Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
(Disusun untuk memenuhi tugas semester III Mata Kuliah Pemetaan Digital)
OLEH
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2016
I.1 Pengertian Akuisisi
Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang
berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga
memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki. Jenis serta metode
yang dipilih pada umumnya bertujuan untuk menyederhanakan setiap langkah
yang dilaksanakan pada keseluruhan proses. Suatu sistem akuisisi data pada
umumnya dibentuk sedemikian rupa sehingga sistem tersebut berfungsi untuk
mengambil , mengumpulkan dan menyimpan data dalam bentuk siap yang siap
untuk diproses lebih lanjut.
1
merupakan alat ukur biasa. Kelenturannya dapat mengukur jarak yang besar
dibawa dengan mudah dalam poket atau saku.. Pada masa kini, meteran sering
digunakan karena ukuran yang kecil dan efisien (cth : pengukuran bidang tanah).
I.2.1.2 Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur pemetaan yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut
yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal
untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi (Farrington 1997).
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien (Farrington 1997).
2
Prinsip kerja optis theodolite:
Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa
focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki lensa pembalik adalah
theodolite dengan sistem digital.
Sinar cahaya masuk melalui line of collimation seperti pada gambar.
Cahaya akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke lensa pembalik (jika
ada) dan terakhir ke lensa focus.
Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan terlihat di mata bersamaan
dengan diafragma.
Berikut adalah contoh beberapa diafragma yang ada pada beberapa
theodolite:
3
Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah dan batas bawah
untuk menentukan jarak atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari
theodolite.
Penggunaan theodolite
Theodolit Digital
Theodolit terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan
bagian atas. Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu
tabung dan plat yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu
rambu yang dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu
ini adalah sumbu tegak atau sumbu pertama (S1). Di atas S1 diletakkan lagi
plat yang berbentuk lingkaran yang berjari-jari lebih kecil daripada jari-jari
plat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca
yang disebut nonius (N0). Suatu nivo diletakkan pada atas plat nonius untuk
membuat sumbu tegak lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau
sumbu kedua (S2), pada S2 diletakkan plat berbentuk lingkaran dan dilengkapi
skala untuk pembacaan skala lingkaran. Pada lingkaran tegak ini di tempatkan
kedua nonius pada penyangga S2.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada dua perbedaan antara lingkaran
mendatar dengan lingkaran vertikal. Untuk skala mendatar titik harus ikut
berputar bila teropong diputar pada S1 dan lingkaran berguna untuk membaca
skala sudut mendatar. Sedangkan lingkaran berskala vertikal baru akan
berputar bila teropong diputar terhadap S2. Pembacaan ini digunakan untuk
mengetahui sudut miring.
Cara penggunaan theodolit digital :
1. Cara seting optis
a.Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong
untuk centering optis.
4
b. Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan ke
tanah dan dikunci atau di kencangkan lagi.
c. Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran.
d. Mengatur salah satu nivo tabung dengan mengatur sekrup
pengatur nivo.
e. Mengatur nivo tabung yang lain.
f. Mengatur nivo teropong dengan sekrup pengatur nivo
teropong.
5
3. Penggerak halus
4. Tempat battery
5. Klem pengunci lingkaran horisontal
6. Penggerak halus lingkaran horisontal
7. Klem pengatur nivo tabung
8. Handle / pembawa
9. Lensa okuler
10. Klem pengatur fokus benang
11. Tombol ON / OFF
12. Nivo tabung
13. Display
14. Keyboard ( papan tombol )
15. Plat dasar
Theodolit 0 (T0)
Pada dasarnya alat theodolit konvensional sama dengan theodolit digital,
hanya pada alat ini pembacaan sudut azimuth dan sudut zenith dilakukan
secara manual. Theodolit 0 (T0) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas,
bagian tengah, dan bagian bawah. Bagian bawah terdiri atas sumbu yang
dimasukkan ke dalam tabung, di atasnya terdapat alat pembaca nonius. Di tepi
lingkaran terdapat alat pembaca nonius. Bagian atas terdiri dari bagian
mendatar. Di atasnya terdapat teropong dilengkapi dengan sekrup-sekrup
pengatur fokus dan garis-garis bidik diagfragma.
Cara penggunaan theodolit 0 (T0) :
1. Alat dipasang di atas patok. Untuk mengetahui as pesawat
tepat di atas patok atau belum, digunakan pendulum dan diusahakan
ketelitiannya 3 mm. Jika alat belum tepat di atas patok, maka perlu digeser
sehingga pendulum tepat berada di atas patok.
2. Sebelum digunakan alat diatur sedemikian rupa sehingga alat berada dalam
posisi mendatar. Pengaturan dilakukan dengan bantuan sekrup pengatur
6
instrumen dan nivo kotak. Setelah dilakukan pengaturan dengan tepat, alat
dapat digunakan.
I.2.1.3 Waterpass
Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke
acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di
dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar,
7
perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat
berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar.
Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa,
terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada
sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih
ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri
dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa
objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan waterpass ini kita dapat
menentukan berapa banya tanah yang dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi.
Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung
untuk menutupi cahaya matahari.
c) Nivo tabung.
8
Nivo tabung utama ditempatkan diatas atau pada sisi dari teropong
yang berfungsi. Nivo berfungsi untuk mengetahui apakah alat sudah dalam
keadaaan yang datar atau belum.
9
I.2.1.4 Total Station
Total station adalah instrument optis atau elektronik yang digunakan dalam
pemetaan dan konstruksi bangunan. Total station merupakan theodolit terintegrasi
dengan komponen pengukur jarak elektronik (EDM) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrument ke titik tertentu. Total station juga digunakan dalam
situs arkeologi untuk mengukur kedalaman penggalian, dan oleh kepolisian
digunakan untuk investigasi tempat kejadian perkara.
Seperti halnya penggunaan theodolite yang mengasilkan data besaran
sudut horisontal ataupun vertikal hanya saja bedanya total station tidak serumit
theodolite yang masih menggunakan limbus, dikarenakan bacaannya sudah
terlihat dilayar dan pengesetannyapun hanya tinggal mengetik besaran
horisontalnya saja. Hal lainya mungkin kita sering mendengar benang atas,
benang tengah, dan benang bawah pada teodolite yang berguna untuk mencari
jarak optis, beda halnya dengan Total Station yang sudah dilengkapi dengan EDM
pengukur jarak, perbedaan yang lain terdapat pada record yang terdapat di Total
Station yang berguna merekam hasil pengukuran kita. Perbedaan yang sangat
menonjol adalah ketelitiannya. Penggunaan Total Station pada umumnya sama
dengan penggunaan pada Theodolite hanya saja kita perlu mengerti fungsi tombol
tombol tambahan dari Total Station tersebut yang setiap merk berbeda beda.
Centring Alat TS
1. Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik atau
pengukur
2. Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
3. Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui
centering optik sampai benang centering mendekati titik patok
4. Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali
2 kaki statif yang diangkat tadi
5. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif
10
6. Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3
sekrup A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung
udara nivo kotak tepat di tengah lingkaran
7. Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada
di atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci
theodolit dan gerakkan theodolit secara perlahan sambil melihat pada
centering optik sampai benang centering optik benar-benar tepat berada di
atas titik patok. Bila sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci
theodolit
11
Sistem Pemosisi Global (Global Positioning System (GPS)) adalah sistem
untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan
(synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang
mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat
GPS ini adalah GPS yang paling canggih, mempunyai akurasi satuan
millimeter, dan biasa digunakan dalam bidang survey pemetaan.
GPS Geodetik adalah alat ukur GPS dengan mengunakan satellite dimana
Akurasi yang sangat tinggi serta ketelitian yang dihasilkan sangat akutrat, alat ini
dapat digunakan dalam pengukuran lahan, seperti Hutan, perkebunan, dengan
akurasi sampai 5-10mm.
12
GPS Geodetic adalah GPS yang mempunyai kemampuan untuk
menangkap signal L1, L2, atau GNSS. GPS Geodetic mempunyai kemampuan
untuk merekam Raw data, yang secara umum mempunyai Format RINEX. GPS
ini mempunyai ketelitian lebih tinggi dari GPS Navigasi. Beda dengan GPS
Navigasi, untuk GPS Geodetic minimal untuk mendapatkan ketelitian tinggi harus
menggunakan dua alat waktu pengukuran. Jadi satu set GPS Geodetic terdiri dari
dua alat, sebagai base station dan sebagai rover.
13
Komponen Penginderaan Jauh :
Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang
hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang
diterima objek, makin cerah warna objek tersebut
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan
permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah
bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
3.Keaadan Cuaca
I.2.2.2 Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2,
nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam
atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi
elektromagnetik.
14
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum
elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi
penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi
cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai
permukaan bumi.
Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan
oleh foto udara. Tiap-tiap objek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam
memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang mempunyai daya
pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan objek yang daya pantulnya
rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang
tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah,
daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
15
I.2.2.4 Sensor dan Wahana
Sensor
16
Wahana
atmosfer bumi.
17
I.2.2.5 Perolehan Data
DAFTAR PUSTAKA
1) https://belajar.kemdikbud.go.id/file_storage/modul_online/MO_124/Image
/geo104_03.gif
2) http://image.slidesharecdn.com/penginderaanjauh-121022214609-
phpapp01/95/penginderaan-jauh-4-638.jpg?cb=1350942554
3) http://image.slidesharecdn.com/penginderaanjauh-121022214609-
phpapp01/95/penginderaan-jauh-3-638.jpg?cb=1350942554
4) http://image.slidesharecdn.com/penginderaanjauh-121022214609-
phpapp01/95/penginderaan-jauh-5-638.jpg?cb=1350942554
5) http://teknologisurvey.com/gps/gps-geodetik
6) https://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh
7) http://cakitpit.blogspot.nl/2012/11/alat-ukur-total-station.html
8) http://joinsurveynusa.blogspot.nl/2014/07/total-station.html
9) https://www.academia.edu/7655084/PENGENALAN_waterpass
10) http://faniberpikir.blogspot.nl/2010/04/pengertian-sistem-akuisisi-
perkembangan.html
11) https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0ahUKEwiiqe__yJvQ
AhVKo48KHc3VAwsQFggiMAE&url=http%3A%2F
%2Finformatika.unsyiah.ac.id%2Flabgis%2Fberkasupload
%2FGIS_Session_03.pdf&usg=AFQjCNGC3lTjvsfoY_09hq8RX9WcJ5h
Npw&sig2=WUKJmbTCRfu8v6qEWZzKLw&cad=rja
18