Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
AGAMA
Oleh :
Dosen Pembimbing :
VIRGO VICNORI, M.Ag
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi kloning, bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan
hasil terapan sains modern yang pada prinsipnya bersifat netral sebagai
bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan biologi.Sehingga meskipun memiliki
daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan
kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman dan
beretika sehingga sangat potensial berdampak negative.Dalam perkembangan
ilmu Pengetahuan dan tekhnologi dalam dunia kedokteran berkembang proses
Kloning, Kloning (klonasi) yaitu teknik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa
tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kloning telah berhasil dilakukan pada
tanaman sebagaimana pada hewan belakangan ini, kendatipun belum berhasil
dilakukan pada manusia. Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada
dasarnya adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, mening-
katkan produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit
manusia terutama penyakit-penyakit kronis guna menggantikan obat-obatan
kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi
yang terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode
untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang
pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter
mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang
disebut"laparoscop" ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu
kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan
dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam
mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke
dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan
melahirkan anak seperti biasa.Inggris merupakan negara yang menjadi
tonggak awal sejarah bayi tabungdi dunia .Di sanalah sejumlah dokter untuk
pertama kalinya menggagas pelaksanaanprogram bayi tabung.Bayi tabung
pertama yang berhasil dilahirkan dari program tersebut adalah Louise Brown
yang lahir pada tahun 1978.
1
Inseminasi yaitu temuan kedokteran dengan metode kerja pembuahan
diluar rahim.Inseminasi buatan yang dilakukan untuk menolong pasangan
yang mandul, untuk mengembang biakan manusia secara cepat, untuk
menciptakan manusia jenius, ideal sesuai dengan keinginan, sebagai
alternative bagi manusia yang ingin punya anak tetapi tidak mau menikah dan
untuk percobaan ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa
dan menganjurkan untuk senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai
karunia Allah SWT.Tujuan filosofis syariah Islam yaitu memelihara fungsi
dan kesucian reproduksi bagi kelangsungan dan kesinambungan generasi
umat manusia. Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi (QS.Al-
Insyirah:5-6) termasuk kesulitan reproduksi manusia dengan adanya
kemajuan teknologi kedokteran dan ilmu biologi modern yang Allah
karuniakan kepada umat manusia agar mereka bersyukur dengan
menggunakannya sesuai kaedah ajaran-Nya. Masalah yang penulis akan kaji
khususnya yang berkaitan dengan hukum islam, ialah Bagaimana pendapat
ulama Fiqh berkenaan dengan praktek kloning, bayi tabung dan inseminasi
buatan? .
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kloning
1. Pengertian
3
manusia. Upaya memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan men-
ingkatkan produktivitasnya tersebut menurut syara tidak apa-apa untuk
dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Demikian pula
memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna mencari
obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia terutama
yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya
sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Oleh karena itu,
dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk memperbaiki kualitas
tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki
kualitas hewan seperti sapi, domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga
dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk mempertinggi
produktivitas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya, ataupun
untuk mencari obat bagi berbagai penyakit manusia, terutama penyakit-
penyakit yang kronis. Demikianlah hukum syara untuk kloning tanaman
dan hewan.
1. Kloning Embrio: Kloning embrio terjadi pada sel embrio yang berasal
dari rahim istri, yang terbentuk dari pertemuan antara sel sperma
suaminya dengan sel telurnya. Lalu sel embrio itu dibagi dengan suatu
teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang berpotensi
untuk membelah dan berkembang. Kemudian sel-sel embrio itu
dipisahkan agar masing-masing menjadi embrio tersendiri yang persis
sama dengan sel embrio pertama yang menjadi sumber pengambilan
sel. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat ditanamkan dalam rahim
perempuan asing (bukan istri), atau dalam rahim istri kedua dari suami
bagi istri pertama pemilik sel telur yang telah dibuahi tadi. Kedua
bentuk kloning ini hukumnya haram. Sebab dalam hal ini telah terjadi
pencampuradukan dan penghilangan nasab (garis keturunan). Padahal
Islam telah mengharamkan hal ini. Akan tetapi jika sel-sel embrio
4
tersebut atau satu sel darinya ditanamkan ke dalam rahim perempuan
pemilik sel telur itu sendiri, maka kloning seperti ini hukumnya
mubah menurut syara, sebab kloning seperti ini adalah upaya
memperbanyak embrio yang sudah ada dalam rahim perempuan itu
sendiri, dengan suatu teknik tertentu untuk menghasilkan anak
kembar. Inilah hukum syara untuk kloning embrio.
5
ambing ini dihilangkan. Kemudian inti sel tersebut dimasukkan ke
dalam lapisan sel telur domba, setelah inti selnya dibuang. Sel telur ini
kemudian ditanamkan ke dalam rahim domba agar memperbanyak
diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan akhirnya dihasilkan
bayi domba. Inilah domba bernama Dolly itu, yang mempunyai kode
genetik yang sama dengan domba pertama yang menjadi sumber
pengambilan sel ambing. Kloning yang dilakukan pada laki-laki atau
perempuan baik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih cerdas, lebih
kuat, lebih sehat, dan lebih rupawan, maupun yang bertujuan untuk
memperbanyak keturunan guna meningkatkan jumlah penduduk suatu
bangsa agar bangsa atau negara itu lebih kuat seandainya benar-benar
terwujud, maka sungguh akan menjadi bencana dan biang kerusakan
bagi dunia.
6
bukan pemilik sel telur, tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim
perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya
menjadi penampung, tidak lebih. Ini merupakan tindakan menyia-
nyiakan manusia, sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah.
Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT : Hai manusia,
sesunguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan. (QS. Al Hujuraat : 13) Hal ini juga bertentangan
dengan firman-Nya : Panggillah mereka (anak-anak angkat itu)
dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka. (QS. Al Ahzaab : 5)
B. Bayi Tabung
1. Pengertian
7
yang membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akibat
kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita.
8
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri
mandul; dalamarti bahwa sel telur istri atau sperma suami tidak
mengandung benihuntuk pembuahan. Itu berarti bahwa benih yang
mandul itu harusdicarikan penggantinya melalui seorang
donor.Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur
baru,yaitu benih dari orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang
dilakukanantara sel telur istri dan sel sperma dari orang lain sebagai
pendonor ituperlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau
wanita tahuorangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan
pribadi denganorang itu.Ketiga, apakah pria pendonor itu perlu tahu
kepada siapabenihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain
lagi yang bisamuncul.
4. Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya
bank banksperma. Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang
subur dari bank -bank tersebut. Bahkan orang bisa menjual belikan
benih - benih itudengan harga yang sangat mahal misalnya karena
benih dari seorangpemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika,
dan lain-lain.Praktek bank sperma adalah akibat lebih jauh dari teknik
bayi tabung. Kinibank sperma malah menyimpannya dan
memperdagangkannya seolah-olah benih manusia itu suatu benda
ekonomis.
Masalah bayi tabung ini menurut pandangan Islam termasuk
masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya
seara spesifik di dalam Al-Quran dan As-Sunnah bahkan dalam
kajian fiqih klasik sekalipun. Karena itu, kalau masalah ini hendak
dikaji menurut Hukum Islam, maka harus dikaji dengan memakai
metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad
(mujtahidin), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan
prinsip dan jiwa Al-Quran dan As-Sunnah yang merupakan sumber
pokok hukum Islam. Namun, kajian masalah bayi tabung ini
seyogyanya menggunakan pendekatan multi disipliner oleh para
9
ulama dan cendikiawan muslim dari berbagai disiplin ilmu yang
relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum yang benar-benar
proporsional dan mendasar. Misalnya ahli kedokteran, peternakan,
biologi, hukum, agama dan etika.
Masalah bayi tabung ini sejak tahun 1980-an telah banyak
dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam
Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma
donor sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514
tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi
Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan
membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum
dari istri sendiri.
Dengan demikian, mengenai hukum bayi tabung pada manusia
harus diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan
dengan sperma atau ovum suami istri sendiri, baik dengan cara
mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina,
tuba palupi atau uterus isteri, maupun dengan cara pembuahannya di
luar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam
rahim istri; maka hal ini dibolehkan, asal keadaan suami istri tersebut
benar-benar memerlukan proses inseminasi buatan untuk membantu
pasangan suami istri tersebut memperoleh keturunan. Hal ini sesuai
dengan kaidah al hajatu tanzilu manzilah al dharurat (hajat atau
kebutuhan yang sangat mendesak diperlakukan seperti keadaan
darurat).
Sebaliknya, kalau proses inseminasi buatan itu dilakukan
dengan bantuan donor spermadan ovum, maka diharamkan dan hanya
berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut dalil-dalil
syari hukumnya sama dengan zina. Sebagai akibat hukumnya, anak
hasil inseminasi itu tidak sah dan nasabnya yang dapat dijadikan
10
landasan menetapkan hukum haram inseminasi buatan dengan donor
ialah
Pertama; firman Allah SWT dalam surat al-Isra:70 dan At-
Tin:4. Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan
oleh Tuhan sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/
keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya.
Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah
seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri serta
menghormati martabat sesama manusia.Dalam hal ini inseminasi
buatan dengan donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat
manusia sejajar dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
diinseminasi.
Kedua; hadits Nabi Saw yang mengatakan, tidak halal bagi
seseorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan
airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri orang lain). (HR. Abu
Daud, Tirmidzi dan dipandang Shahih oleh Ibnu Hibban).
Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada
manusia dengan donor sperma dan/atau ovum lebih banyak
mendatangkan mudharat daripada maslahah. Maslahah yang dibawa
inseminasi buatan ialah membantu suami-isteri yang mandul, baik
keduanya maupun salah satunya, untuk mendapatkan keturunan atau
yang mengalami gangguan pembuahan normal. Namun mudharat dan
mafsadahnya jauh lebih besar, antara lain berupa:
1. Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada kesucian/
kehormatan kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab itu ada
kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan.
11
4. Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik
dalam rumah tangga.
6. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami,
terutama bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan
bayinya kepada pasangan suami-isteri yang punya benihnya sesuai
dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami. (QS.
Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).
Adapun mengenai status anak hasil proses bayi tabung dengan
donor sperma atau ovum menurut hukum Islam adalah tidak sah dan
statusnya sama dengan anak hasil prostitusi atau hubungan perzinaan.
C. Inseminasi Buatan
1. Pengertian
Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari artificial
insemination. Artificial artinya buatan ataua tiruan, sedangkan
insemination berasal dari kata latin. Inseminatus artinya pemasukan atau
penyampaian. artificial insemination adalah penghamilan atau
pembuahan buatan. Dalam kamus , seperti dalam kitab al-
fatawa karangan mahmud syaltut.
Jadi, inseminasi buatan adalah penghamilan buatan yang
dilakukan terhadap wanita dengan cara memasukan sperma laki-laki ke
dalam rahim wanita tersebut dengan pertolongan dokter, istilah lain yang
semakna adalah kawin suntik, penghamilan buatan dan permainan buatan
(PB ).
2. Motivasi di lakukan inseminasi buatan
Inseminasi buatan yang dilakukan untuk menolong pasangan
yang mandul, untuk mengembang biakan manusia secara cepat, untuk
menciptakan manusia jenius, ideal sesuai dengan keinginan, sebagai
12
alternative bagi manusia yang ingin punya anak tetapi tidak mau menikah
dan untuk percobaan ilmiah
3. Hukum inseminasi buatan
Inseminasi buatan dilihat dari asal sperma yang dipakai dapat
dibagi dua:
1. Inseminasi buatan dengan sperma sendiri atau AIH (artificial
insemination husband)
2. Inseminasi buatan yang bukan sperma suami atau di sebut donor atau
AID (artificial insemination donor)
hajat itu keperluan yang sangat penting dilakukan seperti keadaan darurat.
13
http://udhiexz.wordpress.com/2008/05/30/hasil-anak-inseminasi-
dan-bayi-tabung/
14
1. Seleksi pasien. Pada proses ini, tingkat kesuburan Anda dan suami akan
dilihat. Anda pun harus menjalani pemeriksaan untuk memastikan kondisi
rahim sehat, bebas dari mioma atau kanker, dan tidak mengidap penyakit
menular.
2. Merangsang indung telur. Dalam ovulasi alami dibutuhkan hanya satu sel
telur. Dalam proses bayi tabung dibutuhkan banyak sel telur untuk
dibuahi oleh sperma sehingga dokter dapat memilih embrio yang paling
berkualitas untuk dimasukkan kembali ke rahim sang ibu.
3. Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan tempat pertumbuhan sel telur)
melalui ultrasonografi untuk melihat kematangan sel telur yang akan
diambil.
4. Mematangkan sel telur.
5. Pengambilan sel telur dari tubuh ibu.
6. Pengambilan sel sperma suami melalui mansturbasi. Pemilihan sel
sperma berkualitas yaitu sperma yang gesit dan berjalan lurus.
7. Pembuahan yang dibantu oleh dokter di laboratorium.
8. Pengembangan menjadi embrio. Embrio terbaik akan dimasukkan
kembali ke dalam rahim ibu.
9. Penguatan dinding rahim agar siap menerima kehadiran janin.
10. Embrio yang tersisa akan dibekukan dan disimpan, dan akan kembali
dimasukkan ke dalam rahim ibu jika kehamilan gagal terjadi atau untuk
kehamilan selanjutnya.
E. Proses Kloning
Pengertian kloning yaitu : gen-gen yang direkombinasi dan di
kembangkan. Kloning berasal dari kata clone yang diturunkan dari bahasa
Yunani klon yang artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak
tanaman. Kata ini digunakan dalam dua pengertian (1) klon sel adalah
sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu
sel. (2) klon gen atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat
identik yang direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang
Proses kloning manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan
dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi
berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
15
Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian
dipisahkan dari sel.
Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan
perempuan kemudian intinya dipisahkan.
Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah
membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan
diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis
sama dengan sel stem donor.
16
tangan, kaki dan anggota tubuh yang lain, lalu menjadi bahan yang akan
dipakai menyempurnakan anggota tubuh yang cacat.
b. Tekhnologi cloning dengan motivasi menciptakan seorang manusia atau
beberapa manusia yang utuh. Tekhnologi cloning yang kedua inilah yang
diterapkn kepada hewan ternak, untuk memperbanyak populasi hewan
yang diperlukan oleh manusia.
B. Kritik dan saran
Penulis menyadari sepenuhnya, makalah ini masih banyak kekurangan
dan bahkan menimbulkan banyak pertanyaan yang belum sempat terjawab.
Oleh karena itu, kritik, saran dan masukan yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari berbagai kalangan demi perbaikannya ke depan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, terutama bagi
mahasiswa. Bagi penulis, semoga mendapat ridho Allah, sebagai amal sholeh
dan menjadi ilmu yang bermanfaat fid al danya wa al akhirat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M D. 1984. Kedudukan Islam dan Sistem Hukum Islam. Jakarta: Yayasan
Risalah.
Subra, Rao. 1994. Rekayasa Genetika. Jakarta: UI-Press.
Ahmad. 2015. Perspektif Genetika Menurut Pandangan Islam. http://ahmadin
2013.blogsport.com/2015/03/perspektif-genetika-menurut-pandangan -
islam.html
Afrianti, Yeni. 2007. Pengertian Bayi Tabung. http//bayi-tabung.com/definisi-
bayi-tabung/
Wikipedia. 2016. Rekayasa Genetika. http://Wikipedia.com/2016/05/rekayasa-
genetika.html
17
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kloning........................................................................................... 3
1. Pengertian..................................................................................... 3
2. Hukum kloning menurut hukum Islam..................................................3
B. Bayi Tabung..................................................................................... 7
1. Pengertian..................................................................................... 7
2. Hukum bayi tabung menurut Islam......................................................8
C. Inseminasi Buatan............................................................................ 12
1. Pengertian...................................................................................12
2. Motivasi di lakukan inseminasi buatan................................................12
18
3. Hukum inseminasi buatan...............................................................12
D. Proses Pembuatan Bayi Tabung............................................................14
E. Proses Kloning................................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 16
B. Kritik dan saran............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
ii
Dengan kebesaran allah swt. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Hukum Kloning, Bayi Tabung & Inseminasi.
Adapun Makalah Hukum Kloning, Bayi Tabung & Inseminasi ini telah
penulis usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan
dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara
tepat waktu. untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
19
Penulis berharap semoga Makalah Hukum Kloning, Bayi Tabung &
Inseminasi ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.
Penulis
20