Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun oleh:
Iis Siti Aisah 14711037/2014
Teknik organisasi merupakan salah satu upaya sadar oleh suatu organisasi untuk
menganalisis setiap kegiatan yang disusun oleh organisasi tersebut baik kelemahan
maupun kelebihannya. Selain kelemahan dan kelebihan, hal yang perlu dianalisis dalam
pengelolaan organisasi ini adalah keefektifan dan koordinasi dalam mencapai tujuan dan
mencari strategi terhadap serangkaian kegiatan yang telah dirancang (Moedjiono,
2002). Menurut Komberly dan Rottman, efektivitas organisasi ditentukan oleh
lingkungan, teknologi, pilihan strategi, proses dan kultur (Tangkilisan, 2005).
Oleh karena itu, penyatuan visi dan misi dalam seluruh pengurus sangat
dibutuhkan selain menampung aspirasi dan transparasi pada seluruh jajaran pengurus
organisasi. Mengelola organisasi merupakan proses untuk menghasilkan output yang
baik dalam organisasi tersebut (Rivai et al, 2014). Dalam menilai perkembangan
organisasi bukan hanya output yang dinilai, tetapi input awal juga berpengaruh terhadap
proses pengelolaaan organisasi kedepannya (Rohim, 2001). Seperti yang telah
ditetapkan pada teknik pengorganisasian dnegan pendekatan sistem yang menilai
keefektifan organisasi dinilai dari 3 aspek yaitu input, process, dan output (Rivai et
al, 2014).
a) Masukan
b) Kritik dan Saran
c) Hasil penelitian
d) Hasil work-shop dan seminar
e) Dan lain-lain
Input merupakan modal awal untuk organisasi. Dengan menentukan input yang
dibutuhkan dalam organisasi maka seorang pemimpin organisasi dapat menentukan visi
dan misi organisasi, sektor yang akan digarap, periode kepengurusan, ouput yang
dihasilkan, serta mekanisme pertanggung jawaban lainnya.
Setelah input, maka tahapan selanjutnya adalah proses yang harus dilewati.
Proses ini terdiri dari beberapa tahapan antara lain proses awal dan proses pengelolaan
organisasi.
a) Proses Awal
Tahapan pertaa dalam proses awal ini adalah Up-grading. Proses Up-
grading ini dilakukan untuk menyamaratakan tingkat pemahaman dan
pengetahuan tentang organisasi tersebut baik calon pengurus maupun pengurus
organisasi tersebut. Setelah semua calon pengurus dan pengurus di up-grade
pengetahuannya maka langkah berikutnya daalah rapat kerja. Rapat kerja ini
dilakukan untuk menentukan visi dan misi organisasi, program kerja, hak dan
kewajiban serta job description, batasan periode kepengurusan serta mekanisme
pengeluaran atau perpindahan jabatan.
b) Proses pengelolaan organisasi
Proses pengelolaan organisasi ini merupakan rangkaian operasional
organisasi sesuai apa yang telah ditetapkan di rapat kerja. Jika terjadi
penyimpangan yang bersifat insidentiil di tengah-tengah perjalanan maka itu
mendapat sebuah toleransi. Karena perbedaan dalam sebuah organisasi
merupakan suatu hal yang tak dapat dihindari selama kesalahan-kesalahan
tersebut tidak menyimpang dari visi dan misi organisasi.
Dalam proses pengelolaan organisasi ini ada beberapa fungsi
kepemimpinan yang harus diperhatikan antara lain fungsi instruktif, fungsi
delegasi, fungsi pengendalian dan fungsi keteladanan.
a) Fungsi Instruktif
Fungsi instruktif ini menjelaskan tentang arti penting komunikasi bagi
seorang pemimpin. Sesuatu yang diinstruksikan oleh seorang pemimpin haruslah
disampaikan dengan baik oleh pemimpin tersebut agar dapat diterima dan
dilaksanakan sebaik-baiknya oleh bawahannya. Proses seperti ini sangatlah
dianjurkan karena itu tanda pemimpin menghargai jajaran yang ada dibawahnya.
Sehingga mereka dapat berasumsi bahwa sekalipun mereka adalah bawahan tapi
mereka mempunyai porsi yang sama dalam memnentukan kebijakan organisasi.
Seperti halnya telah tertulis dalam Q.S An-Naml ayat 32-33 :
Artinya : Berkata Dia (Balqis): Hai Para pembesar berilah aku
pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu
persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku). 33. mereka menjawab:
Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki
keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada
ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan.
b) Fungsi Delegasi
Seorang pemimpin adalah seorang manusia yang merupakan makhluk
sosial. Makhluk sosial tidak bisa melakukan setiap aktivitasnya sendiri namun
membutuhkan kerjasama dengan orang lain. Untuk itulah sebuah kepemimpinan
efektif dapat tercapai ketika pemimpin tersebut dibantu oleh orang-orang yang
ada dalam struktur organisasi. Bantuan ini bisa berupa mendelegasikan beberapa
kewenangan seorang pemimpin terhadap orang dibawahnya yang terpercaya.
Dalam memilih delegasi pun harus sesuai yang telah ditetapkan syariat seperti
tidak boleh menjadikan orang-orang yahudi atau nashrani sebagai seorang
delegasi kepemimpinan mereka.
Seperti halnya telah tertulis dalam Q.S Al-Maidah ayat 51 :
Bagian yang terakhir dalam pengelolaan organisasi adalah menilai output nya
berhasil atau tidak. Output dikatakan berhasil merupakan tanda fungsi kepemimpinan
tersebut berjalan secara semestinya dimana kepemimpinan berjalan secara efektif dan
manajemen organisasi berjalan dengan baik. Beberapa komponen dalam output tersebut
antara lain adalah ketepatan waktu, efisiensi biaya dan keuntungan yang diperoleh
(Rivai et al, 2014).
Ketika komponen output tersebut telah berhasil maka hal yang dilakukan
selanjutnya adalahtahap evaluasi. Evaluasi diperlukan untuk menilai kelemahan-
kelemahan apa saja yan terjadi dalam proses berorganisasi sehingga evaluasi tersebut
dapat menjadi bahan pertimbangan kedepannya (Rivai et al, 2014). Evaluasi
terdiri dari dua macam yaitu evaluasi informal dan evaluasi formal.
Evaluasi informal merupakan evaluasi untuk menilai kinerja tim
dimana pengumpulan data hanya dilakukan oleh manajer fungsional
atas dasar masukan dari orang-orang yang memiliki informasi.
Sedangkan evaluasi formal merupakan evaluasi dengan pengumpulan
data melalui formulir oleh case manajer dan team leader dan dinilai
secara keseluruhan tim. Evaluasi ini dilakukan secara tahunan dan
akan ditimbal balikan berupa bonus dari perusahaan (Mulyadi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Hutapea, P., Thoha, N., 2008. Kompetensi Plus: Teori, Desain, Kasus,
dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang Dinamis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama