Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. PEKERJAAN KOLOM
1. Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari bangunan. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat
bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta
beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak
mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan.
Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan
kolom atau bagian struktural lain bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan.
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994) ada tiga
jenis kolom beton bertulang yaitu :
5
dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh.
Jenis kolom yang digunakan pada RSU Bunda Thamrin adalah kolom yang
menggunakan pengikat sengkang lateral.
Untuk dimensi kolom, semakin ke atas dimensinya akan diperkecil. Akan tetapi
tidak berarti bahwa pada setiap perubahan lantai akan terjadi perubahan dimensi.
Hal ini dapat dilihat pada pemasangan tulangan kolom untuk tiap
lantai berikutnya. Maksud dari pengecilan dimensi kolom ini yaitu untuk
mengurangi beban sendiri dari struktur, yang dimana pengurangan dari dimensi
kolom tidak akan mempengaruhi kekuatan dan kekokohan struktur.
6
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Penempatan
material yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan
mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik dan
tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Alat kerja
berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek.
Alat kerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit
untuk dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapat
mempercepat waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan
efektifitas suatu pekerjaan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan kolom adalah:
a. Concrete Truck Mixer
Concrete Truck Mixer digunakan untuk mengangkut campuran beton yang telah
dipesan dari pabrik ke tempat proyek dalam jumlah yang banyak dan mengaduk
campuran beton agar beton tetap homogen. Selama pengangkutan, truk ini terus
berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan
beton tersebut trus homogen dan tidak mengeras. Dalam pengangkutan perlu
diperhatikan interval waktu, karena bila terlalu lama beton akan mengeras dalam
mixer, sehingga akan menimbulkan kesulitan dan menghambat kelancaran
pelaksanaan pengecoran. Pada pembangunan Gedung baru RSU Bunda Thamrin
menggunakan campuran beton yang dipesan dari PT Dextonindo Persada.
b. Bar Cutter
7
Bar cutter digunakan untuk memotong besi tulangan dalam waktu yang cepat
dengan jumlah banyak. Bar cutter dioperasikan dengan menggunakan tenaga
listrik. Jumlah tulangan yang mampu dipotong dalam sekali tahap umumnya
bervariasi antar 5 sampai 10 tulangan.
c. Bar Bender
Bar Bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan
seperti pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan
tulangan kolom, juga pembengkokan tulangan balok dan plat. Kapasitas alat
antara 5 sampai 8 tulangan tergantung dari besarnya diameter tulangan yang akan
ditekuk oleh bar bender.
8
Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok
dan plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari
beberapa bagian antara lain :
1) Jack base, bagian yang terdapat di bagian paling bawah , dilengkapi dengan
ulir untuk mengatur ketinggian.
2) Main frame, portal besi yang dirangkai di atas jack base.
3) Cross brace, penghubung dua main frame dipasang arah melintang.
4) Ladder, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami kekurangan.
5) Joint point, penghubung main frame dan ladder.
6) U-head jack, bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi untuk
penyangga kayu kaso pada bagian bekisting.
9
Gambar 2.5 Beton Ready Mix
c. Baja
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan dibagi menjadi dua jenis:
1) Baja tulangan polos, permukaan nya polos tidak bersirip, biasa disingkat dengan
BJTP.
2) Baja tulangan sirip(deform), permukaan baja memiliki sirip melintang untuk
meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat dengan
BJTD.
Baja yang digunakan pada pembangunan gedung baru RSU Bunda Thamrin
adalah baja tulangan sirip (deform), dengan ukuran 8 mm untuk sengkang balok,
10 mm untuk sengkang kolom, dan 25 mm untuk tulangan utama.
10
Gambar 2.7 Baja
d. Kawat
Kawat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat membentuk
struktur seperti yang dikehendaki. Kawat yang digunakan berdiameter 1 mm dan
dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat
baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat yang
digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah putus.
KAWA
T
11
Gambar 2.9 Kayu dan Plywood Pada Bekisting
Pengecoran Kolom
Pembongkaran Bekisting Kolom
Perawatan
Gambar 3.1 Diagram Kolom
Alir Pekerjaan Kolom
a. Penentuan As Kolom (Pemberian Marking)
12
1.Membuat patokan marking di bagian pagar keliling bangunan yang dibuat dari
awal pelaksanaan pekerjaan, marking ini digunakan untuk menentukan titik-titik
as dalam pekerjaan struktur, tidak hanya untuk pekerjaan kolom saja.
2.Membuat Lot, yaitu berupa lubang persegi pada lantai bangunan yang berukuran
sekitar 20 x 20 cm. Pekerjaan ini dilakukan sebelum lantai dicor. Letak Lot tetap
pada satu garis vertikal dari lantai basement 2 sampai berikutnya.
Pekerjaan pengukuran ini diperlukan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman,
khususnya dalam pelaksanaan gedung bertingkat (surveyor yang bersertifikat).
13
dan unting-unting. Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang sentris
disetiap lantainya, maka dapat ditentukan letak kolom dan kemudian dibuat -
yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan
awal. Pengecekan kolom dilakukan dengan menempatkan alat theodolite pada
mrkn tersebut dan kemudian mengecek kelurusan mrkn kolom.
14
Gambar 3.5 (a) Gambar 3.5 (b)
Keterangan : (a) Pemotongan Tulangan ; (b) Pembengkokan Tulangan
15
OVERLA
P
4) Tulangan utama dan sengkang yang telah selesai kemudian dibawa ke lokasi
proyek. Kemudian tulangan utama kolom disambung dengan overlap kolom
sebelumnya dan para pekerja kemudian mendirikan susunan scaffolding
mengelilingi kolom rencana untuk tempat para pekerja merakit tulangan
sengkang pada kolom. Jarak sengkang kolom adalah D10-100 (Tumpuan) dan
D10-150 (Lapangan). Kaitkan tulangan sengkang dengan tulangan utama
menggunakan kawat bendrat lalu kolom diperkuat dengan tulangan pengaku
diagonal agar kolom kuat terhadap gaya geser dan menjaga verticality kolom.
16
Gambar 3.7 (a) Gambar 3.7 (b)
Keterangan : (a) Perakitan Sengkang; (b) Tulangan Pengaku Diagonal Kolom
Bekisting kolom adalah alat bantu sementara yang berfungsi untuk membentuk
beton pada saat pengecoran kolom dilaksanakan, sehingga diperoleh bentuk beton
sesuai dengan perencanaan. Dalam pengerjaan beton, bekisting memegang
peranan penting. Selain pembiayaan (biaya pembuatan dan biaya bahan), kualitas
bekisting turut menentukan kualitas beton baik secara arsitektural (penampilan
beton) maupun struktural (kekuatan beton).
Oleh karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu yang sesuai
dengan jenis pekerjaan dan perlu direncanakan sedemikian rupa supaya konstruksi
tidak mengalami kerusakan akibat lendutan atau lenturan yang timbul ketika beton
dituang. Kolom yang digunakan pada proyek ini adalah kolom persegi panjang
atau persegi dengan bekisting yang terbuat dari kayu.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pekerjaan pembuatan dan
pemasangan bekisting kolom adalah:
1) Karena keterbatasan lahan kerja, maka para pekerja membuat bekisting
kolom pada lantai bawah proyek. Satu set bekisting untuk kolom pada
umumnya memiliki ketinggian 4m. Kemudian bekisting dipindahkan ke
lokasi yang telah diinginkan dengan cara ditarik dari lantai atas atau
menggunakan katrol.
17
Gambar 3.8 (a) Gambar 3.8 (b)
Keterangan : (a) Bekisting; (b) Pengangkatan Bekisting
18
hingga sama dengan jarak pada bagian atas bekisting kolom. Apabila jaraknya
kurang atau lebih pengunci didorong atau ditarik. Lakukan hal yang sama pada
sisi bekisting kolom lainnya sampai ukurannya sama.
RACIN
G
SYSTE
M
d. Pengecoran Kolom
1) Pekerja membawa beton dari Concrete Truck Mixer menuju bucket dengan
menggunakan lori ( jarak kira-kira 5 meter). Kemudian bucket diangkat ke
lokasi pengecoran yang diinginkan.
19
Keterangan : (a) Penuangan Beton Dari Truck Ke Lori; (b) Penuangan Beton
Dari Lori Ke Dalam Bucket
Keterangan : (a) Beton Dituang Kedalam Lori ; (b) Beton Dituang Ke Dalam
Bekisting Kolom
20
Gambar 3.13 Pemadatan Beton Segar Pada Kolom
21
Gambar 3.14 Pembongkaran Bekisting Kolom
f. Perawatan Kolom
22
B. PEKERJAAN BALOK
1. Pengertian Balok
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
bangunan akan beban-beban. Balok terdiri atas 2 jenis yaitu balok anak dan balok
induk (balok utama).
Balok dapat mengalami deformasi (regangan) lentur, oleh sebab itu pada proses
pegerjaannya dudukan atau tapak bawah balok harus ditopang dengan scaffolding
atau pun bahan penopang lain seperti bambu.Untuk mendapatkan balok yang
sesuai dengan gambar kerja, maka diperlukan kecermatan dan ketelitian pada saat
pengerjaan balok.
c. Concrete vibrator
23
Gambar 2.1 Concrete Vibrator
c.Baja
d. Kawat
24
a. Pembuatan Bekisting Balok
1) Pekerja membuat tapak bawah balok yang ditumpukan pada kolom. Tapak
bawah balok ditopang oleh perancah bambu yang disusun dengan jarak antar
perancah bambu adalah 15 cm. Pekerja menggunakan benang sebagai acuan
untuk memastikan kerataan tapak bawah balok.
25
Gambar
3.4
26
Gambar 3.6 Persiapan Pembesian
3) Tulangan utama yang digunakan adalah tulangan D25, dan sengkang ukuran
sengkang yang digunakan adalah D8. Jarak antar sengkang adalah 7,5 cm
(untuk jarak bentang dari tumpuan) dan 15 cm untuk daerah pertengahan
balok.
27
Gambar 3.8 Jarak Antar Sengkang
4) Kemudian balok diperkuat dengan tulangan extra pada bagian atas dan bawah
balok agar kuat menahan momen. Tulangan extra yaitu tulangan tambahan
yang ditambahkan pada tulangan tumpuan atau tulangan lapangan. Biasanya
tulangan ekstra ini tidak dipasang di sepanjang balok, tapi hanya di sekitar area
yang membutuhkan saja.
28
Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut:
1.Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal
c.Concrete vibrator
d. Alat bantu seperti : besi yang dibengkokkan sebagai acuan untuk pengecekan
ketebalan plat lantai.
c.Kawat ayam untuk menyatukan plat lantai lama dan yang baru.
29
Pelepasan Bekisting Balok dan Plat Lantai
Perawatan
Gambar BalokAlir
3.1 Diagram danPekerjaan
Plat LantaiPlat Lantai
2) Setelah semua pemasangan penahan untuk plat lantai selesai maka dibuat
bekisting dari plywood dengan ukuran sesuai gambar kerja. Harus diperhatikan
juga jangan sampai ada celah-celah yang akan menyebabkan kebocoran ketika
melakukan pengecoran serta permukaan bekisting pun harus benar-benar rata
agar setelah selesai pengecoran plat lantai terlihat rata.
30
Gambar 3.3 Pemasangan Plywood Untuk Plat Lantai
Tulangan
atas
Tulangan
bawah
31
2) Setiap ujung tulangan plat lantai dikaitkan dan bertumpu pada balok.
32
1) Sambil menunggu datangnya concrete truck mixer yang membawa beton ready
mix, maka dilakukan persiapan/perakitan alat concrete pump dan dilakukan
pembersihan dan penyiraman pada area balok dan plat lantai yang akan dicor.
2) Setelah concrete truck mixer tiba, beton dicampur dengan SikaCim Concrete
Additive yang berfungsi untuk mempercepat pengerasan beton, kemudian
concrete truck mixer dihubungkan dengan concrete pump. Sebelum
pengecoran, sampel beton segar diambil dan ditaruh kedalam cetakan kubus
untuk dicek kuat tekan nya.
33
Gambar 3.8 (a) Gambar 3.8 (b)
Keterangan : (a) Bahan Tambah SikaCim ; (b) Sampel Kubus
3) Beton segar kemudian ditembakkan oleh concrete pump melalui long bump.
Para pekerja meratakan beton segar yang ditembakkan concrete pump
menggunakan garukan kayu, sekop, serta cangkul. Pengisian balok dilakukan
terlebih dahulu, kemudian area plat lantai, dan dipadatkan dengan alat
penggetar atau vibrator. Beton dipadatkan dengan concrete vibrator dengan
maksud agar terbentuk beton-beton yang benar-benar padat, proses penggetaran
tidak boleh terlalu lama, bila adukan beton sudah terlihat agak mengeluarkan
air(air semen sudah memisah dengan agregat) maka vibrator dipindahkan ke
titik yang lain.
34
Gambar 3.9 Perataan dan Penggetaran
4) Setelah diratakan dengan kayu perata sesuai dengan ketebalan yang diinginkan,
maka dilakukan pengukuran/pengecekan kembali secara acak pada tiap-tiap
titik plat lantai menggunakan besi pengukur yang telah dibentuk sedemikian
rupa sesuai dengan rencana ketebalan plat lantai setebal 13 cm.
35
Gambar 3.10 Keadaan Beton Setelah Bekisting Dilepas
e. Perawatan Balok dan Plat Lantai
Setelah bekisting dibuka, maka tampaklah hasil coran. Kemudian dilakukan
perawatan terhadap beton dengan cara menyiram beton dengan air untuk
mengurangi penguapan beton.
36
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Simpulan Umum
2. Simpulan Khusus
37
a. Kolom
- Pembuatan kolom bangunan harus teliti karena kolom akan menahan beban-beban
dari keseluruhan bangunan sebelum diteruskan ke pondasi.
- Bekisting kolom harus benar-benar bersih, tidak bocor, dan kuat sebelum dicor.
- Setelah dicor, bekisting kolom baru dapat dilepas setelah beton benar-benar
kering.
- Setelah bekisting kolom dilepas, dilakukan perawatan terhadap kolom (disiram
dengan air)
- Semakin ke atas dimensi kolom semakin kecil dengan tujuan untuk
mengurangi beban sendiri dari struktur, yang dimana pengurangan dari dimensi
kolom tidak akan mempengaruhi kekuatan dan kekokohan struktur.
b. Balok
- Dalam penulangan balok dibutuhkan tulangan extra pada bagian atas dan bawah
untuk menahan momen.
- Pembuatan balok harus teliti karena balok akan menahan beban dari lantai.
- Bekisting balok harus benar-benar bersih, tidak bocor, dan kuat sebelum dicor.
- Setelah dicor, bekisting balok baru dapat dilepas setelah beton benar-benar kering
(21 hari).
- Tulangan utama balok disusun berkaitan dengan kolom sehingga didapatkan
hubungan join yang kuat antara kolom dan balok
c. Plat lantai
- Plat lantai baru dapat dikerjakan setelah balok dan kolom lantai dibawahnya telah
selesai.
- Waktu kering cor harus benar-benar sesuai dengan prosedur.
- Setelah dicor, plat lantai disiram dengan air untuk mengurangi penguapan.
B. SARAN/KOMENTAR
1. Perlu adanya suatu manajemen proyek (tenaga kerja, time schedule dan bahan)
yang baik.
2. Perlu peningkatan koordinasi dan pengawasan proyek, sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan proyek yang dapat memberi keuntungan disatu pihak saja
(mengurangi jumlah material atau ukuran).
3. Perlu ditingkatkan kualitas kerja dari para pekerja mulai dari kepala proyek
hingga para tukang.
4. Terapkan pemakaian alat-alat keselamatan kerja di lapangan kepada setiap
pekerja seperti helm proyek, safety shoes agar dapat meminimalkan angka
kecelakaan kerja (K3)
38
5. Perlu diperhatikan penyimpanan alat dan bahan agar tidak mengurangi kekuatan
bangunan nantinya.
39
1. Tulangan plat lantai langsung dirakit di tempat, sehingga hubungan balok dan
plat lantai semakin kuat.
2. Para pekerja yang disiplin waktu dan semangat dalam bekerja.
3. Koordinator lapangan dan mandor selalu mengawasi setiap tahap pekerjaan dan
tidak segan memberikan komentar jika terdapat kesalahan.
40