Está en la página 1de 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu upaya manusia untuk memecahkan
permasalahan yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Agar hasil
penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian maka diperlukan suatu
metode yang cocok. Dengan kata lain, metode yang cocok adalah metode yang sesuai
dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan
(efektivitas).
Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi. Seorang peneliti harus
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Keterbatasan sumber daya manusia
(SDM), dana, tenaga, dan waktu perlu dipertimbangkan secara cermat oleh seorang
peneliti. Dengan demikian metode penelitian yang tepat akan dapat menghasilkan
informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat
menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak penelitian yang sering dipakai oleh
peneliti, di antaranya adalah penelitian expost facto.
Penelitian expost facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan
penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang
disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan
pada variable bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi. Penelitian ex post facto
secara metodologis merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis
tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang
etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin
menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian dari penelitian kausal komparatif (ex post facto)
2. Apakah persamaan dan perbedaan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) dengan penlitian korasional?
3. Apakah persamaan dan perbedaan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) dengan penelitian eksperimen?
4. Bagaimanakah langkah-langkah dari penelitian kausal komparatif (ex post
facto)?
5. Bagaimanakah penilaian validasi internal dalam penelitian kausal komparatif
(ex post facto)?

A. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari penelitian kausal komparatif (ex post facto)
2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) dengan penlitian korasional.
3. Menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) dengan penelitian eksperimen
4. Menjelaskan langkah-langkah dari penelitian kausal komparatif (ex post
facto)
5. Menjelaskan penilaian validasi internal dalam penelitian kausal komparatif
(ex post facto)

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Apa itu Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)?
Dalam kebanyakan situasi penelitian, sangat mustahil untuk memanipulasi
beberapa keterlibatan variabel tertentu dan pengaruhnya terhadap variabel lainnya.
Ex post facto desain (berdasarkan istilah ex post facto artinya setelah fakta)
menyediakan alternatif yang artinya peneliti dapat melakukan investigasi secara luas
pada varibel independen yang lebih spesifik (seperti virus, modifikasi kurikulum,
kekerasan yang terjadi dalam lingkungan keluarga atau ciri kepribadian seseorang)
yang kemungkinannya mampu memberikan efek terhadap variabel dependen.
Meskipun prosesnya tidak dapat dilakukan dengan mudah, peneliti tetap melakukan
identifikasi terhadap setiap peristiwa yang telah terjadi atau kondisi yang sekarang
sedang terjadi kemudian mengumpulkan data untuk dilakukan investigasi terkait
hubungan antara masing-masing faktor. Setelah melakukan observasi bahwa kondisi
tersebut mampu menempatkan hasil yang berbeda kemudian dilakukan
pengelompokan dalam 2 atau lebih kelompok (contohnya, beberapa anak diberikan
vaksin cacar air dan sebagian lagi tidak; kemudian sebagian sekolah menyediakan
pelatihan intensif mengenai melukis dan seni sedangkan sekola lainnya tidak
menyediakannya), peneliti yang cerdas berupaya untuk menentukan apakah
perbedaan kondisi diawal dan setelah dilakukan observasi memiliki perbedaan
terhadap variabel dependen.
Perbedaan variabel dalam penelitian ex post facto baik variabel yang tidak
dapat dimanipulasi (seperti etnis) atau yang mungkin telah dimanipulasi tetapi untuk
satu atau alasan lain belum dimanipulasi (seperti gaya mengajar), kadang-kadang
kendala etika mencegah variabel dimanipulasi, sehingga mencegah pengaruh variasi
dalam variabel yang diperiksa (dependen) dengan cara studi eksperimental. Seorang
peneliti mungkin akan tertarik, misalnya dalam pengaruh diet pada anak-anak yang
sangat muda. Pertimbangan etis bagaimanapun mungkin mencegah peneliti dengan
sengaja memvariasikan diet pada anak-anak tersebut. Penelitian ex post facto
bagaimanapun akan memungkinkan peneliti untuk mempelajari efek dari diet jika dia
bisa menemukan sekelompok anak-anak yang telah terkena diet. Peneliti kemudian

3
bisa membandingkan mereka dengan kelompok serupa dari anak-anak yang belum
terlalu terkena diet. Banyak penelitian dalam bidang kedokteran dan sosiologi adalah
ex post facto alami
Berikut adalah beberapa contoh dari berbagai jenis penelitian ex post facto:
- Tipe 1: Eksplorasi efek (variabel terikat) yang disebabkan oleh keanggotaan
dalam kelompok tertentu
Pertanyaan: Apa perbedaan kemampuan disebabkan oleh gender?
Hipotesis penelitian: Wanita memiliki kemampuan linguistik lebih besar daripada
laki-laki.
-Tipe 2: Eksplorasi penyebab (variabel bebas) dari keanggotaan kelompok
Pertanyaan: Apa yang menyebabkan individu untuk bergabung geng?
Hipotesis penelitian: Individu yang tergabung dalam geng memiliki kepribadian
lebih agresif daripada orang yang bukan anggota geng.
- Tipe 3: Eksplorasi konsekuensi (variabel terikat) dari intervensi
Pertanyaan: Bagaimana siswa diajarkan dengan metode inquiry bereaksi terhadap
propaganda?
Hipotesis penelitian: Siswa yang diajarkan dengan metode inquiry lebih kritis
propaganda dari mereka yang diajarkan dengan metode ceramah.
Studi kausal komparatif telah sering digunakan untuk mempelajari perbedaan
antara pria dan wanita. Studi kausal komparatif menunjukkan keunggulan wanita
dalam bahasa dan anak laki-laki di matematika pada tingkat usia tertentu. Pendekatan
dasar kausal-komparatif, dimulai dengan mencatat perbedaan antara dua kelompok
dan mencari kemungkinan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan ini. Seorang
peneliti mungkin akan tertarik, misalnya dalam alasan mengapa beberapa individu
menjadi ketergantungan alkohol sementara yang lain ketergantungan pada pil.
Bagaimana ini bisa dijelaskan? Deskripsi dari dua kelompok (pecandu alkohol dan
pil) mungkin dibandingkan untuk melihat apakah karakteristik mereka berbeda dalam
cara-cara yang mungkin bisa menjelaskan perbedaan dalam pilihan obat tersebut.

4
Terkadang studi kausal komparatif dilakukan semata-mata sebagai alternatif
untuk percobaan. Anggaplah, misalnya bahwa pengarah kurikulum dalam daerah
sekolah tinggi perkotaan besar sedang mempertimbangkan menerapkan kurikulum
bahasa Inggris yang baru. Pengarah mungkin mencoba kurikulum secara
eksperimental, memilih beberapa kelas secara acak di seluruh kabupaten, dan
membandingkan kinerja siswa di kelas ini dengan kelompok pembanding yang terus
mengalami kurikulum reguler. Ini mungkin memakan cukup banyak waktu,
bagaimanapun dan cukup mahal dalam hal bahan, lokakarya persiapan guru, dan
sebagainya. Sebagai alternatif, pengarah kurikulum mungkin mempertimbangkan
studi kausal-komparatif dan membandingkan prestasi siswa di sekolah kabupaten
yang saat ini menggunakan kurikulum baru dengan prestasi siswa di kabupaten yang
sama yang tidak menggunakan kurikulum baru. Jika hasilnya menunjukkan bahwa
siswa di kabupaten dengan kurikulum baru mencapai skor yang lebih tinggi dalam
bahasa Inggris, pengarah akan memiliki dasar untuk melanjutkan penerapkan
kurikulum baru di daerahnya. Seperti studi korelasional, penyelidikan kausal-
komparatif sering mengidentifikasi hubungan yang kemudian dipelajari secara
eksperimental.

B. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Kausal Komparatif dengan Penelitian


Korelasional
Persamaannya yaitu:
- Penelitian kausal komparatif dan korelasional meupakan contoh dari
penelitian asosiasi yaitu ingin mengetahui keterkaitan di antara variabel
penelitian.
- Kedua penelitian tersebut berusaha mencari variabel yang berguna untuk
dieksplorasi lebih lanjut melalui penelitian eksperimen, dan keduaya sering
memberikan rujukan untuk melakukan penelitian eksperimen yang
berkelanjutan.
- Kedua penelitian ini sama-sama tidak dapat dimanipulasi variabelnya.

5
Perbedaannya yaitu:
- Penelitian kausal komparatif membandingkan dua atau lebih kelompok subjek
sementara penelitian korelasi memerlukan skor pada masing-masing variable
dari setiap subjek.
- Penelitian korelasi meneliti dua atau lebih variable kuantitatif, sedangkan
penelitian kausal komparatif melibatkan paling tidak satu variable kategori
(anggota kelompok).
- Penelitian korelasi menganalisis data menggunakan scaterplot atau koefesien
korelasi sedangkan kausal komparatif menganalisis data dengan
membandingkan rata-rata atau table crossbreak.

C. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Kausal Komparatif dengan Penelitian


Eksperimen
Persamaannya yaitu:
- Kedua penelitian ini memerlukan paling tidak satu variable kategori (anggota
kelompok)
- Kedua penelitian ini membandingkan penampilan kelompok (skor rata-rata)
untuk menentukan hubungan atau keterkaitan.
- Kedua penelitian ini membandingkan kelompok subjek yang berbeda.
Perbedaannya yaitu:
- Variabel independen dalam penelitian eksperimen dimanipulasi, sedangkan
dalam penelitian kausal komparatif tidak dimanipulasi.
- Penelitian kausal komparatif menyediakan bukti empirik yang lebih lemah
untuk menyatakan hubungan sebab akibat daripada penelitian eksperimen.
- Dalam penelitian eksperimen peneliti punya kewenangan untuk menentukan
kelompok sampel pada treatmen, dalam kausal komparatif kelompok sampel
sudah terbentuk, peneliti hanya menginventarisirnya.

6
- Dalam penelitian eksperimen peneliti lebih bisa fleksibel dalam
memformulasi struktur desain treatmen, sementara pada penelitian kausal
komparatif tidak.

D. Langkah-Langkah Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)


1. Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam merumuskan masalah dalam penelitian ex post facto
adalah mengidentifikasi dan menentukan fenomena tertentu yang menarik dan
kemudian mempertimbangkan kemungkinan penyebab, atau konsekuensi dari
fenomena tersebut. Anggaplah, misalnya, bahwa seorang peneliti tertarik dengan
kreativitas siswa. Apa yang menyebabkan kreativitas? Mengapa beberapa siswa yang
sangat kreatif sementara sebagian besar tidak? Mengapa beberapa siswa yang
awalnya tampak kreatif tampaknya kehilangan karakteristik ini? Mengapa orang lain
yang pada satu waktu tidak kreatif kemudian menjadi sangat kreatif? dan seterusnya.
Peneliti berspekulasi, misalnya bahwa kreativitas tingkat tinggi mungkin
disebabkan oleh kombinasi dari kegagalan sosial disatu sisi dan pengakuan pribadi
untuk pencapaian seni atau sains disisi lain. Peneliti juga mengidentifikasi sejumlah
hipotesis alternatif yang mungkin bisa menjelaskan perbedaan antara siswa yang
sangat kreatif dan tidak kreatif. Kuantitas dan kualitas kepentingan siswa, misalnya,
mungkin memperhitungkan perbedaan dalam kreativitas.Siswa yang sangat kreatif
mungkin cenderung memiliki banyak kepentingan yang beragam. Dorongan orang
tua untuk mengeksplorasi ide-ide mungkin juga menjelaskan sebagian untuk
kreativitas, mungkin beberapa jenis keterampilan intelektual.
Setelah kemungkinan penyebab fenomena telah diidentifikasi, penyebab
tersebut dimasukkan ke dalam sebuah pernyataan yang lebih tepat dari masalah
penelitian yang ingin peneliti selidiki. Dalam hal ini, peneliti mungkin menyatakan
bahwa tujuan dari penelitiannya adalah "untuk menguji perbedaan yang mungkin
terjadi antara siswa kreativitas tinggi dan rendah." Perhatikan bahwa perbedaan
dalam sejumlah variabel dapat diselidiki dalam studi kausal-komparatif untuk

7
menentukan variabel yang (atau kombinasi variabel) tampaknya paling mungkin
menyebabkan fenomena (kreativitas, dalam hal ini) sedang dipelajari. Pengujian
beberapa hipotesis alternatif merupakan karakteristik dasar penelitian kausal-
komparatif yang baik dan bila memungkinkan, harus menjadi dasar untuk
mengidentifikasi variabel kelompok pembanding yang dipertentangkan. Ini
memberikan dasar yang rasional untuk pemilihan variabel untuk diselidiki, daripada
mengandalkan apa yang sering disebut pendekatan senapan, dimana sejumlah besar
langkah-langkah yang diberikan hanya karena mereka tampaknya menarik atau
tersedia. Mereka juga melayani untuk mengingatkan peneliti bahwa temuan dari studi
kausal-komparatif terbuka untuk berbagai penjelasan kausal.
2. Mengambil Sampel
Setelah peneliti merumuskan pernyataan masalah (dan hipotesis, jika ada)
langkah berikutnya adalah memilih sampel dari individu-individu untuk dipelajari.
Tugas yang paling penting disini adalah untuk menentukan dengan cermat
karakteristik untuk dipelajari dan kemudian untuk memilih kelompok yang berbeda
dalam karakteristik ini. Dalam contoh di atas, ini berarti mendefinisikan sejelas
mungkin istilah kreativitas. Jika memungkinkan, definisi operasional harus
digunakan. Seorang mahasiswa yang sangat kreatif mungkin didefinisikan, misalnya,
sebagai salah satu yang "telah mengembangkan produk ilmiah atau artistik
memenangkan penghargaan."
Peneliti juga perlu memikirkan apakah kelompok diperoleh dengan
menggunakan definisi operasional cenderung cukup homogen dalam hal faktor
penyebab kreativitas. Misalnya, siswa yang kreatif dalam sains mirip dengan siswa
yang kreatif dalam seni sehubungan dengan sebab-akibat? Ini adalah pertanyaan yang
sangat penting untuk ditanyakan. Jika kreativitas memiliki berbagai penyebab"
dalam bidang yang berbeda, pencarian penyebab hanya dibingungkan dengan
menggabungkan siswa dari banyak bidang (background). Apakah etnis, usia, atau
perbedaan gender menghasilkan perbedaan kreativitas? Keberhasilan studi kausal-
komparatif tergantung pada seberapa teliti kelompok pembanding didefinisikan.

8
Hal ini sangat penting untuk memilih kelompok yang homogen sehubungan
dengan setidaknya beberapa variabel penting. Misalnya, jika peneliti berasumsi
bahwa penyebab yang sama beroperasi untuk semua siswa kreatif, terlepas dari jenis
kelamin, etnis, atau usia, ia mungkin menemukan tidak ada perbedaan antara
kelompok pembanding hanya karena terlalu banyak variabel lain yang terlibat. Jika
semua siswa kreatif diperlakukan sebagai kelompok homogen, tidak ada perbedaan
dapat ditemukan antara mahasiswa sangat kreatif dan tidak kreatif, sedangkan jika
hanya mahasiswa seni perempuan kreatif dan tidak kreatif dibandingkan, perbedaan
dapat ditemukan.

Setelah kelompok didefinisikan dipilih, mereka dapat dicocokkan pada satu


atau lebih variabel. Proses pencocokan mengontrol variabel-variabel tertentu,
sehingga menghilangkan perbedaan kelompok pada variabel-variabel ini. Hal ini
diinginkan dalam tipe 1 dan tipe 3 studi, karena peneliti ingin kelompok semirip
mungkin untuk menjelaskan perbedaan pada variabel dependen sebagai akibat
keanggotaan kelompok. Pencocokan tidak sesuai tipe 2 penelitian, karena peneliti
mungkin tahu sedikit tentang variabel asing yang mungkin berkaitan dengan
perbedaan kelompok dan sebagai akibat tidak dapat sesuai pada mereka.

3. Menentukan Instrumen Penelitian


Tidak ada batasan pada jenis instrumen yang mungkin digunakan dalam studi
kausal-komparatif. Tes prestasi, kuesioner, jadwal wawancara, penilaian sikap,
pengamatan perangkat.

4. Menentukan Desain Penelitian


Desain 1: Simple Ex Post Facto Desain

Desain ke 1 sama dengan desain pre-experiment yakni static group


comparison. Satu-satunya perbedaan adalah masalah waktu. Dalam kasus ini,
treatment pertanyaan terjadi sepanjang pembelajaran belum dimulai: karenanya
proses tersebut lebih disebut dengan experience dari pada treatment karena peneliti

9
belum bertanggung jawab untuk memaksakan proses tersebut. Simple ex facto design
dapat digambarkan sebagai berikut:
Group Time
Prior event Investigation period
Group 1 Exp Obs
Group 2 - Obs

Beberapa desain mempelajari mengenai efek dari varibel lingkungan seperti


efek tontonan televisi, kekerasan terhadap anak dan kasus malnutrisi. Mereka juga
menggunakan beberapa faktor yang mungkin memiliki potensial untuk
mempengaruhi penelitian seperti karakteristik keturunan atau sifat bawaan seperti
gender, mental, dan physical disability.
Desain 2: Randominez Two-Factor Design
Desain ini melibatkan dua variabel independen, yang sering kita sebut dengan
variabel 1 dan variabel 2 yang digambarkan dalam tabel dibawah ini:
Group Time
Treatmen yang terhubungan dengan dua
variabel yang mungkin terjadi secara
simultan atau berurutan
Perlakuan yang Perlakukan yang
diberikan pada diberika pada
Variabel 1 variabel 2
Random Group 1 Tx1 Tx2 Obs
Group 2 Tx1 - Obs
assignment
Group 3 - Tx2 Obs
Group 4 - - Obs
Kita mampu untuk menentukan efek varibel independen pertama melalui
perbandingan yang ditunjukkan pada group 1 dan 2 dengan group 3 dan 4. Dan kita
mampu untuk menentukan efek dari variabel independen 2 dengan melihat
perbandingan antara group 1 dan 3 dengan group 2 dan 4. Model ini lebih umum dari
model Solomon four group design pada desain 5 namun dalam desain ini peneliti

10
tidak dibatasi untuk melakukan atau pun tidak melakukan pretest sebagai bagian dari
variabel independen.
Setiap desain memungkinkan penelitin untuk menentukan tidak hanya
kemungkinan efek yang ditimbulkan dari kedua variabel tetapi juga memungkinkan
peneliti mencari hubungan atau interaksi yang ditimbukan dengan beberapa cara yang
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Desain 3: Combined Experimental dan Ex Post Facto Desain
Desain factorial yang ditunjukkan adalah partisipan secara acak ditugaskan
dalam kelompok pada pembelajaran true experimental. Selain itu desain ini juga
memungkinkan untuk terjadi penggabungan antara elemen penelitian experimental
dan penelitian ex post facto dalam satu bentuk desain penelitian. Secara rinci desain
ini ditunjukkan dengan tabel berikut:
Group Time
Prior
Event (s) Periode investigasi
Group 1 Exp(a) Random Group 1a Tx (a) Obs
Group 1b Tx (b) Obs
assignment
Group 2 Exp(b) Random Group 2a Tx (a) Obs
Group 2b Tx (b) Obs
assignment

Dalam kasus ini, peneliti mengawali desain penelitian menjadi 2 kelompok


berdasarkan pengalaman partisipan sebelumnya dan kondisi sebelum penelitian. Pada
langkah tersebut, termasuk dalam ex post facto design. Kemudian peneliti secara acak
menugaskan anggota dari masing-masing group kedalam satu atau dua group/
kelompok penelitian (yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol): langkah ini
masuk kedalam experimental design. Hasilnya adalah 4 kelompok tersebut
menunjukkan kombinasi antara karakteristik sebelum penelitian dan varibel
perlakuan. Desain ini, memungkinkan peneliti untuk mempelajari pengaruh perlakuan
experiment mempengaruhi beberapa variabel dependen dan bagaimana pengelaman
sebelumnya serta karakteristik partisipan berinteraksi dengan perlakuan tersebut.

11
Desain experimental lebih berpengaruh terhadap variabel dalam subjek
penelitian dari pada variabel antara group penelitian. Sebagai contoh salah satu
peneliti ingin melakukan percobaan terhadap hipotetisnya bahwa orang-orang dengan
latar belakang pendidikan yang berbeda memiliki cara mengingat peta yang berbeda
juga. Lebih spesifik lagi bahwa hanya orang-orang dengan latar belakang pendidikan
geografi yang mampu menerapkan prinsip keilmuan geografi dalam mengingat peta.
Dalam hal untuk membuktikan hipotesis maka diperlukan dua peta. Peta
pertama memiliki ketentuan kota, wilayah tertentu, permukiman, wilayah bisnis yang
tergambar jelas sehingga mudah untuk diinterpretasikan. Peta kedua yang
menunjukkan test logika yang menunjukkan prinsip geografi yaitu menjelaskan
keberadaan sungai, gunung, jaur transportasi dan jalur lainnya. Dua peta yang
berbeda menunjukkan independen varibel yang ditunjukkan pada peta logika.
Sekelompok professor dipeguruan tinggi yang berasal dari latar belakang
pendidikan seperti geografi, sosiologi, dan psikologi pendidikan mencerminkan
variabel independen ke dua yaitu latar belakang pendidikan. Peneliti meminta
profesor tersebut untuk melakukan pengkajian terhadap 2 jenis peta yang berbeda
selama 2 menit kemudian profesor tersebut diberikan kesempatan untuk menulis peta
yang mereka ingat.
Dapat kita rumuskan bahwa dua map Tx(a) (peta logika- perkotaan, dan peta
Tx(b) (peta ilogika- peta geografik) dalam desain pembelajaran sebagai berikut:
Group Time
Profesor Tx(a) Obs Obs Obs Tx(b) Obs Obs Obs
geografi
Profesor Tx(a) Obs Obs Obs Tx(b) Obs Obs Obs
sosiologi
Profesor Tx(a) Obs Obs Obs Tx(b) Obs Obs Obs
psikolog
i
Pada kondisi ini, varibel independen pertama yaitu peta logika dan ilogika
yang secara langsung mampu memberikan pengaruh (manipulasi) terhadap subjek

12
penelitian. Varibel independen kedua yaitu latar belakang pendidikan, kondisi awal
dan beberapa hal yang tidak dapat terkontrol (ex post facto design). Interaksi yang
timbul adalah antara dua variabel independen yaitu peta logika dan latar belakang
pendidikan. Pada akhirnya, ahli geografi lebih memilih peta logika dari pada peta
ilogika sedangkan ahli lainya memiliki akurasi yang sama saja. Hal ini
mengidentikasikan bahwa hanya ahli geografi yang mampu menerapkan prinsip
geografinya dalam mengingat peta.

E. Penilaian Validasi Internal dalam Penelitian Kausal Komparatif


Penilaian spesifik untuk validitas internal di penelitian kausal-komparatif
melibatkan serangkaian langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Tanyakan: Faktor-faktor tertentu apa yang diketahui dapat
mempengaruhi atau mungkin logis untuk mempengaruhi variabel kelompok yang
dibandingkan? Catatan bahwa ini adalah variabel dependen untuk penelitian tipe
1 dan tipe 3 (lihat halaman 364), tetapi variabel independen untuk penelitian tipe
2. Seperti yang telah disebutkan berkaitan dengan penelitian eksperimental,
peneliti tidak perlu khawatir dengan faktor-faktor tidak terkait dengan apa yang
sedang dipelajari.
Langkah 2: Tanyakan: Apakah ada kemungkinan perbandingan kelompok
yang berbeda pada masing-masing faktor? (Ingat bahwa perbedaan antara
kelompok tidak bisa akan dijelaskan oleh faktor yang sama untuk semua
kelompok).
Langkah 3: ancaman penilaian atas dasar bagaimana besar kemungkinan
mereka untuk memiliki pengaruh, dan rencana untuk mengendalikan mereka. Jika
ancaman yang diberikan tidak dapat dikontrol, harus dapat diterima. Sekali lagi,
mari kita perhatikan contoh untuk menggambarkan bagaimana langkah ini dapat
digunakan. Misalkan seorang peneliti ingin mengetahui kemungkinan penyebab
siswa putus sekolah di sekolah tinggi dalam kota. Ia berhipotesis tiga
kemungkinan penyebab: (1) ketidakstabilan keluarga, (2) siswa rendah harga diri,
dan (3) kurangnya sistem pendukung terkait ke sekolah dan persyaratannya.

13
Peneliti mengkompilasi daftar putus sekolah baru-baru ini dan secara acak
memilih kelompok perbandingan siswa masih di sekolah. dia kemudian
wawancara siswa di kedua kelompok untuk memperoleh data masing-masing tiga
variabel kausal yang mungkin. Seperti yang kita lakukan pada Bab 13 dan 15, kita
daftar di bawah jumlah ancaman terhadap validitas internal dibahas di Bab 9,
diikuti oleh evaluasi kami masing-masing karena mungkin berlaku untuk
penelitian ini.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penelitian ex post facto adalah suatu desain penelitian untuk mengidentifikasi


ataupun mencari tahu tentang suatu hubungan sebab akibat.

2. Desain Ex post facto sering dibingungkan dengan desain korelasi atau desain
experiment karena mereka memiliki kesamaan. Seperti penelitian korelasi,
penelitian ex post facto melibatkan pada kondisi real yang ada. Tetapi seperti
layaknya penelitian experimen, penelitian ex post facto juga memiliki variabel
dependen dan independen yang jelas.
3. Langkah-langkah penelitian ex post facto adalah merumuskan masalah,
mengambil sampel, menentukan instrument penelitian, dan menentukan
desain penelitian.

4. Penelitian ex post facto ini memiliki 3 design penelitian yang dibedakan


berdasarkan bagaimana peneliti memanipulasi situasi untuk masing-masing
variabel.

5. Langkah-langkah validitas internal di penelitian kausal-komparatif meliputi


menanyakan faktor-faktor tertentu apa yang diketahui dapat mempengaruhi
atau mungkin logis untuk mempengaruhi variabel kelompok yang
dibandingkan, menanyakan apakah ada kemungkinan perbandingan kelompok
yang berbeda pada masing-masing faktor, dan ancaman penilaian atas dasar
bagaimana besar kemungkinan mereka untuk memiliki pengaruh, dan rencana
untuk mengendalikan mereka.

B. Saran

15
Saran untuk perbaikan pengembangan makalah ini adalah penulis berharap
ada kritik dan saran terhadap isi makalah baik dari segi isi maupun sistematika
penulisan.
DAFTAR RUJUKAN

Fraenkel, Jakc R. And Wallen, Norman E. 2009. How to Design and Evaluate
Research in Education. Seventh Edition. Mc Graw Hill Higher Education :
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Leedy, P. D. dan Ormord, J. E. 2010. Practical Research: Planning and Design. 9th
Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson, Merril Prentice Hall.

16

También podría gustarte