Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
( PASCAPARTUM )
KEPERAWATAN MATERNITAS-I
Disusun Oleh:
Kelompok 10
FAKULTAS KEPERAWATAN
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa puerperium atau masa nifas dimulai sejak 1 jam pertama lahirnya
plasenta sampai 6 minggu atau 42 hari setelah itu. Pelayanan pascapersalinan
harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Masa nifas merupakan
suatu keadaan fisiologis dimana berlangsungnya pemulihan kembali yang dimulai
dari persalinan selesai sampai kembali seperti sebelum hamil. Ini merupakan masa
yang sulit bagi ibu yang baru bersalin. Sebagian besar organ-organ tubuh ibu
mengalami involusi dan penyesuaian dari masa kehamilan, bersalin dan kesiapan
untuk menyusui. Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu,
bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju
maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak
tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya
justru merupakan kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu
serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan. Keadaan ini terutama
disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidaktersediaan pelayanan
atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga
menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta
penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada
masa pasca persalinan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Fisiologi nifas ( pascapartum ) pada ibu setelah melairkan ?
2. Bagaimana Adaptasi psikologi pada ibu nifas ( pascapartum ) ?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada adaptasi fisiologis dan psikologis
nifas ?
C. Tujuan
1. Mengetahui perubahan fisiologi nifas pada ibu setelah melahirkan
2. Mengetahui dan memahami adaptasi psikologi pda ibu nifas
( pascapartum)
3. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada adaptasi fisiologis
dan psikologis nifas.
BAB II
KAJIAN TEORI
f Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas
jam pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi
lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Ektoserviks ( bagian
serviks yang menonjol ke vagina ) terlihat memar dan ada sedikit
lasersi kecil kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi.
2. Sistem Endokrin
a Hormon plasenta
Penurunan hormone human placenta lactogen ( hpl ), estrogen, dan
kortisol, serta placenta enzyme insulinase membalik efek
diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara
yang bermakna pada masa puerperium. Ibu yang diabetic biasanya
membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama
beberapa hari. Kadar estrogen dan progesterone menurun setelah
plasenta keluar, penurunan kadar estrogen berkaitan dengan
pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih
yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak
menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu kedua
setelah melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang menyusui
pada pascapartum hari ke 17.
b Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui berperan
dalam menekan ovulasi. Karena kadar FSH terbukti sama pada
wanita menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak
berespons terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolactin meningkat.
Pada wanita menyusui, kadar prolaktin tetap meningkat sampai
minggu keenam setelah melahirkan. Kadar prolactin serum
dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui,
dan banyak makanan tambahan yang diberikan. Setelah melahirkan,
wanita tidak menyusui mengalami penurunan kadar prolactin,
mencapai rentang sebelum hamil dalam dua minggu. Pada wanita
menyusui, 80 % siklus menstruasi pertama tidak mengandung
ovum. Wanita tidak menyusui, 50 % siklus pertama tidak
mengandung ovum.
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomennya
akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih
hamil. Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen akan
lebih rileks. Di butuhkan enam minggu untuk dinding abdomen kembali
ke keadaan sebelum hamil. Pada keadaan tertentu, dengan atau tanpa
ketegangan yang berlebihan, seperti bayi besar atau hamil kembar, otot
otot dinding abdomen memisah, suatu keadaan yang dinamai diastasis
rekti abdominis.
4. Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil ( kadar steroid yang tinggi ) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal,sedangkan penurunan kadar
steroid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab
penuruban fungsi ginjal selama masa pascapartum. Fungsi ginjal akan
kembali normal dalam 1 bulan setelah melahirkan, dan 2 8 minggu
supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal
kembali normal.
a Kompoen Urin
Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang.
Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal.
BUN ( blood urea nitrogen ), yang meningakat selama masa
pascapartum, merupakan akibat otolitis uterus yang berinvolusi.
Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga
menyebabkan proteinuria ringan ( + 1 ) selama satu sampai dua hari
setelah wanita melahirkan.
b Diuresis pascapartum
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan
cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. Salah satu
mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa
hamil ialah diaphoresis luas, terutama pada malam hari, selama 2
3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresis, pascapartum, yang
disebabkan oleh penurunan kadarestrogen, hilangnya peningkatan
tekanan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan
volume darah akibat jehamilan, merupakan mekanisme lain tubuh
untuk mengatasi kelebihan cairan.
5. Sistem Cerna
a Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh
mengonsumsi makanan ringan. Setelah benar benar pulih dari
efek analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa
sangat lapar.
b Motalitas
Secara khas, penurunan tonus dan motalitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan snestesia bisa memperlambat pengambilan tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
c Defeksi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga
hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal
masa pascapartum, diare dan enema setelah melahirkan, kurang
makan, atau dehidrasi.
d Payudara
Konsisten hormone yang menstimulasi perkembangan payudara
selama hamil ( estrogen, progesterone, human chronic
gonadotropin, prolactin, krotisol dan insulin ) menurun dengan
cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormone
hormone ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian
ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak.
b Curah Jantung
c Tanda-Tanda Vital
d Komponen darah
1 Hematokrit dan hemoglobin
3 Faktor Koagulasi
4 Varises
7. Sistem Neurologi
8. Sistem Musculosceletal
9. Sistem Integumen
Proses adaptasi psikologi pada seorang ibu sudah dimulai sejak dia
hamil. Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang normal terjadi
dalam hidup, tetapi demikian banyak ibu yang mengalami stress yang
signifikan. Banyak ibu dapat mengalami distress yang tidak seharusnya dan
kecemasan hanya karena mereka tidak mengantisipasi atau tidak mengetahui
pergolakan psikologi normal, perubahan emosi, atau penyesuaian yang
merupakan bagian integral proses kehamilan persalinan dan pascanatal.
Banyak bukti menunjukan bahwa periode kehamilan, persalinan dan
pascanatal merupakan masa terjadinya stress berat, kecemasan, gangguan
emosi dan penyesuaian diri.
Oleh karena itu, perawat mempunyai peran penting dalam membina ibu
dan pasangannya untuk mempersiapkan fisik, sosial, emosi dan psikologis
dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas, terlebih lagi adalah
proses menjadi orang tua.
II Postpartum Blues
A Pengertian
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang
diesebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil
sehingga sulit menerima kehadiaran bayinya. Perubahan perasaan ini
merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu
juga karena perubahan fisik dan emosional selam beberapa bulan
kehamilan.
Postpartum Blues merupakan kesedihan atau kemurungan
setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni
sekitar dua hari atau dua minggu sejak kelahiran bayi.
1 Fase Taking in
Periode ketergantuangan yang berlangsung pada hari pertama
samapai hari kedua setalah melahirkan. Pada saat itu focus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama
proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat
cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2 Fase Taking Hold
Periode yang berlangsung selama 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan
rasa tanggung jawabnya dalam merawa bayi. Pada fase ini ibu
memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan
yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawatdiri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3 Fase Letting Go
Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung spuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
1 Depresi Antenatal
2 Riwaya depresi psikososial
3 Kualitas dukungan psikososial
4 Kejadian hidup yang penuh stres
5 Stres terkait dengan perwatan anak
6 Postnatal blues
7 Kualitas hubungan dengan pasangan
8 Kecemasan antenatal
Hal senada juga diungkapkan ole Ling dan Duff (2001), bahwa
gejala depresi postpartum yang dialami 60% wanita hampir sama
dengan gejala depresi pada umumnya. Tetapi dibandingkan dengan
gangguan depresi yang umum, depresi postpartum mempunyai
karakteristik yang spesifik yang umum, depresi pospartum mempunyai
karakteristik yang spesifik antara lain:
III. Intervensi
A Kesimpulan
Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil. Periode ini terkadang disebut puerperium atau trimester keempat
kehamilan. Terjadi perubahan fisiologi dan adaptasi psikologi pada ibu
nifas. Perubahan anatomi dan fisiologi wanita setelah melahirkan
meliputi : Sistem Reproduksi dan struktur terkait ( Uterus, sistem
endokrin, abdomen, sistem urinarius, sistem cerna, sistem kardiovaskular,
sistem neurologi, musculoskeletal, sistem integument, sistem kekebalan ).
Adaptasi psikologi nifas meliputi : Proses adaptasi psikologi ibu dalam
masa nifas, postpartum blues, depresi postpartum, kesedihan dan duka
cita.
B Saran
Kelompok menyadari masih banyak kekurangan dari penyusunan
makalah dengan judul Adaptasi fisiologi dan psikologi pada masa nifas
(pascapartum ) ini, untuk itu kelompok mengharapkan saran dan kritik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA