Está en la página 1de 10

ANALISA SITUASI DATA AWAL

DI RUANG SERUNI RSUD KRATON PEKALONGAN

Disusun oleh :
MASHADI
KUKUH UDIARTI
RETNO PANGESTUTI
WIJI LESTARI
YUNI HENTRIARSO

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
2016/2017
ANALISA SITUASI

A. Data Gathering
1. Lingkungan kerja
Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKKES Universitas Muhammadiyah
Semarang adalah ruang Seruni Rs Kraton Pekalongan dengan ruangan
berkapasitas 31 tempat tidur khusus perempuan. Berdasarkan
pengkajian pada tanggal 9 Januari 13 Januari 2017 tercatat data
sebagai berikut :
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Seruni yaitu :
Tanggal 9 Januari 2016
Kelas I : 2 orang (penuh)
Kleas II : 4 orang (1 bed kosong)
Kelas III : 19 orang (5 bed kosong)
Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa rata rata jumlah
pasien yang dirawat sebanyak 25 orang dengan laju penggunaan
tempat tidur (BOR) pada tahun 2016 sebesar 74,36 %.
a. Lokasi dan denah ruangan
Lokasi yang digunakan dalam penerapan proses manajerial adalah
ruang Seruni Rs Kraton Pekalongan sebagai berikut :
Lokasi : Gedung lantai 1
Timur : Ruang Filling
Barat : Ruang IBS
Utara : Ruang Kenanga
Selatan : Ruang Anggrek
b. Fasilitas untuk pasien
1) Tempat tidur
Kelas I : 2 bed
Kelas II : 5 bed
Kelas III : 24 bed
2) Fasilitas Ruangan
Kelas I : Kursi, lemari meja, Kamar Mandi, Sketsel,
Wastafel, AC, jam dinding
Kelas II : Kursi, lemari meja, jam dinding, kamar mandi,
sketsel, mastafel.
Kelas III : lemari meja, sketsel, jam dinding, kamar mandi,
kursi
3) Sarana audiovisual
TV 1 buah untuk kelas I saja
c. Fasilitas untukm petugas kesehatan
1) Ruang nurse station berada di tengah ruangan.
2) Ruang ganti perawat di belakang ruang nurse station
3) Kamar mandi dan WC 1 buah.
4) Ruang kepala ruang dan dokter jaga tidak ada
5) Gudang 1 kamar
6) Ruang dapur di belakang
d. Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan
1) Alat tidak habis pakai : O2, Tensimeter, Stetoskop,
Termometer, Linen, dll
2) Alat habis pakai : NGT, spuit, infus set, urin bag, kateter,
abbocat, dll.
3) Obat Emergensi
- oral : tidak ada
- Injeksi : ada
- Cairan : ada
2. Sumber
a. Sumber daya manusia
1) Tenaga perawat
Tenaga keperawatan diruang Seruni Rs Kraton Pekalongan yang
ada berjumlah 17 orang
S1 Ners : 2 orang,S1Kep : 4 orang, D III Keperawatan : 9
orang, Tenaga non keperawatan 2 orang.
2) Ketenagaan keperawatan dan pasien
Klasifikasi pasien tidak berdasarkan tingkat ketergantungan,
tetapi berdasarkan kelas yang terdiri dari kelas I, kelas II, dan
kelas III. Jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi 5 orang,
sore 3 orang, dan malam 3 orang
b. Sumber data
1) Sumber primer : Observasi dan wawancara langsung
2) Sumber sekunder : Data dari laporan dan dokumentasi
B. Planning
1. Visi dan misi
a. Visi Rs Kraton
Sebagai rumah sakit kelas B pendidikan dengan pelayanan prima
terakreditasi paripurna
b. Visi ruangan Seruni
Menjadi ruang rawat inappilihan pertama untuk penyakit dalam dan
bedah wanita di RSUD Kraton

c. Misi Rs Kraton
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
sesuai dengan ilmu perkembangan dan teknologi
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana rumah
sakit sesuai dengan perkembangan teknologi
3) Memberikan pelayanan yang adil dan bermutudengan
mengutamakan keselamatan pasien
4) Menyelenggarakan pengelolaan keuangan yang transpatan
akuntabel dan bertanggung jawab
5) Mempersiapkan rumah sakit terakreditasi paripurna
d. Misi ruangan Seruni
1) Meningkatkan pelayanan keperawatan dengan
ramah dan berdedikasi
2) Meningkatkan sumber daya manusia yang
profesional
3) Mengembangkan budaya kerja yang harmonis
4) Mengembangkan kerja sama dan budaya yang
harmonis dengan tim kesehatan lain
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner didapatkan data
bahwa sekitar 90 % perawat mengetahui visi dan misi rs dan
ruangan tapi didalam pelaksanaannya belum dilakukan secara
optimal.
2. Standart
Di ruang Seruni Rs Kraton Pekalongan sudah memiliki standart
asuhan keperawatan untuk masing masing kasus atau jenis penyakit
yang tertulis lengkap dan mudah dipahami serta sudah mempunyai
standart / protap dalam melakukan suatu tindakan keperawatan. Protap
tersebut diadakan suatu perbaikan jika protab tersebut sudah tidak
memenuhi dengan suatu kondisi yang ada.
3. Budget
Sumber dana berasal dari pihak rumah sakit. Dari ruangan belum
ada sumber dana untu kesejahteraan perawat ruangan.
4. Kebijakan atau prosedur
Di ruangan Seruni sudah mempunyai protap dalam melakukan
suatu tindakan keperawatan kepada pasien.
C. Organizing
1. Struktur organisasi
Di ruangan Seruni sudah mempunyai struktur organisasi dengan MPKP
pemula dengan metode tim dengan pendidikan S1 sebagai katim
2. Job diskription
Di ruangan Seruni sebenarnya sudah ada pembagian tugas dari kepala
ruang, katim dan perawat asosiate namun dalam pelaksanaannya belum
optimal hal ini disebabkan oleh manajemen keperawatan yang belum
berjalan dengan baik sehingga kadang kadang dalam pelaksanaannya
katim bahkan karu merangkap sebagai perawat asosiate.
3. Metode penugasan dan doukumentasi
Metode penugasan yang dilakukan diruangan Seruni adalah model
MPKP tingkat pemula namun dalam pelaksanaannya belum bisa optimal
atau masih melakukan metode fungsional, hal ini disebabkan karena
adanya keterbatasan dalam jumlah tenaga sehingga masih banyak
terjadinya peran ganda serta kurangnya pemahaman terhadap model
keperawatan yang digunakan.
Dokumentasi proses keperawatan sudah dilakukan namun dalam
pelaksanaannya belum optimal karena masih banyak perawat mengisi
implementasi dokumentasi keperawatan dilakukan dalam sekaligus
D. Actuating
1. Ketenagaan
Dalam hal pemenuhan kebutuhan jumlah tenaga di ruangan Seruni sulit
dihitung karena diruangan khotijah tidak ada pembagian system
klasifikasi pasien antara minimal care, intermediate care dan total care..
2. Jadwal
Jadwal dinas di ruang Seruni dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi 5
orang, shift sore 3 orang, shift malam 3 orang dan jadwal dinas tersebut
sudah memenuhi standart karena rata rata perawat dinas 40 jam /
minggu dan jika kelebihan nantinya akan dikurangi pada minggu
berikutnya atau diganti dengan uang lembur.
3. Problem solving
Jika terjadi suatu masalah di dalam ruangan khususnya ruangan seruni
dalam penyelesaian masalahnya dilakukan dengan cara diskusi atau
dipecahkan secara bersama sama untuk menyelesaikan suatu masalah
yang ada.
4. Pembuat keputusan
Dalam membuat keputusan dan pengambilan keputusan dilakukan
secara musyawarah mufakat untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Staff dilibatkan secara aktif dalam membuat suatu
keputusan.

5. Delegasi
Dalam melakukan suatu pendelegasian di ruangan Seruni sudah
dilakukan dengan baik atau sudah ada suatu prosedur yang ada yaitu
secara lisan dan tulisan, misalnya karu mendelegasikan kepada katim
maka karu harus bilang pada katim yang dipasrahi kemudian
mendatanganinya, katim yang dipasrahi juga harus mendatangani
dengan persetujuan kabid keperawatan.
6. Supervisi
Supervisi dilakukan oleh karu setiap pagi, sedangkan supervise yang
dilakukan pada sore dan malam hari dilaksanakan oleh supervisor yang
telah diatuir dan ditetapkan oleh kabid keperawatan.
E. Controlling
1. Evaluasi
a. Evaluasi kepuasan pasien
Dalam mengevaluasi kepuasan pasien diruangan Seruni sudah
dilakukan yaitu dengan menggunakan angket. Berdasarkan hasil
penyebaran angket didapatkan data bahwa 85,24 % pasien
mengalami kepuasan hal ini dikarenakan pelayanannya yang
diberikan belum optimal.
b. Evaluasi kepuasan perawat
Dalam mengevaluasi kepuasan kinerja perawat biasanya dilakukan
oleh kabid keperawatan setiap 1 bulan sekali melalui GKM.
2. Kualitas control
Didalam ruangan Seruni angka kejadian inos masih ada walaupun tidak
tinggi yaitu sebesar 0,8 % hal ini dikarenakan bahwa pada saat
melakukan tindakan invasive (pemasangan infuse dang anti balut)
kadang masih belum sesuai dengan protab yang telah ditetapkan dari
rumah sakit.
3. Sistem informasi
Informasi dilakukan secara lesan yaitu berbicara langsung atau melalui
telepon atau secara tertulis yaitu menulis dipapan pengumuman, serta
jka perawat ingin menambah informasi atau pengetahuan mengenai
ilmu keperawatan yang mutakhir perawat diberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan.
4. Hubungan dengan teman sejawat
Konflik antar teman sejawat diminimalkan seminimal mungkin dengan
bimbingan kepala ruang dan jika ada suatu konflik dalam suatu ruangan
dilkaukan pemecahan masalah secara bersama sama melalui
musyawarah mufakat.
5. Audit klien
Sudah dilakukan yaitu ditulis pada sebuah buku keluar masuk pasien
dan juga disupervisi oleh supervisor yang dibentuk oleh kabid
keperawatan.
F. Analisa SWOT
Sebelum menerapkan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal. Focus identifikasi biasa
menggunakan pendekatan SWOT : strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunyty (kesempatan) dan Threatment (ancaman). Dari
hasil pengumpulan data yang dilakukan di ruang Seruni , dilakukan dengan
mengguanakan analisa SWOT yaitu :

Strength Weakness Opportunity Treatment


(kekuatan) (kelemahan) (Peluang) (ancaman)

Planning Planning 1. Adanya 1. Minat


1. 1. Visi dan misi kerja sama pasien terhadap
Sudah ada misi dan rumah sakit dan rumah sakit ruangan yang
visi rumah sakit ruangan belum dengan asuransi berkelas.
Kraton dan sepenuhnya atau perusahan. 2. Belum
ruangan khotijah. dilakukan dengan 2. Adanya optimalnya
2. baik. ruang kelas 3 fasilitas
Sudah ada protap 2. Sosialisasi untuk pasien keselamatan
dalam melakukan belum optimal kurang mampu pasien dan
tindakan Organising yang masih perawat.
keperawatan yang 1.Belum optimalnya banyak 3. Belum
telah ditetapkan pelaksanaan metode peminatnya. adanya
oleh rumah sakit penugasan 3. Sistem kesejahteraan
3. Belum komputerisasi perawat yang
Organising optimalnya baik sudah merawat pasien
1. Di ruangan pelaksanaan berjalan. dengan
Seruni sudah pendokumentasian 4. Adanya penyakit
mempunyai keperawatan. ruangan kelas 3 menular.
struktur organisasi 4. Belum yang nyaman. 4. Kecenderu
yaitu MPKP optimalnya batasan ngan tuntutan
pemula dengan jumlah penunggu dan masyarakat
metode tim. jam besuk untuk
2. Di ruangan Actuating peningkatan
Seruni sudah ada 1. Tidak adanya mutu pelayanan
uraian tugas, dari sistem klasifikasi yang
karu, katim dan pasien (minimal care, berkualitas.
perawat asosiate. intermediate care, 5. Adanya
Actuating total care) tuntutan pasien
1. Ruang Seruni 2. Belum adanya yang
memiliki Sumber pembagian ruangan menginginkan
daya manusia bedah, dalam dan semua
S1Ners : 2orang, isolasi untuk pelayanan serba
S1Kep : 4 orang, pencegahan penyakit cepat.
D III Keperawatan menular. 6. Kesadaran
:9 Controlling perawat untuk
2. Sumber daya 1.Belum optimalnya menggunakan
manusia yang perawat dalam Handscon dan
dimiliki di ruangan melakukan suatu masker untuk
Seruni semuanya prosedur tindakan proteksi diri
adalah putri dan keperawatan masih kurang.
ruang Seruni berdasarkan SOP
merupakan ruang yang telah ada.
perawatan dalam 3. Kotak saran
dan bedah putri tidak dimanfaatkan
dewasa sehingga secara optimal.
dalam melakukan 4. Belum
tindakan perawatan optimalnya sosialisasi
tidak mengalami hak dan kewajiban
kesulitan. perawat maupun
3. pasien.
Untuk fasilitas alat
alat keperawatan di
ruang Seruni sudah
memenuhi standart
alat keperawatan.
4.
Peyanan yang
diberikan di
ruangan Seruni
cukup ramah
Controlling
1. Adanya
system
komputerisasi yang
sudah berjalan.
2. Adanya cek
list dalam asuhan
keperawatan

G. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisa diatas yang menggunakan analisa SWOT
maka dapat ditemukan beberapa macam permasalahan yang terjadi di ruang
Seruni yaitu :
1. PLANNING
Kesadaran perawat dalam melakukan tindakan keperawatan belum
mengetahui / sesuai dengan visi dan misi rumah sakit dan ruangan.
2. ORGANIZING
a. Penerapan metode penugasan MPKP belum berjalan dengan baik.
b. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan diruang
Seruni belum berjalan dengan optimal atau belum sesuai dengan
standart asuhan keperawatan yang telah ditetapkan.

3. ACTUATING
Dalam menentukan jumlah ketenagaan sulit ditentukan karena belum
adanya pembagian klasifikasi pasien uaitu total care, intermediate care,
dan minimal care.
4. CONTROLLING
Dalam melakukan sistem pelaksanaan pengevaluasian baik terhadap
kinerja perawat maupun kepuasan pasien belum berjalan dengan
optimal

También podría gustarte