Está en la página 1de 11

Analisa Pengaruh Knowledge Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja

Perusahaan

Fifi Surya Dewi Kusuma dan Devie


Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra
Email: dave@petra.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan


antara Knowledge Management (KM) terhadap keunggulan bersaing dan kinerja
perusahaan. Variabel KM diukur dari empat indikator, yaitu akuisisi pengetahuan,
konversi pengetahuan, aplikasi pengetahuan, dan perlindungan pengetahuan. Variabel
keunggulan bersaing diukur dari lima indikator, yaitu harga, kualitas, delivery
dependability, inovasi produk, dan time to market. Sedangkan variabel kinerja perusahaan
diukur dari dua indikator, yaitu kinerja keuangan dan kinerja operasional. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 manajer yang bekerja pada perusahaan di
Surabaya yang menerapkan KM dan telah memiliki pengalaman minimal 1 tahun.
Hipotesa dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Partial Least Square. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa KM memiliki pengaruh signifikan terhadap keunggulan
bersaing dan kinerja perusahaan.

Kata kunci: Knowledge Management, Keunggulan Bersaing, Kinerja Perusahaan

ABSTRACT

This study aimed to know whether there was significant influence of Knowledge
Management (KM ) to competitive advantage and firms performance. KM measured by five
indicators, namely knowledge acquisition, knowledge conversion, knowledge application,
and knowledge protection. Competitive advantage variables measured by five indicators,
namely price, quality, delivery dependability, product innovation, and time to market.
While the firms performance variables measured by two indicators, namely financial
performance and operational performance. The samples used in this study were 100
managers who work in companies in Surabaya that implemented KM and have had at least
1 year experience. The hypothesis tested by using Partial Least Square. The results showed
that KM has a significant influence to competitive advantage and firms performance.

Keywords: Knowledge Management, Competitive Advantage, Organizational Performance

PENDAHULUAN inovasi produk, memperluas pasar,


meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki
Munculnya era pasar bebas membawa proses produksinya, perbaikan sistem
dampak persaingan bisnis yang semakin ketat organisasi, dan melakukan penghematan
sehingga kondisi ini memacu dunia usaha biaya (Aldi, 2005). Strategi-strategi organisasi
untuk lebih peduli terhadap strategi yang dibuat dan diciptakan agar bertahan
dijalankan (Waskita dan Purwanto, n.d.). diderasnya perubahan lingkungan, dan
Perusahaan-perusahaan yang terbiasa strategi organisasi haruslah mampu
menyusun strategi bisnisnya dengan menciptakan keunggulan bersaing (Aldi,
mengandalkan kemampuan memprediksi 2005).
trend lima hingga sepuluh tahun ke depan Perusahaan yang efektif dalam
mengalami frustasi karena perubahan memperoleh pengetahuan akan mampu
berlangsung sangat cepat tanpa dapat menciptakan dan mempertahankan
diramalkan sebelumnya (Munir, 2011). Agar keunggulan bersaing dalam ekonomi berbasis
mampu bertahan di lingkungan bisnis, pengetahuan, sementara yang lain akan
organisasi melakukan berbagai cara seperti mengalami kesulitan mempertahankan posisi
161
162 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 1, NO. 2, 2013

bersaing mereka (Deed dan Hill, 1996 dalam management menjadi semakin penting karena
Khan, 2012). Pengetahuan mungkin menjadi menyediakan referensi untuk mengarahkan
satu-satunya sumber yang paling penting dari organisasi meningkatkan kinerja dan daya
keunggulan bersaing yang tersedia untuk saing mereka (Zaied, Hussein, dan Hassan;
sebuah organisasi di abad kedua puluh satu 2012).
(McFadyen dan Canella, 2004). Oleh karena itu, knowledge management
Abad kedua puluh satu adalah era merupakan salah satu alat manajemen yang
pengetahuan ekonomi, di mana sebagian besar dapat digunakan untuk mendukung
organisasi memiliki pengetahuan yang pencapaian tujuan organisasi dan
memungkinkan mereka untuk meningkatkan menunjukkan keunggulan bersaing sehingga
kinerja mereka (Zaied, Hussein, dan Hassan, mampu menciptakan kinerja organisasi yang
2012). Keunggulan bersaing mampu secara baik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
signifikan memprediksi varians dalam kinerja mengetahui pengaruh antar knowledge
organisasi (Raduan, et al., 2009 dalam Majeed, management dengan keunggulan bersaing dan
2011). Kinerja organisasi telah menjadi isu kinerja organisasi. Rumusan masalah
yang paling penting bagi setiap organisasi baik penelitian ini: (1) Apakah knowledge
itu profit atau non-profit, sehingga sangat management berpengaruh terhadap
penting bagi manajer untuk mengetahui keunggulan bersaing? (2) Apakah keunggulan
dimana faktor penyebab kinerja organisasi bersaing berpengaruh terhadap kinerja
untuk mengambil langkah-langkah yang tepat perusahaan? (3) Apakah knowledge
(Abu-Jarad, Yusof, dan Nikbin; 2010). Definisi management berpengaruh terhadap kinerja
kinerja organisasi adalah kemampuan perusahaan?
organisasi untuk mencapai tujuannya dengan
menggunakan sumber daya secara efisien dan Pengertian Knowledge Management
efektif (Daft, 2000). Knowledge management adalah
Pengetahuan dipandang sebagai sumber pengelolaan pengetahuan secara kolektif
daya yang paling penting dalam perusahaan untuk membantu organisasi mengambil
(Ling, Yih, Eze, Gan, dan Pei Ling; 2008). tindakan, bersaing secara lebih efektif dan
Pemanfaatan pengetahuan yang efektif tidak mencapai tujuan mereka (Davenport, Delong,
hanya akan menciptakan keunggulan dan Beers; 1998). Knowledge management
bersaing, tetapi juga meningkatkan kinerja merupakan formalisasi dan akses ke,
organisasi (Zaied, 2012). Untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan dan keahlian yang
manfaat sebesar-besarnya dari pengetahuan menciptakan kemampuan baru yang
yang dimiliki dan untuk mengetahui memungkinkan kinerja yang unggul,
pengetahuan-pengetahuan yang harus mendorong inovasi dan meningkatkan nilai
dimiliki, perusahaan harus mengelola pelanggan (Khan, 2012).
pengetahuannya melalui knowledge Knowledge management sebagai sebuah
management (Munir, 2011). proses yang membantu organisasi untuk
Dalam dunia persaingan agresif menemukan, memilih, mengatur,
sekarang ini, strategi knowledge management menyebarkan, dan mentransfer informasi
menjadi kendaraan utama untuk organisasi penting dan keahlian yang diperlukan untuk
mencapai tujuan mereka, dan untuk bersaing kegiatan (Zaied, 2012). Knowledge
dengan baik (Zaied, 2012). Knowledge management sebagai pengelolaan dari
management diakui sebagai senjata penting pengetahuan perusahaan dan aset intelektual
untuk mempertahankan keunggulan bersaing yang dapat meningkatkan rentang
dan meningkatkan kinerja (Zaied, Hussein, karakteristik kinerja organisasi dan nilai
dan Hassan; 2012). tambah dengan memungkinkan suatu
Melalui knowledge management, secara perusahaan untuk bertindak lebih cerdas
sadar organisasi mengidentifikasikan (Wiig, 1993 dalam Khan, 2012). Oleh karena
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki dan itu, manajemen pengetahuan mengubah data
memanfaatkannya untuk meningkatkan dan/atau informasi menjadi pengetahuan
kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi ditindaklanjuti dalam format yang ketika itu
(Munir, 2011). Organisasi harus menyadari dibuat tersedia dapat dimanfaatkan secara
pentingnya knowledge management yang efektif dan efisien di seluruh organisasi
efektif karena biaya mengabaikannya sangat (Angus, Patel, dan Harty, 1998; Davenport,
besar (Ling, Yih, Eze, Gan, dan Pei Ling; Delong, dan Beers, 1998).
2008). Sehingga evaluasi kinerja knowledge
Fifi: Analisa Pengaruh Knowledge Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan 163

yang lebih besar, baik harga yang lebih rendah


atau dengan memberikan keuntungan lebih
Proses Knowledge Management besar dan layanan yang membenarkan harga
Ada empat proses dalam knowledge yang lebih tinggi (Porter, 1985).
management menurut Gold, Malhotra, dan Keunggulan bersaing didefinisikan
Segars., (2001); Mills dan Smith (2010). Empat sebagai kemampuan dari sebuah organisasi
proses tersebut yaitu: akuisisi pengetahuan, untuk membuat posisi pertahanan terhadap
konversi pengetahuan, aplikasi pengetahuan, pesaing" (Li, Nathan, dan Rao; 2006:111). Ini
dan perlindungan pengetahuan. terdiri dari kemampuan yang memungkinkan
a) Akuisisi pengetahuan (knowledge organisasi untuk membedakan dirinya dari
acquisition) para pesaingnya dan merupakan hasil dari
Akuisisi pengetahuan adalah sebuah keputusan manajemen kritis (Tracey,
proses yang meliputi kegiatan pengumpulan, Vonderembse, dan Lim, 1999; Li, Nathan, dan
aksesibilitas, dan penerapan dari pengetahuan Rao, 2006).
yang diperoleh (Zaied, Hussein, dan Hassan; Zhang (2001) telah mengukur
2012). Hal ini juga mengacu pada bagaimana keunggulan bersaing dari sudut pandang
pengetahuan diperoleh dari berbagai sumber seperti harga/biaya, kualitas, delivery
eksternal dan internal (Zaied, 2012). dependability, inovasi produk, dan time to
market, sama halnya dengan Li, Nathan, dan
b) Konversi pengetahuan (knowledge Rao (2006)
conversion)
Pengetahuan yang ditangkap dari Kinerja Perusahaan
berbagai sumber (baik internal maupun Kinerja perusahaan adalah kemampuan
eksternal untuk bisnis) perlu diubah menjadi organisasi untuk mencapai tujuannya dengan
pengetahuan organisasi untuk pemanfaatan menggunakan sumber daya secara efisien dan
efektif dalam bisnis (Lee dan Suh, 2003 dalam efektif (Daft, 2000). Kinerja perusahaan
Mills dan Smith, 2011). menggambarkan sejauh mana organisasi ini
mampu memenuhi kebutuhan para pemangku
c) Aplikasi pengetahuan (knowledge kepentingan dan kebutuhannya sendiri untuk
application) bertahan hidup (Griffin, 2003 dalam Al-alak
Melalui pemanfaatan pengetahuan dan Tarabieh, 2011). Kinerja perusahaan
dimana pengetahuan yang diperoleh dapat dapat dilihat sebagai konsep multi-dimensi
berubah dari kemampuan potensial menjadi yang terdiri lebih dari sekedar kinerja
kemampuan terealisasi dan dinamis yang keuangan (Baker dan Sinkula, 2005).
mempengaruhi kinerja organisasi (Cohen dan Kinerja perusahaan memiliki tiga
Levinthal, 1990; Zahra dan George, 2002). dimensi: kinerja keuangan, kinerja
Aplikasi pengetahuan adalah proses operasional, dan kinerja pemangku
penggunaan aktual dari pengetahuan (Gold, kepentingan (Venkatrman dan Ramanujam,
Malhotra, dan Segars., 2001:191). 1986). Namun, jenis yang paling umum dari
ukuran kinerja perusahaan yang digunakan
d) Perlindungan pengetahuan (knowledge dalam penelitian empiris baru-baru ini adalah:
protection) kinerja keuangan, kinerja operasional dan
Perlindungan pengetahuan adalah kinerja berbasis pasar (Jahanshahi, Rezaei,
proses pengamanan asset pengetahuan dan Nawaser, Ranjbar, dan Pitamber; 2012).
menyimpannya dengan aman serta diakses Namun, untuk pengukuran kinerja
hanya oleh petugas yang berwenang (Zaied, perusahaan dalam penelitian ini, hanya
Hussein, dan Hassan; 2012). Melindungi menggunakan dua pengukuran dari tiga
pengetahuan dari penggunaan ilegal dan yang pengukuran yang ada, yaitu kinerja keuangan
tidak tepat sangat penting bagi sebuah dan kinerja operasional. Sedangkan kinerja
perusahaan untuk membangun dan berbasis pasar tidak digunakan, karena tidak
mempertahankan keunggulan kompetitif semua objek penelitian ini merupakan
(Liebeskind, 1996). perusahaan yang memiliki saham.

Pengertian Keunggulan Bersaing Berdasarkan kajian literatur yang ada, maka


Keunggulan bersaing adalah hipotesis dalam penelitian ini:
keuntungan lebih daripada pesaing yang H1: Knowledge management berpengaruh
diperoleh dengan menawarkan nilai konsumen terhadap keunggulan bersaing.
163
164 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 1, NO. 2, 2013

H2: Keunggulan bersaing berpengaruh Jenis data yang digunakan dalam


terhadap kinerja perusahaan. penelitian ini adala data kuantitatif. Dalam
H3: Knowledge management berpengaruh penelitian ini sumber data yang digunakan
terhadap kinerja perusahaan. adalah data primer yang diperoleh melalui
penyebaran kuesioner kepada manajer
METODE PENELITIAN perusahaan yang menggunakan knowledge
Metode penelitian merupakan management di Surabaya serta data sekunder
penjelasan mengenai informasi yang yang diperoleh peneliti melalui buku-buku,
berhubungan dengan penelitian yang jurnal-jurnal, dan literatur lainnya.
mencakup jenis penelitian, teknik pengukuran Skala pengukuran yang digunakan pada
variabel, teknik pembuatan kuesioner, desain penelitian ini untuk mengevaluasi jawaban
sample, metode, dan program analisa data dari responden adalah skala pengukuran
untuk membahas dan menjawab interval. Dimana instrumen yang digunakan
permasalahan dalam penelitian kali ini adalah skala Likert. Malhotra dan Birks (2006,
mengenai pengaruh knowledge management p. 307) mengatakan bahwa skala likert
terhadap keunggulan bersaing dan kinerja digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
perusahaan pada perusahaan yang dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
menggunakan knowledge management di mengenai suatu fenomena. Skala likert bisa
Surabaya. hanya memiliki rating 3, 4, 5, 6, 7, skala likert
Populasi dalam penelitian ini adalah dibuat tergantung kebutuhan. Dalam
seluruh perusahaan yang menggunakan penelitian ini, peneliti menggunakan rating
knowledge management di Surabaya yang skala Likert yaitu 5 poin antara lain
tidak diketahui jumlahnya. Sampel yang dirincikan sebagai berikut:
akan digunakan dalam penelitian ini ialah 1 = Sangat Tidak Setuju
berjumlah 100 perusahaan yang menggunakan 2 = Tidak Setuju
Knowledge Management di Surabaya. 3 = Netral
Kriteria serta pertimbangan pemilihan 4 = Setuju
sampel dilakukan peneliti yaitu memilih 5 = Sangat Setuju
perusahaan yang yang menggunakan
knowledge management di Surabaya, dimana Variabel bebas yang digunakan dalam
perusahaan benar-benar menggunakan penelitian ini adalah knowledge management.
knowledge management, kemudian memahami Variabel intervening yang digunakan dalam
dan mengerti knowledge management dengan penelitian ini adalah keunggulan bersaing.
baik. Variabel terikat yang digunakan dalam
1. Perusahaan berlokasi di Surabaya. penelitian ini adalah kinerja perusahaan.
2. Perusahaan menggunakan knowledge
management dalam proses bisnisnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3. Perusahaan memahami dengan baik Pengambilan data penelitian dilakukan
penerapan knowledge management di dengan cara menyebarkan kuesioner pada
perusahaan. beberapa perusahaan yang berada di
4. Manajer minimal memiliki pengalaman Surabaya. Menurut Much Nurachmad
kerja (experience) sebagai manajer selama perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
1 tahun atau 12 bulan. berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutun, atau milik
Unit analisis dalam penelitian ini adalah badan hukum, baik milik swasta maupun
manajer perusahaan yang menggunakan milik negara yang mempekerjakan pekerja
knowledge management di Surabaya, dimana dengan membayar upah atau imbalan dalam
peneliti meneliti manajer tersebut mengenai bentuk lain. Oleh karena itu, segala bentuk
hubungan antara penggunaan knowledge usaha yang berbadan hukum atau tidak
management dengan keunggulan bersaing dan berbadan hukum disebut perusahaan.
kinerja perusahaan pada perusahaan yang Perusahaan yang dijadikan sampel
menggunakan knowledge management di adalah perusahaan di Surabaya yang
Surabaya. Peneliti memilih manajer memberikan izin bagi peneliti untuk
perusahaan sebagai responden karena diyakini melakukan penyebaran kuesioner pada
memiliki pemahaman terhadap strategi manajer perusahaan yang menggunakan
perusahaan. knowledge management dimana manajer yang
sebagai responden tersebut diyakini memiliki
Fifi: Analisa Pengaruh Knowledge Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan 165

pemahaman dan pengetahuan tentang strategi Dengan interval kelas 0.8, kemudian
pengembangan perusahaan tersebut. Dalam disusun kriteria rata-rata jawaban responden
penelitian kali ini peneliti menyebarkan yang disajikan pada Tabel 4.4 di bawah ini:
kuesioner ke 100 perusahaan yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.4 Kategori Rata-Rata Jawaban
Berikut adalah deskriptif jenis kelamin Responden
manajer yang menjadi responden dalam Interval Kategori
penelitian ini : 4,20 < a =< 5,00 Sangat Setuju (SS)
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden 3,40 < a =< 4,20 Setuju (S)
Jenis Kelamin Jumlah Persentase 2,60 < a =< 3,40 Netral (N)
Laki-laki 71 71 % 1,80 < a =< 2,60 Tidak Setuju (TS)
Perempuan 29 29 % 1,00 < a =< 1,80 Sangat Tidak Setuju (STS)
Total 100 100%
Berikut adalah hasil analisis deskriptif
Berikut adalah deskriptif lama jabatan pada variabel Knowledge Management :
manajer yang menjadi responden dalam Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Responden Pada
penelitian ini : Variabel Knowledge Management
Tabel 4.2 Lama Jabatan Responden Indikator
Total Mean
Kategori
Skor
Lama Bekerja Jumlah Persentase
X1 X3 Akuisisi Pengetahuan 1.204 4,01 Setuju
0 1 Tahun 0 0% X4 X5 Konversi Pengetahuan 769 3,84 Setuju
1 5 Tahun 71 71% X6 X7 Aplikasi Pengetahuan 783 3,91 Setuju
5 10 Tahun 18 18% X8 X10
Perlindungan
1.122
3,74
Setuju
Pengetahuan
>10 Tahun 11 11% Variabel Knowledge Management 3.878 3,87 Setuju
Total 100 100%

Mills dan Smith (2011) menunjukkan


Berikut adalah deskriptif sektor industri bahwa akuisisi pengetahuan memiliki mean
tempat perusahaan manajer yang menjadi tertinggi dibandingkan konversi pengetahuan,
responden penelitian ini berkerja : aplikasi pengetahuan, dan perlindungan
Tabel 4.3 Sektor Industri Tempat Perusahaan pengetahuan. Berdasarkan Tabel 4.5 di atas,
Responden Bekerja menunjukkan bahwa variabel Knowledge
Sektor Frekuensi Persentase
Manufaktur 20 20 %
Management memiliki nilai rata-rata secara
Jasa 46 46 % keseluruhan sebesar 3,87 termasuk dalam
Ritel 28 28 % kategori Setuju.
Keuangan 6 6%
Lain-lain 0 0% Sesuai dengan teori yang dikemukakan
Total 100 100%
pada bab 2, ada lima indikator keunggulan
bersaing menurut Zhang (2001) yaitu
Deskripsi jawaban responden dilakukan
harga/biaya, kualitas, delivery dependability,
dengan menghitung nilai rata-rata (mean)
inovasi produk, dan time to market.
jawaban responden terhadap masing-masing
Berikut adalah hasil analisis deskriptif
pertanyaan dan secara keseluruhan. Untuk
pada variabel keunggulan bersaing :
menentukan nilai rata-rata jawaban
responden terhadap masing-masing item
Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden Pada
pertanyaan pada setiap variabel digunakan
Variabel Keunggulan Bersaing
interval kelas yang dicari dengan rumus
Indikator Total Skor Kategori
sebagai berikut: Mean

Y1 Y2 Harga 818 4,09 Setuju


Y3 Kualitas 415 4,15 Setuju
Delivery
Menurut rumus di atas, peneliti Y4 Y5 dependability
798 3,99 Setuju

menentukan interval kelas dengan data di Y6 Y8 Inovasi Produk 1.198 3,99 Setuju
Y9 Y10 Time to Market 735 3,67 Setuju
bawah ini: Variabel Keunggulan Bersaing 3.964 3,97 Setuju
Nilai Tertinggi = 5
Nilai Terendah = 1 Li, Nathan, dan Rao (2006) berpendapat
Jumlah Kelas = 5 bahwa banyak perusahaan mempertahankan
keunggulan bersaingnya melalui kualitas.
Terbukti dengan hasil penelitian Li, Nathan,
dan Rao (2006) dimana loading faktor dari
kualitas lebih tinggi dibanding lainnya, yaitu

165
166 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 1, NO. 2, 2013

sebesar 0,64. Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, management, keunggulan bersaing, dan
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kinerja perusahaan pada perusahaan di
keunggulan bersaing memiliki nilai rata-rata Surabaya yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.
secara keseluruhan sebesar 3,97 termasuk
dalam kategori Setuju. Hal ini sesuai dengan Tabel 4.8 Outer Loadings Knowledge
pendapat Li, Nathan, dan Rao (2006) sehingga Management
menunjukkan bahwa responden paling banyak Original Sample Standard Standard
T Statistics
Sample Mean Deviation Error
fokus melakukan keunggulan bersaing dalam (O) (M) (STDEV) (STERR)
(|O/STERR|)

kualitas. X1 <- KM 0,518460 0,526334 0,082022 0,082022 6,320954

X2 <- KM 0,547956 0,543617 0,092946 0,092946 5,895430


Berikut adalah hasil analisis deskriptif
X3 <- KM 0,646367 0,658763 0,071528 0,071528 9,036551
pada variabel kinerja perusahaan:
X4 <- KM 0,605751 0,579645 0,128243 0,128243 4,723480
Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden
Variabel Kinerja Perusahaan X5 <- KM 0,502153 0,484278 0,125464 0,125464 4,002360

Total X6 <- KM 0,661747 0,644986 0,085910 0,085910 7,702840


Indikator Mean Kategori
Skor
X7 <- KM 0,556192 0,537719 0,115973 0,115973 4,795876
Kinerja
Z1 Z5 1.991 3,98 Setuju
Keuangan X8 <- KM 0,646974 0,624864 0,124513 0,124513 5,196026
Kinerja
Z6 Z10 2.001 4,00 Setuju X9 <- KM 0,605163 0,579796 0,124868 0,124868 4,846419
Operasional
Variabel Kinerja Perusahaan 3.992 3,99 Setuju X10 <- KM 0,613235 0,592782 0,129884 0,129884 4,721400

Dari tabel 4.8 di atas, outer loading


Berdasarkan tabel 4.7 di atas, variabel knowledge management dapat dilihat
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pada nilai original sample yang lebih besar
dalam kinerja keuangan dan kinerja dari 0,5. Hal ini berarti setiap indikator yang
operasional yang juga termasuk dalam mengukur knowledge management sudah
kategori Setuju. Dan dapat diketahui pula memenuhi validitas konvergen (convergent
bahwa kinerja operasional memiliki nilai yang validity).
lebih baik daripada kinerja keuangan
perusahaan, dimana hal ini sesuai dengan Tabel 4.9 Outer Loadings Keunggulan
penelitian Jahanshahi, Rezaei, Nawaser, Bersaing
Ranjbar, dan Pitamber (2012). Original Standard Standard
Sample T Statistics
Sample Deviation Error
Mean (M) (|O/STERR|)
(O) (STDEV) (STERR)
Partial Least Square (PLS)
Y1 <- KB 0,588286 0,574017 0,099787 0,099787 5,895430
Untuk mengetahui apakah knowledge
management berpengaruh terhadap Y2 <- KB 0,558308 0,559197 0,095227 0,095227 5,862904

keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan Y3 <- KB 0,559175 0,568011 0,073592 0,073592 7,598310

pada perusahaan di Surabaya, maka alat Y4 <- KB 0,527869 0,517184 0,108251 0,108251 4,876342

bantu statistik yang digunakan adalah Y5 <- KB 0,546777 0,546587 0,081666 0,081666 6,695290

SMART PLS. Hasil analisis adalah: Y6 <- KB 0,601571 0,590138 0,083768 0,083768 7,181382
1. Outer Model Y7 <- KB 0,769510 0,771354 0,039566 0,039566 19,448809
Hubungan antara variabel dan Y8 <- KB 0,682410 0,673701 0,076288 0,076288 8,945210
indikator dapat dilihat dari model pengukuran Y9 <- KB 0,525661 0,510954 0,103568 0,103568 5,075528
(outer model). Evaluasi outer model dilakukan
Y10 <- KB 0,690551 0,679496 0,080680 0,080680 8,559186
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
data. Validitas meliputi convergent validity Dari tabel 4.9 di atas, outer loading
dan discriminant validity, sedangkan variabel keunggulan bersaing dapat dilihat
reliabilitas diuji menggunakan metode pada nilai original sample yang lebih besar
composite reliability. dari 0,5. Hal ini berarti setiap indikator yang
Convergent Validity mengukur keunggulan bersaing sudah
Convergent validity dari measurement memenuhi validitas konvergen (convergent
model dengan indikator refleksif dapat dilihat validity).
dari korelasi antar masing-masing skor
indicator dengan skor konstruknya (Ghozali, Tabel 4.10 Outer Loadings Kinerja Perusahaan
2008). Suatu indikator dikatakan memenuhi Original
Sample
Sample
Standard
Deviation
Standard
Error
T Statistics
Mean (M) (|O/STERR|)
convergent validity jika mempunyai nilai (O) (STDEV) (STERR)

loading di atas 0,5. Berikut ini hasil validitas Z1 <- KP 0,552576 0,556637 0,072893 0,072893 7,580690

konvergen untuk variabel knowledge Z2 <- KP 0,742745 0,740844 0,057706 0,057706 12,871166
Fifi: Analisa Pengaruh Knowledge Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan 167

Z3 <- KP 0,693026 0,682738 0,062880 0,062880 11,021400 Tabel 4.11 Cross Loadings Knowledge
Z4 <- KP 0,742320 0,742635 0,049561 0,049561 14,978006 Management
Z5 <- KP 0,695770 0,690175 0,062792 0,062792 11,080563 KM KB KP

Z6 <- KP 0,595708 0,582157 0,105384 0,105384 5,652756 X1 0,518460 0,399148 0,554532

Z7 <- KP 0,603144 0,600620 0,099848 0,099848 6,040612 X10 0,613235 0,190505 0,211970

Z8 <- KP 0,666289 0,657127 0,084872 0,084872 7,850524 X2 0,547956 0,299736 0,329446

Z9 <- KP 0,545471 0,550858 0,088624 0,088624 6,154923 X3 0,646367 0,691922 0,505005

Z10 <- KP 0,527407 0,539147 0,093593 0,093593 5,635130 X4 0,605751 0,207935 0,291355

X5 0,502153 0,174255 0,190637


Dari tabel 4.10 di atas, outer loading
variabel kinerja perusahaan dapat dilihat pada X6 0,661747 0,292671 0,372631

nilai original sample yang lebih besar dari 0,5. X7 0,556192 0,320834 0,374402

Hal ini berarti setiap indikator yang mengukur X8 0,646974 0,174466 0,176790

kinerja perusahaan sudah memenuhi validitas X9 0,605163 0,267786 0,203584


konvergen (convergent validity). Dari Tabel 4.11 di atas, menunjukkan
Hasil outer loading pada variabel bahwa korelasi konstruk knowledge
knowledge management, keunggulan bersaing, management dengan indikatornya (X1, X2, X3,
dan kinerja perusahaan pada perusahaan di X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10) lebih tinggi
Surabaya juga dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibandingkan dengan korelasi indikator
di bawah ini: knowledge management dengan konstruk
lainnya (keunggulan bersaing dan kinerja
perusahaan). Hal ini menunjukkan bahwa
kolerasi antara konstruk Knowledge
Management dengan indikatornya telah
memiliki discriminant validity yang baik.

Tabel 4.12 Cross Loadings Keunggulan


Bersaing
KM KB KP

Y1 0,211783 0,588286 0,359235

Y10 0,339866 0,690551 0,468923

Y2 0,325147 0,558308 0,445878


Gambar 4.1 Path Diagram Awal Y3 0,285167 0,559175 0,462295

Y4 0,298094 0,527869 0,306253


Berdasarkan gambar 4.1 di atas, semua
Y5 0,352192 0,546777 0,480536
indikator pada variabel knowledge
Y6 0,215943 0,601571 0,392262
management, keunggulan bersaing, dan
kinerja perusahaan pada perusahaan di Y7 0,590471 0,769510 0,530836

Surabaya memiliki outer loading yang lebih Y8 0,481314 0,682410 0,415649

besar dari 0.5, sehingga indikator indikator Y9 0,453756 0,525661 0,329141

tersebut sudah baik dalam mengukur variabel Dari Tabel 4.12 di atas, menunjukkan
yang diukur sehingga memenuhi validitas bahwa korelasi konstruk keunggulan bersaing
konvergen (convergent validity), sehingga tidak dengan indikatornya (YI, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6,
ada indikator yang perlu dieliminasi dari Y7, Y8, Y9, Y10) lebih tinggi dibandingkan
model. dengan korelasi indikator keunggulan bersaing
dengan konstruk knowledge management dan
Discriminant Validity kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan
Selanjutnya akan dilakukan pengujian bahwa kolerasi antara konstruk keunggulan
discriminant validity dapat dilakukan dengan bersaing dengan indikatornya telah memiliki
beberapa cara, yaitu dinilai berdasarkan discriminant validity yang baik.
pengukuran cross loading dengan konstrak,
dan juga membandingkan nilai akar average Tabel 4.13 Cross Loadings Kinerja Perusahaan
variance extracted (AVE) untuk setiap KM KB KP
konstruk dengan korelasi antar konstruk. Z1 0,282530 0,228187 0,552576
Pengujian dengan kedua cara tersebut Z10 0,319702 0,336745 0,527407
dapat dilihat pada tiga tabel di bawah ini :
Z2 0,439391 0,497610 0,742745

167
168 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 1, NO. 2, 2013

Z3 0,426827 0,513116 0,693026 composite reliability untuk variabel knowledge


Z4 0,498468 0,558610 0,742320 management sebesar 0,843119, variabel
Z5 0,483367 0,510706 0,695770 keunggulan bersaing sebesar 0,853578, dan
Z6 0,412984 0,375989 0,595708
variabel kinerja perusahaan sebesar 0,873064,
Z7 0,447386 0,500128 0,603144
dimana ketiga nilai tersebut semuanya lebih
besar dari 0,70. Dengan demikian model dalam
Z8 0,326520 0,346309 0,666289
penelitian ini telah memenuhi composite
Z9 0,275609 0,450669 0,545471
reliability.
Dari Tabel 4.13 di atas, juga berlaku
untuk korelasi konstruk kinerja perusahaan 2.Inner Model (Structural Model)
dengan indikatornya (Z1, Z2, Z3, Z4, Z5, Z6, Inner model (model struktural)
Z7, Z8, Z9, Z10) yang menunjukkan hasil lebih dievaluasi dengan menggunakan R-square
tinggi dibandingkan korelasi indikator kinerja untuk konstruk dependen, stone-geisser Q-
perusahaan dengan konstruk knowledge square test untuk predictive relevance dan uji-
management dan keunggulan bersaing. Hal ini t serta signifikansi dari koefesien parameter
menunjukkan bahwa kolerasi antara konstruk jalur structural (Ghozali, 2008).
kinerja perusahaan dengan indikatornya telah Berdasarkan pengolahan data dengan
memiliki discriminant validity yang baik. PLS, dihasilkan nilai koefisien determinasi (R-
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa square) pada Tabel 4.16 di bawah ini.
konstruk laten (KM, KB, dan KP) dapat Tabel 4.16 Nilai R-square Model
memprediksi indikator pada blok mereka lebih R-square
baik dibandingkan dengan indikator di blok Keunggulan Bersaing 0,371
lainnya. Kinerja Perusahaan 0,550

Tabel 4.14 Korelasi Antar Konstruk dan Goodness of fit pada PLS dapat
Average Variance Extracted (AVE) diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti
Knowledge
Management
Keunggula
n Bersaing
Kinerja
Perusahaan
AVE
AKAR
AVE
yang sama dengan koefisien determinasi (R-
Knowledge
Management
1,000000 0,351 0,593 square / R2 ) dalam analisis regresi. Perubahan
Keunggulan
0,609 1,000000 0,372 0,610
nilai R-square dapat digunakan untuk menilai
Bersaing
Kinerja
0,626 0,697 1,000000 0,411 0,641
pengaruh variabel laten terhadap variabel
Perusahaan
laten independen tertentu terhadap variabel
Jika nilai AVE setiap konstruk lebih
laten dependen apakah mempunyai pengaruh
besar daripada nilai korelasi antar konstruk
yang substantif (Ghozali, 2006). Semakin
dengan konstruk lainnya dalam model, maka
tinggi R2, maka model dapat dikatakan
dikatakan memiliki nilai discriminant validity
semakin fit dengan data.
yang baik (Ghozali, 2008). Maka dari hasil
Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai
output di atas dapat dikatakan bahwa model
Q2 sebagai berikut :
memiliki discriminant validity yang kurang Nilai Q2 = 1- [(1- 0,3712) x (1- 0,5502)] = 0,3985 = 39,85%
baik karena belum memenuhi kriteria yang Pada model penelitian ini nilai R-square
telah ditentukan. yang dihasilkan pada persamaan keunggulan
bersaing adalah 0,371, artinya pengaruh
Composite Reliability knowledge management terhadap keunggulan
Pada bagian terakhir untuk outer model bersaing sebesar 39,85%. Nilai R-square yang
adalah uji composite reliability. Composite dihasilkan pada persamaan kinerja
reliability dilakukan untuk menguji nilai perusahaan adalah sebesar 0,550, artinya
reliabilitas antara blok indikator dari kontruk pengaruh knowledge management terhadap
yang membentuknya. kinerja perusahaan sebesar 55%.
Berikut adalah tabel hasil output Nilai Q-square lebih besar dari 0
composite reliability dari PLS: menunjukan bahwa model mempunyai nilai
Tabel 4.15 Composite Reliability predictive relevance, sedangkan nilai Q-square
Composite Reliability
Knowledge Management 0,843 predictive relevance kurang dari 0
Keunggulan Bersaing 0,853
Kinerja Perusahaan 0,873
menunjukan bahwa model kurang memiliki
Suatu variabel dikatakan telah predictive relevance (Ghozali, 2008). Dari
memenuhi pengujian composite reliability model pada penelitian ini, diketahui bahwa
apabila memiliki nilai yang lebih besar dari nilai Q2 sebesar 39,85%, artinya model yang
0,70 Ghozali (2008). Berdasarkan tabel di atas, digunakan dalam penelitian ini dapat
tampak terlihat dari output bahwa nilai
Fifi: Analisa Pengaruh Knowledge Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan 169

menjelaskan informasi yang terkandung antara knowledge management dengan


dalam data sebesar 39,85%. keunggulan bersaing dan menemukan
Selanjutnya dapat dilihat path coeficient hubungan signifikan antara kemampuan
pada inner model di tabel 4.17 berikut: knowledge management dengan keunggulan
bersaing, serta penelitian Nguyen dan Neck
Tabel 4.17 Hasil Path Coeficient (2008) yang menggambarkan proses
Original Sample Standard Standard
T Statistics
knowledge management memiliki dampak
Sample Mean Deviation Error
(O) (M) (STDEV) (STERR)
(|O/STERR|) positif pada keunggulan bersaing
KB
perusahaan.
-> 0,501960 0,519732 0,121043 0,121043 4,146945 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
KP
antara keunggulan bersaing terhadap
KM
-> 0,609497 0,637884 0,055891 0,055891 10,905044
kinerja perusahaan pada perusahaan di
KB Surabaya (H2 diterima).
KM Dengan demikian dapat dilihat
-> 0,320241 0,314710 0,112776 0,112776 2,839629
KP bahwa teori yang diajukan sesuai dengan
Dari tabel di atas, hipotesis penelitian penerapan aktual pada perusahaan di
yang menyatakan diduga bahwa knowledge Surabaya. Berdasarkan hasil pengolahan
management berpengaruh terhadap data melalui PLS diketahui bahwa
keunggulan bersaing pada perusahaan di keunggulan bersaing mempunyai pengaruh
Surabaya terbukti (H1 diterima). Hipotesis positif terhadap kinerja perusahaan pada
penelitian yang menyatakan diduga bahwa perusahaan di Surabaya. Hasil ini
knowledge management berpengaruh terhadap memberikan arti bahwa dengan adanya
kinerja perusahaan pada perusahaan di keunggulan bersaing, akan memberikan
Surabaya terbukti (H3 diterima). Dengan pengaruh positif terhadap kinerja
demikian, hipotesis penelitian yang perusahaan. Hal ini sesuai dengan kajian
menyatakan diduga bahwa keunggulan peneliti terdahulu yaitu penelitian Majeed
bersaing berpengaruh terhadap kinerja (2011) dimana menunjukkan hubungan
perusahaan pada perusahaan di Surabaya yang signifikan antara keunggulan
terbukti (H2 diterima). bersaing dan kinerja perusahaan, serta
penelitian Li, Ragu-Nathan, Ragu-Nathan
Pembahasan & Rao (2006) yang menemukan adanya
Dari pengolahan data dengan pengaruh antara keunggulan bersaing
menggunakan program Smart PLS yang telah dengan kinerja perusahaan.
dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
semua hipotesis yang diajukan adalah benar antara knowledge management terhadap
dan dapat diterima. Adapun hipotesis yang kinerja perusahaan pada perusahaan di
diterima mencakup : Surabaya (H3 diterima).
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Dengan demikian dapat dilihat
antara knowledge management terhadap bahwa teori yang diajukan sesuai dengan
keunggulan bersaing pada perusahaan di penerapan aktual pada perusahaan di
Surabaya (H1 diterima). Surabaya. Berdasarkan hasil pengolahan
Dengan demikian dapat dilihat data melalui PLS diketahui bahwa
bahwa teori yang diajukan sesuai dengan knowledge management mempunyai
penerapan aktual pada perusahaan di pengaruh positif terhadap kinerja
Surabaya. Berdasarkan hasil pengolahan perusahaan pada perusahaan di Surabaya.
data melalui PLS diketahui bahwa Hasil ini memberikan arti bahwa dengan
knowledge management mempunyai adanya penggunaan knowledge
pengaruh positif terhadap keunggulan management, akan memberikan pengaruh
bersaing pada perusahaan manufaktur di positif terhadap kinerja perusahaan. Dan
Surabaya. Hasil ini memberikan arti bahwa hal ini sesuai dengan kajian peneliti
dengan adanya penggunaan knowledge terdahulu yaitu Mills dan Smith (2011)
management, akan memberikan pengaruh serta Zaied, Hussein, Hassan (2012).
positif terhadap keunggulan bersaing Dimana Mills dan Smith (2011) meneliti
perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan dampak dari sumber daya knowledge
kajian peneliti terdahulu yaitu Chuang management pada kinerja perusahaan,
(2004) yang menemukan hubungan positif tujuannya untuk menunjukkan knowledge
management berdampak pada kinerja
169
170 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 1, NO. 2, 2013

perusahaan. Sedangkan Zaied, Hussein, pengetahuan dalam knowledge management


Hassan (2012) meneliti peran pengelolaan juga perlu untuk diperhatikan sebab semua
pengetahuan dalam meningkatkan kinerja proses dalam knowledge management
perusahaan di beberapa perusahaan Mesir tersebut sangat penting karena akan
dengan hasil yang menunjukkan hubungan mampu menciptakan keunggulan bersaing
positif antara knowledge management dan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
kinerja perusahaan (R = 0,69). Selain itu, perusahaan harus
meningkatkan proses untuk mentransfer
KESIMPULAN pengetahuan di dalam organisasi ke
Penelitian ini dilakukan untuk masing-masing individu agar knowledge
mengetahui apakah terdapat pengaruh pada management semakin kuat.
Knowledge Management terhadap keunggulan 2) Perusahaan harus senantiasa melakukan
bersaing, Knowledge Management terhadap upaya peningkatan keunggulan bersaing
kinerja perusahaan, dan keunggulan bersaing perusahaan, khususnya pada aspek time to
terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan market karena berdasarkan hasil analisis
hasil perhitungan dan pengujian hipotesis data yang telah dilakukan aspek time to
pada bab sebelumnya, maka dapat market ini mempunyai nilai mean lebih
disimpulkan sebagai berikut: rendah dibandingkan dengan indikator
1) Terdapat pengaruh signifikan antara keunggulan bersaing yang lainnya.
knowledge management terhadap Perusahaan juga harus lebih
keunggulan bersaing pada perusahaan di memperhatikan tentang menjadi pioner
Surabaya. Dimana penggunaan knowledge dalam memperkenalkan produk kepada
management pada perusahaan di Surabaya pelanggan dibandingkan dengan pesaing
yang baik akan mampu meningkatkan agar keunggulan bersaing semakin
keunggulan bersaing yang dimiliki oleh meningkat.
perusahaan. 3) Perusahaan harus tetap mempertahankan
2) Terdapat pengaruh signifikan antara atau meningkatkan kinerja perusahaannya,
keunggulan bersaing terhadap kinerja baik dalam kinerja keuangan maupun
perusahaan pada perusahaan di Surabaya. kinerja operasional karena berdasarkan
Dimana keunggulan bersaing perusahaan hasil analisis data yang telah dilakukan
yang meningkat akan mampu aspek kinerja operasional dengan aspek
meningkatkan kinerja perusahaan pula. kinerja keuangan sudah seimbang.
3) Terdapat pengaruh signifikan knowledge Perusahaan juga perlu untuk lebih
management terhadap kinerja perusahaan memperhatikan mengenai pemenuhan
pada perusahaan di Surabaya. Dimana kebutuhan pelanggan serta kemampuan
penerapan Knowledge Management yang mencakup seluruh lingkup pangsa pasar
baik akan mampu meningkatkan kinerja yang ditargetkan dengan menggunakan
perusahaan, baik kinerja keuangan sumber daya yang minimum agar kinerja
maupun kinerja operasionalnya pula. perusahaan dapat semakin meningkat.
4) Jumlah perusahaan yang diteliti dalam
SARAN penelitian ini masih terbatas, sehingga
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat peneliti memberikan saran kepada peneliti
diberikan beberapa saran sebagai berikut: selanjutnya untuk melakukan penelitian
1) Bagi para pengelola bisnis yang bergerak dengan jumlah sampel atau perusahaan
pada sektor industri manufaktur, jasa, ritel, yang lebih banyak lagi dikarenakan masih
maupun keuangan, terutama jajaran banyaknya perusahaan yang menggunakan
manajer sebaiknya melaksanakan proses knowledge management, serta menambah
knowledge management dengan baik. variabel-variabel lain ataupun indikator-
Perhatian khususnya harus diberikan pada indikator lain yang mampu membuat model
proses perlindungan pengetahuan karena struktural penelitian menjadi lebih baik.
berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan proses perlindungan DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan inilah yang mempunyai nilai
mean paling rendah di antara indikator Abu-Jarad, I.Y., Yusof, N., & Nikbin D.. (2010). A Review
Paper on Organizational Culture and
knowledge management lainnya yang
Organizational Performance. International Journal
diteliti. Proses akuisisi pengetahuan, of Business and Social Science Vol. 1 (3); December
konversi pengetahuan, dan aplikasi 2010.
Fifi: Analisa Pengaruh Knowledge Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan 171

Al-alak, B.A., & Tarabieh, S.A.. (2011). Gaining practices on competitive advantage and
Competitive Advantage and Organizational organizational performance. Omega, vol. 34 (2), p.
Performance Through Customer Orientation, 107-124.
Innovation Differentiation and Market Liebeskind, J.P.. (1996). Knowledge, Strategy, and the
Differentiation. International Journal of Economics Theory of the Firm. Strategic Management Journal
and Management Sciences, vol. 1 (5), pp 80-91. 17, 93-107.
Aldi, B.E. (2005). Menjadikan Manajemen Pengetahuan Ling, T.N., Yih, G.C., Eze, U.C., Gan, G.G.G., & Ling, L.P..
Sebagai Keunggulan Kompetitif Perusahaan (2008). Knowledge Management Drivers For
Melalui Strategi Berbasis Pengetahuan. Jurnal Organisational Competitive Advantage.
Studi Manajemen & Organisasi, vo.l 2 (1), Januari Proceedings of Applied International Business
2005. Conference 2008. Malaysia.
Angus, J., Patel, J., & Harty, J.. (1998). Knowledge Majeed, Sadia. (2011). The Impact of Competitive
Management: Great ConceptBut What Is It? Advantage on Organizational Performance.
Information Week, March 16. European Journal of Business and Management,
Baker, W.E., & Sinkula, J.M.. (2005). Market Orientation vol. 3 (4).
and the New Product Paradox. Journal Product Malhotra, Nares K., & Birks, David F. (2006). Marketing
Innovation Management, 22, 483-502. research: An applied approach. Harlow: Prentice
Chuang, S.H.. (2004). A resource-based perspective on Hall.
knowledge management capability and competitive McFadyen, M.A. & Canella JR, A.A. (2004). Social capital
advantage: An empirical investigation. Expert and knowledge creation: Diminishing returns of
Systems with Applications 27, 459-465. the number and strength of exchange
Cohen, W.M., & Levinthal, D.A.. (1990). Absorptive relationships. Academy of Management Journal,
capacity: a new perspective on learning and 47(5): 735-746.
innovation. Administrative Science Quarterly, Vol. Mills, A., & Smith T.. (2010). Knowledge management and
35 (1), 128-152. organizational performance: a decomposed view.
Daft,R.L.(2000). Organization Theory and Design. (7th ed.) Journal of Knowledge Management, 2011, vol.
South-Western College Publishing, Thomson 15(1): 156-171.
Learning. U.S.A. Munir, N.S. (2011). Penerapan Manajemen Pengetahuan
Davenport, T., Delong, W., & Beers, M. C.. (1998). di Perusahaan di Indonesia.
Successful Knowledge Management Projects. Sloan Nguyen Q., Neck P., & Nguyen T., (2008). The Critical Role
Management Review, Vol. 39 (2). of Knowledge Management in Achieving and
Davenport, T. H., & Prusak, L.. (1998). Working Sustaining Organizational Competitive Advantage.
Knowledge: How Organizations Manage What International Business Research, 2009, vol. 2 (3): 3-
They Know. Boston: Harvard Business School 16.
Press. Porter, M.E.. (1985). Competitive advantage: creating and
Deed, D. L., & Hill, C.. (1996). Strategic alliances and rate sustaining superior performance. New York: Free
of new product development: An empirical study of Press.
new biotechnology firms. Journal of Business Rondeau, P.J., Vonderembse, M.A., & Ragu-Nathan, T.S..
Venturing, 11 (1), 4849. (2000). Exploring work system practices for time-
Gold, A.H., Malhotra, A., & Segars, A.H.. (2001). based manufacturers: their impact on competitive
Knowledge management: An organisational advantage. Journal of Operations Management,
capabilities perspective. Journal of Management Vol. 18 (5), pp.509529.
Information Systems, 18 (1), 185-214. Tracey, M., Vonderembse, M.A., & Lim, J.S.. (1999).
Ghozali, Imam. (2006). Structural equation modelling Manufacturing technology and strategy
Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit formulation: keys to enhancing competitiveness
Universitas Diponegoro. and improving performance. Journal of Operations
Ghozali, Imam. (2008). Structural equation modelling Management, vol. 17, 41128.
metode alternatif dengan Partial Least Square, Waskita, J., Purwanto, M.T.. (n.d.). Analisis Penilaian Kinerja
edisi kedua. Semarang: Badan Penerbit Organisasi dengan Menggunakan Konsep Balance
Universitas Diponegoro. Scorecard pada PD. BPR BKK Banjarharjo.
Jahanshahi, A.A., Rezaei, M., Nawaser, K., Ranjbar, V., & Zahra, S.A., & George, G.. (2002). Absorptive capacity: a
Pitamber, B.K.. (2012). Analyzing the effects of review, reconceptualization, and extension.
electronic commerce on organizational Academy of Management Review, Vol. 27 (2), pp.
performance: Evidence from small and medium 185-203.
enterprises. African Journal of Business Zaied, A.N.H. (2012). An Integrated Knowledge
Management Vol.6 (15), pp. 6486-6496, 6 June, Management Capabilities Framework for
2012. Assessing Organizational Performance.
Jie, F., Parton, K., Cox, R.. (2007). Supply Chain Practice, International Journal Information Technology and
Supply Chain Performance Indicators and Computer Science, vol. 2, 1-10.
Competitive Advantage of Australian Beef Zaied, A.N.H., Hussein, G.S., & Hassan, M.M.. (2012). The
Enterprises: A Conceptual Framework. Role of Knowledge Management in Enhancing
Khan, R.A. (2012). Knowledge Management: A Framework Organizational Performance. International Journal
for Competitive Advantage. Global Journal for Information Engineering and Electronic Business,
Information Technology and Computer Science, vol. 2012, vol. 5, 27-35.
1 (1).
Lee, H. and Suh, Y. (2003), Knowledge conversion with
information technology of Korean companies,
Business Process Management Journal, Vol. 9 No.
3, pp. 317-36.
Li, S., Ragu-Nathan, B., Ragu-Nathan, T.S., & Rao, S..
(2006). The impact of supply chain management

171

También podría gustarte