Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Takengon
Namun ada pertanyaan yang kemudian muncul, yang mana atau apa sih
yang disebut musik dunia?.
Ben Pasaribu dari Sumatera Utara, Ubiet dari Jakarta, Andy Ayunir, pakar
musik moderen (digital) hingga Rafly, seniman Aceh yang kini populer.
Acara yang terbilang langka dan menurut panitia baru pertama kali
diselenggarakan, dilaksanakan di dua tempat, Banda Aceh dan Takengon.
Ben Pasaribu yang hadir bersama grupnya serta Kim Sanders, mencoba
berbagai alat musik tradisional yang mereka punya.
Kapan Musik Dunia (World Music) muncul?. Menurut Ben Pasaribu, musik
yang terus berkembang kemudian menjadi sebuah industri sehingga bisa
didapat dimana-mana. Musik merambah dunia dalam cakram padat.
Namun di sebelum era tahun 80an, tambah Ben, musik yang berada
diluar ras kulit putih, masih disebut Ras Music. Pun begitu, Ben menilai,
musik dilihat sebagai sebuah kekayaan, bukan perbedaannya.
Senada dengan Ben, Edward C.Van Ness, pakar musik yang belasan tahun
tinggal di Indonesia dan menjadi dosen tentang musik secara gamblang
menyatakan musik telah membuat satu kesatuan diantara berbagai
penduduk bumi.
Kita tidak jauh satu sama lainnya, tegas Edward. Edward memberi
apresiasi yang tinggi bagi kalangan generasi muda Takengon yang hadir
yang menurutnya penerus masa depan kebudayaan.
Menurut saya ini sikap yang tidak bagus. Kemudian di Universitas ini ada
27 dosen tamu dari seluruh dunia yang mengajar dan menunjukkan
berbagai alat musik. Hal ini merubah kehidupan saya secara global.
Karena semua musik punya identitas sendiri, papar Edward yang
mengaku mengunjungi berbagai negara di dunia untuk belajar musik.
Ciri musik itu menurut Edward bisa berupa bahasa yang dipakai , rytem
atau cara bermusik. Berbeda dengan Edward, Kim Sanders punya
pengalaman luar biasa. Karena Kim begitu takjub dengan alat musik yang
berasal dari Macedonia (Erofa) berupa alat tiup.
Menurut Rafly, gayo sangat unik dengan vokal yang luar biasa.Seperti
almarhum seniman Toet. Meski Rafly menngakui dirinya sebagai orang
Kampung, Namun Rafly menegaskan tidak murahan dan berobsesi
membawa musik Aceh ke pentas Internasional.
Berbagai jenis bunyi dari berbagai alat musik dengan mudah didapat dan
kemudian dijadikan komposisi untuk suatu karya musik. Meski begitu,
Andy Ayunir menyatakan,jangan ada gap diantara berbagai alat musik
karena masing-masing punya keistimewaan dan karakter tersendiri.
Setelah berbagai materi tentang musik dibahas oleh pemateri diiringi sesi
diskusi dan tanya jawab, Kamis malam digelar Jamz Session yang dihadiri
ratusan penonton yang memenuhi gedung Gentala.
Di tempat yang sama, Jauhari Ilyas yang lebih dikenal dengan sebutan
Jauhari Samalanga menyatakan perlunya konsepsi world musik sebagai
acuan bagaimana membawa musik daerah ke kancah musik dunia .
Selain itu untuk menyelamatkan musik daerah yang punya ciri sendiri dari
seniman otodidak atau oponturir yang telah membuat musik daerah
kehilangan keasliannya (Ciri khasnya).
Seperti didong yang saat ini dibawakan mengikuti musik dangdut. Hal ini
malah merusak karena menghilangkan identitas didongnya akibat
ketidaktahuan.
Untuk itu para seniman harus membuka diri dan belajar agar musik
daerah dapat diterima di dunia dan tetap mempertahankan ciri khasnya
sebagai kekayaan budaya, kata Jauhari yang banyak menulis tentang
kesenian daerah di berbagai media.
http://www.gayolinge.com/index.php?open=news&bid=wel&id=69