Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Jawaban:
1. A. SKPD
Menyusun RKA SKPD
Menyusun DPA SKPD
Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya
Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
Melaksanakan pemungutan penerimaan atas pajak
Mengadakan ikatan / perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan
Menandatangai SPM
Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya
Mengelola barang milik daerah / kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yang dipimpinnya
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya
Mengawasi pelaksanaan anggaran yang dipimpinnya
Melaksanakan tugas tugas pengguna anggaran / pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah
B. PPKD (Tugas)
Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah
Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD
Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah
Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD)
Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah
Selain dua arahan yang tercakup dalam sistem perencanaan pembangunan nasional
diatas, pada pasal 8 UU No. 25 Tahun 2004 juga dijelaskan empat tahapan perencanaan
pembangunan, yaitu terdiri dari:
1. Penyusunan rencana
Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap dari suatu
rencana yang siap untuk ditetapkan, yang terdiri dari 4 (empat) langkah, yaitu:
(a) Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan
terukur.
(b) Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan
berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.
(c) Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang
dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan
pembangunan.
(d) penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
2. Penetapan rencana
Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakannya. Menurut Undang-Undang ini, rencana pembangunan jangka panjang
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah, sedangkan rencana
pembangunan jangka menengah Nasional/Daerah dan rencana pembangunan tahunan
Nasional/ Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah.
Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang
secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan inforrnasi untuk menilai
pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan
indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan.
Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result),
manfaat (benefit) dan dampak (impact).
B. PENGANGGARAN
1. Fungsi otorisasi,
mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan
dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan,
mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan,
mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara telah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
4. Fungsi alokasi,
5. Fungsi distribusi,
mengandung arti bahwa kebijakan anggaran pemerintah harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
6. Fungsi stabilitasasi,
mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Dalam penyusunan anggaran dewasa ini digunakan pendekatan budget is a plan, a plan is
budget. Oleh karena itu, antara rencana kerja dan anggaran merupakan satu kesatuan, disusun
secara terintegrasi. Untuk melaksanakan konsep ini Pemerintah harus memiliki rencana kerja
dengan indikator kinerja yang terukur sebagai prasyaratnya.
2. Penyatuan Anggaran
Pendekatan yang digunakan dalam penganggaran adalah mempunyai satu dokumen
anggaran, artinya Menteri/Ketua Lembaga /Kepala SKPD bertanggung jawab secara formil
dan materiil atas penggunaan anggaran di masing-masing instansinya. Tidak ada lagi
pemisahan antara anggaran rutin dan pembangunan. Dengan pendekatan ini diharapkan tidak
terjadi duplikasi anggaran, sehingga anggaran dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan
efektif.
Konsep yang digunakan dalam anggaran ini adalah alokasi anggaran sesuai dengan hasil
yang akan dicapai, terutama berfokus pada output atau keluaran dari kegiatan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk keperluan ini diperlukan adanya program/kegiatan yang
jelas, yang akan dilaksanakan pada suatu tahun anggaran. Dalam penerapan anggaran
berbasis kinerja ini diperlukan adanya: indikator kinerja, khususnya output (keluaran) dan
outcome (hasil), standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi oleh pemerintah, standar
analisa biaya, dan biaya standar keluaran yang dihasilkan.
5. Klasifikasi anggaran
1. System penerimaan
Seluruh penerimaan Negara/daerah harus disetor ke Rekening Kas Umum
Negara/daerah dan tdak diperkenankan digunakan secara langsung oleh satuan kerja
yang melakukan pemungutan (Azaz Bruto). Pendapatan diakui setelah uang disetor
kerekening kas umum Negara/daerah (basis kas)
2. System Pembayaran
Belanja membebani anggaran daerah setelah barang/jasa diterima.
D. Akuntansi
Pelaksanaan anggaran dilakukan dengan mengikuti suatu system dan prosedur akuntansi.
Sistem ini diperlukan untukn tujuan tiga hal
1. Untuk menetapkan prosedur yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang terkait
sehingga jelas pembagian kerja dan tanggung jawab diantara mereka
2. Untuk terselenggarakannya pengendalian intern untuk menghindari terjadinya
penyelewengan
3. Untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban
pengelolaan keuangan dimana jenis dan isi diatur oleh PP 24/2005 tentang SAP.
E. Pemeriksaan
Dalam rangka pelaksanaan anggaran diperlukan pemeriksaan atas laporan keuangan yang
disajikan baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah. Pemeriksaan ini
dillakukan oleh BPK dalam rangka pemberian pernyataan pendapat (opini) tentang tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Hasil pemeriksaan keuangan oleh BPK akan menghasilkan opini yang merupakan
pernyataan professional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan.
Kriteria untuk pemberian opini adalah sebagai berikut:
Penilaian atas empat hal diatas akan menentukan suatu opini. Ada empat macam opini
yang diberikan pemeriksa yaitu:
F. Pertanggungjawaban
Pemerintah daerah wajib mempertanggung jawabkan pelaksanaan APBD baik dalam
bentuk laporan keuangan (financial accountability) maupun laporan kinerja (performance
accountability). Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah
No. 71/2010 tentang standar Skuntansi Pemerintahan dan Laboran Kinerja disusun sesuai
dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang Laboran Keuangan dan Knerja Instansi
Pemerintahan.
b. PPK SKPD
Dalam rangka melaksanakan wewenang atas pengggunaan anggaran yang dimuat dalam
DPA-SKPD, kepala SKPD sebagai pejabat penatausaha keuangan SKPD.
d. PPTK
Tugas PPTK mencakup:
Mengendalikan pelaksanaan kegiatan
Melaporkan perkembangan pelaksanaan keggiatan
Menyiapkan dokumen anggagran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan
5. Model pencairan dana bagi sebuah satker ada 2 jenis, yaitu melalui model uang persediaan
dan model langsung (LS) melalui KPPN. Kepada setiap satuan kerja dapat
diberikan Uang Persediaan. Uang persediaan dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran
belanja barang pada klasifikasi belanja 5211, 5212, 5221, 5231, 5241, dan 5811. Besarnya UP
yang dapat diberikan Tergantung dari jumlah belanja yang dapat
dimintakan UP. Bendahara Pengeluaran melakukan pengisisan kembali Uang Persediaan
setelah Uang Persediaan digunakan (revolving ) sepanjang masih tersedia pagu dana dalam
DIPA. Pengisian kembali UP dapat diberikan apabila UP telah dipergunakan sekurang-
kurangnya 75% dari dana UP yang diterima.Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75%,
sedangkan satker/SKS ybs memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia,
satker/SKS dimaksud dapat mengajukan TUP. Syarat untuk mengajukan Tambahan UP :
6. Dalam definisi akuntansi terdapat kata entitas. Entitas adalah satuan, yang dapat diartikan
sebagai satuan organisasi. Contoh satuan organisasi adalah organisasi perusahaan atau
organisasi pemerintah. Contoh organisasi pemerintahan adalah pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan biasanya dikenal
dengan akuntansi sektor privat, dan yangberkaitan dengan organisasi pemerintahan atau
lembaga nonprofit dikenal dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor public. Oleh
karena itu pemerintah daerah merupakan satuan organisasi nonprofit, maka akuntansi yang
berkaitan dengan pemerintah daerah, yakni akuntansi keuangan daerah termasuk ke dalam
akuntansi sektor publik.
5. Lain-lain;
Ekuitas Dana Investasi: Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
mencerminkan kekayaan pemerintah ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas
yang tertanam dalam investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset lainnya,
dikurangi dengan kewajiban jangka
panjang
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan Disajikan oleh unit yang mempunyai
berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset fungsi perbendaharaan umum (Par 15)
non keuangan, pembiayaan, dan non
anggaran Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan berdasarkan
LAPORAN KINERJA KEUANGAN aktivitasoperasi, investasi, pendanaan,
dan transitoris
Bersifat optional
8. Lembaga yang berwenang untuk mengaudit laporan keuangan pemerintah adalah BPK.
Dengan mekanisme pengauditan sebagai berikut:
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri
atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta aspek efektivitas. Dalam melakukan
pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan serta pengendalian intern.
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu
hal yang diperiksa. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dapat bersifat: eksaminasi
(examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di
bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian
intern.
Dasar Hukum :
c) Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA)
dalam laporan realisasi anggaran dan ekuitas dana dalam neraca; dan
e) Selain itu, pemeriksaan juga menguji efektivitas pengendalian intern dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang- undangan yang terkait dengan pelaporan keuangan dalam LK
Kriteria pemeriksaan
Auditor : BPK RI dan KAP/pihak lain yg melakukan pemeriksaan keuangan untuk dan
atas nama BPK-RI
Kode etik : Peraturan BPK no. 2/2007 tentang kode etik Badan Pemeriksa Keuangan.
Hal2 yg diatur :
Kode Etik BPK, yang selanjutnya disebut Kode Etik, adalah norma-norma yang harus
dipatuhi oleh setiap Anggota BPK dan Pemeriksa selama menjalankan tugasnya.
Tujuan Standar Pemeriksaan adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan
organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
Dasar penyusunan : Pasal 5 UU nomor 15 tahun 2004 dan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU
nomor 15 tahun 2006
TUGAS KELOMPOK
AKUNTANSI PEMERINTAH
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
DI SUSUN OLEH
EKA FITRI NOR WAHYUNI
INDAH RAHMADANI N
NADIA SISKA PUTRI
THALIA MARCHIKA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2016/2017