Está en la página 1de 49

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Tn. T DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTENSI


DI DESA KEMBANGBILO RT.01/RW.05 KECAMATAN TUBAN
KABUPATEN TUBAN

Oleh :
W AR I AT U N
NIM. P27820505079

PROGRAM KHUSUS RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUBAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.02 Tuban
2008
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan dengan Judul Asuhan Keperawatan Gerontik

Tn. T dengan Hipertensi di RT.01/RW.05 Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban

Kabupaten Tuban. Telah disahkan tanggal, Januari 2008

Tuban, Januari 2008


Pembimbing

Yasin Wahyurianto, S.Kep., Ns.


NIP. 140 362 891
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Keluarga


1.1.1 Pengertian Keluarga
Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah atap dalam

keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.(Salvicion G Bailon Dan
Aracelis Maglaya,1989).

Dari kedua definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga
adalah :

- Unit terkecil masyarakat


- Terdiri atas dua orang atau lebih
- Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
- Hidup dalam satu rumah tangga
- Dibawah asuhan seorang kepala anggota rumah tangga
- Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
- Setiap anggota keluarga memunyai peran masing-masing
- Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

1.1.2 Tipe Keluarga


1. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
2. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita.
4. Keluarga Duda/Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

1.1.3 Fungsi Keluarga


Ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberika identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan dihari tua dan sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewaaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.

2. Fungsi Sosialisasi Anak.


Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah begaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota mesyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan meraa aman.

4. Fungsi Perasaan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan
dasn suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi
antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Religius.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan setelah didunia ini.

6. Fungsi Ekonomis.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi kehidupan keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja
untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi Rekreatif.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing
anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton televisi
bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.
8. Fungsi Biologis.
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan
sebagai generasi penerus.

1.1.4 Peran Perawat Keluarga


Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan

yang dapat dilakukan perawat antara lain adalah :

1. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit


2. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.
4. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat
dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan
membantu mencarakan jalan keluar.
5. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah
perilaku keluarga tidak sehat menjadi perilaku sehat.
6. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan perawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat
dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga.
1.2 Konsep Usia Lanjut
1.2.1 Pengertian
Usia lanjut adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 66 tahun
atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu
hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial)

1.2.2 Perubahan Kondisi Fisik Usia Lanjut


Masa usia lanjut dimulai sejak seseorang menginjak usia 66 tahun, akan tetapi
proses kelainan fisik sudah dimulai sejak 40 tahun. Perubahan fisiologis yang terjadi
pada usia tersebut adalah :
1) Perubahan warna rambut karena hilangnya pigmen
2) Kelainan gigi geligi yang sering berakibat gangguan mengunyah
3) Gangguan pencernaan dan proses absorbsi makanan di dalam usus yang
menyebabkan lebih sensitif terhadap makanan pedas dan berbumbu
4) Kulit menjadi kering dan terjadi hiperpigmentasi
5) Tonus otot berkurang sehingga wajah menjadi keriput, otot lengan dan kaki
lembek.
Sejak usia tersebut akan dimulai terjadinya kelainan fisik atau gangguan
kesehatan yang merupakan tanda awal dari kelainan degeratif misalnya infeksi
seperti penyakit influenza dan diare. Selain itu sering muncul gejala-gejala penyakit
degeneratif lain seperti kencing manis, darah tinggi, kelainan kardiovaskuler. Untuk
meminimalkan kelainan yang terjadi pada usia lanjut, perlu dilakukan upaya
pencegahan sejak usia dewasa muda agar selalu mengikuti pola hidup sehat

1.2.3 Masalah-Masalah pada Usia Lanjut


1) Osteoporosis
Adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya masa tulang akibat
proses menua, yang dapat menyebabkan tulang menjadi kropos dan rapuh
sehingga mudah patah, hal ini terjadi karena adanya penyusutan jaringan tulang

2) Penyakit Jantung Koroner


Kelainan jantung yang disebut penyakit jantung koroner merupakan penyakit
yang banyak ditemukan pada usia lanjut. Dan ternyata penyakit jantung koroner
telah banyak ditemukan pada usia 50 tahun. Terjadinya penyakit jantung koroner
ada kaitannya dengan keadaan tekanan darah yang tinggi, tingginya kadar lemak
dalam darah, tingginya kadar gula darah, dan kelebihan berat badan
3) Kelainan Aliran Darah Ke Otak
Adalah gangguan aliran darah pada susunan saraf pusat/otak yang sering terjadi
pada usia lanjut dapat berupa perdarahan atau kekurangan aliran darah yang dapat
mengakibatkan kematian atau gejala sisa yang bersifat menetap seperti
kelumpuhan sebagian atau kedua anggota gerak dan ketidakmampuan bicara,
yang dapat menganggu aktifitas lansia

4) Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan pada usia lanjut berupa kelainan refraksi disebabkan oleh
prose sdegenratif dan bersifatnya fisiologis. Kelainan ini terjadi karena daya
akomodasi yang menurun dan disebabkan oleh perubahan tonus otot mata

5) Gangguan Fungsi Reproduksi


Gangguan reproduksi yang berkaibat pada gangguan hubungan seksual dapat
terjadi pada usia lanjut baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada perempuan
gangguan fungsi reproduksi disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen,
sehingga vagina teras kering dan sakit bila bersenggama. Gangguan pada laki-
laki yang sering adalah masalah impotensi, gangguan ereksi dan terjadinya
pembesaran prostrat.

6) Gangguan Kesehatan Lainnya


Kecuali gangguan karena beberapa penyebab diatas, pada usia lanjut dapat terjdi
juga beberapa penyakit lainnya, seperti :
a) Gangguan pencernaan : diare, konstipasi
b) Kelainan endokrin : kecing manis
c) Kelainan tulang : rematoid artritis

1.2.4 Pembinaan Usia Lanjut


Upaya-upaya kesehatan yang dilakukan dalam mencakup upaya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif melalui pendekatan yang tepat, koordinasi yang
baik dan terpadu secara teknis dan manajerial dengan tujuan mengusahakan masa tua
yang bahagia dan berguna

1.2.5 Pelayanan Usia Lanjut


1) Upaya memelihara kondisi kesehatan, dengan aktifitas fisik, kemampuan dan
mental yang mendukung antara lain melalui deteksi dini dan pemeriksaan berkala
usia lanjut olahraga dna kegiatan kerohanian serta rekreasi
2) Melakukan diagnosa dini dan pengobatan secara tepat
3) Memelihara kemandirian usia lanjut secara maksimal
4) Memberikan moral dan perhatian yang maksimal agar usia lanjut hidup tenang di
akhir hayat

1.3 Teori Penuaan


Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak
mencolok. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak
seorangpun mengetahui penyebab penuaan atau mengapa manusia mejadi tua pada
usia yang berbeda-beda. Secara umum, teori penentuan dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu teori generic dan teori nongenetik (Pudjiastutik, 2003 : 4-5)

1.3.1 Teori Genetik


Memfokuskan mekanisme penuaan yang terjadi pada nukleus sel

1.3.2 Teori Hayflick


Menurut studi hayflick dan Moorehead (1961), penuaan disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain perubahan fungsi sel, efek kumulatif dari tidak normalnya
sel dan kemunduran sel dalam organ

1.3.3 Teori Rekanaman/Crascription


Merupaan tahap awal dalam pemindahan informasi dari DNA ke sintesis
protein

1.3.4 Teori Non Genetik


Memfokuskan lokasi diluar nukleus sel, seperti organ, jaringan dan sistem

1.3.5 Teori Radikal Bebas


Karena radikal bebas mampu merusak membran sel, lisosom, mitokondria
dan inti melalui reaksi kimia. Hasil reaksi radikal bebas adalah turunnya aktivitas
enzim, kerusakan fungsi membran dan menyebabkan sel sel tidak dapar regenerasi

1.3.6 Teori Autoimun


Diakibatkan oleh antibody yang bereaksi terhadap sel normal dan
merusaknya. Rekasi ini terjadi karena tubuh gagal mengenal sel normal dan
memproduksi antibody yang salah. Akibatnya antibody itu bereaksi terhadap sel
normal, disamping sel abnormal yang menstimulasi pembentukannya

1.3.7 Teori Hormonal


Donner Denkle percaya bahw apusat penuaan terletak pada otak yang
didasarkan pada studi hipotiroidisme. Hipotiroidisme dapat menjadi fatal apabila
tidak diobati dengan tiroksin, sebab seluruh manifestasi dari penuaan akan tampak,
seperti penurunan sistem kekebalan kulit, keriput dan penurunan metabolisme secara
perlahan

1.3.8 Teori Pembatasan Energi


Diet nutrisi tinggi yang rendah kalori berguna untuk meningkatkan fungsi
tubuh agar tidak cepat tua. Tinggi rendahnya diet mempengaruhi perkembangan
umur dan adanya penyakit.

Selain teori genetik dan non genetik, juga terdapat teori kejiwaan sosial yang
dikutip dari keperawatan gerontik karangan Wahyudi Nugroho (2000 : 18)

Membagi teori kejiwaan sosial menjadi :

I. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)


a. ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
berlangsung. Teori ini menyatakan bahjwa pada lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam suatu kegiatan sosial
b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia
c. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap
stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia

II. Kepribadian berlanjut (continuity theori)


Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa yang
terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimilikinya

III. Teori Pembebasan (disengagement theori)


Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduruan
individu dengan lainnya. Pad alanjut usia pertama diajukan oleh Cumming and
Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mul;ai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut
usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi
kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :
a. Kehilangan peran (Loos of Role)
b. Hambatan kontak social (Restriction of Contacts and relation Ships)
c. Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores and values)
1.4 Program Pelayanan Kesehatan Lansia Di Puskesmas
Kebijakan, target/sasaran dan indikator keberhasilan, serta kegiatan program
di Puskesmas tentang masalah kesehatan pada penyakit Hipertenti ditekankan pada
kontrol rutin untuk menjaga tekanan darah dalam ambang yang normal.

1.5 Konsep Penyakit


1.5.1 Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Mansjoer, dkk.
2001)

1.5.2 Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angientesin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyabab seperti penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, dan
ayndrom cushing, feokromosition, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan, dll

1.5.3 Manifestasi Klinis


Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.
Muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain
yang sering timbul adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa
berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing

1.5.4 Panatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskuler dan moratalitas serta mordibitas yang berkaitan. Tujuan
terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg
dan tekanan distolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Dapat di
capai dengan modifikasi gaya hidup atau dengan obat anti hipertensi.

Kelompok resiko dikategorikan menjadi :


Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1,2 atau 3 tanpa geja;a
penyakit kardiovaskular, kerusakan organ atau faktorresiko lainnya. Bila dengan
modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan, maka harus
diberikan obat anti hipertensi
1) Pasien tanpa penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ lainnya, tapi
memiliki satu atau lebih faktor resiko yang tertera di atas, namun bukan DM.
Jika terdapat beberapa faktor maka harus langsung diberikan obat anti
hipertensi
2) Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ
yang jelas. Faktor resiko usia lebih dari 66 tahun, merokok, dilipidemia. DM,
jenis kelamin (pria dan wanita menopause) dan riwayat penyakit
kardiovaskular dalam keluarga.
Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi resiko :
Kelompok Kelompok Kelompok
Tekanan Darah
Resiko I Resiko 2 Resiko 3
130 130 / 85 89 Modifikasi gaya Modifikasi gaya Dengan obat
hidup hidup
140 150 / 90 95 Modifikasi gaya Modifikasi gaya Dengan obat
hidup hidup
> 160 / > 100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat

Modifikasi gaya hidup yang dianjurkan adalah :


- Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh > 27)
- Me mbatasi alkohol
- Meningkatkan aktivitas fisik aerobic (30 45 menit/hari)
- Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na/2,4 g Na 6 g NaCl/hari)
- Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari)
- Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
- Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jauh dan kolesterol dalam
makanan
1.5.5 Patofisiologi

Faktor Genetic, Diet, Lingkungan, Hiperaktivitas

HIPERTENSI

Vertigo Vasodilatasi Protein ( + )

Resiko cidera Suplay Darah ke Otak ( - ) Creatinin ( + )

Stroke Stroke

Stroke Stroke Stroke

Stroke

Stroke
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DAN GERONTIK

I. DATA UMUM
1. Nama KK : -
2. Umur : -
3. Jenis Kelamin : Hipertensi sering menyerang laki-laki daripada wanita
karena kebiasaan merokok pada pria
4. Pekerjaan : Penderita hipertensi yang bekerja diluar runganm resiko
jatuh lebih besar
5. Pendidikan : Lansia yang berpendidikan rendah, akan beresiko
mengalami serangan berulang karena kurang mengetahui
tentang diit yang harus dilakukan
6. Suku Bangsa : Hipertensi dapat terjadi disemua suku bangsa
7. Agama : Hipertensi tidak memandang agama
8. Alamat :
9. Genogram : Genogram berisi tentang komposisi keluarga dimana
klien dengan hipertensi tinggal dalam satu rumah dan
satu keturunan
10. Tipe Keluarga :
Terjadi pada semua tipe keluarga karena Hipertensi ini penyakit yang disebabkan
oleh gen/keturunan dan jaga faktor lingkungan

11. Status Sosial Ekonomi


Rata-rata terjadi pada orang yang mempunyai status ekonomi rendah tapi bisa
juga terjadi pad aorang yang mempunyai status ekonomi tinggi bila tidak tahu
cara mengontrol stress dan diet

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga dengan lansia

13. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi


Adanya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dapat
mengakibatkan masalah kesehatan pada lansia baik itu dalam memberikan
perawatan ataupun dalam memberikan motivasi pada lansia untuk dapat
melakukan diet agar tidak terjadi resiko berulang (kambuh)
14. Riwayat Keluarga Inti
Hipertensi merupakan penyakit herediter, namun bisa juga diakibatkan oleh
beberapa faktor lain, misalnya kegemukan. Sehingga apabila ada anggota keluarga
yang mengalami hipertensi maka kemungkinan besar keluarga tersebut memiliki
riwayat hipertensi

15. Riwayat Kesehatan Keluarga


Lansia yang pernah mengalami hipertensi maka kemungkinan besar lansia
tersebut dapat melakukan perawatan diri lebih baik

III. Keadaan Lingkungan


16. Karakteristik Rumah
Lansia yang mengalami hipertensi mempunyai resiko jatuh yang lebih besar
sehingga karakteristik rumah harus memenuhi syarat, misalnya keadaan lantai tidak
boleh licin dan disahkan lantai harus datar

17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Lansia yang bertempat tinggal didaerah yang mempunyai kebiasaan tidak
boleh makan daging mempunyai resiko lebih kecil terkena hipertensi

18. Mobilitas Geografis Keluarga


Hipertensi dapat dicegah dengan melakukan aktivitas atau dengan melakukan
olahraga rutin

19. Perkembangan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

20. Sistem Pendukung Keluarga


Dukungan keluarga mempunyai peran penting untuk memotivasi lansia dalam
melakukan diit hipertensi

IV. Struktur Keluarga


21. Pola Komunitas Keluarga
Komunikasi bisa dalam bentuk apapun pada lansia dibutuhkan komunikasi
yang lebih tegas dan terarah karena pad ausia lanjut, akan banyak terjadi perubahan-
perubahan

22. Struktur Kekuatan Keluarga


Struktur kekuatan keluarga dapat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan masalah kesehatan pada lansia
23. Struktur Peran Keluarga
Lansia sebagian besar memiliki peran dalam keluarga sebagai orang yang
dihormati

24. Nilai Dan Norma Keluarga


Nila dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai ajaran
yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya

V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi Afektif
Gambaran diri yang positif, perasaan memiliki dan memiliki perasaan
dihargai dan dihormati serta dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh lansia
hipertensi

26. Fungsi Sosialisasi


Interaksi atau hubungan dengan keluarga akan dapat memberikan informasi
tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan serangan berulang pada lansia

27. Fungsi Perawatan Kesehatan


Pengetahuan keluarga mengenai diit hipertensi akan dapat mencegah resiko
serangan berulang p[ada penyakit hipertensi

28. Fungsi Reproduksi


Loansia sudah mengalami menopouse

29. Fungsi Ekonomi


Pemenuhan kebutuhan untuk melakukan diit hipertensi

VI. Stress dan Kooping Keluarga


30. Stressor yang dimiliki
Lansia yang mengalami hipertensi akan mengalami kecemasan karena takut
akan keadaannya

31. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor


Respon keluarga terhadap hipertensi pada lansia dapat mengurangi sressor
yang terjadi

32. Stressor Kooping yang digunakan


Strategi kooping yang efektif akan berpengaruh pada pengambilan keputusan
yang terbaik
33. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dapat menambah kecemasan pada lansia yang mengalami hipertensi

VII. Pemeriksaan Fisik


1) Peningkatan tekanan darah yaitu sistolik > 140 mmHg dan distolik > 90 mmHg
2) Vertgo , epitaksis, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan lain-lain

VIII. Harapan Keluarga


Harapan keluarga dalam menghadapi masalah ini yaitu tidak terjadi serangan
berulang dan lansia dapat beraktivitas seperti biasa

IX. Rumusan Diagnosa Keperawatan


1) Resiko cidera (jatuh) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
2) Kurangnya pengetahuan keluarga dan klien, terhadap penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
yang terjadi pada klien (pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dan cara
pencegahan)
3) Resiko serangan berulang (kambuh) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga yang skait
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Dx.1 : Resiko serangan berulang (kambuh) berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota
keluarga yang skait

No Kriteria Skore Bobot Skoring


1 Sifat masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3
Skala : Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan masalah dapat 1 2 x2=1
diubah
Skala : Sebagian
3 Potensial masalah untuk dicegah 3 1 1/3 x 1 = 1
Skala : Tinggi
4 Menonjolkan masalah 0 1 0/2 x 1 = 0
Skala : Masalah tidak dirasakan
Jumlah 2

Dx.2 : Kurangnya pengetahuan keluarga dan klien, terhadap penyakit


hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan yang terjadi pada klien

No Kriteria Skore Bobot Skoring


1 Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = 1
Skala : Tidak/kurang sehat
2 Kemungkinan masalah dapat 1 2 x2=1
diubah
Skala : Sebagian
3 Potensial masalah untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = 2/3
Skala : Cukup
4 Menonjolkan masalah 0 1 0/2 x 1 = 0
Skala : Masalah tidak dirasakan
Jumlah 2 2/3
INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. 1 : Resiko serangan berulang (kambuh) berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota
keluarga yang skait
TU : Klien terhindar dari cidera
KH : Klien mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko
cedera
Klien mengetahui cara perilaku yang aman dengan kondisinya saat ini

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. Mengetahui tingkat pengetahuan


tentang penyakit hipertensi klien tentang penyakit hipertensi

2. Jelaskan pada klien penyebab 2. Klien mengetahui penyebab


terjadinya cidera akibat dari terjadinya cidera akibat dari penyakit
hipertensi hipertensi

3. Jelaskan pada klien cara perilaku 3. Menghindarkan klie dari terjadinya


yang aman dari penyakit hipertensi cidera

4. Anjurkan pada klien untuk 4. Mengurangi terjadinya cidera


menghentikan kebiasaanmarah dan (stroke) lebih lanjut akibat
stress peningkatan tensi darah

5. Jelaskan pada klien tentang cara 5. Meningkatkan pengetahuan klien


pengobatan pada hipertensi tentang cara pengobatan pada
penyakit hipertensi
Dx. 2 : Kurangnya pengetahuan keluarga dan klien, terhadap penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan yang terjadi pada klien
TU : Meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya
KH : Klien mengetahui penyebab dari penyakit hipertensi
Klien mengetahui cara penularan penyakit hipertensi
Klien mengetahui pengobatan hipertensi

Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
tentang penyakit hipertensi klien tentang penyakit hipertensi

2. Jelaskan pada klien penyebab dari 2. Klien mengetahui penyebab dari


hipertensi penyakit hipertensi

3. Jelaskan pada klien cara penularan 3. Menghindarkan pengetahuan klien


dari penyakit hipertensi tentang cara penularan penyakit dan
pencegahannya
4. Anjurkan pada klien untuk 4. Mengurangi kerusakan paru lebih
menghentikan kebiasaan merokok lanjut akibat kebiasaan merokok
penyakit hipertensi

5. Jelaskan pada klien tentang cara 5. Meningkatkan pengetahuan klien


pengobatan pada hipertensi tentang cara pengobatan pada
penyakit hipertensi
BAB II
LAPORAN KASUS

I. Pengkajian
Data Umum
1. Nama KK : Tn. T
2. Umur : 66 tahun
3. Alamat : Ds. Kembangbilo RT.01/RW.05
4. Pendidikan KK :-
5. Pekerjaan KK : Tani
6. Komposisi Keluarga :
Hubungan Pendi- Peker- Status
No Nama Sex Umur
Dengan KK dikan jaan Kesehatan
1 Tn. T L KK 66 Th - Tani Pasien
2 Ny. K P Istri 65 Th - IRT Sehat

7. Genogram

Ket : -------- : Satu rumah


: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Klien

8. Tipe Keluarga : Keluarga inti


9. Kewarga negaraan/Suku bangsa : Indonesia / jawa
10. Agama : Islam
11. Status Sosial Ekonomi
Tn. T sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai petani sehingga
hanya mempunyai penghasilan pas-pasan

12. Aktivitas Rekreasi keluarga


Rekreasi keluarga tidak pernah dilakukan oleh keluarga sedangkan
untuk hiburan Tn. T dan keluarganya nonton televise punya sendiri

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah dan keluarga masa tua

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi

3. Riwayat Keluarga Inti


Keluarga mengatakan Tn. T sudah lama + 4 tahun menderita
penyakit hipertensi, tekanan darahnya naik turun, kepalanya kadang-kadang
pusing, badan pegal-pegal tapi tida dirasa

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Keluarga mengatakan, keluarga ada yang menderita hipertensi yaitu
Ibu Tn. T dan ada yang menderita TBC yaitu anak Tn. T

Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati + lebar 7 m x panjang 9 m terdiri dari 4
kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu, terdapat 2 jendela tidak dibuka, 1 dapur, 1
kamar mandi terpisah dari rumah, 1 kandang disamping rumah.
Tipe bangunan semi permanen, dan berlantai tegel, sumber air yang
digunakan sumur, kebiasaan masak menggunakan kayu bakar.
Denah rumah :
Keterangan :
4 1. Teras
9
6 2. Ruang tamu
3 3. Kamar tidur
5 4. Kamar tidur
7 5. Kamar tidur
2 6. Kamar tidur
8 7. Dapur
8. Kandang
1 9. Kamar mandi

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Jarak antar rumah di desa ini berdekatan sehingga interaksi dengan
tetangga berjalan lancar

3. Mobilitas Geografi Keluarga


Keluarga mengatakan Tn. T kadang-kadang masih ke sawah,
mengurusi ternak, mengasuh cucu dan membantu mengerjakan pekerjaan
rumah bersama-sama anaknya

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga mengatakan setiap hari berkumpul dengan keluarga, menonton TV
di rumah tetangga dan mengobrol dengan tetangganya
KK sering ikut tahlil yang diadakan tiap seminggu sekali dan mengikuti
kumpulan lansia

5. Sistem Pendukung Keluarga


Tn. T mengatakan keluarga sangat mendukung dan memotivasi
dalam keadaan sakit maupun sehat

IV. FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Efetif
Keluarga mengatakan sudah tahu penyakit hipertensi yang diderita Tn. T
tetapi keluarga tidmak tahu tentang penyakit hipertensi itu sendiri

2. Fungsi Sosial
Dalam keluarga berinteraksi dengan orang lain seperti biasa
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tn. T mengatakan anggota keluarganya, anak-anaknya dan menantu
sudah tahu kalau Tn. T terkena penyakti hipertensi dan bila pusing
kambuh keluarga memberlikan akal obat di toko terdekat kadang-kadang
periksa kemantri
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Keluarga mengatakan mengerti terhadap penyakit Tn. T yang
mengambil keputusna atau mememriksakan ke mantri anaknya
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Tn. T yang
menderita hipertensi, selama ini Tn. T masih minum kopi, suka makan
asin-asin dan gurih-gurihan
d. Kemampuan memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumah setiap hari, tetapi
jendela tidak pernah dibuka karena banyak debu yang masuk
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga mengetahui tempat pelayanan kesehatan yang ada di daerahnya,
keluarga mengatakan lebih memilih kemantri

4. Fungsi Reproduksi
Tn. T mempunyai 7 orang anak, sebelumnya Tn. T tidak merencanakan
jumlah anak

5. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga tergantung pada anak dan menantunya dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan keluarga mengatur keuangan dengan
seefisien mungkin untuk makan

V. STRESS DAN KOOPING KELUARGA


1. Stress Jangka Pendek
Keluarga tidak tahu mengetahui cara melakukan perawatan pada Tn. T
2. Stress Jangka Panjang
Keluarga takut jika pengobatan yang dijalani tidak berhasil
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga pada pasrah kepada pada kuasa tapi juga tetap berusaha mengobati
dan selalu menyayanginya
4. Strategi kooping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan ini apa adanya dan selalu melibatkan KK untuk
mengambil keputusan
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga mengatakan tidak pernah berhenti memebri dukungan dan selalu
memotivasi Tn. T terhadap penyakitnya

VI. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI UNTUK LANSIA


Indeks katz : A
Oksigenasi : Nafas normal 24 x/menit
Cairan dan eletrolit : Air putih, tidak tentu berapa gelas
Nutrisi : Tidak ada diit khusus
Aktivitas : Klien dirumah saja kadang-kadang bertani
Istirahat dan Tidur : Klien tidur siang dan malam + 9 jam/hari
Personal Hygiene : Klien mandi 3 x sehari
Rekreasi : Pasien hanya nonton TV di rumah dengan
keluarganya, tidak pernah rekreasi
Psikologis :
- Persepsi : Klien mengatakan bawah penyakit yang diderita
adalah penyakit tua
- Konsep diri : Klien mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan ia
menerima kondisinya itu
- Emosi : Keadaan emosi klien stabil
- Adaptasi : Klien mampu beradaptasi dengan orang lain, secara
baik
- Mekanisme
pertahanan diri : Klien mengatakan bila menderita sakit minum jamu
dan kadang-kadang periksa ke mantri

VII. PEMERIKSAAN FISIK


TD : 180/90 mmHg
N : 80 x /menit
RR : 20 x /menit
Postur Tubuh : kurus
Penglihatan : normal
Pendengaran : normal

VIII. TINJAUAN SISTEM


Keadaan umum : Kekuatan fisik baik , pendengaran normal dan
penglihatan normal
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 190/90 mmHg
N : 80 x /menit
RR : 24 x/menit
1. Sistem Cardiovaskuler :
TD : 190/90 mmHg,
N : 80 x /menit
RR : 24 x/menit

2. Sistem Pernafasan :
Terdapat ada kelaianan

3. Sistem Integument :
Tidak terdapat kelainan

4. Sistem Musculoskeletal :
Kekuatan otot menurun, ada nyeri sendi, pergerakan terbatas

5. Sistem Perkemihan :
BAK 1 x sehari, mengalir lancar, warna kuning, bau khas urin

6. Sistem Endokrine :
Klien mengatakan tidak pernah menderita DM

7. Sistem Immune :
Baik

8. Sistem Gastrointestinal :
BAB 1-2 x sehari, makan tidak pasti dengan porsi sedang

9. Sistem Reproduksi :
Tidak ada

10. Sistem Persyarafan :


Daya ingat menurun kesadaran composmetis
11. Sistem Penglihatan :
Fungsi penglihatan baik

12. Sistem Pendengaran :


Fungsi pendengaran normal

13. Sistem Pengecapan :


Fungsi pengecap normal

14. Sistem Penciuman :


Fungsi penciuman normal

IX. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF / SOSIAL


1. Short Portable Mental Status Questionare (SPMSQ)
2. Mini Mental State Exam (MMSE)
3. Inventaris Depresi Beck
4. APGAR keluarga

X. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : Tidak ada pemeriksaan penunjang
2. Radiologi : Tidak ada pemeriksaan penunjang
3. FKG : Tidak ada pemeriksaan penunjang
4. USG : Tidak ada pemeriksaan penunjang
5. OT : Sean : Tidak ada pemeriksaan penunjang
6. Obat-obatan : Tidak ada pemeriksaan penunjang
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subyektif : Ketidaktahuan Kurang
- Klien mengatakan kurang keluarga dalam pengetahuan
mengetahui tentang penyakit mengenal penyakit keluarga tentang
hipertensi hipertensi penyakit
Data Obyektif : hipertensi
Keluarga sering bertanya kepada
petugas kesehatan tentang penyakit
hipertensi yang dialami Tn. T
tekanan darahnya naik turun

2 Data Subyektif : Ketidakmampuan Resiko serangan


- Keluarga mengatakan kepalanya keluarga mengatur berulang
kadang-kadang pusing, badan makanan/diit
pegal-pegal keluarga dengan
- Tn. T masih beraktivitas kadang hipertensi
ke sawah, mengurusi ternak,
mengasuh cucu, membantu
mengerjakan pekerjaan rumah

Data Obyektif :
- Keluarga sering bertanya kepada
petugas kesehatan, tidak ada
makanan pantangan, suka makan
asin-asin dan gurih-gurihan,
minum kopi, masak jadi satu tidak
disendirikan
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi berhubungan


dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal penyakit hipertensi

PENGHITUNGAN SKOR

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga masih belum
- Ancaman kesehatan jelas tentang masalah
yang dihadapi

2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 Keluarga kurang


masalah dapat diubah menyadai penyakit
- Sebagian yang diderita

3. Potensial masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga mau diajak


untuk dicegah untuk bekerja sama
- Tinggi dan Tn. T
menunjukkan kartu
berobat dari
puskesmas

4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1 = 1 Jika tidak segera di


: tangani persepsi
- Masalah berat, keluarga akan tetap
harus segera dan bingung dengan
ditangani kondisi kesehatan
keluarganya
Total 3 2/3
2. Resiko serangan berulang berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengatur makanan/diit keluarga dengan hipertensi

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga mengatakan
- Ancaman kesehatan kadang minum kopi,
makan asin-asinan,
gurih-gurihan

2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 Bila klien mengeluh


masalah dapat diubah tentang penyakitnya,
- Sebagian klien beli obat ke toko
terdekat, jarang ke
mantri

3. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga dapat bekerja


untuk dicegah sama dan mempunyai
- Cukup harapan yang bagus
kepada petugas
kesehatan

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Jika tidak segera di


Masalah: tangani akan
- Masalah berat, menyebabkan
harus segera kekambuhan
ditangani
Total 3 1/3
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan Kriteria evaluasi


No. Diagnosa Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Kurang Meningkatkan Keluarga akan tahu Verbal Jawaban yang tepat 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi
pengetahuan pengetahuan dan bisa tentang penyakit
keluarga tentang keluarga menyebutkan : hipertensi 2. Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit hipertensi
penyakit tentang - Pengertian
hipertensi penyakit hipertensi 3. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya atas
berhubungan hipertensi - Tanda dan gejala penjelasan yang kurang dimengerti
dengan - Pengobatan dan
ketidaktahuan pencegahan 4. Berikan pertanyaan dari hal yang dijelaskan dan
keluarga dalam - Komplikasi memberi pujian atas jawaban yang benar
mengenal
5. Bimbing keluarga untuk mengulangi apa yang telah
penyakit
dijelaskan
hipertensi
Tujuan Kriteria evaluasi
No. Diagnosa Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
2. Resiko serangan Setelah - Keluarga mampu Verbal Jawaban yang tepat 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi
berulang dilakukan mencegah tentang : diit / 2. Jelaskan kepada keluarga tentang diit hipertensi
berhubungan penyuluhan terjadinya makanan penyakit 3. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya atas
dengan meminimalkan serangan berulang hipertensi penjelasan yang kurang dimengerti
Ketidakmampuan terjadinya - Keluarga tahu dan 4. Berikan pertanyaan dari hal yang dijelaskan dan
keluarga serangan menyebutkan Non verbal - Keluarga telah memberi pujian atas jawaban yang benar
mengatur berulang tentang diit / menyediakan 5. Bimbing keluarga untuk mengulangi apa yang telah
makanan/diit makanan makanan / diit dijelaskan
keluarga dengan hipertensi penyakit
hipertensi hipertensi bagi
keluarganya yang
menderita
penyakit
hipertensi
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Carpenito, Lynda Juall (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta :
EGC

Dounges, Marilynn E (1999). Rencana Keperawatan Pedoman Untuk Perancangan


dengan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Netty, Herawati (200). Konsep Keluarga. Jakarta : FKUI


INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian pada Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari

Nama Klien Tn. T, Tanggal : 12 Januari 2008


Jenis Kelamin : Perempuan, Umur : 66 tahun, TB/BB : 165/60
Agama : Islam, Suku : Jawa, Golongan Darah : ......................
Tahun Pendidikan : ................. .................. ................. ................. ................
Alamat : RT.01 / RW.05 Desa Kembangbilo - Tuban

Skore Kriterian
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindahj, kekamar kecil,
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi
dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakain dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakain, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakain, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantuangan pada keenam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi : tetapi tidak dapat
Lain diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
INVENTARIS DEPRESI BECK
Untuk Mengetahui Tingkat Depresi Lansia dari Beck & Deck (1972)

Nama Klien Tn. T, Tanggal : 12 Januari 2008


Jenis Kelamin : Perempuan, Umur : 66 tahun, TB/BB : 165/60
Agama : Islam, Suku : Jawa, Golongan Darah : ......................
Tahun Pendidikan : ................. .................. ................. ................. ................
Alamat : RT.01 / RW.05 Desa Kembangbilo - Tuban

Skore Uraian
A Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagian dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak keluar darinya
1 Saya merasa sedih / galau
0 Saya tidak merasa sedih
B Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
1 Saya berasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan belakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasaan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak bermarga
2 Saya sangat merasa bersalah
1 Saya merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
G Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencan pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H Menarik Diri Sendiri
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I Keragu-Raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama s ekali
2 Saya mempunyai banyaki kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam,
penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak metasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Saya memerlukan upaya bantuan tambahan untuk mulai melakukan
sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari sebelumnya
M Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya
Penilaian
0-4 Depresi tidak ada atau minimal
5-7 Depresi ringan
8-15 Depresi sedang
16 + Depresi berat
Dari Beck AT, Beck RW : Screening depresiasi patiens in Family Practice
(1972)
SHORT PORTABLE MENTAL SATTAUS QUESTIONNAIRE (SPMTQ)
Penilaian Ini Untuk Mengetahui Fungsi Intelektual Lansia

Nama Klien Tn. T, Tanggal : 12 Januari 2008


Jenis Kelamin : Perempuan, Umur : 66 tahun, TB/BB : 165/60
Agama : Islam, Suku : Jawa, Golongan Darah : ......................
Tahun Pendidikan : ................. .................. ................. ................. ................
Alamat : RT.01 / RW.05 Desa Kembangbilo - Tuban
Skore Jawaban
No Pertanyaan
+ - Hari, Tgl, Thn,
1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apakah sekarang ?
3 Apa nama tempat ini ?
4 Berapa nomor telepon anda ?
4.a. Dimana alamat anda ?
(Tanyakan bila tidak memiliki telepon)
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa presiden sebelumnya ?
8 Siapa presiden sebelumnya ?
9 Siapa nama kkecil ibu anda ?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
menurun !
Jumlah Kesalahan Total

Keterangan :
1. Kesalahan 0-2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 Kerusakan inteleksual ringan
3. Kesalahan 5-7 Kerusakan intelektual sedang
4. kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat

Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek hanya berpendidikan
sekolah dasar
Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subjek mempunyai pendidikan
diatas sekolah menengah atas
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subjek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang sama

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Suatu Alat Skreening Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi
Sosial Lansia
Nama Klien Tn. T, Tanggal : 12 Januari 2008
Jenis Kelamin : Perempuan, Umur : 66 tahun, TB/BB : 165/60
Agama : Islam, Suku : Jawa, Golongan Darah : ......................
Tahun Pendidikan : ................. .................. ................. ................. ................
Alamat : RT.01 / RW.05 Desa Kembangbilo - Tuban

No Uraian Fungsi Skore


1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada Adaptation
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) Partneship
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkpakan masalah dengan saya
3 Saya puas keluarha (teman-teman) saya menerima Growth
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) Affection
saya, mengekspresikan afeks dan berespons
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sudah
sedih atau mencintai
5 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) Resolve
saya dan saya menydiakan waktu bersama-sama
Penilaian : Total
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab :
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
Hampir tidak pernah : Skore 0
RANCANGAN RENCANA (PRA PLANNING)
Asuhan Keperawatan pada Lansia Tn. J dengan Hipertensi

Nama Mahasiswa : Wariatun


NIM : P278205050579
Nama Klien : Tn. T
Alamat : RT.01 RW.05 Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban
Kunjungan : Pertama (1) Tanggal 6 Januari 2008

1. Fase Persiapan
Pada kunjungan yang pertama yang perlu dipersiapkan Mahasiswa adalah :
a. Menetapkan sasaran yaitu lansia yang memiliki penyakit hipertensi
b. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh Mahasiswa adalah
memperkenalkan diri kepada lansia dan keluarga

2. Fase Pendahuluan
a. Perkenalan : Mahasiswa memperkenalkan diri yang meliputi asal institusi,
nama
b. Tujuan : Kunjungan rumah dalam rangka m,enentukan kontrak waktu
dengan lansia dan keluarga

3. Fase Kerja
a. Memperkenal diri
b. Menjelaskan kepada keluarga tentang maksud dan tujuan datang ke keluarga
c. Melakukan kontrak waktu dengan keluarga

4. Fase Terminasi
Mahasiswa mengakhiri pertemuan dan akan berkunjung lagi sesuai dengan
kontrak yang ada yaitu pada tanggal 8 Januari 2008 untuk melakukan pengkajian
RANCANGAN RENCANA (PRA PLANNING)
Asuhan Keperawatan pada Lansia Tn. T dengan Hipertensi

Nama Mahasiswa : Wariatun


NIM : P278205050579
Nama Klien : Tn. T
Alamat : RT.01 RW.05 Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban
Kunjungan : Kedua (2) Tanggal 8 Januari 2008

1. Fase Persiapan
Pada kunjungan yang pertama perlu dipersiapkan Mahasiswa adalah melakukan
pendekatan dengan keluarga dan lansia kemudian melakukan pengkajian

2. Fase Pendahuluan
- Mahasiswa mengingatkan tentang kontrak waktu yang telah disetujui
- Dengan keluarga mahasiswa menyampaikan tujuan yang hendak dilakukan
- Merencanakan kontrak waktu

3. Fase Kerja
Melakukan pengkajian yang meliputi :
a. Data umum
b. Data biografi
c. Komposisi keluarga
d. Riwayat perkembangan keluarga

4. Fase Terminasi
Mahasiswa mengakhiri pertemuan dan akan berkunjung lagi sesuai dengan
kontrak yang ada yaitu pada tanggal 9 Januari 2008 untuk melakukan pengkajian
yaitu pememriksaan fisik
RANCANGAN RENCANA (PRA PLANNING)
Asuhan Keperawatan pada Lansia Tn. J dengan Hipertensi

Nama Mahasiswa : Wariatun


NIM : P278205050579
Nama Klien : Tn. T
Alamat : RT.01 RW.05 Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban
Kunjungan : Ketiga (3) Tanggal 9 Januari 2008

1. Fase Persiapan
Mengkaji lagi hasil pengakjian yang sudah diperolehj, kemudian melengkapi
pengkajian dan melakukan pememriksaan fisik

2. Fase Pendahuluan
- Mahasiswa mengingatkan kontrak waktu yang sudah disetujui
- Dengan keluarga menyampaikan tujuan kunjungan dan melakukan
pemeriksaan fisik

3. Fase Kerja
- Melakukan pengkajian ulang untuk melengkapi data yang terlewati
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Penentuan masalah kesehatan
- Penentuan prioritas masalah

4. Fase Terminasi
Mahasiswa mengakhiri pertemuan dan akan berkunjung sesuai kontrak yaitu pada
tanggal 11 Januari 2008 untuk menentukan dan memprioritaskan masalah
kesehatan.
RANCANGAN RENCANA (PRA PLANNING)
Asuhan Keperawatan pada Lansia Tn. T dengan Hipertensi

Nama Mahasiswa : Wariatun


NIM : P278205050579
Nama Klien : Tn. T
Alamat : RT.01 RW.05 Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban
Kunjungan : Keempat (4) Tanggal 11 Januari 2008

1. Fase Persiapan
Pada kunjungan ini Mahasiswa mempersiapkan kontrak waktu dengan keluarga
untuk melakukan implementasi

2. Fase Pendahuluan
1) Mahasiswa mengingatkan kontrak waktu yang sudah disetujui
2) Dengan keluarga menyampaikan tujuan kunjungan yaitu menentukan waktu
kapan implementasi bisa dilakukan

3. Fase Kerja
Membicarakan dengan keluarga kapan bisa dilakukan implementasi

4. Fase Terminasi
Mahasiswa mengakhiri pertemuan dan akan berkunjung sesuai dengan kontrak
yaitu pada tanggal 12 Januari 2008 untuk melakukan implementasi dan evaluasi
RANCANGAN RENCANA (PRA PLANNING)
Asuhan Keperawatan pada Lansia Tn. T dengan Hipertensi

Nama Mahasiswa : Wariatun


NIM : P278205050579
Nama Klien : Tn. T
Alamat : RT.01 RW.05 Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban
Kunjungan : Kelima (5) Tanggal 12 Januari 2008

1. Fase Persiapan
Pada kunjungan ini Mahasiswa mempersiapkan untuk tahap implementasi
penyuluhan tentang hipertensi yaitu :
a. Pengertian hipertensi
b. Tanda dan gejala
c. Perawatan hipertensi
d. Diit hipertensi
e. Akibat hipertensi
f. Evaluasi

2. Fase Pendahuluan
1) Mahasiswa mengingatkan kontrak waktu yang sudah disetujui
2) Dengan keluarga menyampaikan tujuan kunjungan yaitu memberikan
penyuluhan tentang hipertensi

3. Fase Kerja
- Memberikan penyuluhan tentang hipertensi
- Melakukan evaluasi

4. Fase Terminasi
1) Mengakhiri pertemuan
2) Kesimpulan hasil kegiatan dan evaluasi kegiatan
PRE PLANNING
PENYULUHAN HIPERTENSI

I. Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg, atau bila pasien mengkonsumsi obat anti hipertensi. Pasien
hipertensi bila tidak mendapatkan penanganan yang benar bisa menyebabkan
berbagai resiko yang berakibat fatal.
Lansia yang menderita hipertensi perlu mendapatkan penyuluhan sebagai
pengetahuan dan informasi tambahan untuk menjaga kesehatannya. Juga
pengetahuan tentang diit rendah garam serta rendah purin kerang, kacang tanah,
rajungan, melinjo, cum) dan resiko yang mungkin terjadi (pusing sampai jatuh)

II. Tujuan Intruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan lansia Tn. T dan keluarga
mampu mengenal penyakit hipertensi dan dapat melakukan perawatan pada penderita
hipertensi

III. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan, lansia Tn. T dan keluarga mampu :
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan cara pencegahan hipertensi
- Menyebutkan diit hipertensi

IV. Sasaran
Lansia Tn. T dan keluarga di RT.01/RW.05 Desa Kembangbilo Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban

V. Pelaksana
Mahasiswa Program Khusus RSUD Dr. R. Koesma Tuban Program Studi
Keperawatan Tuban Politeknik Kesehatan Surabaya :
Nama : WARIATUN
NIM : P27820505079

VI. Media
Media pengajaran yang akan digunakan : leaflet
VII. Metode
Metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, dan Tanya jawab

VIII. Strategi Pelaksanaan


- Memperkenalkan diri/mengingatkan kontrak waktu : 5 menit
- Menyampaikan materi penyuluhan hipertensi dan diit : 15 menit
- Melakukan Evaluasi dan terminasi : 50 menit

IX. Waktu dan Tempat


Hari : Sabtu, 12 Januari 2008
Tempat : rumah Tn. T RT.01/RW.05 Desa Kembangbilo Tuban

X. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Proses
- Lansia dan keluarga tidak meninggalkan tempat
- Lansia dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar

2. Evaluasi Hasil
Lansia Tn. T dan keluarga tahu tentang penyakit hipertensi dan cara
pencegahannya
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertesi


Sasaran : Lansia Tn. T
Tempat : RT.01/RW.05 Desa Kembangbilo Tuban
Hari/tanggal : Sabtu, 12 Januari 2008
Waktu : 30 menit
TUM : Sesudah diberikan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu
mengenal dan dapat melakukan pencegahan terhadap
penyakit hipertensi
TUK : Setelah diberikan penyuluhan, pasien dan keluarga mampu :
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan cara mencegah hipertensi
- Menyebutkan diit hipertensi
Metode : Ceramah, diskusi/tanya jawab
Media : Leaflet
Kegiatan : Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Meyuluhan Kegiatan Keluarga Metode / Media


1 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam - Menyambut
- Salam pembuka - Mendengarkan
- Memperkenalkan dan - Memperhatikan - Mendengarkan
mengingatkan
kontrak waktu
- Menjelaskan tujuan
- Menyebutkan materi
penyuluhan
2 15 Pelaksanaan
menit - Menjelaskan tentang - Mendengarkan Cemah
pengertian penyakit Tanya jawab
- Menjelaskan - Mendengarkan Leaflet
penyebab, tanda dan dan Menjawab
gejalanya pertanyaan
- Memberi kesempatan
bertanya
- Menjelaskan
pencegahan
hipertensi
- Menjelaskan diit
hipertensi
- Memberi kesempatan
bertanya
3 5 menit Evaluasi Menjawab Tanya jawab
- Menanyakan kembali pertanyaan
materi penyuluhan
yang diberi

4 5 menit Terminasi Memperhatikan dan Ceramah


- Mengucapkan terima menjawab salam
kasih atas peran
sertanya
- Mengucapkan salam
LEMBAR KUNJUNGAN RUMAH

N AM A : WARIATUN
NIM : P27820505079
JUDUL ASKEP : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. T
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTENSI DI
RT.01/RW.05 DESA KEMBANGBILO KECAMATAN
TUBAN

No Hari/Tanggal Kegiatan TTD KK

También podría gustarte