Perawat merupakan salah satu tim medis, yang sangat berperan penting terhadap penentuan diagnosa medis. Sebelum melangkah membuat penentuan diagnosa medis maupun diagnosa keperawatan, seorang perawat harus melakukan pengkajian secara holistik. Ketika dalam proses pengkajian, perawat juga perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat juga harus menjadi teman dan harus mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agara pasien memahami arti kehidupan. Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dan landasan dalam pemberian asuhan keperawatan yang harus tertanam baik pada individu, keluarga masyarakat. Falsafah keperawatan memandang individu secara holistik yang memandang individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan kompleks, yang memiliki dimensi biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual(Asmadi,2005). Dimensi yang ada saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Kelima dimensi tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kegagalan pemenuhan salah satu dimensi mempengaruhi pemenuhan kebutuhan di keempat dimensi yang lain (Barry, 2002). Konsep holistik memberi paradigma baru perawat sebagai seorang healer, melakukan proses healing yang mengintegrasi body, mind, spirit pasien dengan teknologi medis.keunikan konsep healing dibanding pengobatan (curing) adalah healing tidak hanya berfokus pada kesembuhan organ organ tubuh yang terkena penyakit namun bagaimana orang tersebut menanggapi penyakitnya.
Salah satu teori yang mendasari praktik keperawatan
profesional adalah memandang manusia secara holistik, yaitu meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual sebagai suatu kesatuan yang utuh. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik ini merupakan salah satu konsep keperawatan yang harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Selain konsep holistik salah satu teori model keperawatan yang menunjang perkembangan keperawatan adalah teori model adaptasi Sister Callista Roy, yang juga memandang manusia sebagai mahluk yang holistik. Teori adaptasi ini menggunakan istilah tersebut untuk meningkatkan pemahaman terhadap manusia secara keseluruhan. Kozier (1995), mengemukakan bahwa dalam holistik, memandang semua kehidupan organisme sebagai interaksi. Gangguan pada satu bagian akan mengganggu sistem secara keseluruhan. Dengan kata lain adanya gangguan pada salah satu bagian akan menimbulkan dampak pada keseluruhan.Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994) juga mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah individu secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan. Pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya. Dalam proses adaptasi ini, Roy juga memandang manusia secara holistik yang merupakan satu kesatuan. bagiannya saling mempengaruhi dan berinteraksi secara dinamis. Bagianbagian tersebut meliputi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual. Perubahan istilah tersebut untuk meningkatkan pemahaman terhadap manusia secara keseluruhan. Kozier (1995), mengemukakan bahwa dalam holistik, memandang semua kehidupan organisme sebagai interaksi. Gangguan pada satu bagian akan mengganggu sistem secara keseluruhan. Dengan kata lain adanya gangguan pada salah satu bagian akan menimbulkan dampak pada keseluruhan. Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994) juga mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah individu secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan dengan keturunan dan pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan unit keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holism. Holistik berkaitan dengan kesejahteraan (wellness) yang diyakini mempunyai dampak terhadap status kesehatan manusia. Betty Neuman (dalam, Marriner- Tomey, 1994) mengubah istilah holistik menjadi wholistik yang makna dan pengertiannya sama, yaitu memandang manusia (klien) sebagai suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling mempengaruhi dan berinteraksi secara dinamis. Bagian bagian tersebut meliputi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual. Perubahan istilah tersebut untuk meningkatkan pemahaman terhadap manusia secara keseluruhan. Dalam praktik keperawatan, penerapan konsep holistik pada proses asuhan keperawatan melalui pendekatan model adaptasi Roy dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pengkajian pertama Pada tahap ini pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat berfokus pada sekumpulan tingkah laku sebagai sistem adaptasi yang berhubungan dengan empat. model adaptasi; yaitu: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependen melalui pendekatan sistem dan memandang manusia sebagai mahluk bio-psiko-sosial secara utuh (holistik). b. Pengkajian kedua Pada tahap ini perawat menganalisis kegawatan dan gambaran tingkah laku klien, baik pada individu, keluarga maupun masyarakat secara menyeluruh terkait dengan kognator; yaitu proses pikir individu (psiko-sosial) dan regulator; yaitu proses fisiologi tubuh (biologi). Kemudian diidentifikasi sebagai respons yang adaptif atau maladaptif setelah diberi dorongan oleh perawat. Perawat mengumpulkan data stimulus yang menjadi penyebab (etiologi), baik stimulus fokal, konstektual maupun residual yang juga terkait dengan empat model adaptasi; yaitu: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependen. c. Diagnosis keperawatan Keputusan tentang penentuan diagnosis keperawatan, oleh Roy terkait dengan kondisi ketidakmampuan beradaptasi (maladaptif). Diagnosis keperawatan dirumuskan dengan mengobservasi tingkah laku klien terhadap pengaruh lingkungan. Dalam menetapkan diagnosis keperawatan Roy (1988, dalam Marriner-Tommey, 1994), menyatakan ada tiga alternatif yang dapat digunakan, yaitu: 1. Menggunakan tipologi diagnosis yang dikembangkan oleh Roy dan terkait dengan model adaptasi, yaitu: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen. 2. Meruskan diagnosis dengan mengobservasi tingkah laku yang berhubungan dengan stimulus, baik fokal, konstektual maupun residual. 3. Sebagai kesimpulan satu atau lebih model adaptasi yang berhubungan dengan stimulus. d. Penentuan tujuan Tujuan jangka panjang menggambarkan akhir dari kemampuan adaptasi klien dan kemampuan tersebut terkait dengan kemampuan klien secara menyeluruh, seperti: kemampuan hidup, tumbuh, reproduksi, dan kekuasaan. Sedangkan tujuan jangka pendek adalah tujuan yang diharapkan dari tingkah laku klien setelah dilakukan manipulasi stimulus. Misalnya tentang kemampuan klien mencegah terjadinya kembali masalah yang sudah prnah dialami. d. Intervensi keperawatan Pelaksanaan direncanakan dengan tujuan mengubah atau memanipulasi penyebab (stimulus), baik fokal, konsektual maupun residual dan difokuskan pada kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap simulus. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan keseluruhan aspek yang ada pada klien meliputi bio-psikososial (holistik). e. Evaluasi Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah membandingkan tingkah laku klien sebelum dan sesudah implementasi. Hal ini terkait dengan kemampuan klien dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan adaptasi ini ini meliputi seluruh aspek, baik bio, psiko maupun sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Barry,P.(2002). Mental Health and Mental Ilness (Edisi 7).
Philadelphia: Lippincott. Kozier, E.B, Erb, G. L, et. All. Fundamental of Nursing: Concept, Process and Practice. 5 th ed. California: Addison-Wesley Publ. 1995. Marriner-Tommey, A. Nursing Theorist and Their Work, 3rd ed. St. Louis: Mosby Company. 1994.
Ada Pun Kegunaan Biostatistik Di Bidang Keperawatan Salah Satu Iyaitu Untuk Mengukur Derajat Kesehatan Masyarakat Guna Mengukur Tinggi Rendahnya Derajat Kesehatan Dari Masyarakat