Está en la página 1de 8

1

Hubungan Kadar Timbal dalam Darah terhadap Kejadian Hipertensi pada Operator
SPBU di Kota Kendari
1
Noviarsih Muslimah 2Hartati 2Fedelia Raya
1
Program Studi Pendidikan Dokter
2
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo

ABSTRACT
Hypertension is a common health problem and often asymptomatic until advanced stages of
development and often leads to death. One of the factors that play a role in the occurrence of
hypertension is a heavy metal, that is lead (Pb) which is used as an additional chemical mixture of
gasoline. Gas stations operator is one of the jobs are high-risk exposure to lead for a long time. This
study aims to determine the association of blood lead levels with incidence of hypertension among the
gas stations operators in Kendari. This study used cross sectional design with observational analytic
approach. The study was conducted at nine stations in Kendari and Forensic and Molecular Biology
Laboratory, Faculty of Mathematics and Science, Haluoleo University, Kendari in December 2016.
Sample consisted of 30 operators of gas station, using proportional stratified sampling technique. The
instrument used in this study were questionnaires and testing blood specimens in the laboratory by
ashing method. Analysis of the data used in this study was Fisher Exact Test. The result showed
respondents with normal blood lead levels a total of 11 respondents (36.7%) and abnormal blood lead
levels are 19 respondents (63.3%). Respondents who have hypertension are 26 respondents (86.7%)
and respondents who did not have hypertension are 4 respondents (13.3%). Respondents with normal
lead levels who had hypertension totaled 7 respondents (63.6%) and who do not have hypertension
totaled 4 respondents (36.4%). Respondents with abnormal lead levels who had hypertension totaled
19 respondents (100.0%) and who do not have hypertension numbered 0 respondents (0.0%). Based
on the result of data analysis using the Fisher Exact statistical tests on the correlation of blood lead
levels in the incidence of hypertension among the gas stations operators in Kendari, p value = 0.012
which means that H0 is rejected. There is correlation between blood lead level with incidence of
hypertension among the gas stations operators in Kendari
Keywords: Lead in the blood, hypertension, gas station operator

PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah Hipertensi sering ditemukan pada
kesehatan yang umum dijumpai dan sering pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
asimtomatik sampai perkembangan tahap klinik dan rumah sakit dengan prevalensi
lanjut. Hipertensi menjadi faktor risiko yang cukup tinggi di Indonesia yaitu
utama terjadinya penyakit jantung iskemi, sebesar 25,8% (Riskesdas, 2013).
gagal jantung kongestif, stroke, gangguan Hipertensi menempati urutan kedua pada
penglihatan, gagal ginjal dan kecacatan. 10 penyakit terbesar di Sulawesi Tenggara
Sebagai dampak dari komplikasi, kualitas dengan 19.743 kasus. Sebelumnya pada
hidup penderita menjadi rendah dan dapat tahun 2014 hipertensi menempati urutan
menyebabkan depresi hingga kematian keempat pada 10 penyakit terbesar di
(Yogiantoro, 2006). Sulawesi Tenggara (Dinas Kesehatan
Data World Health Organization Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015).
(WHO) menunjukkan pada tahun 2008 Adapun faktor yang berperan dalam
diperkirakan 40% dewasa berusia 25 tahun terjadinya hipertensi yaitu faktor genetik,
ke atas telah terdiagnosis menderita umur, jenis kelamin, ras, asupan tinggi
hipertensi. Jumlah ini merupakan natrium, obesitas, kurang berolahraga,
peningkatan dari sebelumnya yaitu pada merokok, alkohol dan logam berat. Logam
tahun 1980 berjumlah 600 juta menjadi 1 berat yang berbahaya dan sering
miliar pada tahun 2008 (WHO, 2013). mencemari lingkungan adalah merkuri
2

(Hg), plumbum (Pb), arsenik (As), petugas peleburan timah hitam di


cadmium (Cd), khromium (Cr) dan nikel Kabupaten Tegal (Setiabudi dkk, 2014).
(Ni). Salah satu logam berat yang dapat Penelitian mengenai dampak timbal
berdampak buruk bagi kesehatan adalah terhadap tekanan darah belum dilakukan di
timbal atau plumbum (Palar, 2008). Kota Kendari terutama pada pekerja yang
Timbal biasa digunakan sebagai mempunyai risiko tinggi terpapar Pb
campuran bahan bakar bensin. Bahan akibat kerja yaitu petugas operator Stasiun
kimia ini bersama bensin dibakar dalam Pengisian Bahan Bakar untuk Umum
mesin. Sisanya 70% keluar bersama (SPBU). Petugas operator SPBU
emisi gas buang hasil pembakaran lainnya berpotensi besar terpapar timbal akibat gas
seperti karbonmonoksida melalui knalpot buangan kendaraan dari kendaraan
kendaraan (Komite Penghapusan Bensin bermotor yang sedang mengantri untuk
Bertimbal, 2006). Timbal hasil mengisi bensin, berangkat setelah mengisi
pembakaran akan menetap di udara bensin, serta yang melintasi jalan raya
sebesar 25%-50%. Timbal yang terhirup (Maurits, 2011). Pekerja yang terpapar
atau tertelan oleh manusia akan diserap, timbal secara terus menerus akan berisiko
disimpan dan kemudian terakumulasi keracunan dan dapat terggangu
dalam darah (Badan Pengelola kesehatannya, selanjutnya menurunkan
Lingkungan Hidup Daerah, 2009). produktivitas kerja (Kawatu dkk, 2009).
Akumulasi timbal berlebih dalam Oleh karena mengetahui dampak paparan
darah akan berdampak pada kesehatan timbal akibat gas buangan kendaraan
terutama sistem kardiovaskular. Dampak bermotor, maka penulis tertarik untuk
yang paling sering terjadi pada paparan melakukan penelitian mengenai hubungan
kronik hipertensi dan penyakit jantung. kadar timbal dalam darah terhadap
Hipertensi akibat timbal terjadi kejadian hipertensi pada operator SPBU di
dikarenakan mekanisme oxidative stress, Kota Kendari.
defisiensi Nitric Oxide (NO) fungsional,
peningkatan aktivitas saraf simpatis dan METODE PENELITIAN
disregulasi vasodilator dan vasokonstriktor Rancangan penelitian yang
(Varizi dan Gonick, 2008). digunakan adalah analitik obsevasional
Beberapa penelitian telah dilakukan dengan desain cross sectional. Instrumen
pada beberapa jenis pekerjaan yang dalam penelitian adalah kuisioner dan
berpotensi dan menunjukkan adanya sampel darah responden.
keterkaitan antara paparan timbal atau Pengambilan sampel darah
kadar timbal dalam tubuh dengan dilaksanakan pada tanggal 16-19
meningkatnya tekanan darah, antara lain Desember 2016 di 9 SPBU di Kota
penelitian Kawatu tahun 2009, Kendari yaitu SPBU Bonggoeya, SPBU
menunjukkan adanya hubungan yang Konggoasa, SPBU Lepo-lepo, SPBU
bermakna antara kadar timbal darah Martandu, SPBU Rabam, SPBU Saranani,
dengan kejadian hipertensi pada petugas SPBU Teratai, SPBU THR dan SPBU
SPBU di Kota Manado (Kawatu dan Tipulu.
Rorong, 2009). Penelitian Ambarawanto Populasi pada penelitian ini
dkk tahun 2015 pada industri pengecoran sebanyak 166 orang dengan jumlah sampel
logam di Klaten menunjukkan adanya adalah 30. Penentuan jumlah sampel
hubungan antara kadar timbal darah menggunakan rumus Lemeshow dan
terhadap kejadian hipertensi pengambilan sampel menggunakan teknik
(Ambarawanto dkk, 2015). Penelitian
proportional stratified sampling
Setiabudi dkk tahun 2014 menunjukkan
adanya hubungan antara kadar timbal
darah terhadap kejadian hipertensi pada
3

HASIL berjumlah 7 responden (23.3%) dan masa


Karakteristik Responden kerja 10-15 tahun berjumlah 2 responden
Gambaran distribusi responden (6.7%). Responden dengan lama kerja 6
berdasarkan jenis kelamin, masa kerja, jam berjumlah 5 responden (16.7%), lama
lama kerja dan penggunaan APD. kerja 7 jam berjumlah 14 orang (46.7%)
dan lama kerja 8 jam berjumlah 11
Berdasarkan Tabel 1 dapat responden (36.7%). Responden yang yang
disimpulkan bahwa responden jenis selalu menggunakan APD berjumlah 8
kelamin laki-laki berjumlah 16 responden responden (26.7%), kadang-kadang
(53.3%) dan perempuan berjumlah 14 menggunakan APD berjumlah 14
responden (46.7%). Responden dengan responden (46.6%) dan tidak pernah
masa kerja 1-5 tahun berjumlah 21 menggunakan APD berjumlah 8 responden
responden (70.0%), masa kerja 6-10 tahun (26.7%).

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, masa kerja,
lama kerja dan penggunaan APD.

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)


Responden

Jenis Kelamin Laki Laki 16 53.3


Perempuan 14 46.7

Masa Kerja 1-5 Tahun 21 70.0


6-10 Tahun 7 23.3
10-15 Tahun 2 6.7

Lama Kerja 6 Jam 5 16.7


7 Jam 14 46.7
8 Jam 11 36.6

Penggunaan Selalu 8 26.7


APD
Kadang-kadang 14 46.6
Tidak pernah 8 26.7

Analisis Univariat
Gambaran distribusi responden Berdasarkan Tabel 2 dapat
berdasarkan kdar timbal dalam darah disimpulkan bahwa responden dengan
dan kejadian hipertensi. kadar timbal darah normal berjumlah 11
Tujuan analisis ini untuk mengetahui responden (36.7%), kadar timbal darah
distribusi responden berdasarkan kadar tidak normal berjumlah 19 responden
timbal dalam darah dan kejadian (63.3%).responden yang mengalami
hipertensi. hipertensi berjumlah 26 responden
4

(86.7%) dan responden yang tidak


mengalami hipertensi berjumlah 4
responden (13.3%).
Tabel 2. Distribusi responden penelitian berdasarkan kadar timbal dalam darah dan kejadian
hipertensi

Jumlah (n) Persentase (%)

Kadar Timbal Normal 11 36.7


Tidak Normal 19 63.3

Kejadian Hipertensi 26 86.7


Hipertensi Bukan Hipertensi 4 13.3

Analisis Bivariat dan yang tidak mengalami hipertensi


Analisis Kadar Timbal dalam Darah berjumlah 4 responden (36.4%).
terhadap Kejadian Hipertensi pada Responden dengan kadar timbal tidak
Operator SPBU di Kota Kendari normal yang mengalami hipertensi
Penelitian ini dilakukan analisis uji berjumlah 19 responden (100.0%) dan
chi-square dengan uji alternative Fisher yang tidak mengalami hipertensi
Exact yang bertujuan untuk mengetahui berjumlah 0 responden (0.0%).
hubungan variabel independen yaitu kadar Berdasarkan hasil analisis data dengan
timbal dalam darah dengan variabel menggunakan uji statistic Chi-Square
dependen yaitu kejadian hipertensi Tabel terhadap hubungan kadar timbal dalam
3. darah terhadap kejadian hipertensi pada
Berdasarkan Tabel 3 dapat operator SPBU di Kota Kendari
disimpulkan bahwa responden dengan didapatkan nilai p = 0,012 yang artinya H0
kadar timbal normal yang mengalami ditolak.
hipertensi berjumlah 7 responden (63.6%)

Tabel 3. Analisis kadar timbal dalam darah terhadap kejadian hipertensi pada operator SPBU
di Kota Kendari

Kejadian Hipertensi
Bukan
Total
Variabel Hipertensi Hipertens p value
i
n % n % n %
Kadar timbal normal 7 63.6 4 36.4 11 100.0
0.012
Kadar timbal tidak normal 19 100.0 0 0.0 19 100.0
5

PEMBAHASAN adalah penyakit jantung dengan atau


Tujuan penelitian ini adalah tanpa disertai stroke dan gagal ginjal
menganalisis hubungan kadar timbal (Yogiantoro, 2006). Adapun faktor yang
dalam darah terhadap kejadian hipertensi berperan dalam terjadinya hipertensi
pada operator SPBU di Kota Kendari. yaitu faktor genetik, umur, jenis kelamin,
Analisis data yang digunakan untuk ras, asupan tinggi natrium, obesitas,
mengetahui hubungan tersebut adalah uji kurang berolahraga, merokok, alkohol
chi-square dengan uji alternative Fisher dan logam berat. Salah satu logam berat
Exact. yang dapat berdampak pada peningkatan
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah adalah timbal atau
dimana tekanan darah sistolik diatas 140 plumbum (Palar, 2008). Timbal biasa
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 digunakan sebagai campuran bahan bakar
mmHg pada orang-orang yang tidak bensin (Widowati, 2008). Timbal akan
memakai obat anti hipertensi (JNC, terakumulasi dalam tubuh terutama pada
2003). Sebagian besar hipertensi terjadi jaringan lunak seperti hati dan ginjal,
tanpa disertai tanda dan gejala yang pasti. darah, dan tulang. Salah satu efek
Kadang-kadang nyeri kepala, pusing, rasa akumulasi timbal yang dapat memicu
lelah dianggap sebagai gejala non peningkatan tekanan darah adalah melalui
spesifik dari hipertensi. Namun demikian, mekanisme oxidative stress, timbal akan
gejala-gejala tersebut tidak jarang juga memicu oxidative stress pada endotel dan
terjadi pada orang dengan tekanan darah sel otot polos vaskular (Varizi dan
normal (Ganong, 2010). Penilaian Gonick, 2008) yang dapat meningkatan
tekanan darah dilakukan dengan ROS (Urso dan Caimi, 2011).
menggunakan sphygmomanometer baik Peningkatan ROS akan memicu
digital, air raksa maupun skala jarum. peningkatan superoxide anion untuk
Penilaian tekanan darah dilakukan dalam memproduksi peroxynitrite. Peroxynitrite
keadaam tenang dan rileks dengan menginisiasi lipid peroxidation dan
melakukan 2 kali pengukuran dengan menyebabkan kerusakan jaringan yang
interval selama 5 menit, hasil pengukuran ireversibel dan gangguan fungsi vaskular,
dijumlahkan kemudian dibagi 2. sehingga dapat menyebabkan hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian dapat (Alghasham dkk, 2011).
dikemukakan bahwa dari 30 responden di Kadar normal timbal dalam tubuh
9 SPBU di Kota Kendari, responden yang adalah < 10g/dl dan kadar timbal tidak
mengalami hipertensi berjumlah 26 normal adalah 10g/dl (WHO, 2007).
responden (86.7%) dan responden yang Pengukuran kadar timbal dalam darah
tidak mengalami hipertensi berjumlah 4 dilakukan dengan metode pengabuan
responden (13.3%). menggunakan alat Spektrofotometer
Hipertensi merupakan faktor risiko Serapan Atom (SSA). Selain
utama terjadinya penyakit jantung iskemi, menggunakan darah, pengukuran kadar
gagal jantung kongestif, stroke, gangguan timbal juga dapat dilakuakn dengan
penglihatan dan penyakit ginjal, jika menggunakan rambut dan urine
hipertensi tidak segera diobati. Sebagai (Chahaya, 2005). Berdasarkan hasil
dampak komplikasi, kualitas hidup penelitian dapat dikemukakan bahwa dari
penderita menjadi rendah dan dapat 30 responden yang berada di 9 SPBU di
menyebabkan depresi hingga kematian. Kota Kendari, responden dengan kadar
Sebab kematian yang sering terjadi timbal darah normal berjumlah 11
6

responden (36.7%), kadar timbal darah 6,919 ; P-value 0,000) yang artinya
tidak normal berjumlah 19 responden paparan timbal dalam darah merupakan
(63.3%). faktor risiko tekanan darah sistolik pada
Hasil analisis hubungan kadar pekerja peleburan timah hitam di lokasi
timbal dalam darah terhadap kejadian penelitian. Responden dengan timbal
hipertensi pada operator SPBU di Kota dalam darah tidak normal ( 10 g/ml)
Kendari yang telah dilakukan oleh akan memiliki resiko relatif 6,919 kali
peneliti didapatkan nilai p= <0.05. Hal ini mengalami tekanan darah sistolik tidak
menunjukkan bahwa terdapat hubungan normal (> 139 mmHg) dibanding dengan
antara kadar timbal dalam darah terhadap responden dengan timbal dalam darah
kejadian hipertensi pada operator SPBU normal ( >10 g/ml).
di Kota Kendari. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan Ambarwanto dkk (2015) pada pekerja
penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah industri pengecoran logam di Ceper,
dan Djannah (2010) yang mengemukakan Klaten mengemukakan bahwa terdapat
bahwa ada hubungan yang bermakna hubungan yang signifikan antara Pb
antara kadar timbal dengan kejadian dalam darah dengan kejadian hipertensi
hipertensi pada operator SPBU di Kota dengan nilai p = 0,042 dibandingkan
Yogyakarta dengan nilai p=0,028 dan RR dengan alpha 0.05 maka dapat
= 2,619 yang artinya responden yang disimpulkan kadar Pb dalam darah
memiliki kadar Pb tinggi dalam darah merupakan faktor resiko terjadinya
mempunyai peluang risiko menderita kejadian hipertensi pada pekerja
hipertensi 2,619 kali lebih besar bila pengecoran logam di CV Bonjor Jaya.
dibandingkan dengan responden yang Dari 19 responden yang memiliki
memiliki kadar Pb rendah dalam darah kadar timbal tidak normal terdapat 19
dan secara statistik bermakna. responden (100.0%) yang mengalami
Penelitian lain yang dilakukan oleh hipertensi, hal tersebut dikarenakan
Kawatu dan Rorong (2009) pada petugas kadar timbal darah timbal darah >10g/dl
SPBU di Kota Manado mengemukakan dapat menunjukkan adanya gejala
bahwa kadar timbal darah merupakan keracunan timbal, berdasarkan kriteria
prediktor dominan dan mempunyai Agency for Toxic Substances and Disease
hubungan positif dan bermakna (p<0,05) Registry (ATSDR). Kadar timbal yang
dengan kejadian hipertensi. Hasil ini tidak normal pada operator SPBU dapat
menunjukan bahwa semakin tinggi kadar dikarenakan masa kerja yang cukup
timbal darah maka akan semakin besar lama,biasanya lebih dari 3-4 tahun dan
peluang terjadinya hipertensi. peggunaan APD (Kawatu dan Rorong,
Penelitian ini juga sejalan dengan 2009). Berdasarkan pengamatan pada
penelitian yang dilakukan oleh Setyabudi saat penelitian, banyak dari petugas
dkk (2014) pada pekerja peleburan timah operator yang tidak menggunakan APD
hitam di Perkampungan Industri Kecil secara lengkap, bahkan ada yang tidak
(PIK) Kebasen Kabupaten Tegal mengenakan APD sama sekali dan hanya
mengemukakan bahwa hubungan yang sedikit yang menggunakan APD secara
signifikan antara kadar Pb dalam darah lengkap.
dengan kejadian hipertensi yang tekanan Dari 11 responden dengan kadar
darah sistolik maupun diastolik. Selain timbal normal terdapat 7 responden yang
itu didapatkan Prevalensi Rasio (PR mengalam hipertensi, hal tersebut dapat
7

dikarenakan oleh salah satu faktor risiko Diharapkan dapat memberikan


hipertensi yaitu stess. Selain itu terdapat informasi sebagai bahan bacaan
7 responden dengan kadar timbal normal bermanfaat, khususnya tentang hubungan
yang tidak mengalami hipertensi, hal ini durasi dan frekuensi bermain video game
dapat diakibatkan karena masa kerja yang aksi terhadap mental emosional pada
dimiliki masih tidak terlalu lama, remaja di SMAN 10 Kendari.
memiliki personal hygiene yang baik Diharapkan penelitian ini dapat
seperti responden menggunakan pakaian dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
seragam kerja lengan pajang pada waktu sekolah untuk tetap memperhatikan
bekerja, mencuci tangan sebelum makan masalah perilaku, melakukan pendekatan
pada saat setelah bekerja, dan juga pada siswa yang termasuk dalam kriteria
mengganti pakaian kerja yang telah borderline agar tidak berkembang menjadi
terpapar timbal setelah bekerja sehingga gangguan yang semakin berat.
partikel-partikel timbal yang menempel Diharapkan penelitian ini dapat
pada pakaian tidak masuk kedalam tubuh dijadikan sebagai sumber bacaan ataupun
responden baik melalui inhalasi maupun referensi dalam penelitian selanjutnya.
kulit responden tersebut (Rosyidah dan Untuk deteksi dini mental emosional dapat
Djannah, 2010). menggunakan kuesioner SRQ untuk
mengetahui adakah siswa yang beresiko
SIMPULAN mengalami masalah mental emosional.
Operator SPBU dengan kadar Diharapkan ada peneliti lain yang
timbal darah normal berjumlah 11 melakukan penelitian lebih lanjut
responden (36.7%), kadar timbal darah mengenai hubungan durasi dan frekuensi
tidak normal berjumlah 19 responden bermain video game aksi terhadap mental
(63.3%).Operator SPBU yang mengalami emosional pada remaja dengan jumlah
hipertensi berjumlah 26 responden subjek yang lebih banyak dan dengan
(86.7%) dan responden yang tidak kuisioner dan metode yang berbeda.
mengalami hipertensi berjumlah 4
responden (13.3%). DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian Anderson, C.A., dan Dill, K.E. 2000.
terdapat hubungan antara kadar timbal Video Games and Aggresssive
dalam darah terhadap kejadian hipertensi Thoughts, Feelings, and Behavior
pada operator SPBU di Kota Kendari in The Laboratory and In Life.
dengan nilai ( p = 0.012 ). Jornal of Personality and Social
Psychology, 78, 772-790. Doi:
SARAN 10.1037/0022-3514.78.4.772
Untuk peneliti selanjutnya, perlu Apriyanti, M.F., dan Harmanto. 2015.
diadakan penelitian lain mengenai Perilaku Agresif Remaja Yang
dampak timbal terhadap kesehatan Gemar Bermain Game Online
manusia seperti kadar hemoglobin dan (Studi Kasus Di Kelurahan Ngagel
kelelahan kerja. Rejo Kecamatan Wonokromo
Bagi operator SPBU hendaknya Surabaya). Vol: 03 No: 03, hal:
selalu menggunakan Alat Pelindung Diri 994-1008.
(APD) seperti topi, kaos tangan dan Baldwin, R.D. 2002. Stress And Illness in
masker selama menjalankan tugasnya. Adolescence: Issue of Race And
8

Gender. http://www.fidarticles.com/ Piaget, J. 2000. Commentary on


[on-line]. Vygotsky. New Ideas in
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Psychology, 18, 241-259.
Masyarakat. 2010. Buku Putri, D. 2014. Hubungan Durasi Dan
Pemantauan Kesehatan Remaja. Frekuensi Bermain Video Game
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Dengan Masalah Mental
Hollingdale, J., dan Greitemeyer, T. 2014. Emosional Pada Remaja. Skripsi
The Effect of Online Violent Video Sarjana. Semarang: Fakultas
Games on Levels of Aggression. Kedokteran Universitas
PloS ONE, 9(11), e111790. Diponegoro,.
Doi:10.1371/journal.pone.0111790. Santrock, J.W. 2001. Child Development.
Hosnan, M. 2016. Psikologi New York: McGraw Hill Company.
Perkembangan Peserta Didik. Sarwono, S.W. 2014. Pengantar
Cetakan I. Bogor : Penerbit Ghalia Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali
Indonesia. Pers.
Kresna, A.A. 2012. Pembentukan Sastroasmoro dan Ismael. 2011. Dasar-
Karakter Generasi Muda dasar Metodelogi Penelitian Klinis.
Berwawasan Nilai-Nilai Pancasila Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Melalui Video Game Bertema RPG. Schneider, A.A. 1964. Personal
No: 161-162. Adjusment and Mental Health. New
Kusuma, T. 2014. Perbedaan Masalah York: Holt, Rinehart and Winston.
Mental Emosional Pada Remaja Steinberg, L. 2003. Gale Encyclopedia
Yang Bermain Video Game Aksi Chilhood and Adolescence.
Dan Non Aksi. Skripsi Sarjana. http://www.Fidarticles.com/[on-
Semarang: Fakultas Kedokteran line].
Universitas Diponegoro. Thomas, A., dan Chess, S. 1991.
Mayyadah. 2016. Inspirasi Parenting Temperamental Individuality From
Dari Al-Quran. Jakarta: PT. Elex Childhood To Adolescence. Journal
Media Komputindo. of Child Psychiatry, 16, 218-26.
Nasution, I.K. 2007. Stres Pada Remaja. Utami, D.P. 2012. Masalah Mental Dan
Medan: Universitas Sumatera Emosional Pada Siswa SMP Kelas
Utara. Akselerasi Dan Reguler. Skripsi
Fuqoha, N.A.A. 2015. Pengembangan Sarjana. Semarang: Fakultas
Game RPG (Role Play Game) Kedokteran Universitas
Sebagai Media Pembelajaran Diponegoro.
Berbasis Guined Inquiry Pada Widanarti, N., dan Aisah I. 2002.
Materi Segiempat Dan Segitiga Hubungan Antara Dukungan Sosial
Untuk Siswa SMP Kelas VII. Keluarga Dengan Self Efficacy
Yogyakarta: UNY. Pada Remaja Di SMU Negeri 9
Yogyakarta. No: 2, hal: 122-123.

También podría gustarte