Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
2. Dana perimbangan
1. Pajak daerah
2. Retribusi daerah
1. Dana perimbangan
Dari penjelasan diatas, maka saya akan mencoba mengambil beberapa contoh
APBD di beberapa kota dan kabupaten di Indonesia. Saya mengambil empat
kota dan kabupaten,diantaranya : Kota Depok, Kota Semarang, Kota
Tanggerang Selatan, dan Kabupaten Bandung.
1. Kota Depok
Kota Depok, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota
ini terletak tepatdi selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor. Kata Depok
sendiri berasal dari kata dalam bahasa Sunda yang berarti pertapaan atau
tempat bertapa. Depok dahulu adalah kotakecamatan dalam wilayah
Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kotaadministratif pada
tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi
kotamadya(sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor.Berikut ini
APBD Kota Depok Tahun 2013 :
Jika dilihat dari APBD Kota Depok Tahun 2013, pendapatan Kota Depok
secaramenyeluruh adalah Rp1.552.243.507.573,50. Dimana jumlah ini terdiri
dari pendapatan aslidaerah, dana perimbangan, dan juga lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Disini pendapatanasli daerah Kota Depok terdiri dari empat
point, antaranya :
a) Pajak daerah
b) Retribusi daerah
c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Untuk total pendapatan asli daerah Kota Depok menurut APBD Tahun 2013
sebesar Rp458.641.602.020,50. Dengan masing-masing pendapatan yang
diterima diantaranyasebesar Rp377.168.825.000,00 untuk pajak daerah Kota
Depok, untuk retribusi daerah KotaDepok mendapatkan dana
sebesar Rp37.400.300.687,50, berikutnya pendapatan yangditerima dari hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp5.000.000.000,00
dan dari pendapatan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, KotaDepok
mendapatkan dana sebesar Rp39.072.476.333,00.
3. Kota Semarang
Dari APBD Kota Semarang Tahun 2013, pendapatan asli daerah Kota
Semarang sebesar Rp714.026.932.000, dimana dengan rincian pendapatan
dari pajak daerah sebesar Rp524.079.524.000 untuk retribusi daerah Kota
Semarang mendapatkan dana sebesar RpRp109.978.678.00, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan kota Semarangsebesar Rp6.872.760.000,
dan untuk pendapatan lain-lain PAD yang sah sebesar Rp73.095.970.000. P
Pendapatan asli daerah yang di dapatkan Kota Semarang paling besar
dari point pajak daerah. Disini pajak yang dihasilkan di Kota Semarang lebih
besar dibandingkan dengan point pendapatan asli daerahnya. Pajak tetap
menjadi sektor utama pendapatan untuk Kota Semarang.
Dari hasil APBD Kota Tangsel Tahun 2013, pendapatan yang dimiliki kota
ini sebesar Rp1,611,354,510,872.00, dimana hasil ini diperoleh dari tiga point
besar pendapatan daerahini, yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
dan Lain-lain Pendapatan Daerahyang Sah. Kota Tangsel sendiri memiliki
pendapatan asli daerah sebesar Rp485,737,224,840.00, dimana pendapatan
ini diperoleh dari hasil pajak daerah, retribusidaerah, dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah.
Disini dapat dilihat di APBD Kota Tangsel2013, dana perimbangan terdiri dari
tiga point, yaitu dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi
umum, dan dana alokasi khusus, keseluruhan dana ini sebesar
Rp733,949,962,032.00.
Satu lagi dana yang diberikan pemerintah pusat adalah lain-lain pendapatan
daerah yang sah, disini terdiri dari dua, yaitu dana bagi hasil pajak dari
Provinsidan Pemerintah Daerah lainnya dan juga dana penyesuaian dan
otonomi khusus. Dana ini berjumlah sebesar Rp391,667,324,000.00. Jika
ditotalkan dana ini lebih besar dibandingkandengan pendapatan asli yang
dimiliki daerah tersebut.
Dari Ketiga contoh APBD Kota dari tiga kota yang berbeda di Indonesia,
yaitu Depok,Semarang, dan juga Tangerang Selatan. Ketiganya masih dapat
dibilang belum mampu menjadidaerah dengan predikat daerah otonom yang
mandiri dan mampu memaksmilkan potensidaerahnya masing-
masing. Ini dilihar dari jumlah pendapatan asli daerah ketiganya masih
sangatsedikit dibandingkan dengan dana yang di transfer oleh pemerintah
pusat ketiga kota ini.
Sehingga, perlunya daerah-daerah ini mencari kembali potensi yang ada di
daerahnya, apabilaketiganya ini memang paling banyak pendapatan di pajak,
maka sebaiknya pemerintah daerahterus meningkatkan masyarakatnya untuk
mau membayar pajak tepat waktunya.