Está en la página 1de 26

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS TIPE II(DM)

DI RSUD KOTA MAKASSAR

DISUSUN

]OLEH

Nama:meinus omabak

Nim:153139

Kls:II c

UPT AKPER ANGING MAMMIRI PROVINSI SULAWESI SELATAN

MAKASSAR TAHUN ANGKATAN 2016/2017


Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe II (DM Tipe II)

KONSEP DASAR DIABETES MELITUS

A. Pengertian
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolism yang secara genetis dan klinis termasuk

heterogen dengan manifestasi klinis berupa hilangnya toleransi karbihidrat (Silvia Andersonrice,

1995). Diabetes Melitus adalah gangguan metabolic kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi

dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidakadekuatan penggunaan insulin (Barbara

Engram, 1999).
B. Etiologi
Menurut WHO tahun 1995, penyebab Diabetes Melitus (DM) diklasifikasikan sebagai

berikut :
1. DM Tipe 1 (DM tergantung insulin)
a. Faktor herediter / genetic
Kerentanan sel-sel beta terhadap penghancuran oleh virus / mempermudah perkembangan

antobodi antoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel bata.
b. Faktor infeksi virus
Berapa infeksi virus coxakie dan gondogen yang merupakan pemicu yang menetukan proses

antoimun pada individu yang peka secara genetik.


2. DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin)
Terjadi paling sering pada orang dewasa dimana terjadi obesitas pada individu obesitas dapat

menurunkan jumlah reseptor insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat

insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolic yang biasa.
3. DM Malnutrisi
a. Fibro Calculous Pancreatic DM
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga klasifikasi

pancreas melalui proses mekanik (fibrosis) / toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta

menjadi rusak.
b. Protein Defisiensi Pancreatic DM
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel beta pankreas.
4. DM Tipe Lain
a. Penyakit pankreas seperti : pancreatic, Ca pancreas dll
b. Penyakit hormonal seperti acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang

sel-sel beta pankreas yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.
c. Obat-obatan
1) Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptoserin
2) Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll

C. Manifestasi Klinis
1. Poliuria
2. Polidipsi
3. Polifagia
4. Penurunan BB
5. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
6. Malaise
7. Kesemutan pada ekstremitas
8. Infeksi kulit dan pruritas
9. Timbul gejala ketoasidosis dan samnolen bila berat
D. Patofisiologi
Pada DM tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor

insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan

sebagai lubang kecil pintu masuk kedalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kunsinya

kurang, sehingga biarpun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya

(reseptor) kurang maka glukosa yang masuk sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan

bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat. Dengan demikian

keadaan ini sama dengan pada DM tipe 1. Perbedaannya adalah DM tipe 2 disamping kadar

glukosa tinggi juga kadar insulin tinggi / normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin.

E. Penatalaksanaan
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika merekomendasikan = 50-60 %

kalori yang berasal dari karbohidrat 60-70 %, protein 12-20 %, lemak 20-30 %
2. Latihan
Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah
3. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
4. Pendidikan
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Gula darah meningkat
a. Glukosa plasma sewaktu > 200mg / dl (11,1 mmol/L) (random)
b. Glukosa plasma puasa > 140mg / dl (7,8 mmol/L) (nuchter)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr

karbohidrat ( 2 jam post prandial)


2. Tes toleransi glukosa
G. Komplikasi
Komplikasi metabolic (ketoasidosis diabetik dan hiperglikemik hiperosmolar nonketotik).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

A. Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan

sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,

mengantisipasi kekuatan dan pertahanan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan.

Pada pasien diabetes melitus, pengkajian data dasar pasien meliputi :

1. Riwayat

a. Tinjau kembali kesehatan pasien sebelumnya dan tinjau kembali indikasi terjadinya penyakit

DM.

b. Cata keluhan yang disampaikan oleh pasien dan catat tanda-tanda vital dari pada pasien.

c. Tinjau kembali kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit DM.

2. Data dasar

a. Aktivitas

Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.

Kram otot, tonus menurun

Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan beraktivitas

Letargi/disorientasi, koma

Penurunan kekuatan otot

b. Istirahat

Gejala : Gangguan tidur/istirahat


Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat

c. Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat hipertensi, MCI, kesemutan pada ekstremiitas, ulkus pada kaki, penyembuhan

yang lama.

Tanda : Takikardia, hipertensi

Nadi yang menurun / tidak ada

Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.

d. Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia

Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen.

Diare.

Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria/anuria jika terjadi

hipovolemia berat)

Urine berkabut, bau busuk (infeksi)

Abdomen keras, adanya asites

Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)

e. Makanan/cairan

Gejala : Hilang nafsu makan, mual muntah

Tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat.

Penurunan berat badan dar periode beberapa hari/minggu.

Haus.

Penggunaan diuretik (tiazid)

Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek


Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah).

Kekakuan/distensi abdomen, muntah

Bau halitosis, bau buah (nafas aseton)

f. Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen/tergantung adanya

infeksi/tidak.

Tanda : Lapar udara

Batuk dengan/tanpa sputum purulen (infeksi)

Frekuensi pernapasan

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien diabetes melitus meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda

vital dan head to toe.

4. Pemeriksaan diagnostik

a. Glukosa darah meningkat 200-100 mg/dl atau lebih

b. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

c. Asam lemak bebas, kadar lipid dan kolesterol meningkat

d. Osmolalitas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mmol /L

e. Elektrolit

1) Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun

2) Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun.

3) Fosfor : lebih sering menurun

f. Gemoglobin glukolisat
Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang

selama 4 bulan terakhir dan karenanya sangat bermanfaat dan membedakan DKA dengan kontrol

tidak dekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden (misalnya ISK baru).

g. Gas darah arteri

Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO 3 (asidosis metabolik) dengan

kompensasi alkalosis respiratorik.

h. Trombosit darah

Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis, hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap

respons atau infeksi.

i. Ureum/kreatinin

Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)

j. Amilase darah

Mungkin meningkat yang mengindikjasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA.

k. Insulin darah

Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang

mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).

Resistensi insulin dpt berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi).

l. Urine

Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.

m. Kultur dan sensitivitas

Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka

(Doengoes, 1999).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari hiperglikemia

Tujuan : Kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :

a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ostostatik.

R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan ikeh hipotensi dan takikardia. Perkiraan berat ringannya

hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari

posisi berbaring ke posisi duduk.

b. Pola nafas seperti adanya pernapasan kussmaul atau pernapasan yang berbau keton.

R : Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi

alkalosis respiratorius terhadap keadaan ketoasidosis. Pernapasan yang berbau aseton

berhubungan dengan pemecahan asam aseto-asetat dan harus berkurang bila ketosis harus

terkoreksi.

c. Frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan alat bantu nafas dan adanya periode apnea dan

munculnya sianosis.

R : Koreksi hiperglikemia akan menyebabkan pola dan frekuensi pernapasan mendekati normal.

Tetapi peningkatan kerja pernapasan ; pernapasan dangkal, pernapasan cepat dan munculnya

sianosismungkin merupakan indikasi dari kelelahan pernapasan dan/atau mungkin pasien itu

kehilangan kemampuannya untuk melakukan kompensasi pada asidosis

d. Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.

R : Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi,

demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cermin dari dehidrasi.

e. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat

ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.
R : Mempertahankan hidrasi/volime sirkulasi.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Tujuan : Berat badan atau penambahan ke arah rentang biasanya yang diinginkan dengan nilai

laboratorium normal.

Intervensi :

a. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.

R : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilitasnya)

b. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat

dihasilkan pasien

R : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

c. Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrient) danb elektrolit dengan segera

jika pasien dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan oral. Dan selanjutnya terus

mengupayakan pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransi.

R : Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik

3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.

Tujuan : Untuk peningkatan tingkat energi.


Intervensi :

a. Diskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanan dengan pasien dan

identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.

R : Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun

pasien mungkin sangat lemah

b. Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu.

R : Mencegah kelelahan yang berlebihan

c. Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan TD sebelum/sesudah melakukan aktivitas.

R : Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditolerandi secara fisiologis.

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi

lekosit/perubahan sirkulasi.

Data : -

Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi

Intervensi

a. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang

biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi nasokomial.

b. Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang yang berhubungan

dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri. Mencegah timbulnya infeksi nasokomial.

c. Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi media terbaik

bagi pertumbuhan kuman.

d. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah yang tertekan.

Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang

menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya iritasi kulit dan infeksi.
e.Bantu pasien melakukan oral higiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut.

f. Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.

g.Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai penanganan awal dapat membantu

mencegah timbulnya sepsis.


Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup : diit, kehamilan, obesitas

Resistensi Insulin

Sel beta

pankreas rusak / terganggu Defisiensi Insulin

Produksi

insulin Glikoneogonesis
Katabolisme

protein Glukagon

Lemah
BUN As.amino

Hiperglikemi 60 >140mmHg hiperosmolalitas

Ketogenesis
As.laktat

Glukosuri koma Mual, muntah


Glukoneogenesis Diuretic

osmotic kalori keluar Tdk ada nafsu makan


Sel

kelaparan Poliuria rasa lapar

Gangguan nutrisi <


dari kebutuhan tubuh

Hilang prot. tubuh Prod. Energy metabolisme Dehidrasi

polifagia
Respon perd. Darah

lambat kelelahan < volume cairan & elektrolit < pengetahuan perubahan

nutrisi
Resiko infeksi

syok > dr kbuth

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M.R


DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RUANGAN C3 RSUP PROF DR. R. D KANDOU MANADO

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. M.R
Umur : 49 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Paal IV
Agama : Kr. Protestsn
Suku / Kebangsaan : Manado/Indonesia
Pendidikan : SMP
Stasus : Menikah
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 17 Juni 2013
Tanggal pengkajian : 18 Juni 2013
No. Med. Rec : 37.16.58
Diagnosa medis : DM Tipe II
Penanggung Jawab
Nama : Tn. J.K
Umur : 48 th
Pekerjaan : Sopir
Hubungan : Suami

2. Genogram
Ket.
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: menderita penyakit
yang sama
____ : Hubungan
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri ulu hati
b. Riwayat keluhan utama
Nyeri dirasakan sejak 4 hari SMRS disertai tidak ada nafsu makan. Nyeri seperti diiris iris,
panas (+), mual-muntah (+), banyak kencing, konstipasi, dehidrasi.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien tidak ada nafsu makan, mual-muntah (+), nyeri pada abdomen masih dirasakan, banyak
kencing (+), panas (+), pucat (+)
d. Riwayat Kesehatan dahulu
Penyakit ini sudah di derita selama 2 th, hipertensi (-)
e. Riwayat Keluarga
Ayah pasien menderita penyakit yang sama
f. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien tidak merokok dan tidak meminum alkohol serta tidak alergi makanan dan obat.
2) Pola nutrisi dan cairan
Kondisi Sebelum MRS Saat dikaji
Selera makan/ minum Baik Tidak Baik / Baik
Nasi , ikan, sayur, buah, air Bubur, extrak/ air putih
Menu makan/minum
putih
Frekuensi 3x/hari /2000-2500/hari 5x/hari /1000-1500 ml/hari
Porsi makan/minum Dihabiskan Tidak dihabiskan
Keluhan (-) Anoreksia
3) Pola eliminasi
Sebelum MRS Saat dikaji
Kondisi
BAB BAK BAB BAK
Frekuensi 2x/hari 4-5x/hari (-) 6-8x/hari
Konsistensi Lembek (-) Keras (-)
Kuning Kuning (-) Kuning
Warna
kecok
Bau Khas Khas (-) Khas
(-) (-) konstipasi Banyak
Keluhan
kencing

4) Pola aktivitas dan latihan


Sebelum MRS Saat dikaji
Kondisi
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Mobilisasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket. 0 = mandiri, 1 = dibantu sebagian, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat, 4
= Tidak mampu
5) Pola kognitif perceptual
Status mental : Sadar
Bicara : Normal
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Kemampuan membaca : Baik
Kemampuan komunikasi / Interaksi : Baik
Pendengaran & penglihatan : Normal
6) Pola istirahat dan tidur
Kondisi Sebelum MRS Saat dikaji
Frekuensi 2x/hari 1x/hari
Tidur siang 1-2 jam/hari -
Tidur malam 7-8 jam/hari 5-6/hari
Keluhan (-) Insomnia

7) Pola konsep diri


Peran sebagai ibu dan istri terganggu, pasien cemas akan keluarganya
8) Pola koping-intoleransi stress
Pasien menggunakan pola koping yang adaptif yaitu pasien berdoa kepada Tuhan untuk
kesembuhannya.
9) Pola peran-hubungan
Pasien memiliki peran sebagai ibu & istri di rumah, hubungan antar keluarga dan masyarakat
baik
10) Pola seksual-reproduksi
Pasien terakhir menstruasi bulan lalu
11) Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Kr. Protestan, dia selalu berdoa kepada Tuhan Y.M.E

4. Pemeriksaan Fisik
a. KU : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD :110/80 mmHg R : 20x/mnt
N : 88x/mnt S : 37,5C
b. Sistem Integumen
Pucat (-), kulit kering, turgor lambat
c. Kepala
Warna rambut hitam, penyebaran merata, rambut oval & kering
d. Mata
Penglihatan normal, konjungtiva anenis (+), sklera interik (-)
e. Telinga
Secret (+), pendengaran baik
f. Hidung
Secret (+), penciuman baik
g. Mulut & Faring
Keadaan mulut baik, bau mulut (-), bibir kering
h. Ekstremitas Atas : Pada tangan basian kiri terpasang IVFD
Ecosol NaCl 0,9 %

Ekstremitas Bawah : Normal

i. Abdomen
Benjolan (-), pembesaran hepar (-)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Terapi obat-obatan
Ranitidin 2 x 1 amp IV
Ceftriaxone 2 x 1gr IV (hari.3)
Metformin 3 x 1 tab
PCT 3 x 500 mg tab
DMP 3 x 100 mg tab
IVFD NaCl 0,9 20 gtt/ menit

b. Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik


No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
1. Leukosit 16.400 /mm^3 4000-10.000
2. Eritrosit 5,06 10^6/mm^3 4,25-5,40
3. Hemoglobin 14,1 g/dL 12,0-16,0
4. Hematokrit 41,0 % 37,0-47,0
5. Trombosit 348 10^3/mm^3 150-450
Kimia klinik
6. GDS 164 mg/dL 70-125
7. Natrium Darah 135 meg/dL 135-152
8. Kalium Darah 3,4 meg/dL 3,5-4,5
9. Chlorida Darah 104 meg/dL 98-109
Parasitologi
10. Malaria (-)

c. Hasil Pemeriksaan Urinalisis


Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Epitel 10-12 /1 pk 0-1
Silinder - /1pk -
Eritrosit 4-6 /lpb 0-1
Leukosit 10-15 /1pb 1-5
Berat jenis 1,010 1,010-1030
pH 5 5-8
Leukosit +++ +
Nitirt - -
Protein - -
Glukosa ++ normal
Keton + -
Urobilinogen normal 0,1-1
Bilirubin - normal
Darah/Eri - -

ANALISA DATA
N
Data Etiologi Problem
o
1.
DS : Pasien mengatakan Keturunan, gaya hidup Gangguan nutrisi <
tidak ada nafsu makan dari kebutuhan tubuh
karena nyeri pada ulu Resistensi Insulin
hati

Pankreas terganggu
DO : Tampak meringis dan
gelisah Defisiensi insulin

Pola Nutrisi Glikoneogonesis


Selera makan : Tdk baik
Frekuensi : 3x/hari
Menu makan : Bubur
Lemah
Porsi makan : Tdk
dihabiskan
Ketogenesis
Mual, muntah

Tdk ada nafsu makan

Gangguan nutrisi < dari kebutuhan


tubuh

2.
DS : Pasien mengatakan Keturunan, gaya hidup Kekurangan volume
pasien sering BAK cairan
DO : Pasien tampak lemah Resistensi Insulin
Pola Eliminasi
Frekuensi : 6-8x/hari Pankreas terganggu
Warna : Kuning
Bau : Khas
TTV
Glukagon
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt
Hiperglikemi
R : 20x/mnt
S : 37,5C
Diuretic osmotic

Poliuria

Dehidrasi

Kekurangan volume cairan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Implementasi


1. Gangguan nutrisi Kebutuhan 1. Kaji pola nutrisi Tgl. 18 Juni 2013 S : Pa
kurang dari kebutuhan nutrisi pasien pasien dan perubahan Jam : 11.30 menga
tubuh b/d anoreksia terpenuhi yang terjadi 1. Mengkaji pola nutrisi ada na
DS : Pasien mengatakan KH : R : mengetahui pola pasien nyeri
tidak ada nafsu makan Pasien dapat nutrisi klien serta - selera makan : Tidak dirasa
karena nyeri pada ulu mencerna intake makanan baik
hati jumlah kalori 2. Timbang berat badan Frekuensi : 5x/hari O : Pa
DO : Tampak meringis dan R : Mengidentifikasi Menu makan : Bubur lemah
gelisah intake makanan Porsi : Tdk dihabiskan
3. Kaji tingkat nyeri, 2. Menimbang BB A: M
Pola Nutrisi mual-muntah -65 Kg teratas
Selera makan : Tdk baik R : mengidentifikasi 3. Mengkaji tingkat nyeri
Frekuensi : 5x/hari penyebab anoreksia abdomen, mual-muntah P : La
Menu makan : Bubur 4. Berikan makanan -nyeri (+) Interv
Porsi makan : Tdk porsi kecil tapi sering Nyeri 3
dihabiskan R : porsi lebih kecil Mual-muntah (+)
meningkatkan Jam : 14.00
masukan mkakanan 4. Memberikan makanan
5. Kolaborasi dengan porsi kecil tapi sering
dokter dalam -Pasien makan 5x/hari.
pemberian diet dan Pada jam 7 dan 10 pagi,
pola makan pasien jam 12 siang dan jam 4
(1500 kalori setiap kali sore, dan jam 7 malam.
makan) 5. Berkolaborasi dengan
R : mengurangi faktor dokter dlm pemberian
penyebab diet dan pola makan
hiperglikemia pasien
-1500 kalori setiap kali
makan
2. Kekurangan volume Hidrasi adekuat 1. Pantau TTV Tgl 18 Juni 2013 S : Pa
cairan tubuh b/d KH : R : Hipovolemia dapat Jam : 13.00 menga
diuresis osmotic -TTV Stabil dimanifestasi oleh 1. Memantau TTV sering
DS : Pasien mengatakan -Haluaran urine hipotensi TD : 110/80 mmHg
pasien sering BAK tepat 2. Pantau masukan dan N : 88x/mnt O : Pa
DO : Pasien tampak lemah keluaran urine R : 20x/mnt lemah
R : memberikan S : 37,5C
Pola Eliminasi perkiraan kebutuhan 2. Memantau masukan A: M
Frekuensi : 6-8x/mnt akan cairan dan keluaran urine teratas
Warna : Kuning 3. Kolaborasi dengan Cairan masuk : 1000-
Bau : Khas dokter dalam 1500ml/hari P : La
TTV pemberian obat BAK : 6-8x/hari Interv
TD : 110/80mmHg R : Obat yang 3. Berkolaborasi dengan
N : 88x/mnt menurunkan kadar dokter dalam pemberian
R : 20x/mnt gula dapat mengurangi obat
S : 37,5C poliuria - obat metformin 3x1
tab

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal Dx Implementasi Evaluasi
Rabu / 19 Juni 1 1. Mengkaji pola nutrisi pasien S : Pasien mengatakan tdk ada
2013 - selera makan : Tdk baik nafsu makan tapi nyeri sudah
Frekuensi : 5x/hari berkurang
Menu makan : Bubur
Porsi : Tdk dihabiskan O : Pasien tampak lemah
2. Menimbang BB
-65 Kg A : Masalah belum teratasi
3. Mengkaji tingkat nyeri abdomen, mual-
muntah P : Lanjutkan Intervensi
- nyeri berkurang (2) 1, 2, 3, 4, 5
mual (+), muntah (-)
4. Memberikan makanan porsi kecil tapi
sering
-Pasien makan 5x/hari. Pada jam 7 dan
10 pagi, jam 12 siang dan jam 4 sore,
dan jam 7 malam.
5. Berkolaborasi dengan dokter dlm
pemberian diet dan pola makan pasien
-1500 kalori setiap kali makan

2 1. Memantau TTV S : Pasien mengatakan masih


TD : 110/80 mmHg sering BAK
N : 80x/mnt
R : 20x/mnt O : Tampak lemah
S : 36,8C
2. Memantau masukan dan keluaran urine A : Masalah belum teratasi
Cairan masuk : 1000-1500ml/hari
BAK : 6-8x/hari P : Lanjutkan Intervensi
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam 1, 2, 3,
pemberian obat
- obat metformin 3x1 tab

Kamis/ 20 Juni 1 1. Mengkaji pola nutrisi pasien S : Pasien mengatakan pasien


2013 - selera makan : Baik sudah makan seperti biasanya
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Nasi, sayur, buah O : Pasien tampak tenang
Porsi : Dihabiskan
2. Menimbang BB A : masalah teratasi
-65 Kg
3. Mengkaji tingkat nyeri abdomen, mual- P:-
muntah
- nyeri (-)
mual- muntah (-)
4. Memberikan makanan porsi kecil tapi
sering
-Pasien makan 5x/hari. Pada jam 7 dan
10 pagi, jam 12 siang dan jam 4 sore,
dan jam 7 malam.
5. Berkolaborasi dengan dokter dlm
pemberian diet dan pola makan pasien
-1500 kalori setiap kali makan
2 1. Memantau TTV S : Pasien mangatakan BAKnya
TD : 110/70 mmHg sudah normal
N : 84x/mnt
R : 22x/mnt O : Pasien tampak rileks
S : 36,5C
2. Memantau masukan dan keluaran urine A : masalah teratasi
Cairan masuk : 1000-1500ml/hari
BAK : 6-8x/hari P:-
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
- obat metformin 3x1 tab
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Implementasi
1. Gangguan nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi 1. Kaji pola nutrisi pasien Tgl. 18 Juni 2013 S:
dari kebutuhan tubuh b/d pasien terpenuhi dan perubahan yang terjadi Jam : 11.30 tid
anoreksia KH : R : mengetahui pola 1. Mengkaji pola nutrisi da
DS : Pasien mengatakan tidak Pasien dapat nutrisi klien serta intake pasien dir
ada nafsu makan karena mencerna jumlah makanan - selera makan : Tidak
nyeri pada ulu hati kalori 2. Timbang berat badan baik O
DO : Tampak meringis dan R : Mengidentifikasi Frekuensi : 5x/hari lem
gelisah intake makanan Menu makan : Bubur
3. Kaji tingkat nyeri, mual- Porsi : Tdk dihabiskan A:
Pola Nutrisi muntah 2. Menimbang BB ter
Selera makan : Tdk baik R : mengidentifikasi -65 Kg
Frekuensi : 5x/hari penyebab anoreksia 3. Mengkaji tingkat nyeri P:
Menu makan : Bubur 4. Berikan makanan porsi abdomen, mual- Int
Porsi makan : Tdk dihabiskan kecil tapi sering muntah
R : porsi lebih kecil -nyeri (+)
meningkatkan masukan Nyeri 3
mkakanan Mual-muntah (+)
5. Kolaborasi dengan dokter Jam : 14.00
dalam pemberian diet dan 4. Memberikan makanan
pola makan pasien (1500 porsi kecil tapi sering
kalori setiap kali makan) -Pasien makan 5x/hari.
R : mengurangi faktor Pada jam 7 dan 10
penyebab hiperglikemia pagi, jam 12 siang dan
jam 4 sore, dan jam 7
malam.
5. Berkolaborasi dengan
dokter dlm pemberian
diet dan pola makan
pasien
-1500 kalori setiap kali
makan
2. Kekurangan volume cairan Hidrasi adekuat 1. Pantau TTV Tgl 18 Juni 2013 S:
tubuh b/d diuresis osmotic KH : R : Hipovolemia dapat Jam : 13.00 ma
DS : Pasien mengatakan pasien -TTV Stabil dimanifestasi oleh 1. Memantau TTV
sering BAK -Haluaran urine hipotensi TD : 110/80 mmHg O
DO : Pasien tampak lemah tepat 2. Pantau masukan dan N : 88x/mnt lem
keluaran urine R : 20x/mnt
Pola Eliminasi R : memberikan perkiraan S : 37,5C A:
Frekuensi : 6-8x/mnt kebutuhan akan cairan 2. Memantau masukan ter
Warna : Kuning 3. Kolaborasi dengan dokter dan keluaran urine
Bau : Khas dalam pemberian obat Cairan masuk : 1000- P:
TTV R : Obat yang menurunkan 1500ml/hari Int
TD : 110/80mmHg kadar gula dapat BAK : 6-8x/hari
N : 88x/mnt mengurangi poliuria 3. Berkolaborasi dengan
R : 20x/mnt dokter dalam
S : 37,5C pemberian obat
- obat metformin 3x1
tab

También podría gustarte