Está en la página 1de 4

Lozenges adalah sediaan padat yang diharapkan dapat larut perlahan-lahan di mulut.

Sediaan ini berisi satu atau lebih bahan aktif dan perasa serta pemanis sehingga rasanya
menarik. Pada umumnya sediaan ini digunakan untuk efek topikal , tetapi juga dapat
memiliki bahan-bahan yang menghasilkan efek sistemik. Lozenges dapat mengandung
anestesi, penawar rasa sakit, atau antiseptik. Lozenges dapat larut perlahan di mulut
meningkatkan efek topikal karena obat tersebut akan kontak dengan jaringan mulut dan
tenggorokan untuk jangka waktu lebih lama. Obat ini dapat juga dihisap di mulut atau ditelan
untuk efek sistemik. Lozenges terdapat dalam bentuk yang menarik untuk pasien yang
mengalami kesukaran dalam menelan sediaan obat padat seperti tablet, kapsul, dsb.
Chewable lozenges merupakan salah satu sediaan yang dapat dijadikan alternatif
untuk pengobatan antibakteri secara lokal di dalam mulut karena chewable lozenges dapat
langsung melarutkan zat aktifnya di dalam mulut. Bentuk dan rasa dari sediaan chewable
lozenges diharapkan lebih disukai daripada bentuk sediaan lain seperti tablet, sirup, atau
larutan karena lebih mudah dalam penggunaannya dan lebih menarik.
Sediaan chewable lozenges ini dimaksudkan untuk melarutkan obat secara perlahan-
lahan dalam mulut atau untuk dikunyah (Allen, 2002).
Lozenges merupakan sediaan dengan bermacam-macam bentuk yang biasanya
mengandung obat dan bahan perasa yang dimaksudkan untuk melarut secara perlahan pada
mulut untuk efek pada lokasi tertentu atau efek sistemik (Allen, 2002). Bentuk sediaan ini
dimaksudkan agar melarut secara perlahan dalam mulut atau dapat dengan mudah dikunyah
dan ditelan. Sediaan ini dapat diterima di masyarakat, terutama pasien pediatri (Allen, 2002).
Macam-macam bentuk lozenges
Ada dua tipe lozenges yang telah banyak digunakan menurut metode pembuatan tablet hisap,
yaitu :
1. Compressed Tablet Lozenges
Compressed lozenges dibuat dengan cara dikempa. Contohya adalah hard lozenges.
Hard lozenges memiliki basis yang keras. Basisnya dapat dibuat dengan menggunakan bahan
gula atau sirup dan seringkali dicampur dengan bahan adhesive seperti acasia. Lozenges ini
dibuat di atas mesin tablet menggunakan alat compress bertekanan tinggi sehingga bahan-
bahan yang digunakan harus stabil dalam panas (Allen, 2002).

2. Molded lozenges
Molded lozenges dibuat dengan cara meleburkan basisnya. Molded lozenges memiliki
tekstur lebih lembut karena mengandung gula dengan konsentrasi tinggi atau karena adanya
kombinasi antara gelatin dengan gula. Contohnya adalah soft lozenges yang biasa disebut
dengan pastilles dan chewable lozenges yaitu lozenges dengan basis gelatin yang biasa
disebut dengan gummy. Soft lozenges biasanya dibuat dengan menggunakan basis
polyethylene glycol (PEG) sedangkan chewable lozenges menggunakan basis gliserin gelatin
(Allen, 2002).

Menurut komposisi bahannya, lozenges terbagi menjadi tiga jenis, yaitu hard
lozenges, soft lozenges dan lozenges basis gelatin yang biasa disebut chewable lozenges atau
gummy.
1. Hard lozenges
Hard candy lozenges adalah campuran gula dan karbohidrat dalam bentuk amorf dan
kristal. Bentuk ini dapat berupa sirup gula padat yang secara umum mempunyai kandungan
air 0,5%-1,5%. Bahan dasar hard candy lozenges adalah gula (sakarosa), sirup jagung, gula
invert, gula pereduksi, acidulents (pembuat asam), pengaroma, bahan-bahan cair dan padat,
serta bahan obat (Peters, 1989).
2. Soft lozenges
Soft lozenges merupakan salah satu jenis lozenges dengan basis PEG, acacia, dan beberapa
bahan lainnya. Soft lozenges yang sudah banyak dikenal masyarakat adalah pastiles (Allen,
2002), tetapi lebih umum disebut cough drops (Gunsel and Kanig, 1976). Soft lozenges biasa
dibuat berwarna dan memiliki rasa dan dapat secara perlahan dapat melarut atau dikunyah
pada mulut dan tergantung pada efek obat yang diinginkan (Allen, 2002).
3. Chewable lozenges
Chewable lozenges biasanya memiliki rasa yang mencolok dan sedikit rasa asam.
Lozenges jenis ini cocok diperuntukkan bagi pasien pediatri dan efektif untuk penggunaan
pengobatan pada absorbsi gastrointestinal dan sistemik (Allen, 2002).
Chewable lozenges merupakan sediaan yang berbentuk kenyal atau gummy sehingga
diperlukan bahan yang dapat membentuk sediaan menjadi kenyal atau gummy. Chewable
lozenges adalah salah satu jenis lozenges yang dapat berfungsiuntuk menghantarkan obat,
sedangkan banyak obat yang memiliki rasa yang tidak enak sehingga dapat ditutupi dengan
memberikan perasa yang kuat atau dengan memberikan rasa asam pada sediaan ini. Bentuk
sediaan ini dimaksudkan agar dapat melarut secara perlahan dalam mulut atau dapat dengan
mudah dikunyah dan ditelan. Sediaan ini memiliki bentuk kenyal atau gummy sehingga
sediaan ini mudah diterima di masyarakat, terutama pasien pediatric (Allen, 2002).
Bahan yang paling berpengaruh adalah basis, sehingga dibutuhkan basis yang tepat
dalam pembuatan chewable lozenges. Basis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
gelatin gliserin. Gelatin merupakan bahan yang mampu mengembang di dalam air dan dapat
membentuk sediaan yang kenyal atau gummy seperti gel dengan penambahan gliserin (Rowe,
2006)

a. Gelatin
Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat
putih dan tulang hewan (Anonim, 1995).

b. Gliserin

Gliserin adalah cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau
khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis, netral terhadap lakmus dengan kelarutan
dapat bercampur dengan air dan etanol, tidak larut dalam kloroform, eter, minyak lemak, dan
minyak menguap (Anonim, 1995).

c. Aquadest
Aquadest merupakan bahan yang hampir selalu digunakan sebagai eksipien dalam formulasi
dibidang Farmasi. Aquadest berupa cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Aquadest memiliki titik didih 100oC (Rowe, 2006).

e. Asam sitrat
Bahan ini tidak berwarna seperti kristal bening atau kristal putih, serbuk yang mengembang,
tidak berbau, dan memiliki rasa asam yang kuat. Asam sitrat dapat digunakan dalam
formulasi sediaan farmasi atau pada produk makanan terutama digunakan untuk mengatur pH
dalam larutan selain itu juga digunakan untuk menambah rasa asam pada produk makanan,
sebagai antioksidan, buffering agent, dan chelating agent. Asam sitrat larut dalam etanol 95%
dengan perbandingan 1:5, dalam air dengan perbandingan kurang dari 1:1, mudah larut dalam
eter (Rowe, 2006).
f. Sorbitol
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 6H14O6,

dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah kecil alkohol polihidrik lain.
Pemerian : serbuk, granul atau lempengan, higroskopis, warna putih, rasa manis. Sangat
mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, metanol dan asam asetat (Anonim, 1995).
g. Laktosa
Laktosa merupakan gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat atau
mengandung satu molekul air hidrat. Berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih
krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara tapi mudah menyerap bau, mudah
dan pelan-pelan larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan eter (Anonim, 1995).

También podría gustarte