Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu upaya manusia untuk memecahkan
permasalahan yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Agar hasil
penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian maka diperlukan suatu
metode yang cocok. Dengan kata lain, metode yang cocok adalah metode yang sesuai
dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan
(efektivitas).
Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi. Seorang peneliti harus
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Keterbatasan sumber daya manusia
(SDM), dana, tenaga, dan waktu perlu dipertimbangkan secara cermat oleh seorang
peneliti. Dengan demikian metode penelitian yang tepat akan dapat menghasilkan
informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat
menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak penelitian yang sering dipakai oleh
peneliti, di antaranya adalah penelitian expost facto.
Penelitian expost facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan
penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang
disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan
pada variable bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi. Penelitian ex post facto
secara metodologis merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis
tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang
etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin
menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian dari penelitian kausal komparatif (ex post facto)
2. Apakah persamaan dan perbedaan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) dengan penlitian korasional?
3. Apakah persamaan dan perbedaan penelitian kausal komparatif (ex post
facto) dengan penelitian eksperimen?
4. Bagaimanakah langkah-langkah dari penelitian kausal komparatif (ex post
facto)?
5. Bagaimanakah penilaian validasi internal dalam penelitian kausal komparatif
(ex post facto)?
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Apa itu Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)?
Dalam kebanyakan situasi penelitian, sangat mustahil untuk memanipulasi
beberapa keterlibatan variabel tertentu dan pengaruhnya terhadap variabel lainnya.
Ex post facto desain (berdasarkan istilah ex post facto artinya setelah fakta)
menyediakan alternatif yang artinya peneliti dapat melakukan investigasi secara luas
pada varibel independen yang lebih spesifik (seperti virus, modifikasi kurikulum,
kekerasan yang terjadi dalam lingkungan keluarga atau ciri kepribadian seseorang)
yang kemungkinannya mampu memberikan efek terhadap variabel dependen.
Meskipun prosesnya tidak dapat dilakukan dengan mudah, peneliti tetap melakukan
identifikasi terhadap setiap peristiwa yang telah terjadi atau kondisi yang sekarang
sedang terjadi kemudian mengumpulkan data untuk dilakukan investigasi terkait
hubungan antara masing-masing faktor. Setelah melakukan observasi bahwa kondisi
tersebut mampu menempatkan hasil yang berbeda kemudian dilakukan
pengelompokan dalam 2 atau lebih kelompok (contohnya, beberapa anak diberikan
vaksin cacar air dan sebagian lagi tidak; kemudian sebagian sekolah menyediakan
pelatihan intensif mengenai melukis dan seni sedangkan sekola lainnya tidak
menyediakannya), peneliti yang cerdas berupaya untuk menentukan apakah
perbedaan kondisi diawal dan setelah dilakukan observasi memiliki perbedaan
terhadap variabel dependen.
Perbedaan variabel dalam penelitian ex post facto baik variabel yang tidak
dapat dimanipulasi (seperti etnis) atau yang mungkin telah dimanipulasi tetapi untuk
satu atau alasan lain belum dimanipulasi (seperti gaya mengajar), kadang-kadang
kendala etika mencegah variabel dimanipulasi, sehingga mencegah pengaruh variasi
dalam variabel yang diperiksa (dependen) dengan cara studi eksperimental. Seorang
peneliti mungkin akan tertarik, misalnya dalam pengaruh diet pada anak-anak yang
sangat muda. Pertimbangan etis bagaimanapun mungkin mencegah peneliti dengan
sengaja memvariasikan diet pada anak-anak tersebut. Penelitian ex post facto
bagaimanapun akan memungkinkan peneliti untuk mempelajari efek dari diet jika dia
bisa menemukan sekelompok anak-anak yang telah terkena diet. Peneliti kemudian
3
bisa membandingkan mereka dengan kelompok serupa dari anak-anak yang belum
terlalu terkena diet. Banyak penelitian dalam bidang kedokteran dan sosiologi adalah
ex post facto alami
Berikut adalah beberapa contoh dari berbagai jenis penelitian ex post facto:
- Tipe 1: Eksplorasi efek (variabel terikat) yang disebabkan oleh keanggotaan
dalam kelompok tertentu
Pertanyaan: Apa perbedaan kemampuan disebabkan oleh gender?
Hipotesis penelitian: Wanita memiliki kemampuan linguistik lebih besar daripada
laki-laki.
-Tipe 2: Eksplorasi penyebab (variabel bebas) dari keanggotaan kelompok
Pertanyaan: Apa yang menyebabkan individu untuk bergabung geng?
Hipotesis penelitian: Individu yang tergabung dalam geng memiliki kepribadian
lebih agresif daripada orang yang bukan anggota geng.
- Tipe 3: Eksplorasi konsekuensi (variabel terikat) dari intervensi
Pertanyaan: Bagaimana siswa diajarkan dengan metode inquiry bereaksi terhadap
propaganda?
Hipotesis penelitian: Siswa yang diajarkan dengan metode inquiry lebih kritis
propaganda dari mereka yang diajarkan dengan metode ceramah.
Studi kausal komparatif telah sering digunakan untuk mempelajari perbedaan
antara pria dan wanita. Studi kausal komparatif menunjukkan keunggulan wanita
dalam bahasa dan anak laki-laki di matematika pada tingkat usia tertentu. Pendekatan
dasar kausal-komparatif, dimulai dengan mencatat perbedaan antara dua kelompok
dan mencari kemungkinan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan ini. Seorang
peneliti mungkin akan tertarik, misalnya dalam alasan mengapa beberapa individu
menjadi ketergantungan alkohol sementara yang lain ketergantungan pada pil.
Bagaimana ini bisa dijelaskan? Deskripsi dari dua kelompok (pecandu alkohol dan
pil) mungkin dibandingkan untuk melihat apakah karakteristik mereka berbeda dalam
cara-cara yang mungkin bisa menjelaskan perbedaan dalam pilihan obat tersebut.
4
Terkadang studi kausal komparatif dilakukan semata-mata sebagai alternatif
untuk percobaan. Anggaplah, misalnya bahwa pengarah kurikulum dalam daerah
sekolah tinggi perkotaan besar sedang mempertimbangkan menerapkan kurikulum
bahasa Inggris yang baru. Pengarah mungkin mencoba kurikulum secara
eksperimental, memilih beberapa kelas secara acak di seluruh kabupaten, dan
membandingkan kinerja siswa di kelas ini dengan kelompok pembanding yang terus
mengalami kurikulum reguler. Ini mungkin memakan cukup banyak waktu,
bagaimanapun dan cukup mahal dalam hal bahan, lokakarya persiapan guru, dan
sebagainya. Sebagai alternatif, pengarah kurikulum mungkin mempertimbangkan
studi kausal-komparatif dan membandingkan prestasi siswa di sekolah kabupaten
yang saat ini menggunakan kurikulum baru dengan prestasi siswa di kabupaten yang
sama yang tidak menggunakan kurikulum baru. Jika hasilnya menunjukkan bahwa
siswa di kabupaten dengan kurikulum baru mencapai skor yang lebih tinggi dalam
bahasa Inggris, pengarah akan memiliki dasar untuk melanjutkan penerapkan
kurikulum baru di daerahnya. Seperti studi korelasional, penyelidikan kausal-
komparatif sering mengidentifikasi hubungan yang kemudian dipelajari secara
eksperimental.
5
Perbedaannya yaitu:
- Penelitian kausal komparatif membandingkan dua atau lebih kelompok subjek
sementara penelitian korelasi memerlukan skor pada masing-masing variable
dari setiap subjek.
- Penelitian korelasi meneliti dua atau lebih variable kuantitatif, sedangkan
penelitian kausal komparatif melibatkan paling tidak satu variable kategori
(anggota kelompok).
- Penelitian korelasi menganalisis data menggunakan scaterplot atau koefesien
korelasi sedangkan kausal komparatif menganalisis data dengan
membandingkan rata-rata atau table crossbreak.
6
- Dalam penelitian eksperimen peneliti lebih bisa fleksibel dalam
memformulasi struktur desain treatmen, sementara pada penelitian kausal
komparatif tidak.
7
menentukan variabel yang (atau kombinasi variabel) tampaknya paling mungkin
menyebabkan fenomena (kreativitas, dalam hal ini) sedang dipelajari. Pengujian
beberapa hipotesis alternatif merupakan karakteristik dasar penelitian kausal-
komparatif yang baik dan bila memungkinkan, harus menjadi dasar untuk
mengidentifikasi variabel kelompok pembanding yang dipertentangkan. Ini
memberikan dasar yang rasional untuk pemilihan variabel untuk diselidiki, daripada
mengandalkan apa yang sering disebut pendekatan senapan, dimana sejumlah besar
langkah-langkah yang diberikan hanya karena mereka tampaknya menarik atau
tersedia. Mereka juga melayani untuk mengingatkan peneliti bahwa temuan dari studi
kausal-komparatif terbuka untuk berbagai penjelasan kausal.
2. Mengambil Sampel
Setelah peneliti merumuskan pernyataan masalah (dan hipotesis, jika ada)
langkah berikutnya adalah memilih sampel dari individu-individu untuk dipelajari.
Tugas yang paling penting disini adalah untuk menentukan dengan cermat
karakteristik untuk dipelajari dan kemudian untuk memilih kelompok yang berbeda
dalam karakteristik ini. Dalam contoh di atas, ini berarti mendefinisikan sejelas
mungkin istilah kreativitas. Jika memungkinkan, definisi operasional harus
digunakan. Seorang mahasiswa yang sangat kreatif mungkin didefinisikan, misalnya,
sebagai salah satu yang "telah mengembangkan produk ilmiah atau artistik
memenangkan penghargaan."
Peneliti juga perlu memikirkan apakah kelompok diperoleh dengan
menggunakan definisi operasional cenderung cukup homogen dalam hal faktor
penyebab kreativitas. Misalnya, siswa yang kreatif dalam sains mirip dengan siswa
yang kreatif dalam seni sehubungan dengan sebab-akibat? Ini adalah pertanyaan yang
sangat penting untuk ditanyakan. Jika kreativitas memiliki berbagai penyebab"
dalam bidang yang berbeda, pencarian penyebab hanya dibingungkan dengan
menggabungkan siswa dari banyak bidang (background). Apakah etnis, usia, atau
perbedaan gender menghasilkan perbedaan kreativitas? Keberhasilan studi kausal-
komparatif tergantung pada seberapa teliti kelompok pembanding didefinisikan.
8
Hal ini sangat penting untuk memilih kelompok yang homogen sehubungan
dengan setidaknya beberapa variabel penting. Misalnya, jika peneliti berasumsi
bahwa penyebab yang sama beroperasi untuk semua siswa kreatif, terlepas dari jenis
kelamin, etnis, atau usia, ia mungkin menemukan tidak ada perbedaan antara
kelompok pembanding hanya karena terlalu banyak variabel lain yang terlibat. Jika
semua siswa kreatif diperlakukan sebagai kelompok homogen, tidak ada perbedaan
dapat ditemukan antara mahasiswa sangat kreatif dan tidak kreatif, sedangkan jika
hanya mahasiswa seni perempuan kreatif dan tidak kreatif dibandingkan, perbedaan
dapat ditemukan.
9
belum bertanggung jawab untuk memaksakan proses tersebut. Simple ex facto design
dapat digambarkan sebagai berikut:
Group Time
Prior event Investigation period
Group 1 Exp Obs
Group 2 - Obs
10
tidak dibatasi untuk melakukan atau pun tidak melakukan pretest sebagai bagian dari
variabel independen.
Setiap desain memungkinkan penelitin untuk menentukan tidak hanya
kemungkinan efek yang ditimbulkan dari kedua variabel tetapi juga memungkinkan
peneliti mencari hubungan atau interaksi yang ditimbukan dengan beberapa cara yang
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Desain 3: Combined Experimental dan Ex Post Facto Desain
Desain factorial yang ditunjukkan adalah partisipan secara acak ditugaskan
dalam kelompok pada pembelajaran true experimental. Selain itu desain ini juga
memungkinkan untuk terjadi penggabungan antara elemen penelitian experimental
dan penelitian ex post facto dalam satu bentuk desain penelitian. Secara rinci desain
ini ditunjukkan dengan tabel berikut:
Group Time
Prior
Event (s) Periode investigasi
Group 1 Exp(a) Random Group 1a Tx (a) Obs
Group 1b Tx (b) Obs
assignment
Group 2 Exp(b) Random Group 2a Tx (a) Obs
Group 2b Tx (b) Obs
assignment
11
Desain experimental lebih berpengaruh terhadap variabel dalam subjek
penelitian dari pada variabel antara group penelitian. Sebagai contoh salah satu
peneliti ingin melakukan percobaan terhadap hipotetisnya bahwa orang-orang dengan
latar belakang pendidikan yang berbeda memiliki cara mengingat peta yang berbeda
juga. Lebih spesifik lagi bahwa hanya orang-orang dengan latar belakang pendidikan
geografi yang mampu menerapkan prinsip keilmuan geografi dalam mengingat peta.
Dalam hal untuk membuktikan hipotesis maka diperlukan dua peta. Peta
pertama memiliki ketentuan kota, wilayah tertentu, permukiman, wilayah bisnis yang
tergambar jelas sehingga mudah untuk diinterpretasikan. Peta kedua yang
menunjukkan test logika yang menunjukkan prinsip geografi yaitu menjelaskan
keberadaan sungai, gunung, jaur transportasi dan jalur lainnya. Dua peta yang
berbeda menunjukkan independen varibel yang ditunjukkan pada peta logika.
Sekelompok professor dipeguruan tinggi yang berasal dari latar belakang
pendidikan seperti geografi, sosiologi, dan psikologi pendidikan mencerminkan
variabel independen ke dua yaitu latar belakang pendidikan. Peneliti meminta
profesor tersebut untuk melakukan pengkajian terhadap 2 jenis peta yang berbeda
selama 2 menit kemudian profesor tersebut diberikan kesempatan untuk menulis peta
yang mereka ingat.
Dapat kita rumuskan bahwa dua map Tx(a) (peta logika- perkotaan, dan peta
Tx(b) (peta ilogika- peta geografik) dalam desain pembelajaran sebagai berikut:
Group Time
Profesor Tx(a) Obs Obs Obs Tx(b) Obs Obs Obs
geografi
Profesor Tx(a) Obs Obs Obs Tx(b) Obs Obs Obs
sosiologi
Profesor Tx(a) Obs Obs Obs Tx(b) Obs Obs Obs
psikolog
i
Pada kondisi ini, varibel independen pertama yaitu peta logika dan ilogika
yang secara langsung mampu memberikan pengaruh (manipulasi) terhadap subjek
12
penelitian. Varibel independen kedua yaitu latar belakang pendidikan, kondisi awal
dan beberapa hal yang tidak dapat terkontrol (ex post facto design). Interaksi yang
timbul adalah antara dua variabel independen yaitu peta logika dan latar belakang
pendidikan. Pada akhirnya, ahli geografi lebih memilih peta logika dari pada peta
ilogika sedangkan ahli lainya memiliki akurasi yang sama saja. Hal ini
mengidentikasikan bahwa hanya ahli geografi yang mampu menerapkan prinsip
geografinya dalam mengingat peta.
13
Peneliti mengkompilasi daftar putus sekolah baru-baru ini dan secara acak
memilih kelompok perbandingan siswa masih di sekolah. dia kemudian
wawancara siswa di kedua kelompok untuk memperoleh data masing-masing tiga
variabel kausal yang mungkin. Seperti yang kita lakukan pada Bab 13 dan 15, kita
daftar di bawah jumlah ancaman terhadap validitas internal dibahas di Bab 9,
diikuti oleh evaluasi kami masing-masing karena mungkin berlaku untuk
penelitian ini.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Desain Ex post facto sering dibingungkan dengan desain korelasi atau desain
experiment karena mereka memiliki kesamaan. Seperti penelitian korelasi,
penelitian ex post facto melibatkan pada kondisi real yang ada. Tetapi seperti
layaknya penelitian experimen, penelitian ex post facto juga memiliki variabel
dependen dan independen yang jelas.
3. Langkah-langkah penelitian ex post facto adalah merumuskan masalah,
mengambil sampel, menentukan instrument penelitian, dan menentukan
desain penelitian.
B. Saran
15
Saran untuk perbaikan pengembangan makalah ini adalah penulis berharap
ada kritik dan saran terhadap isi makalah baik dari segi isi maupun sistematika
penulisan.
DAFTAR RUJUKAN
Fraenkel, Jakc R. And Wallen, Norman E. 2009. How to Design and Evaluate
Research in Education. Seventh Edition. Mc Graw Hill Higher Education :
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
Leedy, P. D. dan Ormord, J. E. 2010. Practical Research: Planning and Design. 9th
Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson, Merril Prentice Hall.
16