Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ANJAK PIUTANG
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
yang dibina oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani, M.Si.
Oleh Kelompok 4
Adi Setiawan 05
Agil Wahyudi 08
Ahmad Sholikhin 16
Aprilia Kurnia Sari 38
Apriliyanto Nur Huda 39
HALAMAN SAMPUL..................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
DAFTAR TABEL..............................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2Tujuan Penulisan................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Definisi Anjak Piutang............................. 3
2.2 Dasar Hukum dan Peran Anjak Piutang........................... 3
2.3 Pihak-Pihak yang terkait dalam Anjak Piutang................ 5
2.4 Jenis-Jenis dan Proses Anjak Piutang............................... 7
2.5 Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang................14
2.6 Perbedaan Anjak Piutang dengan Kredit Bank.................21
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................23
3.2 Saran.................................................................................24
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................25
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pada umumnya dalam transaksi jual beli untuk penyerahan dan
pembayaran atas barang yang dibeli terjadi dalam waktu yang sama. Hal ini
berarti modal kerja atau modal usaha si penjual cepat diperolehnya kembali dan
langsung dipakai untuk perputaran bisnis selanjutnya. Namun dalam hal ini tidak
jarang pelaksanaan pembayaran dari si pembeli itu baru dapat ditunaikan
berdasarkan kesepakatan diantara mereka dalam tenggang waktu tertentu,
misalnya sekitar dua sampai empat bulan berikutnya. Kondisi sebelum
dilaksanakan pembayaran dari pihak pembeli tersebut akan melahirkan
konsekuensi timbulnya hak tagih dari pihak penjual sehingga keadaan ini disebut
masa penagihan (Collection Period). Hak tagih atas piutang ini dalam dunia
ekonomi dikenal sebagai piutang dagang (Account Receivable).
Lamanya masa penagihan atau tenggang waktu di dalam pelaksanaan
pembayaran dan besarnya piutang dagang yang terjadi akan mengurangi
kemampuan penjual mengembangkan omset, yaitu jumlah total penjualan. Penjual
dalam keadaan ini sangat membutuhkan tambahan dana modal kerja, guna
mencukupi kebutuhan besarnya perputaran usaha dan akibat lamanya jangka
waktu pembayaran piutang dagang tersebut. Periode menunggu pembayaran dari
pelaksanaan pembayaran dapat menimbulkan permasalahan cash flow atau
terhambatnya aliran dana di kas penjual, dengan kata lain si penjual tidak lagi
mempunyai uang tunai untuk membiayai usahanya pada waktu-waktu tertentu.
(Budi,2003). Di sisi pembeli saat menerima barang atau jasa yang dibeli, maka dia
berkewajiban untuk segera memberikan pembayaran atau minimal memberikan
janji melakukan pembayaran dalam tenggang waktu tertentu yang disepakati.
Bentuk dokumen yang melengkapi syarat adanya pembayaran ini umumnya dari
pihak pembeli perlu menandatangani bukti penerimaan barang yang dibeli di
atas Delivery Order (disingkat DO atau bukti dokumen barang keluar dari
gudang) yang biasanya dilengkapi dengan identitas barang yang termuat dalam
invoice atau faktur, sekaligus juga menyerahkan janji pelaksanaan pembayaran
berjangka dalam wujud piutang atas nama berupa penyerahan chequeatau bilyet
1
giro yang bertanggal mundur sebesar nilai transaksi yang disepakati sebagai
nominal pembayaran.
Dalam hal ini yang dipunyai penjual dari transaksi jual beli hanyalah
piutang dagang yang dilengkapi dokumen pendukung berupa invoice/faktur,
Delivery Order (DO) danatau dilengkapi juga dengan cheque atau bilyet giro dari
pembeli. Penjual dalam hal ini mengalami problem cash flow atau tertundanya
aliran dana di kasnya penjual. Solusi bagi penjual untuk mengatasi hal itu adalah
diperlukan suatu fasilitas keuangan dengan tujuan membiayai piutang dagang.
Lembaga hukum yang mewadahi pengikatan fasilitas pembiayaan piutang
dagang ini dalam praktik tidaklah seragam, yakni diantaranya sebagian kreditor
memakai lembaga Cessie, ada juga yang mendasarkan pada lembaga perjanjian
kredit biasa. Selain kedua lembaga tersebut, dijumpai lembaga lainnya, yakni
lembaga pembiayaan sebagaimana tertuang dalam keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988, mengenai lembaga
Factoring atau anjak piutang (selanjutnya dalam penulisan ini sedapatnya
menggunakan istilah anjak piutang). Lembaga ini secara informal telah dikenal
jauh sebelum adanya Keputusan Presiden tersebut, yakni cheque yang
didiskontokan yang sering dilakukan oleh para pedagang di pasar-pasar, artinya
nominal cheque yang didiskontokan itu akan dibayar di depan dengan suatu
pengurang sebesar yang disepakati oleh pihak yang membayarkan tagihan
dimaksud dan selisih tersebut merupakan keuntungan bagi pihak yang mau
menunaikan cheque tersebut sebelum jatuh tempo pembayaran.
2
Siamat (2005: 597) menyatakan bahwa anjak piutang atau sering
disebutfactoring sejauh ini belum memiliki denisi yang lengkap yang dapat
disetujui oleh kalangan masyarakat keuangan. Factoring sebagaimana
diistilahkan, erat kaitannya dengan piutang. Yaitu melibatkan pembelian oleh
perusahaan factoring terhadap piutang milik klien atau supplier. Kegiatan tersebut
merupakan unsur dalam berbagai macam bentuk anjak piutang.
Anjak piutang dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau
penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual)
kepada perusahaan factoring. Yang kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak
piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan
factoring(factor).
Definisi perusahaan anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan
No. l251/KM013/1988 tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Dari definisi teasebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok anjak
piutang meliputi :
1. Pembelian dana atau pengalihan piutangjangka pendek dari
transaksiperdagangan
2. Mengurus administrasi penjualan kredit
3. Penagihan piutang perusahaan klien
3
demikian terlihat pengaturan hukum di bidang lembaga anjak piutang itu terlihat
masih sangat sederhana dan belum lengkap.
Pengertian yang ada mengenai anak piutang atau factoring masih dalam
bentuk Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 jis
No.448/KMK.017 /2000 tanggal 27 Oktober 2000 pada Pasal 1 huruf e adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri. Selanjutnya pengertian anjak piutang
dipertegas dengan ketentuan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
172/KMK.06/20002 yang menyatakan kegiatan anjak piutang dilakukan dalam
bentuk:
a. Pembelian dan atau pengalihan; serta
b. Pengurusan atas piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri
Ketentuan tersebut ditujukan kepada lembaga pembiayaan yang boleh
menggunakan usaha anjak piutang ini berdasarkan keputusan presiden No.61
Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 pada Pasal 3 Ayat 1, yaitu jenis kegiatan
pembiayaan ini dapat dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, lembaga keuangan
bukan bank dan bank (Pantouw, 2006:8).
4
masalah administrasi penjualan.Karena dalam kenyataannya banyak perusahaan
selama ini hanya terkonsentrasi pada usahapeningkatan produksi dan penjualan,
sementara kemampuan dalam mengelola penjualan secarakredit adalah terbatas.
Hal ini menyebabkan perusahaan akan mengalami masalah piutang macetyang
jelas akan sangat mempengaruhi kelancaran arus kasnya.
Dalam mengatasi kendala yang dialami oleh dunia usaha seperti telah
dijelaskan di atas nampaknya kehadiran lembaga anjak piutang akan memberi
suatu alternatif penyelesaian masalah.Melalui anjak piutang, dimungkinkan bagi
perusahaan perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan secara mudah dan
cepat sampai 80% dari nilai faktur penjualannya secara kredit.Di samping itu
dengan didukung tenaga tenaga yang berpengalaman dan ahli di bidangnya,
perusahaan anjak piutang dapat membantu mengatasi kesulitan dalam bidang
pengelolaan kredit. Dengan demikian klien dapat lebih terkonsentrasi pada
kegiatan peningkatan produksi dan penjualan.
Beberapa manfaat yang dapat diberikan eleh perusahaan anjak piutang
dalam rangkapeningkatan kemampuan dunia usaha sebagai berikut:
1. Menurunkan biaya produksi
2. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di mukaatau
advanced payment sehingga akan meningkatkan kredit standing
perusahaan klien.
3. Meninggikan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat
mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik
perdagangan dalam maupun luar negeri.
4. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan
perputaran modal kerja.
5. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko
kredit macet dapat diambilalih oleh perusahaan anjak piutang.
6. Mempercepat proses penumbuhan ekonomi.
5
yang menggunakan jasa perusahaan anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah
pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan klien. Istilah klien (client) dan
nasabah (Customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang
sangat berbeda. Lain halnya dengan bank yang memiliki nasabah atau customer.
sedangkan perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal ini supplier.
Selanjutnya, klien yang memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak
piutang ini sebenamya diawalidari adanya transaksi jual beli barang atau Jasa
yang pembayarannya secara kredit. Dari Gambar 2.1 dapat dilihat siklus penjualan
tradisional yang umum dilakukan oleh supplier dan pembeli atau debitor.
Selanjutnya, apabila suatu transaksi penjualan melibatkan jasa-jasa
perusahaan anjak piutang, maka secara diagram dapat dijelaskan mengenai pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang sebagaimana dijelaskan pada
Gambar 2.2.
6
4. Perusahaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai (stand by facility)
yang disediakan perusahaan anjak piutang.
Perusahaan
Factoring
Transaksi
Factoring(Pengalihan
Piutang)
Klien
Pembayaran
Transaksi Jual
Supplier Beli
(Penjual)
7
2.4.1 Berdasarkan Pemberitahuan
Disclosed/notification. Disclosed factoring atau juga disebut dengan
notification factoring adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang dengan sepengetahuan pihak debitor (customer). Oleh karena itu pada
saat piutang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak
tagih pada debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di
dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur
ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Notikasi setiap
transaksi anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan antara lain :
a. Untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak
piutang.
b. Untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang
merugikan pihak perusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan
jumlah piutang sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.
c. Mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang
dapat mempengaruhi perusahaananjak piutang.
d. Memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas
namanya apabila terjadiperselisihan.
1. Penjual
Supplier Customer
(Penjual) 3. Pemberitahuan (Debitur)
6. Pelunasan
4. Pembayaran 80% 5. Penagihan
2. Kontrak
Perusahaan
anjak piutang
(factoring)
8
Gambar 2.3Mekanisme Disclosed Factoring
Keterangan :
1. Penjualan secara kredit pada customer (debitor)
2. Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan
factoring (factor) disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan
dokumen terkait lainnya.
3. Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring
4. Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan
dalam waktu 24 jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai
80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar apabila
telah dilakukan pelunasan penuh oleh customer atau debitor.
5. Penagihan oleh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-
bukti pendukung
6. Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring
1.Penjualan
Customer
Supplier
2.Faktur (Debitur)
(Penjual)
5.Pelunasan
6.Pembayaran
9
4.Pembayaran di muka 80%
3.Kopi Faktur
Perusahaan
anjak piutang
(factoring)
10
tertagihnya piutang yang telah dialihkanoleh klien. Namun dalam perjanjian
anjak piutang dapat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan
dapat diberlakukan bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang
tidak dibayarkarena pihak klien temyata mengirimkan barang yang cacat atau
tidak sesuai dengan perjanjiankepada nasabahnya. Dengan demikian
customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut
dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus
demikian perusahaan factoringdapat mengembalikan tagihan tersebut kepada
klien.
11
penagihan piutang serta proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak piutang maturity
memberikan kredit Perdagangan kepada customer atau nasabah dengan
pembayaran segera. Misalnya, 2% 10 hari, net 30 artinya apabila debitor
membayar dalam jangka waktu 10 hari pertama, ia memperoleh potongan
sebesar 2%. Apabila tidak, pembayaran penuh harus dilakukan dalam waktu
30 hari. Dalam perjanjian anjak piutang ini perusahaan factoring akan
membayar kliennya tidak lebih dari 10 hari setelah faktur jatuh tempo. Oleh
karena itu tidak ada beban bunga yang diperhitungkan. Pembayaran atas
piutang yang dialihkan dapat dilakukan berdasarkan periode tertentu yang
didasarkan atas perkiraan rata-rata jatuh tempo faktur atau penyerahan copy
faktur.
Misalnya, pembayaran l00% dari total nilai fakturdengan tanggal
pembayaran rata-rara dikurangi fee. Apabila total nilai faktur sebesar Rp l0
juta dengan fee sebesar 1,5%, maka jumlah yangdibayarkan perusahaan anjak
piutang pada suatu periode rata-rata adalah Rp. l0juta (0,0l5 x Rp l0juta) = Rp
9.850.000. Jumlah tersebut akan dibayarkan pada hari ke 40. Perhatikan Tabel
2.1 sebagai ilustrasi.
12
International factoring. Anjak piutang ini juga sering disebut export
factoring. yaitu adalahkegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor
barang yang melibatkan dua perusahaanfactoring di masing-masing negara
sebagai export factoring dan import factoring.
13
2.5.1 Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
Kegiatan anjak piutang untuk tagihan ini atau disebutjuga account
receivable factoring didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit
jangka pendek dan menengah.Tagihan tersebut selanjutnya dijual kepada
Perusahaan anjak Piutang dengan kontrak pengambilalihan tagihan dari
penjual atau supplier kepada perusahaan anjak piutang.Pengalihan kegiatan
tersebut atas persetujuan atau pengetahuan pembeli (customer) dimana pada
saat tagihan jatuh tempo, pembeli membayar utangnya langsung kepada
perusahaan anjak piutang. Proses anjak piutang untuk tagihan dapat diiukti
pada gambar 2.5.
1.Penjualan Barang
Customer
Supplier 2.Pengalihan Tagihan (Debitur)
(Penjual)
6.Penagihan
3.Data-data tagihan 7.Pelunasan
4.Kontrak 5.Kontrak
Perusahaan
anjak piutang
(factoring)
Gambar 2.5Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
Keterangan :
1. Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli
(customer. Penyerahan barang dengan D/0 yang
ditandatangani pembeli. Asli D/0 kembali kepada supplier
2. Karena alasan cash flow, supplier atau klien kemudian menjual
tagihannya kepada perusahaan anjak piutang atas persetujuan
pembeli (customer)
3. Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau
D/0 kepada perusahaan anjak piutang
4. Kontrak persetujuan dan pengambilalihan tagihan antara klien
dengan perusahaan anjak piutang
5. Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan
6. Pada saat jatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan
penagihan kepada pembeli (customer)
14
7. Pelunasan utang oleh pembeli
1.Penjualan Barang
Customer
Supplier 2.Penyerahan Tagihan (Debitur)
(Penjual)
6.Pembayaran
3.Endorsement 5
Bank
4.Pembayaran Promes
5.Penyerahan Promes
Perusahaan 6.Pembayaran
anjak piutang
(factoring)
15
6. Pembayaran diteruskan oleh bank kepada perusahaan anjak piutang
setelah dilakukan penagihan.
16
aspek pengawasan yang maksimal dalam setiap pengambilan keputusan
perusahaan anjakpiutang.
Bagian penerimaan faktur atau invoice receiving department memiliki
fungsi pengadministrasian dan penyimpanan faktur-faktur dan dokumen-
dokumen secara tertib dan teratursehingga memungkinkan dilaksanakannya
perhitungan mengenai discount dari rata-ratajatuh tempotagihan secara tepat.
Bagian penyesuaian atauadjustmentberfungsi melakukan penyesuaian
pencatatandalam hal terjadi perubahan-perubahan baik dalamjumlah faktur
maupun dalam persyaratan atastagihan secara tepat.
Bagian penagihan atau collection department bertugas melakukan
penagihan terhadap piutangyang tidak dibayar pada saatjatuh tempo. Bagian
ini dalam menjalankan tugasnya tersebut melakukan koordinasi dan kerja
sama dengan bagian perkreditan (credit department) yang
sebelumnyamemberikan persetujuan melakukan transaksi anjak piutang.
Bagian pembukuan atau administrasi atau clients accounting
department memiliki tanggung jawab dalam menentukan apakah advanced
payment yang dimintapihak klien seimbang dengansaldo tagihan atau kredit
klienbersangkutan. Dalam kaitan ini biasanya dalam perjanjian anjakpiutang
ada ketentuan mengenai jumlah saldo kredit yang tidak lebih kecil dari suatu
persentase tertentu atas volume penjualan yang dilakukan. Penentuan
minimum saldo kredit harus dilakukan
Oleh bagian ini setiap ada permintaan advanced payment yang dimana
oleh pihak klien.Untuk melindungi perusahaan anjak piutang terhadap klaim
penyesuaian oleh customer.
17
Unit-unit organisasi pada perusahaan anjak piutang besar dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Divisi Administrasi
Divisi administrasiDivisi ini lebih lanjut terdiri atas 3(tiga)
bagian yaitu:
a. Bagian umum. Fungsi unit ini antara lain meliputi hal-hal berikut:
Resepsionis. Kontak pertama dari pihak klien. customer dan
pihak-pihak lain yang ingin berhubungan dengan perusahaan
dilakukan oleh unit ini. Esiensi dan keramahtamahan
dalammenangani permintaan sangat penting dalam memberi
kepuasan pelayanan kepada semua pihakdengan perusahaan.
Kurir atau Messengers. Keakuratan dalam pengambilan dan
pengiriman surat serta dokumen-dokumen lainnyai sangat penting
dalam memperlancar kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Namun biasanya-tugas-tugas dan tanggungjawab mereka sering
diabaikan. Dokumen atau data banyak yang bersifat sangat
penting dan rahasia. oleh karena itu apabila terjadi kesalahan
atauketerlambatan dalam pengiriman dapat menyebabkan
timbulnya kerugian atau klaim kompensasikerugian oleh pihak
mitra usaha.
Arsip dan microfilming. Kegiatan factoringmembutuhkan data
akurat dalam jumlah banyakdan keamanan perusahaan anjak
piutang sering tergantungpada kemampuannya mendapatkan
infomasi atau data secara cepat, misalnya menemukan faktur klien
yang menghentikan kegiatan usaha dagangnya. Oleh karena itu
semua data klien meliputi faktur, credit notes.
Permohonankreditsebaiknyadimikrofilmkan untuk
menjaminterjaganya keamanan dokumen tersebut.Sepanjang
memungkinkan semua dokumen harus dimikrolmkan atau
dimasukkan dalam sistemkomputer untuk mempercepat dan lebih
akurat dalam penyajian informasi atau data. Di sampingitu akan
mengurangi penggunaan ruangan atau tempat.
18
b. Komputer/Input.Peran komputerisasi sangat mutlak dalam
memproses data dalamjumlah banyak.Bagian ini menyajikan
database utama dan kebutuhan-kebutuhan pelaporan. Oleh karena
itu database yang paling diperlukan yaitu menyangkut data piutang
masing- masing customer dan datamengenai klien. Dalam database
inijuga meliputi pembukuan perusahaan anjak piutang
termasuksistem akuntansinya. Pertimbangan lain yang cukup
penting bagi perusahaan anjak piutang adalahkeamanan sistem
tersebut bagi perusahaan dalam menjaga dan menghindari
terjadinya kesalahandan penyelewengan serta usaha-usaha untuk
meminimkan risiko tersebut. Input data meliputi data-data nasabah
atau customer baru. perubahan-perubahan pada setiap pembukuan
nasabah(customer account). klien baru. faktur. credit notes, dan
penerimaan kas.
2. Divisi Keuangan
Divisi keuangan minimal terdiri atas tiga bagian, yaitu:Bagian
treasury. Sifat usaha perusahaan anjak piutang. baik itu untuk fasilitas
disclosedmaupunundisclosed. membutuhkan unittreasury yang fungsinya
mengatur arus dana secara harian yang sering sulitdiperkirakan. Jadi fungsi
unit ini adalah mengelola kebutuhan dana perusahaan.
19
transaksitelah dimasukkan dalam komputer meskipun tanggung-
jawab kebenarannya tetap berada pada unitini.
3. Divisi Operasional
Divisi ini dapat beroperasi baik dengan dasar suatu tim kerja maupun
dengan membentuk minimalempat bagian yang terpisah. Apabila dengan
dasar tim. keempat bagian tersebut dapat digabungke dalam suatu tim
yangdianggap cocok. Masingmasing membidangi produk-produk lain.
Misalnyarecourse factoring atau bidang pembiayaan piutang. Fungsi
utama masingmasing bagian tersebutantara lain adalah:
20
a. Bagian Relasi.Bagian ini bertanggungjawab langsung terhadap
pelayanan yang diberikan kepadaklien sesuai dengan standar
pelayanan. Di samping itu bagian ini bertugas melakukan
monitoringterhadap investasi perusahaan pada perusahaan klien.
Fungsi pokok unit ini adalah:
Untuk menjamin bahwa perusahaan anjak piutang
memahami benar kebutuhan-kebutuhan klien,melakukan
negosiasi dengan pihak klien terutama pada tahap awal
kontrak anjak piutang sehinggasistem kebutuhan dan posisi
hukum masing-masing pihak dapat saling mengerti antara
mereka.
Otorisasi pembayaran klien merupakan tanggungjawab
utama unit iniyaitu meliputi perlindunganterhadap
melemahnya status piutang. Melemahnya keamanan piutang
umumnya terjadi akibatberhentinya operasi perusahaan klien
dan pada saat perusahaan anjak piutang kehilangan hak
recourse.Kegiatan atau praktik-praktik yang dapat ditakuti
oleh pihak klien yang dapat memperlemahposisi piutang
(dilusion of receivable) antara lain adalah sebagai berikut:
1) Stage payment. yaitu berkaitan dengan tidak selesainya
suatu pekerjaan yang telah ditetapkandalam suatu
kontrak. Jika klien berhenti beroperasi kemungkinan
customer akan menolakpembayaran atas dasar bahwa
biaya penyelesaian pekerjaan tersebut akan
melebihijumlahpembayaran.
2) Contra trading.
3) Klien melakukan perdagangan dengan customer yang
tidak termasuk dalam persetujuanpemberian kredit.
4) Credit notes yang tidak diteruskan kepada customer atau
diteruskan tetapi tidak denganpengesahan perusahaan
anjak piutang.
5) Pre-invoicing yaitu mengeluarkan faktur dan
memperoleh pembayaran sebelum penyerahanbarang
atau jasa-jasa.
21
6) Klien melakukan penagihan dan setoran ke bank yang
seharusnyadibayarkan kepada perusahaan anjak piutang.
7) Faktur fiktif digunakan untuk memperoleh pembayaran
dari perusahaan anjak piutang.
Kunjungan kepada klien perlu dilakukan sekurang
kurangnya 2 (dua) kali setahun dan bagi undisclosed
factoring dilakukan sesering mungkin untuk alasan alasan
berikut:
1) Mempererat hubungan dan memperlancar komunikasi
antara perusahaan anjak piutang dengan klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien mendapatkan pelayanan yang
baik sebagaimana mereka harapkan
2) Memastikan perubahan-perubahan dalam hubungan klien
dengan memberi pembiayaan
3) Untuk memperoleh informasi langsung mengenai tingkat
aktivitas usaha klien
4) Untuk memeriksa catatan-catatan klien, antara lain :
laporan bank, buku-buku kas dan untuk mengetahui
apakah semua penjualan klien dianjak-piutangkan,
apakah pernah dilakukan perubahan sistem penjualan
dan sebagainya
22
penagihan perusahaan anjak piutang kepada klien atas piutang yang
telah jatuh tempo biasanya dilakukan dengan mengirim surat
peringatan atau memperingatkan melalui telepon kepada klien yang
bersangkutan dengan tahap-tahap berikut:
Peringatan pertama. Pada saat peringatan pertama ini isi
surat masih relatif lemah. Dengan memperingatkan dan
memohon perhatian atas utang yang telah jatuh tempo
tersebut.
Peringatan kedua. Peringatannya sudah cukup keras
meminta untuk segera melunasi kewajiban nasabah atau
customer.
Melalui Telepon. Meminta pembayaran segera dan
menanyakan alasan tidak dilunasinya kewajiban tersebut
yang telah jatuh tempo. Dalam tahap ini dapat diberikan
toleransi tambaha waktu kepada klien dengan membuat
jadwal ulang pembayaran bila klien tidak dapat melunasi
semua kewajiban.
Peringatan terakhir. yaitu memberitahukan klien bahwa
tindakan hukum akan dilakukan segera tanpa pemberitahuan
lebih lanjut kepada klien apabila tidak juga segera
melakukan pembayaran.
Untuk peringatan diatas, rentang waktu dalam setiap tahapan
peringatan biasanya ditetapkan dalam perjanjian kontrak dengan
klien. Rentang waktu yang digunakan untuk penyelesaian
pembayaran tergantung dari jumlah kredit (nilai faktur). Akan tetapi
umumnya berkisar antara 7 hari sampai 40 hari. Jangka waktu
tersebut memberi kesempatan kepada klien untuk melakukan
pembayaran dengan segala cara. Apabila tetap tidak ada reaksi maka
penyelesaian tersebut dapat diserahkan kepada bagian huku
perusahaan atau pengacara luar untuk diselesaikan melalui
pengadilan.
23
c. Bagian Pembukuan Penjualan (Sales ledger). Keakuratan dan
efisiensi pengolahan pembukuan penjualan (sales ledger) klien
jelas akan mempengaruhi bukan hanya persepsi klien atas
pelayanan oleh perusahaan anjak piutang tetapi juga akan memberi
dampak keamanan yang lebih baik.
24
atas produk-produk yang telah ada untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Oleh karena itu bagian ini melakukan evaluasi atas konsep-
konsep baru kemudian menciptakan produk-produk baru yang
dapat ditawarkan kepada calon-calon klien. Misalnya penyediaan
pelayanan penuh bagi klien yang memiliki multi produk.
25
f. Keahlian perusahaan anjak piutang dalam memelihara atau mengurus
pembukuan penjualan klien dan penyediaan informasi manajemen
menjadikan anjak piutang lebih sebagai mitra usaha.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Anjak piutang (factoring) sejauh ini belum memiliki denisi yang
lengkap yang dapat disetujui oleh kalangan masyarakat keuangan.
Akan tetapi jika mengacuKeputusan Menteri Keuangan No.
l251/KM013/1988 tanggal 20 Desember 1988, anjak piutang
(factoring) adalahbadan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang
26
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri.
2. Aturan hukum yang ada di Indonesia mengenai anjak piutang
(factoring) hanyalah diketemukan dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 1988 jis. Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 448/KMK.01/2000, jis. Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 172/KMK.06/2002 mengatur
mengenai perusahaan pembiayaan. sehingga aturan anjak piutang
hanyalah diketemukan sebagai salah satu bagian di dalam hukum
administrasi yang mengatur keberadaan jenis-jenis kegiatan
perusahaan pembiayaan. Dengan demikian terlihat pengaturan hukum
di bidang lembaga anjak piutang itu terlihat masih sangat sederhana
dan belum lengkap. Sedangkan peran anjak piutang sendiri adalah :
a. Menurunkan biaya produksi
b. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di
mukaatau advanced paymentsehingga akan meningkatkan kredit
standing perusahaan klien.
c. Meninggikan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien
dapat mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open
account baik perdagangan dalam maupun luar negeri.
d. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui
peningkatan perputaran modal kerja.
e. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet.
Risiko kredit macet dapat diambilalih oleh perusahaan anjak
piutang.
f. Mempercepat proses penumbuhan ekonomi.
3. Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat
yaitu: perusahaan anjak piutang (factor), klien (supplier) dan nasabah
(customer) atau disebut debitor.
4. Jenis-jenis anjak piutang dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu
berdasarkan pemberitahuan, berdasarkan penanggungan resiko,
berdasarkan pelayanan, berdasarkan lingkup kegiatan, dan berdasarkan
pembayaran pada klien. Sedangkan proses anjak piutang dapat dibagi
27
menjadi dua bagian, yaitu anjak piutang untuk tagihan dan anjak
piutang untuk promes
5. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang dapat dibedakan antara
perusahaan anjak piutangyang relatif kecil dan perusahaan anjak
piutang besar. Perusahan factoring kecil biasanya menawarkan produk-
produk jasanya terbatas pada pembelian piutang (invoice discounting),
ataupembiayaan dengan pembayaran di muka (prepayment
financing),dantidak memberikan jasapengelolaan kredit dan
administrasi penjualan. Sebaliknya. bagi perusahaan anjak piutang
besarumumnya menawarkan berbagai macam produk yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan klien.
6. Kegiatan anjak piutang pada prinsipnya merupakan proses pemberian
kredit kepada supplier dengan cara membeli piutang atas tagihannya
kepada nasabahnya. Selanjutnya dapat kita lihat bahwa sesungguhnya
pemberian kredit tersebut diberikan oleh supplier kepada pembeli.
Hanya proses penagihan piutang tersebut dilimpahkakn kepada
perusahaan anjak piutang yang sebelumnya telah mengambil alih hak
penagih dari supplier. Berbeda halnya dengan kredit bank, proses
kredit tersebut pada dasarnya hanya melibatkan dua pihak yaitu bank
dan debitor.
3.2 SARAN
Melihat banyaknya perusahaan yang merugi akibat manajemen dan
piutang yang macet, setidaknya anjak piutang dapat menjadi alternatif
dalam pengelolaan perusahaan.Bagi perusahaan yang bergerak di bidang
pembiayaan keuangan atau perusahaan yang memiliki sangkut paut dengan
piutang agar memanfaatkan jasa anjak piutang dalam menjalankan dan
mengelola usahannya guna menjamin kelangsungan usahannya.
28
DAFTAR RUJUKAN
29