Está en la página 1de 12

ASKEP CANDIDIASIS

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) CANDIDIASIS


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya disebut
Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi yang
paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada
manusia sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka
kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang
tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi
putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan jenis
jamur yang menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh
Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan
oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh
diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C.
guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang
terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat
sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-
65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada
orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang
menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu pada
moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush, sehingga ia menamakan
jamur itu thrush fungus. Veron (1835) menghubungkan penyakit pada bayi tersebut dengan
infeksi pada saat dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat kandungan ibunya. Berg (1840)
berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan perawat yang tercemar jamur
merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat
lonjong dan berwarna putih diberikanlah nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian
berubah menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara lain
Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout (1923) menamakan
jamur itu dalam genus candida.

1.2 Tujuan

1. 1. Tujuan Umum

Menjelaskan tentang konsep penyakit moniliasis/kandidiasis serta pendekatan asuhan


keperawatannya.

1. 2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi dari moniliasis/kandidiasis


2. Mengetahui klasifikasi moniliasis/kandidiasis

3. Mengetahui etiologi dari moniliasis/kandidiasis

4. Mengetahui manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis

5. Mengetahui patofisiologi moniliasis/kandidiasis

6. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien dengan moniliasis/kandidiasis

7. Mengetahui penatalaksanaan serta pencegahan pada moniliasis/kandidiasis

8. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan


moniliasis/kandidiasis

9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari moniliasis/kandidiasis?

2. Bagaimana klasifikasi moniliasis/kandidiasis?

3. Apakah etiologi dari moniliasis/kandidiasis?

4. Bagaimana manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis?

5. Bagaimana patofisiologi moniliasis/kandidiasis?

6. Apakah pemeriksaan penunjang pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?

7. Bagaimana penatalaksanaan serta pencegahan pada moniliasis/kandidiasis?

1. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan


moniliasis/kandidiasis?

2. Bagaiman asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?

1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit moniliasis/kandidiasis serta mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis dengan pendekatan Student Centre
Learning.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida merupakan
mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 % dari populasi
(Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C. albicans. Penyakit
ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan
fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu atau pada
orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh sehingga
menimbulkan suatu penyakit misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS (Farlane .M,
2002). Pada rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling sering menimbulkan
penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa lesi putih atau lesi
eritematus (Silverman S, 2001). Pada keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan
seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau
labial dan rasa kering atau serostomia (Greenberg M. S. , 2003). Pada umumnya infeksi tersebut
dapat di tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik
dengan mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya. (Silverman S,
2001).
Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi jamur ragi dari genus
Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi oportunistik yang umum dari rongga mulut yang
disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sariawan pada mulut bayi disebut
kandidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa diistilahkan
candidosis atau moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan moniliasis
merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Infeksi
Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang
imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, seiring
dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan makin jarang terjadi. Penyakit ini
juga bukan penyakit yang serius dan beberapa sumber mengatakan bahwa penyakit ini dapat
sembuh sendiri (walaupun tentu saja lebih baik diobati).

2.2 Klasifikasi
1. Thrush
Mempunyai ciri khas dimana gambarannya berupa plak putih kekuning- kuningan pada
permukaan mukosa rongga mulut, dapat dihilangkan dengan cara dikerok dan akan
meninggalkan jaringan yang berwarna merah atau dapat terjadi pendarahan. Plak tersebut berisi
netrofil, dan sel-sel inflamasi sel epitel yang mati dan koloni atau hifa. (Greenberg M. S., 2003).
Pada penderita AIDS biasanya lesi menjadi ulserasi, pada keadaan dimana terbentuk ulser, invasi
kandida lebih dalam sampai ke lapisan basal (Mc Farlane 2002). Penyakit rongga mulut ini
ditandai dengan lesi-lesi yang bervariasi yaitu, lunak, gumpalan berupa bongkahan putih, difus,
seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan meninggalkan permukaan merah, kasar,
dan berdarah, dapat berupa bercak putih dengan putih merah terutama pada bagian dalam pipi,
pallatum lunak, lidah, dan gusi. Penderita penyakit ini biasanya mempunyai keluhan terasa
terbakar atau kadang-kadang sakit didaerah yang terkena.
1. Kronis hiperplastik kandidiasis

Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah dan bibir, berupa bintik-bintik
putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi displasia berat atau keganasan. Kandidiasis tipe ini disebut juga kandidiasis
leukoplakia, lesinya berupa plak putih yang tidak dapat dikerok, gambaran ini mirip dengan
leukoplakia tipe homogen. (Greenberg.2003). Karena plak tersebut tidak dapat dikerok, sehingga
diagnosa harus ditentukan dengan biopsi. Keadaan ini terjadi diduga akibat invasi miselium ke
lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut, sehingga dapat berproliferasi, sebagai
respon jaringan inang. (Greenberg M 2003). Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.

1. Kronis atrofik kandidiasis

Disebut juga denture stomatitis atau alergi gigi tiruan. Mukosa palatum maupun mandibula
yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini dikategorikan sebagai bentuk dari
infeksi Kandida. Kandidiasis ini hampir 60% diderita oleh pemakai gigi tiruan terutama pada
wanita tua yang sering memakai gigi tiruan pada waktu tidur. Secara klinis kronis atrofik
kandidiasis dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :

1. Inflamasi ringan yang terlokalisir disebut juga pinpoint hiperemi, gambaran eritema
difus, terlihat pada palatum yang ditutupi oleh landasan geligi tiruan baik sebagian atau
seluruh permukaan palatum tersebut (15%-65%) dan hiperplasi papilar atau disebut juga
tipe granular (Greenberg, 2003).

2. Akut atrofik kandidiasis atau disebut juga antibiotik sore mouth. Secara klinis permukaan
mukosa terlihat merah dan kasar, biasanya disertai gejala sakit atau rasa terbakar, rasa
kecap berkurang. Kadang-kadang sakit menjalar sampai ke tenggorokan selama
pengobatan atau sesudahnya kandidiasis tipe ini pada umumnya ditemukan pada
penderita anemia defiensi zat besi. (Greenberg, 2003).

3. Angular cheilitis, disebut juga perleche, terjadinya di duga berhubungan dengan denture
stomatits. Selain itu faktor nutrisi memegang peranan dalam ketahanan jaringan inang,
seperti defisiensi vitamin B12, asam folat dan zat besi, hal ini akan mempermudah
terjadinya infeksi. Gambaran klinisnya berupa lesi agak kemerahan karena terjadi
inflamsi pada sudut mulut (commisure) atau kulit sekitar mulut terlihat pecah-pecah atau
berfissure. (Nolte, 1982. Greenberg, 2003).

2.3 Etiologi
Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat
umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang
kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang mempunyai daya
tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam pengobatan kortikosteroid, dan
tentu saja bayi yang sistem imunnya belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di dalam vagina ibu
pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan
kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak bersih
karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh
semakin cepat.
Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :

1. Diabetes

2. Leukimia

3. Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya malabsorpsi dan


malnutrisi.

4. Pemakaian antibiotik

Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi Candida karena antibiotik
membunuh bakteri yang dalam keadaan normal terdapat di dalam jaringan, sehingga
pertumbuhan Candida tidak terkendali.

1. Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan organ. Kedua


hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur. Kortikosteroid (sejenis
hormon steroid) dihirup/dihisap untuk perawatan pada paru-paru (misalnya asma) bisa
berdampak pada kandidiasis mulut.

2.4 Manifestasi Klinis


Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar mulut bayi dan sering
menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti kerak susu namun sulit dilepaskan
dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok, tidak mustahil justru lidah dan mulut bayi dapat
berdarah.
Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna
putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang
terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah, nyeri, dan terasa seperti terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri (walaupun
lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak dapat menyebabkan penyakit lain.
Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis saat makan dan minum (kebanyakan disebabkan
karena nyeri), selain itu, bayi menjadi malas minum ASI sehingga berat badannya tak kunjung
bertambah. Candida pada mulut bayi juga dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang
memperberat (misalnya pemakaian antibiotik jangka panjang).

2.5 Patofisiologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh candida glabrata
dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga
mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan
mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada
keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur
rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans
ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal.
Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu
yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang
menyerang sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya dihubungkan
dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi
dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan
reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia
itu sendiri yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.
2.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa

2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan


pemberian flukonazol.

3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.

4. Diagnosa pasti dengan biopsi

2.7 Penatalaksanaan
Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu, pengobatan yang
paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini akan diteteskan
pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang menyarankan cara pemakaian
yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih, teteskan 2 tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke
lidah dan mulut bayi secara merata. Cara ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata
namun harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai membuat bayi muntah.

2.8 Komplikasi
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus.
Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
2.9 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :

1. Oral hygiene yang baik

2. Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak immunoglobulin
yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu, payudara ibu juga jauh lebih terjamin
kebersihannya daripada botol dot bayi

3. Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan kebersihan botol dan
dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air panas

4. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah minum susu
5. Pastikan bayi beristirahat yang cukup

6. Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap

2.10 WOC
DOWNLOAD : WOC CANDIDIASIS

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Anak N usia 18 bulan dengan berat badan sebelum sakit 12 kg, dibawa ke rumah sakit karena
panas, menangis terus, dan tidak mau minum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil di lidah ,
palatum, dan ovula terdapat bercak putih. Suhu badan anak tersebut 38,5oC.

3.1 Pengkajian
Anamnesa

1. Identitas Anak

Nama : An. N
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 15 Desember 2010
Alamat : Surabaya
Identitas Orang tua
Nama Ayah : Tn. R
Nama Ibu : Ny. P
Pekerjaan Ayah/Ibu : PNS
Pendidikan Ayah/Ibu : S.1
Agama : Islam
Alamat : Surabaya

1. Riwayat Sakit dan Kesehatan

1. Keluhan utama

Anak N menangis terus (kemungkinan dikarenakan rasa nyeri di mulut dan tubuhnya yang
panas).

1. Riwayat penyakit saat ini

Anak N menangis terus sejak kemarin, suhu tubuhnya meningkat, pada mulut terdapat bercak
putih serta tidak mau minum ASI.

1. Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.

1. Riwayat Nutrisi

Minum ASI hanya sedikit.

1. Riwayat Pertumbuhan

BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg

1. Riwayat Perkembangan

Psikoseksual : Toileting : anak lebih sering mengompol


Psikososial : Anak sering menangis dan sulit bicara
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : Suhu : 38,5oC
Nadi : 110x/menit
RR : 30 x/menit
Tekanan darah : 99/65 mmHg
B1 (breathing) : normal
B2 (blood) : normal
B3 (brain) : normal
B4 (bladder) : normal
B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan perih di sekitar mulut, anak tidak mau minum ASI.
B6 (bone) : normal
3.2 Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : anak menangis Kandidasis Hipertermi
DO: T : 38,5oC
Proses infeksi

pelepasan medaitor inflamasi:


bradikinin, histamine, dan
prostatglandin

Suhu tubuh meningkat

DS : anak menangis DO: Kandidiasis Nyeri akut


timbul bercak putih pada
mulut, timbul bercak Timbul bercak putih
kemerahan mengandung
eksudat Menggumpal menutup
permukaan lidah

Gejala semakin memberat

Timbul bercak kemerahan dan


mengandung eksudat

DS: anak menangis DO: Kandidiasis Perubahan nutrisi kurang


Anak tidak mau minum dari kebutuhan
ASI, BB turun dari 12 Nyeri pada mulut
kg menjadi 10 kg, porsi
makan selalu tidak habis Tidak nafsu makan

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan berwarna
merah dan mengandung eksudat

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan

3.4 Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan : Suhu tubuh kembali normal


Kriteria hasil : -Anak tidak menangis
-Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC
Intervensi Rasional

1. Berikan kompres dingin di 1. Di ketiak dan lipatan paha


sekitar lipatan misalnya ketiak, terdapat banyak pembuluh
lipatan paha darah besar. Hipertermi
mengalami vasodilatasi
sehingga harus diberi kompres
dingin agar terjadi
vasokonstriksi
1. Beri anak banyak minum air
putih atau susu lebih dari 1000 2. Peningkatan suhu tubuh
cc/hari mengakibatkan penguapan
tubuh meningkat sehingga
perlu diimbangi dengan
asupan cairan yang banyak.
1. Ciptakan suasana yang nyaman
(atur ventilasi) 3. Suhu ruangan harus diubah
untuk mempertahankan suhu
mendekati normal

1. Anjurkan keluarga untuk tidak 4. Pakaian tipis membantu


memakaikan selimut dan mengurangi penguapan tubuh
pakaian yang tebal pada anak

2. Kolaborasi : pemberian obat anti


mikroba, antipiretik pemberian 1. Digunakan untuk mengurangi
cairan parenteral demam dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus, meskipun
demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi
pertumbuhan organisme dan
meningkatkan autodestruksi
dari sel-sel yang terinfeksi
1. Evaluasi tanda vital (suhu, nadi,
tensi, pernafasan) setiap 3 jam 2. Tanda vital merupakan acuan
untuk mengetahui keadaan
anak setelah dilakukan
tindakan keperawatan

1. Diagnosa : Nyeri akut yang berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan
bentukan berwarna merah dan mengandung eksudat

Tujuan : Nyeri berkurang


Kriteria hasil: Anak tidak menangis, anak tampak rileks
Intervensi Rasional

1. Anjurkan ibu untuk 1. Anak akan merasa nyaman


menggendong dan dalam dekapan ibunya
menenangkan si anak
misalnya mengelus-elus
kepalanya
1. Mengalihkan perhatian anak
2. Ajarkan teknik distraksi pada terhadap nyeri
orang tua misalnya dengan
memberikan anak mainan
3. Beri analgesik sesuai indikasi 1. Menghilangkan/mengurangi
nyeri

2. Memastikan kondisi anak


1. Evaluasi status nyeri, catat setelah dilakukan tindakan
lokasi, karakteristik, frekuensi, keperawatan
waktu dan beratnya (skala 0-
10)

1. Diagnosa : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan


dengan penurunan nafsu makan.

Tujuan : Nafsu makan anak kembali normal


Kriteria hasil : -Anak mau minum ASI
-Anak tidak menangis
-Nutrisi terpenuhi 1000 kkal
Intervensi Rasional
1. Memberikan nutrisi yang adekuat
1. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi 2. Mencegah kerusakan integritas pada mukosa
sedikit tapi sering mulut

2. Menghindari makanan dan obat-obatan atau


zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi 3. ASI merupakan nutrisi untuk anak dan dapat
pada rongga mulut meningkatkan sistem imun anak
4. Membantu klien untuk memenuhi nutrisi enteral
3. Anjurkan pada ibu untuk terus berusaha
memberikan ASI untuk anak

4. Kolaborasi pemasangan NGT jika anak tidak


dapat makan dan minum peroral

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.
Wong,Donna.2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC.
Herawati, Erna.(2008).Kandidiasis Rongga Mulut Gambaran Klinis dan Terapinya.
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDEQFjAE&url=http%3A%2F
%2Fpustaka.unpad.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2009%2F05%2Fkandidiasis_rongga_mulut.pdf&rct=j&q=manifestasi%20klinis
%20moniliasis
%2Fkandidiasis&ei=mIIBTa7dDIWlcdq5nM0E&usg=AFQjCNF6t1M9kc6615qbfLuVhQbOk-
f5gA&cad=rja diakses pada 8 Desember 2010. Pukul : 08.15 WIB.
Wibowo,Andry.(2010).Candidiasis Oral Pada Bayi. http://www.medicalera.com/index.php?
option=com_myblog&show=candidiasis-oral-pada-bayi.html&Itemid=352 diakses pada : 13
Desember 2010. Pukul : 17.30 WIB.
Lovely-12.(2010).Tanda-tanda Vital Manusia. http://dunialovely.blogspot.com/2010/04/tanda-
tanda-vital-manusia.html diakses pada : 20 Desember 2010. Pukul : 11.51 WIB.

También podría gustarte