Está en la página 1de 11

Kelebihan:

1. Tidak perlu dana besar. Hanya dengan satu juta rupiah atau kurang, Anda sudah bisa
berinvestasi pada saham berbagai perusahaan. Bandingkan dengan bila Anda harus
membeli saham sendiri, setidaknya Anda perlu mengeluarkan dana untuk satu lot (100
lembar) yang harganya bisa di atas satu juta rupiah, belum termasuk komisi-komisi. Itu
pun baru pada saham satu perusahaan, reksadana cocok bagi anda yg ingin berinvestasi
tanpa memiliki waktu ekstra dan sumber dana ekstra dibanding dengan berinvestasi di
pasar modal

2. Mudah dibeli dan ditebus (likuid). Anda dapat membeli reksa dana melalui perusahaan
reksa dana atau bank. Anda juga dapat menarik kembali (menebus) dana Anda dengan
mudah, meskipun mungkin ada biaya penebusan (withdrawal fee) tergantung pada jenis
dana yang Anda pilih. Proses penebusan biasanya memerlukan beberapa hari.

3. Diawasi oleh Pemerintah. Reksa dana diatur dan diawasi oleh Pemerintah dari mulai
tata-cara penjualan, penempatan dana, sampai rincian jenis informasi yang harus
disediakan kepada calon pembeli. Setiap produk reksa dana yang akan dipasarkan harus
mendapatkan perizinan dari Pemerintah, serta reksa dana dikelola manajer investasi.

4. Ada banyak pilihan. Anda dapat menemukan reksa dana yang mengkhususkan diri pada
pasar uang, pendapatan tetap, saham, atau campuran. Reksa dana saham dapat berfokus
pada perusahaan tertentu seperti LQ 45, syariah index, dll.

Kekurangan:

1. Imbal hasil tidak dijamin. Anda tidak bisa tahu berapa persen tingkat pengembalian
dari uang Anda yang ditanamkan di reksa dana. Anda bahkan tidak tahu apakah uang itu
bisa kembali seluruhnya karena reksa dana tidak termasuk jenis investasi yang dijamin
oleh Pemerintah. (Berbeda dengan tabungan yang sampai jumlah tertentu dijamin oleh
Pemerintah).

2. Tidak dirancang sebagai investasi jangka pendek. Dengan beberapa pengecualian,


terutama reksa dana pasar uang, reksa dana umumnya dirancang untuk investasi jangka
panjang yang nilainya tumbuh dari waktu ke waktu namun dapat naik-turun secara tajam
di sepanjang waktu. Bila Anda menarik dana Anda pada jenis reksadana seperti itu saat
posisi pasar sedang di bawah, Anda mungkin akan kehilangan uang. Dalam hal ini, reksa
dana bukanlah pilihan pertama untuk dana darurat.

3. Fee dan biaya. Pengelola reksa dana membebani management fee, komisi penjualan,
denda penarikan, dll pada uang yang Anda tanamkan. Beban-beban tersebut dihitung
dengan berbagai cara, seperti persentase dana atau per transaksi. Anda perlu mencermati
apakah biaya yang dikeluarkan sepadan dengan imbal hasil investasi yang diberikan.
3. Reksadana
Reksadana merupakan tempat menghimpun dana secara kolektif. Dana yang terkumpul akan
dikelola oleh Manajer Investasi yang akan diinvestasikan pada jenis investasi lainnya. Bila
mendapat keuntungan atau kerugian akan dibagi secara rata untuk para investor. Ini dapat
menjadi pilihan bagi Anda yang baru memulai untuk berinvestasi. Jenis risikonya berbeda,
tergantung jenis risiko yang dipilih. Jenisnya adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan
tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Keuntungan Reksadana
1. Tidak perlu memiliki banyak pengetahuan, karena dikelola oleh Manajer Investasi.
2. Karena diinvestasikan ke banyak tempat, maka bila terjadi kerugian di satu tempat bisa
tertolong tempat lain yang mungkin menghasilkan keuntungan.
Kerugian Reksadana
1. Bagi sebagian orang, karena tidak dikelola sendiri sering tidak puas dengan hasilnya.
2. Keuntungan lebih sedikit dibandingkan saham dan ada biaya yang dikeluarkan untuk
pengelolanya.

4. Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda bukti hutang, merupakan bukti bahwa kita memberikan hutang
kepada perusahaan tertentu atau pemerintah. Pihak yang berhutang akan memberi bunga untuk
jangka waktu tertentu. Jangka waktu pengembalian hutang lebih dari satu tahun. Obligasi yang
paling aman adalah obligasi atau surat utang dari negara.
Keuntungan Obligasi
1. Memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon.
2. Keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain).
3. Bunga lebih besar dibandingkan deposito.
Kerugian Obligasi
1. Risiko perusahan tidak mampu membayar kupon obligasi maupun risiko perusahaan tidak
mampu mengembalikan pokok obligasi.
2. Risiko Tingkat Suku Bunga (Interest Rate Risk).
3. Jangka waktu panjang (> 1 tahun), sehingga tidak dapat dicairkan bila diperlukan atau bila
ingin berinvestasi lain.
4. Bila pihak yang berhutang bangkrut, berarti tidak dapat mengembalikan hutangnya.

5. Saham
Memiliki saham berarti Anda memiliki kepemilikan dalam suatu perusahaan. Uang yang kita
tanamkan dijadikan sebagai modal untuk perusahaan tersebut. Perusahaan akan memberikan
keuntungan yang diterima kepada para pemegang saham yang disebut sebagai deviden. Bila
dinilai baik atau banyak orang yang berminat untuk membeli saham suatu perusahaan, harganya
akan naik, sehingga bila Anda menjual sahamnya akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, bila
perusahaan menderita kerugian, harga sahamnya dapat turun sehingga Anda dapat menderita
kerugian. Saham ini dapat dibeli pada perusahaan sekuritas. Untuk tiap transaksi jual atau beli,
Anda akan dikenakan biaya.
Keuntungan Saham
1. Dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar bila harga saham naik.
2. Dengan modal sedikit, dapat diperoleh hasil berkali-kali lipat.
Kerugian Saham
1. Risiko kehilangan modal jika perusahaan bangkrut/ pailit
2. Risiko kehilangan juga terjadi ketika harga saham turun.

beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan kelemahan reksa dana antara lain:

1. Risiko Penurunan Nilai Aktiva Bersih


Hal ini disebabkan oleh harga pasar instrumen investasi mengalami penurunan
dibanding harga pembelian awal. Penuruan harga ini bisa saja disebabkan oleh banyak
hal yaitu kinerja bursa saham memburuk, kinerja emiten memburuk, situasi politik serta
ekonomi yang tidak stabil, serta berbagai faktor pendukung lain.

2. Risiko Likuiditas
Hal ini bisa jadi terjadi akibat pemegang Unit Penyertaan melakukan penarikan dana
dalam jumlah besar dalam waktu yang sama sehingga MI mengalami rush. Biasanya
hal ini terjadi karena adanya faktor negatif yang cukup besar seperti situasi politik dan
ekonomi memburuk, terjadi penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten, bahkan
dilikuidasinya MI sebagai pengelola reksa dana.

3. Risiko Pasar
Resiko pasar terjadi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang
disebabkan menurunkan kinerja pasar saham secara drastis.

4. Risiko Default
Masalah ini terjadi ketika MI membeli obligasi milik emiten yang ternyata mengalami
kesulitan finansial padahal sebelumnya kinerja perusahaan tersebut masih baik-baik
saja. Akibatnya, pihak emiten terpaksa tidak membayar kewajibannya.

Setiap investasi selalu disertai dengan unsur-unsur risiko. Oleh sebab itu, sebelum
berinvestasi, calon investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko sebagai
berikut.
Keuntungan Tidak Dijamin.Investor harus menyadari bahwa dengan berinvestasi
dalam Reksa Dana, tidak ada jaminan untuk mendapatkan pembagian dividen,
keuntungan, ataupun kenaikan modal investasi.
Risiko Umum Pasar Modal.Setiap pembelian efek akan melibatkan beberapa unsur
risiko pasar. Oleh karena itu, Reksa Dana mungkin rentan terhadap perubahan kondisi
pasar yang merupakan hasil dari:
o global, regional atau perkembangan ekonomi nasional;
o kebijakan pemerintah atau kondisi politik;
o development in regulatory framework, law and legal issues
o pergerakan suku bunga secara umum;
o sentimen investor yang luas, dan
o guncangan eksternal (misalnya: bencana alam , perang dan lain-lain)
Risiko Efek.Ada banyak risiko efek yang dapat terjadi pada setiap efek. beberapa
contohnya adalah Kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon
dan/atau pokok obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di
downgrade.
Risiko Likuiditas.Risiko likuiditas dapat didefinisikan sebagai seberapa mudah sebuah
efek dapat dijual pada atau mendekati nilai wajarnya tergantung pada volume yang
diperdagangkan di bursa.
Risiko Inflasi.Risiko tingkat inflasi adalah risiko potensi kerugian daya beli investasi
Anda karena terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi.
Risiko Pembiayaan Pinjaman.Jika dana pembelian unit Reksa Dana didapat dari
pinjaman, maka investor perlu memahami bahwa:
o Pinjaman meningkatkan kemungkinan baik untuk untung maupun rugi;
o Jika nilai investasi turun dibawah tingkat tertentu, investor mungkin diminta
oleh lembaga keuangan untuk menambah agunan, atau mengurangi jumlah
pinjaman ke level yang disyaratkan;
o Biaya pinjaman dapat bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada fluktuasi
suku bunga;
o Risiko menggunakan pinjaman harus di pertimbangkan secara berhati-hati
karena mengandung risiko.
Risiko Ketidakpatuhan.Hal ini mengacu pada risiko terhadap Reksa Dana dan
keuntungan investor yang dapat timbul karena ketidak-sesuaian terhadap hukum,
aturan, peraturan, etika dan Policy and Procedure internal dari Manajer Investasi.
Risiko Manajer Investasi.Kinerja setiap Reksa Dana sangat bergantung antara lain
pada, pengalaman, pengetahuan, keahlian, dan teknik / proses investasi yang
diterapkan oleh Manajer Investasi, dan setiap kekurangan dari syarat tersebut akan
berdampak buruk pada kinerja Reksa Dana sehingga akan merugikan investor.

Keuntungan dan Risiko

Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam reksa


dana, antara lain:

Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar


dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat
memperkecil risiko.

Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat


memiliki portofolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak
memiliki dana besar. Dengan reksa dana, maka akan terkumpul dana
dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi
baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya
investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito,
saham, obligasi.

Kedua, reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi


di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli
bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan
dan keahlian tersendiri, di mana tidak semua pemodal memiliki
pengetahuan tersebut.
Ketiga, efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana
di mana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional,
maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja
investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer
investasi tersebut.

Seperti halnya wahana investasi lainnya, di samping mendatangkan


berbagai peluang keuntungan, reksa dana pun mengandung berbagai
peluang risiko, antara lain:

Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi,
dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio Reksa Dana
tersebut.

Risiko Likuiditas

Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi


jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali
(redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi
kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

Risiko Wanprestasi

Risiko ini merupakan risiko terburuk, di mana risiko ini dapat timbul
ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa
Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah
dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana,
pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang
dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

Kelebihan:

1. Tidak perlu dana besar. Hanya dengan satu juta rupiah atau kurang, Anda sudah bisa
berinvestasi pada saham berbagai perusahaan. Bandingkan dengan bila Anda harus
membeli saham sendiri, setidaknya Anda perlu mengeluarkan dana untuk satu lot (100
lembar) yang harganya bisa di atas satu juta rupiah, belum termasuk komisi-komisi. Itu
pun baru pada saham satu perusahaan, reksadana cocok bagi anda yg ingin berinvestasi
tanpa memiliki waktu ekstra dan sumber dana ekstra dibanding dengan berinvestasi di
pasar modal

2. Mudah dibeli dan ditebus (likuid). Anda dapat membeli reksa dana melalui perusahaan
reksa dana atau bank. Anda juga dapat menarik kembali (menebus) dana Anda dengan
mudah, meskipun mungkin ada biaya penebusan (withdrawal fee) tergantung pada jenis
dana yang Anda pilih. Proses penebusan biasanya memerlukan beberapa hari.

3. Diawasi oleh Pemerintah. Reksa dana diatur dan diawasi oleh Pemerintah dari mulai
tata-cara penjualan, penempatan dana, sampai rincian jenis informasi yang harus
disediakan kepada calon pembeli. Setiap produk reksa dana yang akan dipasarkan harus
mendapatkan perizinan dari Pemerintah, serta reksa dana dikelola manajer investasi.

4. Ada banyak pilihan. Anda dapat menemukan reksa dana yang mengkhususkan diri pada
pasar uang, pendapatan tetap, saham, atau campuran. Reksa dana saham dapat berfokus
pada perusahaan tertentu seperti LQ 45, syariah index, dll.

Kekurangan:

1. Imbal hasil tidak dijamin. Anda tidak bisa tahu berapa persen tingkat pengembalian
dari uang Anda yang ditanamkan di reksa dana. Anda bahkan tidak tahu apakah uang itu
bisa kembali seluruhnya karena reksa dana tidak termasuk jenis investasi yang dijamin
oleh Pemerintah. (Berbeda dengan tabungan yang sampai jumlah tertentu dijamin oleh
Pemerintah).

2. Tidak dirancang sebagai investasi jangka pendek. Dengan beberapa pengecualian,


terutama reksa dana pasar uang, reksa dana umumnya dirancang untuk investasi jangka
panjang yang nilainya tumbuh dari waktu ke waktu namun dapat naik-turun secara tajam
di sepanjang waktu. Bila Anda menarik dana Anda pada jenis reksadana seperti itu saat
posisi pasar sedang di bawah, Anda mungkin akan kehilangan uang. Dalam hal ini, reksa
dana bukanlah pilihan pertama untuk dana darurat.

3. Fee dan biaya. Pengelola reksa dana membebani management fee, komisi penjualan,
denda penarikan, dll pada uang yang Anda tanamkan. Beban-beban tersebut dihitung
dengan berbagai cara, seperti persentase dana atau per transaksi. Anda perlu mencermati
apakah biaya yang dikeluarkan sepadan dengan imbal hasil investasi yang diberikan.
Setiap investasi selalu disertai dengan unsur-unsur risiko. Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi,
calon investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko sebagai berikut.

Keuntungan Tidak Dijamin.Investor harus menyadari bahwa dengan berinvestasi dalam Reksa
Dana, tidak ada jaminan untuk mendapatkan pembagian dividen, keuntungan, ataupun kenaikan
modal investasi.

Risiko Umum Pasar Modal.Setiap pembelian efek akan melibatkan beberapa unsur risiko pasar.
Oleh karena itu, Reksa Dana mungkin rentan terhadap perubahan kondisi pasar yang merupakan
hasil dari:

global, regional atau perkembangan ekonomi nasional;

kebijakan pemerintah atau kondisi politik;

development in regulatory framework, law and legal issues

pergerakan suku bunga secara umum;

sentimen investor yang luas, dan

guncangan eksternal (misalnya: bencana alam , perang dan lain-lain)

Risiko Efek.Ada banyak risiko efek yang dapat terjadi pada setiap efek. beberapa contohnya
adalah Kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon dan/atau pokok
obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di downgrade.

Risiko Likuiditas.Risiko likuiditas dapat didefinisikan sebagai seberapa mudah sebuah efek
dapat dijual pada atau mendekati nilai wajarnya tergantung pada volume yang diperdagangkan di
bursa.

Risiko Inflasi.Risiko tingkat inflasi adalah risiko potensi kerugian daya beli investasi Anda
karena terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi.

Risiko Pembiayaan Pinjaman.Jika dana pembelian unit Reksa Dana didapat dari pinjaman,
maka investor perlu memahami bahwa:

Pinjaman meningkatkan kemungkinan baik untuk untung maupun rugi;

Jika nilai investasi turun dibawah tingkat tertentu, investor mungkin diminta oleh
lembaga keuangan untuk menambah agunan, atau mengurangi jumlah pinjaman ke level
yang disyaratkan;

Biaya pinjaman dapat bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada fluktuasi suku
bunga;
Risiko menggunakan pinjaman harus di pertimbangkan secara berhati-hati karena
mengandung risiko.

Risiko Ketidakpatuhan.Hal ini mengacu pada risiko terhadap Reksa Dana dan keuntungan
investor yang dapat timbul karena ketidak-sesuaian terhadap hukum, aturan, peraturan, etika dan
Policy and Procedure internal dari Manajer Investasi.

Risiko Manajer Investasi.Kinerja setiap Reksa Dana sangat bergantung antara lain pada,
pengalaman, pengetahuan, keahlian, dan teknik / proses investasi yang diterapkan oleh Manajer
Investasi, dan setiap kekurangan dari syarat tersebut akan berdampak buruk pada kinerja Reksa
Dana sehingga akan merugikan investor.

Selain resiko dari reksadana tersebut, tentu saja reksadana juga memiliki beberapa hal yang
bersifat positif seperti hal-hal dibawah ini :

Pengelolaan profesional.Manajer investasi adalah pengelola reksadana, dan untuk menjadi


manajer investasi harus punya pengalaman dan reputasi baik di dunia pasar modal. Dengan
demikian manajer investasi memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan-keputusan positif
lewat analisis ekonomi dan pasar, strategi investasi, pemilihan portfolio investasi, yang mereka
lakukan.

Mudah dilakukan.Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat mudah
dilakukan. Bahkan semudah Anda membuka rekening bank. Cukup datang ke bank yang menjual
reksadana, buka rekening di bank tersebut, dan mulai berinvestasi reksadana. Akan semakin
praktis bila Anda sebelumnya sudah memiliki rekening di bank tersebut.

Investasi terjangkau.Bertentangan dengan anggapan umum bahwa berinvestasi


membutuhkanuangdalam jumlah yang besar, reksadana dapat dimulai dengan jumlahuangyang
terbilang sangat kecil. Untuk memulainya ada yang sekecil Rp500 ribu untuk pembelian
pertama. Sedangkan untuk pembelian selanjutnya hanya dengan Rp100 ribu.

Tidak repot.Kalau Anda menginvestasikanuanglangsung ke pasar modal, maka Anda harus


rajin mengamati pergerakan harga saham setiap menit. Anda pun harus jeli memilih saham apa
yang ingin Anda beli atau jual atau simpan. Itu semua membutuhkan keahlian yang tidak
gampang. Reksadana, pada sisi lain, membuat Anda tidak perlu repot dengan itu semua. Karena
sudah ada manajer investasi yang melakukan buat Anda. Tentu Anda harus tetap memantau hasil
investasi melalui Nilai Aktiva Bersih (NAB)/unit. Sehingga Anda bisa memilih dan mengganti
produk reksadan sesuai kebutuhan.

Lebih minim risiko.Besarnya dana yang terkumpul pada reksadana membuat kemungkinan
untuk melakukan diversifikasi investasi semakin luas. Dengan demikian maka risiko yang
didapat juga tersebar lebih luas, dan otomatis tingkat risiko investasi bakal lebih rendah.
Bayangkan bila diversifikasi investasi sempit atau sedikit, maka risiko akan terkumpul di
sejumlah kecil investasi. Maka ketika terjadi risiko, dampaknya bakal lebih masif.
Informasi transparan.Reksadana diwajibkan memberikan informasi yang transparan pada
investor, yang dapat diakses lewat berbagai media cetak maupun online. Terdapat di dalamnya
adalah informasi jenis-jenis investasi apa saja yang diinvestasikan. Tak ketinggalan pula
informasi soal biaya-biaya yang timbul.

Sebelum menginvestasikan uang Anda pada reksadana, sebaiknya Anda mengetahui


lebih dulu jenis-jenis reksadana yang ada. Ada beragam jenis reksadana, mulai dari
reksadana pasar uang, pendapatan tetap, terproteksi, campuran, saham, index, dollar,
syariah, dan penyertaan terbatas. Adapun, yang paling populer saat ini adalah
reksadana pasar uang, dana pendapatan tetap, dana terproteksi, campuran, dan
saham. Berikut penjelasannya.

- Reksadana Pasar Uang

Reksadana ini seluruhnya ditempatkan pada deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia),
dan obligasi. Jatuh temponya kurang dari satu tahun. Reksadana ini relatif lebih aman
dari pada reksadana lainnya, namun potensi keuntungannya hanya sedikit di atas
deposito.

- Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap dananya dialokasikan ke obligasi minimal 80%. Return-


nya lebih tinggi dari pada reksadana pasar uang. Umumnya, return-nya bisa mencapai
lebih dari 10% per tahun.

- Reksadana Terproteksi

Reksadana terproteksi menempatkan sebagian dananya dalam instrumen obligasi yang


dapat memberikan perlindungan atas nilai investasi pada saat jatuh tempo. Reksadana
ini memiliki perlindungan 100% pada nilai pokok investasi jika dicairkan sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

- Reksadana Campuran
Sesuai namanya, reksadana campuran mengalokasikan dananya di berbagai instrumen
keuangan, seperti deposito, obligasi, dan saham. Karena dapat berinvestasi saham,
reksadana campuran lebih beresiko. Akan tetapi, hasil return-nya yang lebih tinggi
daripada reksadana pendapatan tetap.

- Reksadana Saham

Reksadana saham menempatkan dananya minimal 80% ke saham. Sehingga, Anda


berpotensi mendapatkan keuntungan yang paling besar daripada reksadana yang lain.
Namun demikian, resikonya juga paling besar.

Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk
berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit
penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke
dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya.

También podría gustarte