Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Hubungan Kadar Timbal dalam Darah terhadap Kejadian Hipertensi pada Operator
SPBU di Kota Kendari
1
Noviarsih Muslimah 2Hartati 2Fedelia Raya
1
Program Studi Pendidikan Dokter
2
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
ABSTRACT
Hypertension is a common health problem and often asymptomatic until advanced stages of
development and often leads to death. One of the factors that play a role in the occurrence of
hypertension is a heavy metal, that is lead (Pb) which is used as an additional chemical mixture of
gasoline. Gas stations operator is one of the jobs are high-risk exposure to lead for a long time. This
study aims to determine the association of blood lead levels with incidence of hypertension among the
gas stations operators in Kendari. This study used cross sectional design with observational analytic
approach. The study was conducted at nine stations in Kendari and Forensic and Molecular Biology
Laboratory, Faculty of Mathematics and Science, Haluoleo University, Kendari in December 2016.
Sample consisted of 30 operators of gas station, using proportional stratified sampling technique. The
instrument used in this study were questionnaires and testing blood specimens in the laboratory by
ashing method. Analysis of the data used in this study was Fisher Exact Test. The result showed
respondents with normal blood lead levels a total of 11 respondents (36.7%) and abnormal blood lead
levels are 19 respondents (63.3%). Respondents who have hypertension are 26 respondents (86.7%)
and respondents who did not have hypertension are 4 respondents (13.3%). Respondents with normal
lead levels who had hypertension totaled 7 respondents (63.6%) and who do not have hypertension
totaled 4 respondents (36.4%). Respondents with abnormal lead levels who had hypertension totaled
19 respondents (100.0%) and who do not have hypertension numbered 0 respondents (0.0%). Based
on the result of data analysis using the Fisher Exact statistical tests on the correlation of blood lead
levels in the incidence of hypertension among the gas stations operators in Kendari, p value = 0.012
which means that H0 is rejected. There is correlation between blood lead level with incidence of
hypertension among the gas stations operators in Kendari
Keywords: Lead in the blood, hypertension, gas station operator
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah Hipertensi sering ditemukan pada
kesehatan yang umum dijumpai dan sering pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
asimtomatik sampai perkembangan tahap klinik dan rumah sakit dengan prevalensi
lanjut. Hipertensi menjadi faktor risiko yang cukup tinggi di Indonesia yaitu
utama terjadinya penyakit jantung iskemi, sebesar 25,8% (Riskesdas, 2013).
gagal jantung kongestif, stroke, gangguan Hipertensi menempati urutan kedua pada
penglihatan, gagal ginjal dan kecacatan. 10 penyakit terbesar di Sulawesi Tenggara
Sebagai dampak dari komplikasi, kualitas dengan 19.743 kasus. Sebelumnya pada
hidup penderita menjadi rendah dan dapat tahun 2014 hipertensi menempati urutan
menyebabkan depresi hingga kematian keempat pada 10 penyakit terbesar di
(Yogiantoro, 2006). Sulawesi Tenggara (Dinas Kesehatan
Data World Health Organization Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015).
(WHO) menunjukkan pada tahun 2008 Adapun faktor yang berperan dalam
diperkirakan 40% dewasa berusia 25 tahun terjadinya hipertensi yaitu faktor genetik,
ke atas telah terdiagnosis menderita umur, jenis kelamin, ras, asupan tinggi
hipertensi. Jumlah ini merupakan natrium, obesitas, kurang berolahraga,
peningkatan dari sebelumnya yaitu pada merokok, alkohol dan logam berat. Logam
tahun 1980 berjumlah 600 juta menjadi 1 berat yang berbahaya dan sering
miliar pada tahun 2008 (WHO, 2013). mencemari lingkungan adalah merkuri
2
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, masa kerja,
lama kerja dan penggunaan APD.
Analisis Univariat
Gambaran distribusi responden Berdasarkan Tabel 2 dapat
berdasarkan kdar timbal dalam darah disimpulkan bahwa responden dengan
dan kejadian hipertensi. kadar timbal darah normal berjumlah 11
Tujuan analisis ini untuk mengetahui responden (36.7%), kadar timbal darah
distribusi responden berdasarkan kadar tidak normal berjumlah 19 responden
timbal dalam darah dan kejadian (63.3%).responden yang mengalami
hipertensi. hipertensi berjumlah 26 responden
4
Tabel 3. Analisis kadar timbal dalam darah terhadap kejadian hipertensi pada operator SPBU
di Kota Kendari
Kejadian Hipertensi
Bukan
Total
Variabel Hipertensi Hipertens p value
i
n % n % n %
Kadar timbal normal 7 63.6 4 36.4 11 100.0
0.012
Kadar timbal tidak normal 19 100.0 0 0.0 19 100.0
5
responden (36.7%), kadar timbal darah 6,919 ; P-value 0,000) yang artinya
tidak normal berjumlah 19 responden paparan timbal dalam darah merupakan
(63.3%). faktor risiko tekanan darah sistolik pada
Hasil analisis hubungan kadar pekerja peleburan timah hitam di lokasi
timbal dalam darah terhadap kejadian penelitian. Responden dengan timbal
hipertensi pada operator SPBU di Kota dalam darah tidak normal ( 10 g/ml)
Kendari yang telah dilakukan oleh akan memiliki resiko relatif 6,919 kali
peneliti didapatkan nilai p= <0.05. Hal ini mengalami tekanan darah sistolik tidak
menunjukkan bahwa terdapat hubungan normal (> 139 mmHg) dibanding dengan
antara kadar timbal dalam darah terhadap responden dengan timbal dalam darah
kejadian hipertensi pada operator SPBU normal ( >10 g/ml).
di Kota Kendari. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan Ambarwanto dkk (2015) pada pekerja
penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah industri pengecoran logam di Ceper,
dan Djannah (2010) yang mengemukakan Klaten mengemukakan bahwa terdapat
bahwa ada hubungan yang bermakna hubungan yang signifikan antara Pb
antara kadar timbal dengan kejadian dalam darah dengan kejadian hipertensi
hipertensi pada operator SPBU di Kota dengan nilai p = 0,042 dibandingkan
Yogyakarta dengan nilai p=0,028 dan RR dengan alpha 0.05 maka dapat
= 2,619 yang artinya responden yang disimpulkan kadar Pb dalam darah
memiliki kadar Pb tinggi dalam darah merupakan faktor resiko terjadinya
mempunyai peluang risiko menderita kejadian hipertensi pada pekerja
hipertensi 2,619 kali lebih besar bila pengecoran logam di CV Bonjor Jaya.
dibandingkan dengan responden yang Dari 19 responden yang memiliki
memiliki kadar Pb rendah dalam darah kadar timbal tidak normal terdapat 19
dan secara statistik bermakna. responden (100.0%) yang mengalami
Penelitian lain yang dilakukan oleh hipertensi, hal tersebut dikarenakan
Kawatu dan Rorong (2009) pada petugas kadar timbal darah timbal darah >10g/dl
SPBU di Kota Manado mengemukakan dapat menunjukkan adanya gejala
bahwa kadar timbal darah merupakan keracunan timbal, berdasarkan kriteria
prediktor dominan dan mempunyai Agency for Toxic Substances and Disease
hubungan positif dan bermakna (p<0,05) Registry (ATSDR). Kadar timbal yang
dengan kejadian hipertensi. Hasil ini tidak normal pada operator SPBU dapat
menunjukan bahwa semakin tinggi kadar dikarenakan masa kerja yang cukup
timbal darah maka akan semakin besar lama,biasanya lebih dari 3-4 tahun dan
peluang terjadinya hipertensi. peggunaan APD (Kawatu dan Rorong,
Penelitian ini juga sejalan dengan 2009). Berdasarkan pengamatan pada
penelitian yang dilakukan oleh Setyabudi saat penelitian, banyak dari petugas
dkk (2014) pada pekerja peleburan timah operator yang tidak menggunakan APD
hitam di Perkampungan Industri Kecil secara lengkap, bahkan ada yang tidak
(PIK) Kebasen Kabupaten Tegal mengenakan APD sama sekali dan hanya
mengemukakan bahwa hubungan yang sedikit yang menggunakan APD secara
signifikan antara kadar Pb dalam darah lengkap.
dengan kejadian hipertensi yang tekanan Dari 11 responden dengan kadar
darah sistolik maupun diastolik. Selain timbal normal terdapat 7 responden yang
itu didapatkan Prevalensi Rasio (PR mengalam hipertensi, hal tersebut dapat
7