Está en la página 1de 34

Angka kredit pengembangan profesi

1. Perawat Ahli Pertama, Pangkat Penata Muda Tk.I, (III/b) yang


akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Perawat Ahli
Muda, Pangkat Penata, (III/c) angka kredit di persyaratkan
harus terdapat 2 (dua) angka kredit dari unsur pengembangan
Profesi

1. Perawat Ahli Muda, Pangkat Penata, (III/c) yang akan naik


jenjang jabatan dan pangkat menjadi Perawat Ahli Muda,
Pangkat PenataTk.I, (III/d) angka kredit di persyaratkan harus
terdapat 4 (empat) angka kredit dari unsur pengembangan
Profesi.

1. Perawat Ahli Muda, Pangkat Penata Tk.I, (III/d) yang akan naik
jenjang jabatan dan pangkat menjadi Perawat Ahli Muda,
Pangkat Pembina, (IV/a) angka kredit di persyaratkan harus
terdapat 6 (enam) angka kredit dari unsur pengembangan
Profesi.

1. Perawat Ahli Madya, Pangkat Pembina, (IV/a) yang akan naik


pangkat menjadi Pembina Tk.I, (IV/b) angka kredit di
persyaratkan harus terdapat 8 (delapan) angka kredit dari
unsur pengembangan Profesi.

1. Perawat Ahli Madya, Pangkat Pembina Tk.I, (IV/b) yang akan


naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda, (IV/c) angka
kredit di persyaratkan harus terdapat 10 (duapuluh) angka
kredit dari unsur pengembangan Profesi.

1. Perawat Ahli Madya, Pangkat Pembina Utama Muda, (IV/c)


yang akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Perawat
Ahli Utama, Pangkat Pembina Utama Madya, (IV/d) angka
kredit di persyaratkan harus terdapat 20 (duapuluh) angka
kredit dari unsur pengembangan Profesi.

1. Perawat Ahli Utama, Pangkat Pembina Utama Madya, (IV/d)


yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama, (IV/e) angka
kredit di persyaratkan harus terdapat 20 (duapuluh) angka
kredit dari unsur pengembangan Profesi

1. Angka kredit dari unsur pengembangan profesi yangn


dipersyaratkan untuk kenaikan pangkan dan/atau jabatan
masing-masing sebagaimana dimaksud di atas tidak bersifat
kumulatif.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep Nursing Center pertama kali dicetuskan dalam seminar nasional keperawatan
yang diselenggarakan dalam rangka memperingati sewindu Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (PSIK UNPAD) tanggal 23 Maret tahun 2002.
Dalam seminar nasional yang dilanjutkan dengan lokakarya tersebut, konsep Nursing
Center mendapatkan masukan dan kritik yang sangat positif dari peserta semiloka yang digunakan untuk
memperbaiki konsep yang telah ada.
B. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami :
1) Definisi Nursing Center
2) Karakteristik Nursing Center
3) Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas
4) Tujuan Nursing Center
5) Kriteria Nursing Center yang Baik
6) Sasaran Pelayanan Nursing Center
7) Peran Perawat dalam Nursing Center
8) Fokus Intervensi Nursing Center
9) Tahap Pengembangan Nursing Center
10) Nursing Center di Puskesmas
11) Nursing Center sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat
12) Operasionalisasi Nursing Center
13) Kegiatan Pelayanan
14) Kegiatan Pelayanan Keperawatan Nursing Center
15) Ketenagaan di Nursing Center
16) Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Nursing Center

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Nursing Center


Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal.
Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan
yang utuh sehingga Nursing Center memiliki karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002)
B. Karakteristik Nursing Center
Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri
utama Nursing Center adalah:
1. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program pendidikan,
pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan. Keterpaduan pengelolaan dalam
pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas
dalam setiap langkah pengelolaan
2. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan seluruh potensi yang ada
secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran,keterbukaan dan kebersamaan dalam
menghadapi pelaksanaan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai
tanggung jawab bersama.
3. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,diperlukan persamaan
persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap keperawatan komunitas baik eksternal
maupun internal keperawatankomunitas.
4. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui membangun
masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh anggota profesi bersatu padu
dalam mengembangkan keperawatan baik dalam teori maupun praktik.
5. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh stake holder yang
terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakatmelalui kolaborasi berbagai sektor
C. Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas
Model adalah suatu ide/gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan simbol dan
visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan terstruktur yang terdiri
dari berbagai konsep yang memiliki hubungan spesifik dan dapat digunakansebagai landasan
dalam praktik keperawatan.
Nursing Center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari berbagaiasumsi
dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan dan penelitian- pengembangan keperawatan
komunitas.

D. Tujuan Nursing Center


Tujuan merupakan pernyataan suatu kondisi atau situasi yang diharapkan sebagai
hasil akhir. Adapun tujuan umum Nursing Center adalah tercapainya masyarakat sehat dengan
indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan yang
berkualitas secara efektif dan efisien
Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, maka Nursing Center memiliki tujuan
khusus sebagai berikut:
Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan evidence based.
Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam upaya
kesehatan.
Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas serta
peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat.
Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.
Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan kualitas layanan,
pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan.
Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.
Meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di puskesmas
E. Kriteria Nursing Center yang Baik
1) Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan kebutuhan belajar
mahasiswa/peserta latihan secara terpadu.
2) Memberikan arahan pengkajian.
3) Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan.
4) Memberikan arahan implementasi.
5) Memfasilitasi evaluasi.
6) Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini pendidikan keperawatan
komunitas).
7) Representasi kerangka kerja penelitian untuk pengembangan teori maupun praktik.
F. Sasaran Pelayanan Nursing Center
Sasaran kegiatan merupakan konsep yang jelas tentang siapa atau apa yangdilakukan
untuk mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan Nursing Center maka yang menjadi sasaran
utama adalah peserta didik/pelatihan keperawatan dan klien(individu, keluarga, kelompok khusus
maupun masyarakat umum) dari semua umur.Sedangkan yang dilakukan Nursing Center adalah
kegiatan pelayanan, pendidikan atau pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan

G. Peran Perawat dalam Nursing Center


Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan oleh perawat
di Nursing Center baik kepada klien maupun kepada mahasiswa keperawatan. Perawatyang
terlibat dalam Nursing Center baik yang berasal dari puskesmas maupun institusi pendidikan
mempunyai empat peran utama ialah sebagai:
1) Pemberi pelayanan kepada klien,
2) Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan
3) Peneliti untuk pengembangan ilmu,
4) Praktik serta pengelola keperawatan.
Untuk dapat melakukan keempat peran dengan baik, diperlukan perubahan pola pikir agar
memandang pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan sebagai suatukesatuan yang utuh
H. Sumber Kesulitan
Sumber kesulitan merupakan bentuk penyimpangan nyata dari kondisi dantingkatan
yang diharapkan. Pelaksanaan Nursing Center diperkirakan akan mengalami berbagai
kesulitan/hambatan baik dari segi sumber, manajemen, maupun metoda dan marketing. Namun
demikian dengan komitmen yang kuat dan dukungan dari semua pihak kesulitan akan dapat dikurangi
bahkan dihilangkan. Untuk dapat komitmen yang kuat diperlukan kesadaran dari semua perawat baik dosen
maupun pengelola serta pelaksana keperawatan bahwa keperawatan merupakan tanggungjawab
bersama.
I. Fokus Intervensi Nursing Center
Merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan masalah. Dengan kata lain
fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat digunakan untuk merubah penyebab
situasi ke arah hasil yang diharapkan. Fokus intervensi Nursing Center ada pada upaya
memfasilitasi, advokasi, koordinasi serta kolaborasi seluruh kegiatan Nursing Center untuk
mencapai pelayanan dan pendidikan keperawatan yang berkualitas
J. Konsekuensi
Penerapan suatu model keperawatan selalu diikuti berbagai konsekuensi baik yang
berkenaan dengan proses maupun hasil.
Konsekuensi utama yang berkenaan dengan proses pelaksanaan Nursing Center adalah
perubahan sikap dan pola pikir yang sangat mendasar dimana pemikiran tentangkeperawatan yang
terkotak-kotak (memisahkan antara pendidikan, pelayanan, dan penelitian) menjadi harus
berfikir sistem dengan melihat keperawatan sebagai suatukesatuan yang utuh antara
pendidikan, pelayanan dan penelitian-pengembangan.
Sedangkan konsekuensi yang berkenaan dengan hasil adalah kemungkinankegagalan di
berbagai segi yang perlu diantisipasi dan direncanakan cara penanggulangannya. Penyebab kegagalan
utama diperkirakan karena kurangnya komitmen dan sikap mental seluruh komponen yang
terkait terhadap ide dasar bahwa pendidikan dan pelayanan serta penelitian keperawatan merupakan
suatu kesatuan yangutuh. Komitmen yang kurang dapat terjadi karena kurangnya keyakinan tentang
manfaatNursing Center bagi dirinya/institusinya. Oleh karena itu, sosialisasi perlu
dilakukandengan baik kepada semua pihak yang terkait.
K. Tahap Pengembangan Nursing Center
Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka pegembangan Nursing Center
dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:
1) Initial /persiapan
Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentangkonsep Nursing
Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh komitmendan dukungan.
2) Beginning /awal
Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor pendukung
pelaksanaan Nursing Center baik perangkat keras maupun perangkat lunak sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, pendidikan, dan penelitian keperawatan
3) Working /kerja
Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapansumber dan kebutuhan
yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatandifokuskan kepada pelayanan dan
pendidikan.Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan
pendidikan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperolehdata dasar dari hasil pendataan/survei
mawas diri yang dilakukan olehmasyarakat didampingi oleh staf puskesmas, mahasiswa/peserta
pelatihandan dosen.
4) Terminal
Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasisesuai hasil tahap
kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan baik terhadap perencanaan maupun
proses pelaksanaan hasil yangdidapat. Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua
pihak yangterkait (Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda serta sektor lainnya).
5) Adoption
Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telahdievaluasi serta
dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan dikembangkan di daerah lain. Pada
tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan fungsi pendampingan dan bimbingan bagi Nursing
Center yang baru memasukitahap persiapan dan awal.

L. Nursing Center di Puskesmas


`Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit pelaksanateknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.(Depkes RI, 2006)
Dari batasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggungjawab
dalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat. Hal ini
berbeda dengan keberadaan rumah sakit pendidikan yang mempunyai fungsi sebagai pelayanan, pendidikan
dan penelitian kesehatan.Sementara itu surat keputusan Mentri Kesehatan RI no
279/Menkes/SK/IV/2006 tanggal 21 April 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, perawat mempunyai 2 peran yaitu peran
minimaldan peran ideal
Peran minimal perawat meliputi:
1) Penemu kasus (case finder)
2) Pemberi pelayanan (care giver)
3) Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)
4) Koordinator dan kolaborator
5) Pemberi nasehat (counselor)
6) Panutan (role model )
Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah:
1) Peran sebagai manajer kasus
2) Konsultan
3) Pemodifikasi lingkungan
4) Peneliti
5) Advokat
Pemimpin/pembaharu Untuk dapat melakukan kedua peran tersebut perawat dituntut untuk
mampu:
1) Melakukan pengkajian baik terhadap individu, kelompok, keluarga maupun masyarakat.
2) Mengajar klien dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan memelihara serta
meningkatkan status klien secara umum.
3) Mengelola kasus.
4) Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan.
5) Mengarahkan memotivasi klien untuk dapat menolong diri sendiri dalam mengatasi dan
mencegah masalah kesehatan.
6) Menjadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat.
7) Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ada di masyarakat

Menurut keputusan Mentri Kesehtan nomor 128/Menkes/SK/II/2004


puskesmas memiliki 3 fungsi utama yaitu:
1) Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2) Fungsi pemberdayaan masyarakat
3) Fungsi pelayanan kesehatan strata 1
M. Nursing Center sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat
Ide penerapan Nursing Center sebagai model praktik mandiri muncul karena duaalasan kuat
yaitu:
1) Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan kepadamasyarakat
dengan praktik keperawatan mandiri, ternyata di lapangan belum ada.
2) Disahkannya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai pengobatanyang dilakukan oleh
perawat menjadi tidak berlaku lagi
Kedua alasan tersebut di atas mendorong pemikiran agar PPNI Provinsi JawaBarat
membuat proyek percontohan praktik keperawaan mandiri dalam bentuk praktik bersama
(beberapa perawat bergabung di suatu tempat praktik).
Pendekatan praktik bersama dipilih agar cukup kuat untuk menghadapi segalakendala
yang ada, mengingat persepsi masyarakat luas tentang perawat yang praktik mandiri pasti
melakukan praktik pengobatan yang secara hukum telah dilarang. Karenaakan memulai hal yang
baru maka ditempuh pendekatan proses adopsi seperti yangtelah dikemukakan pada pembahasan Nursing
Center di Puskesmas.
N. Operasionalisasi Nursing Center
Jenis kegiatan utama Nursing Center :
Pelayanan keperawatan
Pendidikan
Penelitian
Sistem informasi kesehatan
O. Kegiatan Pelayanan
Bentuk pelayanan dalam lingkup Nursing Center:
1) Asuhan keperawatan individu
2) Follow up care (home care)
3) Active case finding keluarga rawan
4) Asuhan keperawatan kelompok khusus (sekolah, panti, home industry)
5) Asuhan keperawatan komunitas
6) Evidence based

P. Monitoring dan Evaluasi


1) Laporan triwulan
2) Pertemuan rutin setiap 2 bulan sekali
3) Monitoring terhadap:
Keluarga mandiri
Survey kepuasan
Mutu pelayanan keperawatan
4) Laporan tahunan
Q. Kegiatan Pelayanan Keperawatan Nursing Center
Jenis kasus yang ditangani di Nursing Center : mencakup semua kasus yangmempunyai risiko
kesehatan utama di wilayah kerja puskesmas (10 penyakit utama).
Jenis pelayanan Nursing Center terbagi menjadi pelayanan dalam gedung dan
pelayanandi luar gedung.Pelayanan dalam gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di
puskesmas,yang mencakup:
1) Direct care
2) Konseling Kesehatan
3) Health education
Pelayanan di luar gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di luar puskesmas. Pelayanan luar
gedung mencakup:
1) Pengumpulan data komunitas dan keluarga (evidence based )
2) Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
3) Health education
4) Pelatihan-pelatihan kesehatan (kader kesehatan, guru UKS, tenaga kerja)
5) Pelayanan kesehatan kelompok khusus (gerontik, usia sekolah, tenaga kerja, pra sekolah)
6) Pelayanan keperawatan keluarga:follow up care keluarga dengan risikotinggi dan pelayanan
keperawatan pada keluarga rawan
Pulang

R. Kegiatan Nursing Center


1) Kegiatan Pendidikan
Bimbingan praktek mahasiswa keperawatan
Pelaksanaan ujian kasus mahasiswa
Bimbingan teknis perencanaan kegiatan puskesmas
Pelatihan-pelatihan kesehatan dan keperawatan
2) Kegiatan Penelitian
Penelitian kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus yang dijumpai diNursing Center
Penelitian mengenai manajemen kesehatan dan asuhan keperawatan
Bimbingan kegiatan penelitian bagi mahasiswa, tenaga puskesmas, dan dosen
3) Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan
Layanan penyediaan data kesehatan masyarakat
Layanan pengelolaan data kesehatan masyarakat (pengolahan dan analisisdata)
Penyebaran informasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah
Penyebarn informasi kesehatan melalui media massa
Pembuatan leaflet, brosur, dan CD yang berkaitan dengan promosi kesehatan
S. Ketenagaan di Nursing Center
Koordinator : Penanggung jawab program puskesmas
Pelaksana :
Tenaga pendidikan (staf pengajar)
Tenaga puskesmas : perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain
Sarana dan Fasilitas di Nursing Center
1. Buku-buku pedoman dari dinas kesehatan
2. Ruangan khusus Nursing Center yang dilengkapi dengan tempat tidur tindakan, meja/ ruang
konseling, komputer
3. Sarana : map family folder, buku register, rak follow up care, media penyuluhan dan konseling
(buku, lembar balik, poster, leaflet, audiovisual),format rujukan, peta wilayah kegiatan
keperawatan komunitas

T. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Nursing Center


1) Faktor pendukung
Yang menjadi faktor pendukung utama dalam pelaksanaan Nursing Center adalah:
a) Komitmen pengambilan kebijakan baik di Institusi Pendidikan maupunDinas Kesehatan
Provinsi Kabupaten/Kota sehingga memperlancar dana,fasilitas dan puskesmas baik untuk
pelatihan perawat, penyediaan sarana dan prasarana (ruangan, CHN kit, alat
transportasi, family folder dll).
b) Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah danDPRD, organisasi
profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait) yangdirasakan sangat mendukung
pelaksanaan Nursing Center
2) Faktor penghambat
Masih adanya persepsi yang keliru baik dari masyarakat luas, profesi kesehatanlain maupun anggota
profesi keperawatan tentang profesi keperawatan dan lingkupkerjanya. Hal ini terjadi karena
perubahan keperawatan dari vokasi menjadi profesiyang relatif baru.

DAFTAR PUSTAKA

Samba, Suharyati. 2007. Nursing Center Konsep dan Aplikasi. Bandung:Yayasan Nursentra
Askep Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)
Kapevi Hatake | 8:19 PM | Asuhan Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup
kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007 diketahui penyebab kematian di Indonesia untuk semua umur,
telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular,
yaitu penyebab kematian pada untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian
yang terbanyak adalah stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Hasil Riskesdas 2007 juga menggambarkan hubungan penyakit
degeneratif seperti sindroma metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan
penyakit jantung dengan status sosial ekonomi masyarakat (pendidikan,
kemiskinan, dan lain-lain). Prevalensi gizi buruk yang berada di atas rata-
rata nasional (5,4%) ditemukan pada 21 provinsi dan 216 kabupaten/kota.
Sedangkan berdasarkan gabungan hasil pengukuran gizi buruk dan gizi
kurang Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 19 provinsi
mempunyai prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di atas prevalensi
nasional sebesar 18,4%. Namun demikian, target rencana pembangunan
jangka menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi yang
diproyeksikan sebesar 20%, dan target Millenium Development Goals
sebesar 18,5% pada 2015, telah dapat dicapai pada 2007.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-
upaya untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik,
berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
terutama keluarga miskin rawan kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan. Salah satu upaya kesehatan
pengembangan yang dilakukan dengan program perkesmas. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 128/Menkes/SK/II/Tahun
2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas, upaya perawatan kesehatan
masyarakat merupakan upaya program pengembangan yang kegiatannya
terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh Puskesmas. Perkesmas dilakukan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan dasar.
Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Untuk
mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat, maka diharapkan 40 %
keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan pembinaan
kesehatan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan perkesmas.
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan
dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah
yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut. Fokus utama
pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin yang rentan dan
keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga yang tidak mendapat
pelayanan perkesmas merupakan beban sosial dan ekonomi serta dapat
berdampak buruk terhadap masyarakat lainnya. Pemerintah memiliki
tanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat dan memberikan
akses ke pelayanan kesehatan terutama bagi keluarga yang memiliki
hambatan untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan. Penduduk
rawan ini telah menjadi salah satu bagian sasaran program Perkesmas di
Puskesmas.
Berdasarkan penelitian Septino (2007) diketahui beberapa
masalah Perkesmas yang dihadapi pada Puskesmas-Puskesmas di
Indonesia antara lain laporan yang tidak sesuai dari Puskesmas,
Puskesmas yang tidak membuat rencana tahunan dan jumlah sasaran
tidak dilakukan pendataan. Tentang masalah dana, Dinas Kesehatan
memberikan dana secara block grand ke Puskesmas berdasarkan usulan
kegiatan yang mereka buat. Selanjutnya, tentang sarana dan prasarana
seperti Public Health Nursing (PHN) kit, obat, buku pedoman dan formulir
laporan sudah tersedia, tetapi pencapaiannya masih rendah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsep perawatan kesehatan masyarakat
(PERKESMAS)?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar
mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai konsep PERKESMAS.
D. Metode
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini
diantaranya melalui media literatur perpustakaan dan elektronik.
E. Sistematika
Secara umum makalah ini terbagi menjadi tiga bagian diantaranya; BAB
I tentang Pendahuluan, BAB II yang berisi Pembahasan dan BAB III tentang
kesimpulan dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Falsafah PERKESMAS
Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman
dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat baik
untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1. Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah pekerjaan luhur dan manusiawi
yang ditujukan untuk klien
2. Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwijudnya manusia sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada
umumnya
3. Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima semua orang
4. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
5. Perawat Kesehatan Masyarakat sebagai provider dan masyarakat sebagai
consumer pelayanan kesehatan , menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan
pelayanan keearah peningkatan status kesehatan masyarakat
6. Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat secara berkesinambungan
7. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatan
B. Pengertian PERKESMAS
Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya
kesehatannya masyarakat.
Berikut ini beberapa definisi tentang keperawatan
komunitas/perawatan kesehatan masyarakat:
1. WHO (1959)
Lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan
ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi
sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hl itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan
2. Ruth B. Freeman
Suatu lapangan khusus bidang keperawatan dimana teknik
keperawatan, ketrampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang
serasi kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada
tenaga sosial lain demi untuk memelihara kesehatan masyarakat.
3. American Nursing Association (ANA)
Suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.
4. Badan Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peranserta aktif masyarakat.
C. Konsep Perawatan Komunitas
Tiga komponen dasar ilmu Keperawatan Kesehatan Masyarakat:
Ilmu Keperawatan

Peran serta Masyarakat Kesehatan Masyarakat

Konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 konsep pokok yaitu:


1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh
dan unik, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani
dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan
sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan,
1992)
Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhannya melalui
berbagai upaya antara lain dengan selalu belajar dan mengembangkan
sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan
yang dimilikinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia secara terus
menerus mengahadapi perubahan lingkungan dan selalu berusaha
beradaptasi terhadap pengaruh lingkungan.
Dimensi manusia sebagai satu kesatuan utuh antara aspek fisik,
intelektual, emosional, social-kultural, spiritual dan lingkungan (Taylor C.
dkk. Fundamental of Nursing, 1989)
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan
dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien
dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan
utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah
satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:
1) Keluarga sebagai unit utama
Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok
Dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan
maslah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah
kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan
dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam
pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga.
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota keluarga
akan mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit. Disisi
lain status kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentkan oleh kondisi
keluarganya.
c. Masyarakat sebagai klien:
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama. Adapun ciri-cirinya antara lain:
1) Interaksi antar warga
2) diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas
3) Suatu komuniatas dalam waktu
4) identitas yang kuat mengikat semua warga
2. Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan
fungsi dengan efektif (Parson). Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif
(Peplau).
Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan:
a. Keturunan
b. Perilaku
c. Pelayanan kesehatan
d. Lingkungan
Sehat merupakan tujuan dalam pemberian pelayanan
keperawatan , dimana kondisi sehat-sakit berada dalam suatu rentang
dari kondisi sehat optimal sampai dengan status kesehatan yang terendah
yaitu kematian dan kondisi normal berada di tengah (dalam kondisi
seimbang).
3. Keperawatan dan PERKESMAS
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap
individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal.
Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan
menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai
dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Pertama,
Keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu
keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan
keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti
menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian
kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.
Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas
ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status
ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari
pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien
sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam pemberian asuhan keperawatan.
4. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik,
psikologis, social budaya dan lingkungan spiritual. Untuk memahami
hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-
lingkungan atau agent-host-environment triangle model yang
dikemukakan oleh Leavelll (1965), dimana ketiga komponen saling
berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan
penduduk.

AGENT/PENYEBAB

LINGKUNGAN HOSPES/MANUSIA

Model Leavell. Agen, hospes dan lingkungan saling berhubungan


dan mempengaruhi kesehatan (Taylor.C. dkk, Fundamental of Nursing,
1989).
D. Asumsi Dasar PERKESMAS
1. Sistem pelayanan adalah kompleks
2. Pelayanan kesehatan (primer, sekunder dan tertier) merupakan
komponen dari pelayanan kesehatan
3. Keperawatan sebagai subsistem pelayanan kesehatan merupakan hasil
produk pendidikan, riset yang dilandasi praktek
4. Focus utama Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah primary care
5. Perawatan Kesehatan Masyarakat terutama terjadi ditatanan kesehatan
utama
E. Pandangan/Keyakinan PERKESMAS
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat
diterima oleh semua orang
2. Penyusunan kebijaksanaan kesehatan seharusnya melibatkan penerima
pelayanan kesehatan
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan klien sebagai
penerima pelayanan kesehatan dapat membentuk kerjasama untuk
mendorong dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan
pelayanan kesehatan
4. Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan penduduk, kelompok,
keluarga dan individu
5. Pencegahan penyakit sangat diperlukan untuk peningkatan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab individu
7. Klien merupakan anggota tetap team kesehatan. Individu dalam
komunitas bertanggung jawab untuk kesehatan sendiri dan harus
didorong serta dididik untuk berperan dalam pelayanan kesehatan
F. Tujuan PERKESMAS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan memampuan masyarakat
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di pandi dan di
masyarakat
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut
dan asuhan keperawatan di rumah
f. Terlayaninnya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
puskesmas
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat yang optimal.
3. Ruang Lingkup PERKESMAS
a. Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan:
1) Penyuluhan kesehatan
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Preventif
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi
2) Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan
ki\unjungan rumah
3) Pemberian vitamin A, Iodium
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
c. Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang
sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit dirumah
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah
sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
4) Perawatan buah dada
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta
dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan:
1) Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya
2) Fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada penderita TBC dan
sebagainya
e. Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengemabalikan penderita ke masyarakat
yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita
AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
G. Sasaran PERKESMAS
Individu, keluarga, kelompok dam masyarakat baik yang sehat
atau sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan karena
ketidaktahuan, ketidakmauan serta ketidakmampuan.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan
pada keluarga rawan yaitu:
1. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan:
a. Ibu hamil tertenti yang belum ANC
b. Ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya
c. Balita tertentu
d. Penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program
e. Penyakit endemis
f. Penyakit kronis tidak menular
g. Kecacatan tertentu (mental atau fisik)
2. Keluarga dengan resiko tinggi
a. Ibu hamil dengan masalah gizi
1) anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
2) Kurang Energi Kronis (KEK)
b. Ibu hamil dengan resiko tinggi lai (perdarahan, infeksi, hipertensi)
c. Balita dengan BGM
d. Neonatus dengan BBLR
e. Usia lanjut jompo
f. Kasus percobaan bunuh diri
3. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
a. Drop out tertentu
1) Ibu hamil
2) Bayi
3) Balita dengan keterlambatan tumbuh kembang
4) Penyakit kronis atau endemis
b. Kasus pasca keperawatan
1) Kasus pasca keperawatan yang dirujuk dari institusi pelayanan kesehatan
2) Kasus katarak yang dioperasi di Puskesmas
3) Persalinan dengan tindakan
4) Kasus psikotik
5) Kasus yang seharusnya dirujuk yang tidak dilaksanakan rujukannya
4. Pembinaan kelompok khusus
Kelompok yang rawan dan rentan terhadap masalah kesehatan
a. Terikat dalam institusi, misalnya
1) Panti
2) Rutan/lapas
3) Pondok pesantren
4) Lokalisasi/WTS
b. Tidak terikat dalam institusi, misalnya:
1) Karang wredha
2) Karang balita
3) KPKIA
4) Kelompok pekerja informal
5) Perkumpulan penyandang penyakit tertentu (jantung, asma, DM dan lain-
lain ).
6) Kelompok remaja.
5. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
1. Masyarakat di daerah endemis suatu penyakit misalnya endemis malaria,
filariasis, DHF, diare.
2. Masyarakat didaerah dengan keadaan lingkungan kehidupan buruk,
misalnya derah kumuh di kota besar.
3. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah yang menonjol
dibanding dengan daerah lain, misalnya daerah dengan AKB tinggi.
4. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah kesenjangan pelayanan
kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitar, misalnya cakupan ANC rendah,
immunisasi rendah.
5. Masyarakat di daerah pemukiman baru, yang diperkirakan akan
mengalami hambatan dalam melaksanakan adaptasi kehidupannya,
seperti daerah transmigrasi, pemukiman masyarakat terasing.
H. Kegiatan PERKESMAS
1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok
khusus melalui home care.
2. Penyuluhan kesehatan
3. Konsultasi dan problem solving
4. Bimbingan
5. Melaksanakan rujukan
6. Penemuan kasus
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
9. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan
komunitas
10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
11. Memberikan tauladan
12. Ikut serta dalam penelitian
Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat
adalah sebagai berikut:
1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk
masyarakat.
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya
pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam
proses keperawatan.
6. kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat
dan bukan di rumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun
yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku
hidup sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.
10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja
secara team.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat
digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan
penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk
sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari
rumah sakit.
12. Home visite sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada
sistem pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan
kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya
dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
Contoh pendekatan yang dapat digunakan dalam Perawatan
Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Problem solving approach
Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan
menggunakan proses keperawatan.
2. Family approach
Pendekatan terhadap keluarga binaan.
3. Case Approach
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas
yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
4. Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan
melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
I. Peran perawat komunitas dalam asuhan keperawatan
Komunitas adalah kelompok sosial yang tingga dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan interest yang sama. (WHO).
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mesekak tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Linda Jarvis)
Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga
diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat
untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
untuk itu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan perawat
komunitas merupakan suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan
oleh komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih
ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu,
keluarga maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan
kesehatan serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri berdasrkan
azas kebersamaan dan kemandirian.
Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek
keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk
meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dari masyarakat.
Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu
masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan
terhadap penyakit melalui:
1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu,
keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi
yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama
(partnership).
2. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh
masyarakat secara komprehensive.
Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas.
2. Kerjasama
Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri.
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.
Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan:
1. Klinik rawat jalan
2. Kantor kesehatan
3. Kesehatan kerja
4. Sekolah
5. Rumah
6. Perkemahan
7. Institusi pemeliharaan kesehatan
8. Tempat pengungsian
Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai:
1. Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan
tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai
satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan
perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam
bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek memberikan
pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek
ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen dan
secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.
Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan
dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan,
pendidikan, case managemen dan konsultasi.
2. Perawat sekolah
Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada
anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986)
Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan
masyarakat sekolah.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan
menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan
lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat
kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang
adalah guru dan kader.
3. Perawat kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational
Health Nursing).
Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di
tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan
lain-lain.
Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian
riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan
primer konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality
asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas.
4. Perawat gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari
dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di
berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk
mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.
Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan
pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam
berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen
dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan
asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk
memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan
kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat.
Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen
kasus, pendidikan, konsultasi, penelitian dan administrasi.
J. Tujuan PERKESMAS
Dalam pelaksanaan kegiatan Perkesmas tujuan yang diharapkan
adalah meningkatnya kemandirian individu, keluarga,
kelompok/masyarakat (rawan kesehatan) untuk mengatasi masalah
kesehatan/keperawatannya sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
K. Dasar Hukum PERKESMAS
Adapun dasar hukum pelaksanaan Perkesmas yaitu:
1. UU no 23 th 1992 tentang kesehatan
2. 2. UU no 32/2004 tentang pemerintahan daerah
3. 3. Kepmenkes no 1575 /menkes/sk/xi/2005 tentang organisasi dan tata
kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia
4. Kepmenkes no 1239/2001 tentang registrasi dan praktik perawat
5. Kepmenkes no 1457/menkes/sk/ x/ 2003 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota
6. Kepmenkes no 128/menkes/sk/ii/2004 tentang kebijakan dasar pusat
kesehatan masyarakat
7. Kepmenkes 836/2005 tentang pengembangan manajemen kinerja
perawatan/bidan
8. Kepmenkes no 279/2006 tentang pedoman upaya penyelenggaraan
Perkesmas di Puskesmas
L. Sasaran PERKESMAS
Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah
seluruh masyarakat yang dapat terbagi menjadi:
1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit,
balita, lanjut usia (lansia), masalah mental/jiwa.
2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit,
masalah mental/jiwa.
3. Kelompok/masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh, terisolasi,
konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan
prioritasnya adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin),
keluarga risiko tinggi (anggota keluarga bumil, balita, lansia, menderita
penyakit).
M. Bentuk Kegiatan PERKESMAS
Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:
1. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di
poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling
(pusling), posyandu, poskesdes.
a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)
b. Penyuluhan kesehatan
c. Tindakan Keperawatan (direct care)
d. Konseling keperawatan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Rujukan pasien/masalah kesehatan
g. Dokumentasi keperawatan
2. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana,
bertujuan untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan.
Home visit adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
komprehensif bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya,
pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan
melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh
suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek
pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional
dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non
kesehatan.
Ruang Lingkup home visit yaitu memberi asuhan keperawatan
secara komprehensif, melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarganya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Mekanisme pelayanan home visit:
a. Proses penerimaan kasus.
Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas,
Koordinator program Perkesmas menunjuk perawat pelaksana Perkesmas
untuk mengelola kasus dan Perawat pelaksana Perkesmas membuat surat
perjanjian dan proses pengelolaan kasus
b. Proses pelayanan home visit:
Persiapan terdiri dari memastikan identitas pasien, bawa
denah/petunjuk tempat tinggal pasien, lengkap kartu identitas unit
tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk di rumah,
menyiapkan file asuhan keperawatan, menyiapkan alat bantu media
untuk pendidikan.
Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan jelaskan tujuan,
observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat, lengkapi
data hasil pengkajian dasar pasien, membuat rencana pelayanan, lakukan
perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi
dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan, dokumentasikan kegiatan.
Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan
pengkajian awal, kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan,
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.
Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria: tercapai
sesuai tujuan, kondisi pasien stabil, program rehabilitasi tercapai secara
maksimal, keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien, pasien di
rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien meninggal dunia.
c. Pembiayaan home visit terdiri dari:
Prinsip penentuan tarif antara lain pemerintah/masyarakat
bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan, disesuaikan dengan
kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi, mempertimbangkan
masyarakat bepenghasilan rendah/asas gotong royong, pembayaran
dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu, mencakup
seluruh unsur pelayanan secara proporsional.
Jenis pelayanan yang kena tarip antara lain jasa pelayanan tenaga
kesehatan, imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan
langsung oleh pasien, dana transportasi untuk kunjungan pasien
3. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila,
posyandu balita, panti asuhan dan lain-lain)
a. Pengkajian keperawatan individu di kelompok
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok
c. Pengobatan (sesuai kewenangan)
d. Rujukan pasien/masalah kesehatan
e. Dokumentasi keperawatan
4. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas
a. Pengkajian keperawatan individu
b. Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung
(lingkungan)
c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan
d. Pencegahan infeksi di ruangan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Penanggulangan kasus gawat darurat
g. Rujukan pasien/masalah kesehatan
h. Dokumentasi keperawatan
N. Pelaksana Kegiatan PERKESMAS
Perawat koordinator Perkesmas di Puskesmas harus mempunyai
kualifikasi yaitu minimal D3 Keperawatan dan pernah mengikuti
pelatihan/sertifikasi Perkesmas serta memiliki pengalaman kerja di
Puskesmas yang mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Pertemuan dengan perawat pelaksana Perkesmas/penanggung jawab
daerah binaan (darbin) untuk mengidentifikasi masalah prioritas dengan
data epidemiologi, merencanakan kegiatan Perkesmas, memfasilitasi
pembahasan masalah dalam Refleksi Diskusi Kasus (RDK), membahas
masalah keuangan.
b. Kunjungan lapangan untuk melakukan bimbingan pada perawat
pelaksana
c. Penyusunan laporan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan Perkesmas yang merupakan bahan pertanggung jawaban
kepada Kepala Puskesmas
Sertifikasi bagi Perawat PERKESMAS yaitu:
a. Pelatihan Perkesmas
b. Pelatihan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK) untuk
perawat koordinator
c. Pelatihan gadar (basic)
d. Pelatihan HIV/AIDS
e. Pelatihan Keperawatan Kesehatan jiwa Masyarakat (basic)
f. Pelatihan-pelatihan lainnya (program ISPA, PHBS, gizi, flu burung, dan
lain-lain)
O. Indikator Keberhasilan PERKESMAS
Indikator keberhasilan kinerja Perkesmas terdiri dari:
a. Indikator kinerja klinik
Ada 4 indikator dalam menilai keberhasilan kinerja klinik
Perkesmas yaitu:
1) Indikator input
Persentasi perawat koordinator (D3 Keperawatan), Persentasi
perawat terlatih keperawatan kesehatan komunitas dan Persentasi
Penanggung jawab daerah binaan/desa punya PHN kit, Persentasi
Puskesmas memiliki pedoman/standar, Tersedia dana operasional untuk
pembinaan, Tersedia standar/pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan,
Tersedia dukungan administrasi (buku register, family folder, formulir
laporan, dll).
2) Indikator proses
Persentasi keluarga rawan mempunyai family folder, Maping
(peta) sasaran Perkemas, Rencana kegiatan Perkesmas (POA), Bukti
Pembagian tugas perawat, Ada kegiatan koordinasi dengan petugas
kesehatan lain, Catatan keperawatan, Kegiatan Refleksi Diskusi Kasus,
Hasil pemantauan dan evaluasi.
3) Indikator output (key indicator)
Persentasi keluarga rawan dibina, Persentasi keluarga selesai
dibina, Persentasi penderita (prioritas SPM) dilakukan tindak lanjut
keperawatan (follow up care), Persentasi kelompok dibina, Persentasi
daerah binaan di suatu wilayah
4) Indikator hasil (Outcome) yang ingin dicapai
adalah terbentuknya keluarga mandiri dalam memenuhi
kesehatannya/mengatasi masalah kesehatannya yang terdiri dari 4
tingkatan keluarga mandiri (KM), masing-masingnya mempunyai kriteria-
kriteria sebagai berikut:
b. Indikator kinerja fungsional
Indikator kinerja fungsional yaitu indikator kinerja perawat
Puskesmas untuk mengukur pencapaian angka kredit jabatan
fungsionalnya yaitu jumlah angka kredit yang dicapai sama dengan
jumlah kegiatan perawat dalam mencapai indikator klinik (output) nya.
P. Pemantauan dan Penilaian PERKESMAS
Pemantauan dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh
kepala Puskesmas dan Perawat koordinator Perkesmas. Hasil pemantauan
terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi masukan untuk perbaikan
dan peningkatan kinerja perawat berikutnya, peningkatan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian dilaksanakan minimal
setiap akhir tahun dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam
penyusunan perencanaan kegiatan Perkesmas pada tahun berikutnya.
Untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja Perkesmas maka
dilakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/garis
atau grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Penilaian dilakukan
setahun sekali meliputi semua aspek baik input, output, outcome sebagai
masukan penyusunan rencana kegiatan Perkesmas tahun berikutnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan PERKESMAS bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Untuk
mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat, maka diharapkan 40 %
keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan pembinaan
kesehatan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan PERKESMAS.
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan
dalam menyelesaikan masalah kesehatannya.
B. Saran
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan
Komunitas atau PERKESMAS merupakan salah satu cabang ilmu
keperawatan yang harus dimiliki oleh tenaga
kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya serta
berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan
mendukung profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab
perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan
Asuhan Keperawatan secara komprehensif.

También podría gustarte