0 <50,0
pemukiman (dBA)
2 Tingkat kebisingan >85 80,1-85,0 75,1-80,0 70,1-75,0 <70
dalam pabrik
(dBA)
Sumber : fandeli (2007)

D. aliran permukaan

1. aliran permukaan

Untuk menentukan aliran permukaan, maka akan dikumpulkan data intensitas curah hujan luas DAS
lokasi studi, topografi lokasi studi, dan keadaan penutupan lahan.

2. analisis data

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai adalah metode
rasiaonal USSCS (1973). Metode ini sangat simpel dan mudah penggunaannya terbatas untuk DAS
dengan ukuran kurang dari 300 Ha (goldman et.al.,1986 dan wismarini, 2011).

Qr = 0,002778.C.I.A

Dimana Qr adalah debit puncak dalam suatu catchment area (m3/det), C adalah koefisien aliran
permukaan, I adalah intensitas curah hujan (mm/jam), dan A adalah catchment area (m2). Koefisien
aliran permukaan (C) di definisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan terhadap
intensitas bunyi. Harga C ditentukan dengan metode hassing dalam wismarini (2011) seperti yang
disajikan pada tabel III-6. Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu.
Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan langsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan
makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Intensitas hujan dapat dihitung sengan
rumus Mononobe (wismarini, 2011)

R 24 24
I= 24 tc( )
Dimana I adalah intensitas hujan (mm/jam), t adalah lamanya hujan (jam), dan R24 adalah curah
hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm) dan tc adalah waktu konsentrasi (jam).

Tabel III-6. Koefisien aliran untuk metode rasional

Koefisien aliran C = Ct+Cs+Cv


topografi ct tanah cs Vegetasi cv
Daftar (1%) 0,03 Pasir dan grafer 0,04 Hutan 0,04
Bergelombang (1- 0,08 Lempung berpasir 0,08 pertanian 0,11
10%)
Perbukitan (10-20%) 0,16 Lempung dan lanau 0,16 Padang rumput 0,21
Pegunungan (>20%) 0,26 Lapisan batu 0,26 Tanpa tanaman 0,28
Sumber : wismarini, 2011

E. sedimentasi

1. pengumpulan data

mengambil sampel sedimen pada beberapa lokasi yang telah ditentukan dengan cara membagi
lebar sungai menjadi beberapa seksi seksi.
Mengukur kecepatan limpasan air sungai dan penampang basah sungai untuk menentukan total
debit limpasan air sungai.
Menganalisis sedimen tersuspensi laboratorium dengan cara menyaring sampel sampel sedimen
melayang dengan kertas filter, kemudian dipanaskan pada suhu 105C selama 24 jam dan
ditimbang untuk mengetahui berat keringnya. Hasil pengukuran digunakan untuk menentukan
kosentrasi sedimen tersuspensi.
Melakukan komplikasi data hasil pengambilan sedimen, debit limpasan air sungai, serta
kosentrasi sedimen.

2. analisis data

Parameter-parametar yang diukur untuk keperluan analisis adalah konsentrasi sedimen tersuspensi
(Cs,m/I), debit limpasan air sungai (Q,m 3/det ), dan debit sedimen tersuspensi ( Q s, r/det).
Parameter tersebut ditentukan melalui rumusan sebagai berikut :

G 2G 1
Cs= V

Dimana G2 adalah berat sedimen dan kertas filter dalam kondisi kering (m), G 1 adalah berat kertas
filter (m), dan V adalah volume sampel sedimen (liter).

Q = v.A

Dimana v adalah kecepatan limpasan sungai (m/det) dan A adalah luas penampang sungai (m). Debit
sedimen kemudian ditentukan melalui :

Qs = Q.Cs

Skala kualitas lingkungan untuk tingkat sedimentasi ditentukan berdasarkan tabel III-7.

Tabel III-7. Skala kualitas lingkungan parameter sedimentasi

Parameter Skala kualitas


lingkungan Sangat Buruk(2) Sedang (3) Baik (4) Sangat
buruk (1) baik (5)
Konsentrasi >500 250-500 100-250 0-100 0
sedimen melayang
(m/I)
Sumber : Djunaid, 2002

f. kualitas air permukaan

1. pengumpulan data

Pengambilan sampel air dan analisis dilakukan untuk memperoleh gambaran rona awal mengenai
kondisi kualitas air di sekitar wilayah studi. Parmeter dan metode pengukuran kualitas air disajikan
pada tabel III-8

Tabel III-8. Parameter dan metode pengukuran parameter kualitas air

N0. Parameter metode SNI


A. Parameter
1 Zat padat terlarut (TDS) Gravimetric
2 Zat padat tersuspensi (TSS) Gravimetric
3 Kekeruhan Nephelometer
4 Kebauan Organoleptik
5 Warna Hidrasin
B. Kimia
1 Arsen (As) AAS
2 Fluorida (f) Spectrofotometrik
3 Total kromium AAS
4 Cadmium (Cd) AAS
5 Nitrat sebagai NO3 Spectrofotometrik
6 Nitrit sebagai NO2 Spectrofotometrik
7 Sianida (CN) Test kit
8 Selenium (Se) AAS
9 Aluminium (Al) AAS
10 Besi (fe) Spectrofotometik
11 Kesadahan (CaCO3) Titrimetric
12 Khlorida (CI) Titrimetric
13 Mangan (Mn) AAS
14 Ph Ph meter
15 Seng (Zn) AAS
16 Sulfat Spectrophotometer
17 Tembaga AAS
18 Amonia Spectrophotometer
19 Zat organik (KmnO4) Titrimetic
20 Detergen UV-Vis
C. Parameter mikroniologi
1 Escherichia coli Plate count
2 Total bakteri coliform MPN
2. Analisis data

Hasil analisis air akan dibandingkan dengan baku mutu seperti yang tercantum dalam peraturan
pemerintahan No. 82 tahun 2001 tentang pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Selanjutnya indeks pencemaran air (pollution index) dihitung berdasarkan kepmen-LH nomor 115
tahun 2003 (tabel III-9).

Tabel III-9. Skala kualitas lingkungan parameter kualitas air

Parameter Skala kualitas


Sangat Tercemar Tercemar Tercemar Memenuhi
lingkungan
tercemar (1) berat (2) sedang (3) ringan (4) baku mutu
(5)
Indeks pIj > 15.0 10,0<PIj15.0 5,0>PIj10,0 1,0<PIj5,0 0PIj1,0
pencemaran
Sumber : kepmen LH No. 115 tahun 2003

3.1.2 komponen biologi

a. flora

1. pengumpulan data

Pengambilan dan pengumpulan data flora/vegetasi diperoleh dengan menggunakan teknik plot
quadrat sampling. Ukuran kuadrat untuk bentuk pohon adalah 20 m x 20 m, tihang 10 m x 10 m dan
semak 5 m x 5 m, sedang epifit hanya ditentukan kehadiratnya. Adapun penempatan kuadrat tersebut
secara sistematik random sampling.

2. analisis data

Parameter flora uang diamati meliputi summed dominance ratio (SDR), Kekayaan Jenis,
keanekaragaman flora menggunakan metode kuadrat. Sedang potensi pemanfaatan ditentukan atas
dasar nilai ekonomi, budaya atau ekologis.

Hasil pencatatan individu tiap jenis tumbuhan yang masuk dalam kuadrat pengamatan
digunakan untuk menentukan nilai SDR dan indeks keragaman shannon-winner. SDR
dihitung dengan rumus (kusmana,1997) :
Fr + Dr
SDR = 2

Dimana fr adalah frekuensi relatif ( frekuensi suatu jenis dibagi frekuensi semua jenis ) dan D r adalah
dominasi relatif ( dominasi suatu jenis dibagi total dominasi semua jenis )
Kerapatan, frekuensi dan dominasi (kusmana, 1997) :
Jumlah individu suatu jenis
Kerapatan (K) = luas seluruh plot (ind/Ha)

kerapatan suaru jenis


Kerapatan relatif = ( kerapatan seluruh jenis )
x 100 (KR%)

jumlah plot ter dapat suatu jenis


Frekuensi (F) = jumlah seluruh petak

frekuensi suatu jenis


Frekuensirelatif = ( frekuensi seluruh jenis )
x 100 (FR%)

luas bidang dasar suatu jenis


Dominasi (D) = jumlah seluruh plot (m2/Ha)

dominasi suatu jenis


Dominasi relatif = ( dominasi seluruh jenis )
x 100 (DR%)

Indeks nilai penting ( kusmana, 1997 ) :


INP = KR + FR + DR

Dimana INP adalah indeks nilai penting (%), KR adalah kerapatan relatif (%), FR adalah frekuensi
relatif (%), dan DR adalah dominasi relatif (%).

Indeks keanekaragaman (kusuma, 1997) :


n
H ' =
i=1
( nN ) log ( nN )
Dimana Had;ah indeks keanekaragaman shannon, n adalah nilai penting suatu jenis, dan N
adalah nilai penting seluruh jenis.
Skala kualitas vegetasi ditentukan berdasarkan tabel III-10.
Tabel III-10. Skala kualitas lingkungan parameter vegetasi

También podría gustarte