Está en la página 1de 6

ANALISIS PENDAPATAN DAERAH (PENDAPATAN ASLI DAERAH

DANTRANSFER PEMERINTAH) DALAM APBD 2013 DI KOTA DEPOK,


KOTASEMARANG, DAN KOTA TANGERANG SELATAN

Pendapatan daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah semua penerimaan


uangmelalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar
yang merupakan hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.Pendpatan daerah bersumber dari tiga,
diantaranya :

1. Pendapatan asli daerah

2. Dana perimbangan

3. Lain-lain penerimaan yang sah

Pendapatan asli daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah pendapatan


yangdiperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, terdiri dari :

1. Pajak daerah

2. Retribusi daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Sedangkan pengertian transfer ke daerah adalah dana dimana yang bersumber


dari APBNang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi yang terdiri dari DanaPerimbangan dan Dana Otonomi Khusus
dan Penyesuaian. Transfer ke Daerah ditetapkan dalamAPBN, Peraturan
Presiden dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang selanjutnya
dituangkandalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang
ditandatangani oleh Direktur JenderalPerimbangan Keuangan selaku Kuasa
Pengguna Anggaran atas Nama Menteri Keuangan selakuPengguna Anggaran
untuk tiap jenis Transfer ke Daerah dengan dilampiri rincian alokasi per daerah.
Jenis-jenis transfer ke daerah, antara lain :

1. Dana perimbangan

a) Dana bagi hasil


b) Dana alokasi umum
c) Dana alokasi khusus

2. Dana otonomi khusus dan penyesuaian

a) Transfer dana otonomi khusus Papua dan Papua Barat


b) Transfer dana otonomi khusus Nanggroe Aceh Darusallam
Di penulisan ini, saya melihat dari sisi pendapatan asli daerah tersebut
dengan jumlahtransfer yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah
tersebut. Di dalam otonomi daerahseharusnya daerah tersebut mampu
mendanai apa saja yang dibutuhkan daerah tersebut, karenakeberhasilan dari
otonomi daerah ini dapat dilihat dimana pendapatan asli daerah lebih besar
dibandingkan transfer yang diberikan pemerintah.

Namun, kenyataan yang ada semua daerahmasih mendapatkan transfer


pemerintah, disini pemerintah memiliki alasan tersendiri darikebijakan ini.
Menurut pemerintah tujuan dari kebijakan transfer daerah, antara lain :

1. Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah serta antar


daerah.
2. Mendukung prioritas pembangunan nasional yang menjadi urusan
daerah.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
4. Meningkatkan penerimaan daerah.
5. Memperluas pembangunan infrastruktur daerah.

Seberapa besar biaya yang di transfer oleh pemerintah ke daerah berbeda-


beda besarandananya. Hal ini dikarenakan kemampuan daerah tersebut
sendiri. Jikalau, daerah tersebut sudahmampu mendongkrak pendapatan asli
daerahnya maka, biaya transfer yang diberikan dibawahdari pendapatan asli
tersebut disini dapat dikatakan daerah tersebut berhasil menjalankanotonomi
daerah karena mampu menjalankan dan menggali potensi yang ada di
daerahnyatersebut.

Dari penjelasan diatas, maka saya akan mencoba mengambil beberapa contoh
APBD di beberapa kota dan kabupaten di Indonesia. Saya mengambil empat
kota dan kabupaten,diantaranya : Kota Depok, Kota Semarang, Kota
Tanggerang Selatan, dan Kabupaten Bandung.

1. Kota Depok

Kota Depok, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota
ini terletak tepatdi selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor. Kata Depok
sendiri berasal dari kata dalam bahasa Sunda yang berarti pertapaan atau
tempat bertapa. Depok dahulu adalah kotakecamatan dalam wilayah
Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kotaadministratif pada
tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi
kotamadya(sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor.Berikut ini
APBD Kota Depok Tahun 2013 :

Jika dilihat dari APBD Kota Depok Tahun 2013, pendapatan Kota Depok
secaramenyeluruh adalah Rp1.552.243.507.573,50. Dimana jumlah ini terdiri
dari pendapatan aslidaerah, dana perimbangan, dan juga lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Disini pendapatanasli daerah Kota Depok terdiri dari empat
point, antaranya :

a) Pajak daerah
b) Retribusi daerah
c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Untuk total pendapatan asli daerah Kota Depok menurut APBD Tahun 2013
sebesar Rp458.641.602.020,50. Dengan masing-masing pendapatan yang
diterima diantaranyasebesar Rp377.168.825.000,00 untuk pajak daerah Kota
Depok, untuk retribusi daerah KotaDepok mendapatkan dana
sebesar Rp37.400.300.687,50, berikutnya pendapatan yangditerima dari hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp5.000.000.000,00
dan dari pendapatan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, KotaDepok
mendapatkan dana sebesar Rp39.072.476.333,00.

Sedangkan untuk dana transfer pemerintah, dimana termasuk disini


adalah dana perimbangan yang terdiri dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil
bukan pajak, dan dana alokasi,dan juga dana lain-lain pendapatan daerah yang
sah, diantaranya dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah
lainnya dan juga dana penyesuaian dan otonomi khusus.Untuk besaran dana
pendapatan transfer pemerintah ini sebesar Rp1.093.601.905.000.00.dimana
untuk dana perimbangan yang diberikan pemerintah sebesar
Rp850.715.828.330,00dan untuk dana penyesuaian dan otonomi khusus
sebesar Rp242.886.077.187,00.Dengan begitu, hasil yang didapat disini adalah
pendapatan asli daerah Kota Depok lebihkecil dibandingkan besaran transfer
dana yang diberikan pemerintah kepada kota ini.

Hasilyang didapatkan Kota Depok dari pemerintah hampir satu triliyun


rupiah sedangkan pendapatan asli daerah tersebut hanya tiga puluh sembilan
milliyar rupiah. Perbandinganyang cukup signifikan ini dapat dikatakan bahwa
Kota Depok gagal dalam mengamanatkanotonomi daerah yang diinginkan.
Karena, keberhasilan otonomi daerha dapat dilihat dari besarnya pendapatan
yang dihasilkan daerah tersebut. Di dalam APBD Kota Depok tahun2013, Kota
Depok masih mendapatkan sokongan yang cukup banyak oleh pemerintah
daridana APBN.

3. Kota Semarang

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.


Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah
barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara).
Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara,Kabupaten Demak di timur,
Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.Luas Kota
373.67 km2.

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu


daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan
merupakan bagian dari kerajaan MataramKuno. Daerah tersebut pada masa itu
merupakan pelabuhan dan di depannya terdapatgugusan pulau-pulau kecil.
Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan
tersebut sekarang menyatu membentuk daratan.
Bagian kota SemarangBawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian
dahulu merupakan laut. Pelabuhantersebut diperkirakan berada di daerah
Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk kePelabuhan Simongan, tempat
armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M.Di tempat
pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid
yangsampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong
(Gedung Batu).

Dari APBD Kota Semarang Tahun 2013, pendapatan asli daerah Kota
Semarang sebesar Rp714.026.932.000, dimana dengan rincian pendapatan
dari pajak daerah sebesar Rp524.079.524.000 untuk retribusi daerah Kota
Semarang mendapatkan dana sebesar RpRp109.978.678.00, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan kota Semarangsebesar Rp6.872.760.000,
dan untuk pendapatan lain-lain PAD yang sah sebesar Rp73.095.970.000. P
Pendapatan asli daerah yang di dapatkan Kota Semarang paling besar
dari point pajak daerah. Disini pajak yang dihasilkan di Kota Semarang lebih
besar dibandingkan dengan point pendapatan asli daerahnya. Pajak tetap
menjadi sektor utama pendapatan untuk Kota Semarang.

Sedangkan untuk transfer pemerintah, Kota Semarang juga masih mendapat


dana aliran pemerintah pusat. Pendapatan transfer pemerintah yang diterima
Kota Semarang sebesar Rp5.186.809.791.000 dari dana perimbang dan juga
dana lain-lain pendapatan daerah yangsah. Jika, dirincikan secara lebih lanjut
untuk dana perimbangan yang didapatkan KotaSemarang dari hasil dana bagi
hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dan

dana alokasi khusus sebesar Rp1.201.036.809.000. Untuk dana lain-lain


pendapatan daerahyang sah disini Kota Semarang mendapatkan dana sebesar
Rp506.670.611.000.

Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa Kota Semarang masih


mendapatkan dana pemerintah cukup tinggi. Berbeda dengan pendapatan asli
daerah yang dia terima.Perbandingan diantara keduanya cukup jauh.
Pendapatan asli daerah lebih kecildibandingkan dengan transfer yang
dilakukan pemerintah untuk Kota Semarang.

Disini dapatdikatakan Kota Semarang masih belum bisa menjadikan


daerhanya sesuai dengan otonomidaerah yang dimaksud. Karena, pendapatan
asli daerahnya masih jauh dengan bantuan yangdiberikan pemerintah
disini.Berikut ini APBD Kota Semarang Tahun 2013

3. Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu


pada titik koordinat 106'38' -
106'47 Bujur Timur dan 06'13'30'
- 06'22'30' Lintang Selatan dan secaraadministratif terdiri dari 7 (tujuh)
kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5(lima) desa dengan
luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha.
Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke,
KaliPesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di
sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan
dengan Provinsi DKI Jakarta padasebelah utara dan timur memberikan peluang
pada Kota Tangerang Selatan sebagai salahsatu daerah penyangga provinsi DKI
Jakarata, selain itu juga sebagai daerah yangmenghubungkan Provinsi Banten
dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota TangerangSelatan juga menjadi
salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten denganProvinsi Jawa
Barat.

Berikut ini APBD Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 :

Dari hasil APBD Kota Tangsel Tahun 2013, pendapatan yang dimiliki kota
ini sebesar Rp1,611,354,510,872.00, dimana hasil ini diperoleh dari tiga point
besar pendapatan daerahini, yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
dan Lain-lain Pendapatan Daerahyang Sah. Kota Tangsel sendiri memiliki
pendapatan asli daerah sebesar Rp485,737,224,840.00, dimana pendapatan
ini diperoleh dari hasil pajak daerah, retribusidaerah, dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah.

Sedangkan untuk pendapatan yang di transfer oleh pemerintah yaitu dana


perimbangandan juga lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Disini dapat dilihat di APBD Kota Tangsel2013, dana perimbangan terdiri dari
tiga point, yaitu dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi
umum, dan dana alokasi khusus, keseluruhan dana ini sebesar
Rp733,949,962,032.00.

Satu lagi dana yang diberikan pemerintah pusat adalah lain-lain pendapatan
daerah yang sah, disini terdiri dari dua, yaitu dana bagi hasil pajak dari
Provinsidan Pemerintah Daerah lainnya dan juga dana penyesuaian dan
otonomi khusus. Dana ini berjumlah sebesar Rp391,667,324,000.00. Jika
ditotalkan dana ini lebih besar dibandingkandengan pendapatan asli yang
dimiliki daerah tersebut.

Dengan begitu, Kota Tangsel masih dianggap belum mampu memaksimalkan


pendapatanyang dimiliki dari daerah tersebut atau dapat dibilang keberhasilan
dari Kota Tangselmenjadi daerah otonom masih belum berhasil. Ini dilihat dari
dana yang ditransfer pemerintah pusat masih sangat besar dibandingkan
dengan kemampuannya sendiri.

Dari Ketiga contoh APBD Kota dari tiga kota yang berbeda di Indonesia,
yaitu Depok,Semarang, dan juga Tangerang Selatan. Ketiganya masih dapat
dibilang belum mampu menjadidaerah dengan predikat daerah otonom yang
mandiri dan mampu memaksmilkan potensidaerahnya masing-
masing. Ini dilihar dari jumlah pendapatan asli daerah ketiganya masih
sangatsedikit dibandingkan dengan dana yang di transfer oleh pemerintah
pusat ketiga kota ini.
Sehingga, perlunya daerah-daerah ini mencari kembali potensi yang ada di
daerahnya, apabilaketiganya ini memang paling banyak pendapatan di pajak,
maka sebaiknya pemerintah daerahterus meningkatkan masyarakatnya untuk
mau membayar pajak tepat waktunya.

También podría gustarte