Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningitis merupakan peradangan dari meningen yang menyebabkan
terjadinya gejala perangsangan meningen seperti sakit kepala, kaku kuduk,
fotofobia disertai peningkatan jumlah leukosit pada liquor cerebrospinal
(LCS). Berdasarkan durasi dari gejalanya, meningitis dapat dibagi menjadi
akut dan kronik. Meningitis akut memberikan manifestasi klinis dalam
rentang jam hingga beberapa hari, sedangkan meningitis kronik memiliki
onset dan durasi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Pada banyak
kasus, gejala klinik meningitis saling tumpang tindih karena etiologinya
sangat bervariasi.
Meningitis juga dapat dibagi berdasarkan etiologinya. Meningitis
bakterial akut merujuk kepada bakteri sebagai penyebabnya. Meningitis jenis
ini memiliki onset gejala meningeal dan pleositosis yang bersifat akut.
Penyebabnya antara lain Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis,
Haemophilus influenzae. Jamur dan parasit juga dapat menyebabkan
meningitis seperti Cryptococcus, Histoplasma, dan amoeba.
Meningitis aseptik merupakan sebutan umum yang menunjukkan
respon selular nonpiogenik yang disebabkan oleh agen etiologi yang berbeda-
beda. Penderita biasanya menunjukkan gejala meningeal akut, demam,
pleositosis LCS yang didominasi oleh limfosit. Setelah beberapa pemeriksaan
laboratorium, didapatkan peyebab dari meningitis aseptik ini kebanyakan
berasal dari virus, di antaranya Enterovirus, Herpes Simplex Virus (HSV).
Pada referat ini akan dibahas mengenai meningitis bakterialis.
Meningitis bakterialis merupakan penyakit yang mengancam jiwa disebabkan
oleh infeksi lapisan meningen oleh bakteri. Insidensi meningitis bakterialis di
Amerika Serikat sudah menurun sejak diterapkannya penggunaan rutin
vaksin Haemophilus influenzae tipe B (HIB). Umumnya penderita berusia di
bawah 5 tahun dan pada 70% kasus terjadi pada anak-anak usia 2
tahunNaylaTsarina Julicova
2
B. Tujuan
1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan meremuskan asuhan
keperawatan pada klien Maningitis di ruang Neurologi RSUD Cut
Meutia Aceh Utara.
2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan dengan gangguan
system kardiovaskuler pada pasien maningitis.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan gangguan
system kardiovaskuler pada pasien maningitis.
c. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan dengan
gangguan system kardiovaskuler pada pasien maningitis.
d. Mampu melakukan tindakan/implementasi keperawatan pada
pasien maningitis.
C. Manfaat
1 Manfaat Bagi Penulis Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan
Asuhan Keperawatan yang tepat pada pasien maningitis.
2 Manfaat Bagi Institusi Dapat dijadikan sebagai acuan ataupun referensi
dalam pembelajaaran di kampus
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
A. Konsep Dasar
1 Pengertian
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan
piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan
piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan
oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan
protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
Merupakan peradangan pada bagian arahnoid dan piameter selaput
otak dan medulla spinalis. Peradangan pada bagian durameter disebut
takimeningen. Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur
atau karena toksin. Namun demikian meningitis banyak desababkan
karena bakteri.
2 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya meningitis seperti :
a. Luka atau fraktur terbuka pada kepala
b. Infeksi pada telinga
c. Radang paru
d. Pembedahan otak dan spinel
e. Sepsis
f. Lumbal pungsi dan anastesi lumbal
g. Otitis media
h. Pneumonia
i. Sinusitis
j. Sickle cell anemia
k. Fraktur cranial, trauma otak
l. Operasi spinal
m. Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan
system kekebalan tubuh seperti AIDS.
3 Etiologi
4
4 Manifestasi Klinis
a. Tergantung pada luasnya penyebaran dan umur anak
b. Dipengaruhi oleh type dari organisme keefektifan dari terapi
5 Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan
piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel
bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan
5
6 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah
analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien
dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak
diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang
biasanya meningkat diatas nilai normal. Serum elektrolit dan serum
glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan
elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan
dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan
otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis
kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
b. Pemeriksaan Radiografi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral
atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali
pada penyakit yang sudah sangat parah
Rontgen dada untuk menentukan adanya penyakit paru,seperti
TBC Paru, pneumonia, abses paru,
c. Lumbal pungsi
6
7 Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti
dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran
napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa.
Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik)
walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat
diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan
7
8 Komplikasi
a. Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan
pemberian terapi antimikrobial dengan cepat.
b. Bila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak (kental), adanya
penekatan pada bagian yang sempit obstruksi cairan cerebrospinal
hydrocephalus
c. Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya
abses otak infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh
darah.
d. Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau
otot-otot yang lain pada kepala dan leher penyebaran infeksi pada
daerah syaraf cranial
e. Kompl;ikasi yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi :
meningococcal sepsis atau meningococcemia
f. Syndrom water haouse-Friderichsen
g. Overwhelming septic shock
h. DIC
i. Perdarahan
j. Purpura
k. SIADH, subdural effusion, kejang-kejang, edema serebral, herniasi
dan hydrocephalus.
9 Penatalaksanaan
a. Klien diisolasi
b. Klien diistirahatkan / bedrest
c. Kontrol hipertermi dengan kompres, pemberian antipiretik seperti
paracetamol,asam salisilat,
d. Kontrol kejang : diazepam, venobarbital
e. Kontrol peningkatan tekanan intrakranial : manitol, kortisteroid,
pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
f. Pemberian antibiotik
1) Diberikan 10-14 hari / sedikitnya 7 hari bebas panas
8
Nama : Bp. R
Umur : 35 tahun
Alamat :Samudra
Hubungan dengan klien : Suami
c. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : klien mengeluh nyeri kepala berdenyut.
Riwayat Penyakit sekarang : Menurut keluarga Sejak 1 minggu
yang lalu klien sering menangis karena nyeri kepala yang
berdenyut hebat, tubuh terasa panas/demam, dan kaku pada
kuduk. Klien belum diperiksakan ke dokter. Sejak kemarin
disertai mual ,muntah bahkan kejang, hingga klien dibawa oleh
keluarganya ke Rumah Sakit ini.
Riwayat Penyakit Dahulu : Menurut keluarganya Klien belum
pernah mempunyai penyakit TBC tetapi klien pernah menderita
influenza. Klien juga pernah jatuh dari tempat tidur setinggi 1M,
tetapi tanpa trauma serius.
Riwayat penyakit keluarga : Keluarga mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti ini
1 HEALTH PROMOTION
Klien mengatakan kesehatan merupakan hal yang
menyenangkan. Saat sakit klien merasa sedih. Klien bellum
pernah merasakan sakit yang sama. Jika klien sakit biasanya
hanya dibelikan abat warung. Klien mampu menerapkan
hidup sehat karena klien sudah rajin menerapkan cuci tangan
sebelum atau sesudah beraktivitas
2 NUTRITION
Keluarga mengatakan sebelum sakit klien makan 3x sehari
dengan jumlah 1 porsi setiap kali makan dengan jenis nasi,
sayur dan lauk. Minum 6-7 gelas sehari. Tetapi selama sakit
klien tidak mempunyai nafsu makan karena merasa mual saat
melihat makanan, bahkan sampai muntah. Klien juga
merasakan nyeri di tenggorokan sehingga tidak enak untuk
makan. Klien mengalami penurunan berat badan sebanyak
1kg selama 3 hari.
3 ELIMINATION
Saat belum merasakan sakit seperti sekarang ini klien BAK
sehari 5-6x dengan warna kuning jernih dan lancar, BAB 1x
sehari dengan konsistensi lembek. Tetapi saat sudah
merasakan sakit klien BAK 5-6x sehari dengan warna kuning
jernih. Klien BAB 3x konsistensinya cair, berlendir tanpa
darah.
4 ACTIVITY/REST
Sebelum sakit klien selalu bermain dengan teman
temannya, tidur malam juga tepat waktu, tetapi selama sakit
klien hanya dirumah beristirahat, dan selalu tidur terlambat
karena klien sering menangis karena sakit kepala dan rasa
tidak nyaman karena sakitnya.
5 PERCEPTION/COGNITION
10
e. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemas
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 90/70 mmHg,
Suhu : 36 C
Nadi : 100x/menit,
RR : 28 x/menit
Kepala :
I: Keadaan rambut dan hygiene kepala baik,Warna rambut hitam ,Tidak
mudah rontok, Kebersihan rambut bersih.
P:Tidak teraba adanya massa yang abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
Muka :
I : Muka simetris kiri dan kanan,Bentuk wajah lonjong, Ekspresi wajah
murung, tampak kesakitan dan gelisah, mukosa bibir kering
P :Tidak teraba adanya massa abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
Mata :
I : Tidak ada oedema dan tanda-tanda radang. Sklera tidak ikterik, reflek pupil
normal, konjungtiva anemis.
Hidung :
I :Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,Tidak ada sekret pada hidung, Tidak ada
sumbatan pada hidung,adanya halusinasi penciuman.
P:Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
Telinga:
I : telinga terlihat bersih tidak ada serumen
Leher :
I : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka maupun bekas operasi
P: tidak teraba hipertiroidisme
Thorax :
Jantung : I : dada simetris dan juga tidak terlihat ictus cordis
P : teraba ictus cordis pada kosta ke 5 (intercosta 5-6 )
P : tidak ada pembesaran jantung
12
Kulit :
kulit teraba hangat dan tampak kemerahan, kulit kering dan kurang
elastis,turgor kulit jelek
Ekstremitas atas :
terpasang infus RL 60 tpm micro di lengan kiri
Ekstremitas bawah :
klien mempunyai keterbatasan gerak pada ekstremitas bawah
2. Analisa Data
13
3. Diagnosa Keprawatan
Nama inisial klien : Ny.S Dx medis : Meningitis
No.RekamMedis : 06.61.26 Bangsal : Neurologi
N TG SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM DIAGNOSA
O L
1 21 Ds:Klien Agen cedera Nyeri akut Nyeri akut
mar
mengatakan biologis berhubungan
14
melihat
makanan.
Klien juga
merasa nyeri
ditenggoroka
n
DO:Klien
tampak
lemas dan
pucat
Berat badan
turun 1 kg
selama 3 hari
21 DS:Klien dehidrasi Hipertermi Hipertermi b/d
mar
mengatakan dehidrasi
et
badan panas,
201
demam,mera
7
sa tidak
16.0
nyaman
0
DO:Kulit
kemerahan,
turgor kulit
jelek,akral
teraba
hangat.
S : 400c00
4. Intervensi Keperawatan
Nama inisial klien : NY.S Dx medis : Meningitis
No.RekamMedis : 06.61.26 Bangsal : Neurologi
N TGL&JA DX NOC NIC RASIONAL
O M
1 21maret 1 Setelah dilakukan 1.Kaji jenis dan
16
6.ajarkan klien
dan anggota
keluarga
prosedur
pemberian
makan melalui
selang
3 3 Setelah dilakukan 1.Pantau dan
tindakan catat denyut dan
keperawatan irama
selama 2x24 jam nadi,tekanan
diharapkan darah, frekuensi
hipertermi dapat nafas.
2.Ukur suhu
teratasi dengan
tubuh klien
krteria hasil:
-suhu tetap normal setiap 4 jam
36-370c sekali.
18
-keseimbangan 3.Turunkan
cairan tetap stabil panas yang
-klien menyatakan
berlebihan
kenyamanannya
dengan melepas
-Kejang dapat
selimut dan
tertangani
pasang kain
sebatas
pinggang pada
klien.
4.Berikan
kompres dingin
pada aksila dan
lipatan paha,
seka dengan air
hangat.
5.Berikan
antipiretik
sesuai anjuran
5. Implemestasi
Nama inisial klien : NY.s Dx medis : Meningitis
No.Rekam Medis : 06.61.26 Bangsal : Neurologi
N TGL&JA DX IMPLEMENTASI RESPON PARAF
O M
1 21 maret 1 1.Mengkaji jenis dan DS:skala nyeri
2017 tingkat nyeri klien 5,jenis nyeri akut
15.39
2.Membantu klien
berada pada posisi
DS:klien
semifowler
mengatakan nyeri
3.Menganjurkan klien
tidak berkurang
untuk menggunakan
DO:klien tampak
aktivitas pengalihan
19
5.memberikan asam
mefenamat 25mg via
NGT
yang berlebihan
denganmemberi
kompres hangat pada
seluruh tubuh
5.Berikan antipiretik
sesuai anjuran
6. Evaluasi
Nama inisial klien : Ny.s Diagnosa medis : Maningitis
No.RekamMedis : 06.61.26 Bangsal : Neurologi
NO TGL&JAM DX EVALUASI (SOAP ) PARAF
1 21 maret 1 S:Klien mengatakan nyeri kepala yang
2017 berdenyut hebat
15.39 P : Nyeri karena adanya infeksi virus pada
selaput otaknya
R ::nyeri kepala
Q :terasa berdenyut-denyut
S : skala nyeri 5
T :nyeri setiap saat,
O:Klien tampak meringis kesakitan dan
menangis karena nyeri,
A:masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
Mengajarkan teknik relaksasi dan pemberian
annalgesik
2 21 maret 2 S:Klien mengatakan tidak ada nafsu
2017 makan,merasa mual dan muntah saat melihat
15.45
makanan. Klien juga merasa nyeri
ditenggorokan
O:Klien tampak lemas dan pucat
Berat badan turun 1 kg selama 3 hari
A:masalah nutrisi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
-Timbang BB setiap hari
-berikan makanan yang disukai
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater).
Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan
pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur
tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti
disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri,
22
maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta
dan meningitis serosa.
B. Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan
lingkungan dan makanan supaya terhindar dari penyakit infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2003).Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.