Está en la página 1de 3

Afasia

1. Definisi
Afasia adalah suatu gangguan kemampuan berbahasa; penderita
dengan afasia menggunakan bahasa secara tidak tepat atau
mengalami gangguan kemampuan pemahaman suatu kata atau
kalimat (Weiner, 2001).
2. Jenis afasia (Weiner, 2001) :
a. Afasia Broca
Pada afasia jenis ini, lesi terletak pada atau dekat are broca.
1) Pembicaraan penderita lambat, tidak lancar, tampak penderita
sangat berusaha untuk berbicara, dan artikulasi bicara buruk.
Tampak jelas adanya pengurangan jumlah perkataan, mirip
telegram dengan tidak mencantumkan kata yang pendek.
2) Pemahaman tulisan dan bahasa verbalnya baik.
3) Pengulangan kata tunggal mungkin masih baik meskipun
dilakukan dengan berbagai upaya, pengulangan kalimat buruk,
khususnya kalimat yang mengandung kata kata pendek
4) Penderita selalu menulis dengan cara afasik, dan tulisannya tetap
dibuat sedemikian rupa meski dalam lingkup afasia
5) Penamaan suatu objek biasanya buruk, walaupun mungkin lebih
baik dibanding dengan kemampuan bicara spontan.
6) Hemiparesis (biasanya lengan lebih berat dibanding tungkai),
karena korteks motorik berdekatan dengan area brocca
7) Tampak frustasi dan sering disertai depresi
8) Pebnderita dapat menyanyikan suatu melodi dengan normal.
b. Afasia Wernicke
1) Bicara penderita lancar dengan irama dan artikulasi normal, tetapi
penyampaian informasinya buruk karena adanya sikumkolusi,
penggunaan kata-kata yang tidak berarti, dan kata yang tidak
tepat (parafasia).
2) Penderita menggunakan kata- kata dan suara yang salah;
parafasia dan neologisme
3) Penderita tidak mampu memahami tulisan dan bahasa verbal
4) Isi tulisan penderita abnormal sama halnya dengan bicara,
meskipun kemampuan menulis penderita masih baik.
5) Pengulangan kata buruk
6) Penamaan suatu objek buruk
7) Hemiparasis ringan atau tidak ada hemiparesis, lesi terletak jauh
dari korteks motorik.
8) Penderita tidak menyadari adanya kelainan tersebut dan pada
fase akut biasanya tidak terdapat depresi.
9) Afasia jenis ini biasanya terjadi akibat embolia pada girus
temporalis superior
c. Afasia konduksi
Afasia konsuksi terjadi akibat adanya lesi pada daerah temporal
atau parietal yang mengenai fasikulus arkuatus dan/atau jaras yang
menghubungkan area Wernicke dengan area Broca.
1) Pembicaraan lancar tetapi penyampaian suatu infomasi tidka
sempurna, sering terjadi parafasia
2) Penderita dapat memahami suatu pembicaraan atau kalimat
tulisan yang mengandung kata-kata yang pendek.
3) Kemampuan pengulangan sangat buruk
4) Terdapat kesulutan dalam penamaan suatu objek
5) Penulisan suatu kalimat buruk meskipun kemampuan menulis
indah masih baik
6) Bila disertai hemiparesis biasanya ringan.
d. Afasia anomik
1) Kemungkinan tampak pada adanya lesi kecil di girus angularis,
ensefalopati toksika/metabolik, atau proses desak ruang pada
daerah yang jauh dari area bicara dan menumbulkan dampak
tekanan pada girus angularis
2) Pembicaraan oenderita lancar tetapi buruk dalam penyampaian
informasi karena adanya parafasia.
3) Penerita dapat mengerti bahasa tulisan maupun bahasa verbal
4) Tidak terdapat hemiplegia
5) Pemahaman dan pengulangan normal, meskipun kemungkinan
terdapat kesulitan untuk menilainya pada penderita yang ttampak
kebingungan
e. Afasia global
Afasia jenis ini terlihat pada penderita dengan lesi luas yang
melibatkan area Broca dan Wernicke. Hemiparesis tampak jelas,
disertai dengan ketidakmampuan penderita dalam hal pemahaman
dan berbicara. Afasia global terlihat pada infark luas pada daerah
vaskularisasi arteria serebri media dan sering terjadi pada
penyumbatan arteria karotis interna kiri atau pangkal arteria serebri
media kiri.
3. Pemeriksaan penderita afasia
Pertama-tama, harus ditentukan apakah penderita benar-benar
mengalami afasi, kemudian tentukan jenis afasia yang terjadi.
a. Dengarkan pembicaraan penderita, lancar atau tidak.
Bila pembicaraan penderita bersifat lancar kemungkinan
terdapat lesi pada daerah posterior, bila tidak lancara biasanya
terdapat lesi pada daerah anterior.
b. Dapatkah penderita membaca dan menulis tanpa kesalahan ?
Bila penderita dapat membaca dan menulis dengan tanpa
kesalahan maka tidak terdapat afasia.
c. Apakaha terdapat hemiparesis ? bila ada hemiparesis kemungkinan
lesi pada daerah anterior yang melibatkan daerah motorik
4. Untuk menggambarkan berbagai jenis afasia yang lancar, periksa
kemampuan penderita dalam pengulangan, pemahaman dan
penamaan suatu objek
a. Afasia wernicke : tidak dapat mengulang atau memahami,
penamaan buruk
b. Afasia konduksi : tidak dapat mengulang tetapi dapat memahami,
penamaan buruk
c. Afasia anomik : dapat mengulang dan memahami tetapi mengalami
kesulitan dalam penamaan

(Weiner, 2001).

Weiner, Howard L. 2001. Buku Saku Neurologi. Jakarta : EGC

También podría gustarte