Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun oleh:
Andan Rismanasari
3335121047
3335120100
PENDAHULUAN
Gigi menjadi faktor yang menentukan kecantikan dan artestik dengan
perawatan yang baik, saat ini banyak pasien yang menginginkan prosedur secara
klinis untuk merawat gigi sehingga menuntut perkembangan yang lebih baik dari
teknologi perawatan gigi, salah satunya adalah dengan pemutihan gigi atau yang
dikenal dengan prosedur bleaching tooth.
Pemutihan gigi adalah metode yang efktif untuk memutihkan gigi.
Pemilihan perawatan untuk menambah estetika dari gigi yang telah dilakukan
sejak tahun 1918 (Dwinelle, 1850). Hidrogen peroksida adalah oksidator yang
biasa digunakan pada proses pemutihan gigi dan dapat diaplikasikan secara
langsung pada gigi atau diproduksi pada reaksi kimia dari natrium perborat atau
carbamida peroksida (Price dkk, 2000).
Sifat alami pemutihan dari pemutihan gigi dapat diklasifikasikan menjadi
pemutihan yang terjadi akibat faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik
adalah faktor yang sering terjasi yang diakibatkan oleh akumulasi pewarna yang
dihasilkan dari bahan yang terkansung dalam kopi, teh dan pewarna makanan lain
atau zat yang terkandung dalam rokok (Kwon, 2011). Bahan pemutih gigi secara
umum adalah bahan yang berupa hidrogen peroksida atau karbamida peroksida
(Tredwin dkk, 2006).
Warna yang
mempengaruh
i gigi
Ekstrinsik
Intrinsik (lokal)
intrinsik
(regional)
intrinsik (umum)
Warna Coklat
- produk rokok
- Plak gigi
- teh, kopi, wine, dan
minuman lain
- makanan
- iodin
- metal
Warna hitam
- kloroheksidin
- Cetylpyridinium
chloride
- Fatannous flouride
- daun khat
- doxycycline
- produk rokok
- kacang betel
- plak gigi
trauma
selama
- infeksi peripical
pembentukan
pada gigi primer
enamel (gigi
kedua)
infeksi peripical
- fluorosis
pada gigi primer
- trauma pada
trauma luka pada
pembentukan gigi primer
gigi primer
komposit, ionomer
kaca, atau akrilik
restorasi
caries
trauma pada pulpal
dengan
hemorrhage
kongenital
ertorpoetik
porfira
tetracycline
okronosis
alkaptonuria
- tetracycline
- terapi minosiklik
- bakteri kromogenik
- eh, kopi, wine dan
minuman lain
- makanan
- metal
Warna hijau
- bakteri kromogenik
Warna oranye
- teh
- metal
- bakteri kromogenik
- metal
- doxycycline
Warna kuning
- trauma selama
pembentukan
enamel (gigi
kedua)
- infeksi peripical pad gigi primer
- trauma tanpa
hemorrhage
- komposit, ionomer
kaca, atau akrilik restorasi
- caries
- abrasi gigi
Warna putih
penyakit akibat
hiperbilirubine - Fluorosis
mia
regional abrasi
atau erosi gigi
epidermolisis
bullosa
- akibat
amelogenesis
- akibat
dentinogenesis
- fluorosis
- epidermolisis
bulosa
- penyakit akibat
hiperbiliruninem
ia
- penuaan
- haemoglobin dan
haem moietis
sejumlah kecil bleaching agent yang diaplikasikan ke gigi melalui custom yang
dilapisi pelindung mulut dan dilakukan selama setidaknya 2 minggu (Kishi dkk,
2011).
Mekanisme dari pemutihan gigi menggunakan hidrogen peroksida tidak
diketahui secara pasti. Tidak diketahui apakah radikal peroksida membuat gigi
lebih putih dengan deprotonasi, demineralisasi atau oksidasi lapisan gigi (Eimar
dkk, 2012).
Macam Macam Metode Pemutihan Gigi
Terdapat macam macam metode pemutihan gigi (Kishi dkk, 2011):
a. Home bleaching
Produk perawatan pemutihan gigi yang dilakukan sendiri di rumah disebut
produk home bleaching. Tekinik ini menggunakan tray. Pertama tama pasien
dicetak menggunakan tray yang sesuai dengan rahangnya. Tray ini berfungsi
untuk menjaga bahan bleaching hanya terfokus mengenai gigi saja dan tidak
mengenai jaringan lunak (gusi dan sekitarnya). Secara umum produk home
bleaching mengandung bleaching agent yang relatif pada tingkat rendah yang
diaplikasikan di gigi melalui pelindung pelapis mulut dan diaplikasikan selama
dua minggu (Kishi dkk, 2011).
sebelumnya, menggunakan spatula yang dipanaskan atau panas panas lampu yang
direkomendasikan untuk mempercepat reaksi kimia. Efek panas dari office
bleaching dilaporkan bahwa dengan menambah 10oC dapat menggandakan rasio
reaksi kimia. Bagaimanapun temperatur didapatkan oleh instrumen sangat tinggi
yang dapat merusak pulp tissue pada gigi. Bagian dari efek pemanasan pada office
bleaching, banyak office bleaching mengandung photosensitif agent dan didesain
komponen untuk mengabsorb energi dari sumber cahaya. Energi yang diabsorbi
bisa mempercepat reaksi oksidasi H2O2 dan akibatnya menambah efektivitas dan
kecepatan pemutihan (Kishi dkk, 2011). Lewinstein dkk pada tahun 1994 meneliti
komponen keras dari manusia, enamel dan dentin menyatakan 30% hidogen
peroksida digunakan pada temperatur 37oC dan 50oC.
Penelitian lain oleh Fang dan Grace (2013) menyebutkan bahwa efek
pemanasan pada perubahan warna, E, dari pewarna akibat teh, Bovine teeth
dengan pengaplikasian gel peroksida dimana penelitian dilakukan pada temperatur
ruang 35oC. Panas menunjukkan adanya efek katalitik hanya setelah
pengaplikasian pada 60 menit. Penambahan temperatur sampai 40oC memberikan
hasil yang sama dengan penambahan waktu 30 menit tetapi tidak memiliki efek
katalitik pada waktu 60 menit (Fang dan Grace, 2013).
Gambar 2 Grafik batang efek temperatur terhadap efisiensi pemutihan gigi dengan
gel peroksida (Fang dan Grace, 2013).
b. Konsentrasi H2O2
Konsentrasi hidrogen peroksida harus diatur agar tidak menimbulkan
iritasi ketika dilakukan proses pemutihan gigi. Apabila konsentrasi hidrogen
peroksida terlalu tinggi dapat mengakibatkan hiperestesia (Kishi dkk, 2011). Efek
yang terjadi akibat potensial racun dari hidrogen peroksida adalah merusak
struktur gigi dan lapisan mukosa mulut yang dikenal dengan ingesti sistemik.
c. Waktu pengaplikasian
Waktu pengaplikasian pemutihan gigi bergantung dari jenis pemutih dan
konsentrasi pemutih gigi. Bleaching agent yang diaplikasikan ke gigi melalui
custom yang dilapisi pelindung mulut dan dilakukan selama setidaknya 2 minggu
(Kishi dkk, 2011).
d. Sumber energi cahaya
Cahaya yang digunakan sebagai sumber cahaya dalam proses pemutihan
gigi adalah LED biru dan ungu, cahaya LED biru maupun lampu halogen
konvensional (Kishi dkk, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Fang dan Grace
pada tahun 2013 menyatakan bahwa efek cahaya hanya efektif pada proses
pemutihan setelah 60 menit dengan aplikasi panjang gelombang 490nm,
memperlihatkan bahwa terjadi perubahan warna. Berikut ini merupakan grafik
hubungan efisiensi pemutihan gigi terhadap waktu dan panjang gelombang
aplikasi pemutihan gigi yang dilakukan oleh Fang dan Grace.
Gambar 3 Grafik batang efek pemanasan cahaya terhadap efisiensi pemutih gel
peroksida pada gigi (Fang dan Grace, 2013)
e. Pesensi katalis
Kombinasi faktor faktor dapat mempercepat proses office bleaching dan hasil
yang baik dalam waktu yang singkat.
Penggunaan TiO2 sebagai Bahan Pemutih Gigi
A. Reaksi Umum TiO2 dalam Fotokatalisis
TiO2 mengabsorb cahaya diatas energi band gab (sekitar 3,1 eV) dan
elektron tereksitasi ke pita konduksi. Elektron tereksitasi mereduksi oksigen,
menghasilkan superoksida radikal seperti O2-. Hole dihasilkan di pita valensi
mereduksi ion hidroksida dan menghasilkan radikal hidroksil (Komatsu dkk,
2014).
10
11
2011
2014
12
superoksida (O2-), hidroksil (HO), peroksil (ROO) dan alkoksil (RO) (Walsh,
2000). Mekanisme bagaimana hidrogen peroksida pada pemutihan gigi
berdasarkan reaksi oksidasi, walaupun prosesnya tidak diketahui secara pasti.
Proses pemutihan terjadi akibat oksidator menghilangkan semua bahan organik
yang menempel pada gigi tanpa membuka matrik enamel tetapi mungkin
mengubah posi warna menjadi tanpa warna (Haywood, nd).
Produksi hidrogen peroksida dapat diikuti oleh pembebasan jenis oksigen
yang reaktif tinggi di badan dengan enzimatik dan reaksi redoks yang sepontan,
melibatkan interaksi dengan transisi metal seperti besi atau tembaga. Enzim
seperti enzim katalase dekomposisi H2O2 dalam air dan oksigen. Radikal oksigen
yang rekatif adalah sumber potensial untuk merusak sel yangdapat menyebabkan
DNA rusak, genotoksisiti dan citotoksisiti tetapi radikal dapat melewati lapisan
biologi dan atau melewati jarak yang lebar antar sel. Antioksidan menyediakan
sumber elektron yang dapat mereduksi radikal hidroksil dalam air (Tredwin,
2006).
TiO2 digunakan sebagai bahan yang ditambahkan pada hidrogen peroksida
sebagai agen pemutih gigi. Berdasarkan peneliti Taga pada tahun 2009 bahwa
masalah pemutihan gigi dapat di selesaikan dengan penggunaan TiO2-xNx (TiO 2
yang didopping dengan Nitrgen) serbuk yang dikombinasikan dengan hidrogen
peroksida
pada
pelapisan
pasta,
dimana
dibuat
memungkinkan
untuk
menggunakan cahaya tampak seperti cahaya ungu atau biru yang memancarkan
dioda. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 oleh Kishi
dengen menggunakan modifikasi TiO2 cahaya tampak. Visible light-TiO 2 (VLTiO2) termodifikasi dari fotokatalis TiO 2 dan aplikasi dari visible light pada
bleaching agent mengandung H2O2 dan TiO2 dapat menambah kemampuan
pemutihan. VL-TiO2 bekerja sebagai fotokatalis yang bereaksi dengan cahaya
tampak khususnya pada gelombang panjang rendah.
Fotokatalis TiO2 yang digunakan pada penelitian prosedur pemutihan
terbaru terbaru menujuk pada jenis titanium dioksida nanotube. TNT memiliki
kemampuan fotokatalitik yang dan fungsi fisik-kimia melalui spesifik co-existing
struktur nanotube dan kristal yang berbeda. Titanium dioksina nanotube (TNT)
13
merupakan bahan yang memiliki fungsi yang baik dengan sifat fotokatalis yang
ditambahkan pada titanium dioksida dengan mengkombinasikan sifat berbeda dari
struktur nanotube spesifik dan kristal nanotube (Komatsu dkk, 2014).
Kishi 2011 meneliti bahwa dengan mengunakan material yang
mengandung 35% H2O2 di syringe A dan 30% carbamide peroxide di syringe B.
Campuran dri dua syringe tersebut mengasilkan gel yang mengandung 23% H2O2
dimana diaplikasikan pada permukaan gigi yang sudah berubah warna akibat
adanya paparan tanin dari teh. Aktivitas katalitik dari VL-TiO 2 yang diberikan
dopan Nitrogen baik untuk prosedur ini. Hasil pemutihan gigi pada penelitian
tersebut dapat ditampilkan sebagai berikut:
Gambar 2 Gigi yang dilakukan pemutihan dari warna coklat akibat teh. a) sebelum
dilakukan pemutihan pada permukaan. b) setelah pertama kali dilakukan
pemutihan. c) setelah dilakukan enam kali pemutihan. d) setelah dilakukan
sembilan kali pemutihan. e) penampang melintang dari bovine tooth sebelum
pemutihan f) penampang melintang setelah sembilan kali pemutihan.
Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa cahaya LED biru dan ungu lebih
efektif daripada cahaya LED biru dan lampu halogen konvensional untuk
pemutihan gigi dengan fotokatalis VL-TiO2.
14
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Dwinelle WW., 1850, Ninth Annual Meeting of American Society of Dental
Surgeons, Article X. Am J Dent Sci
Eimar H., Siciliano R., Abdallah M. N., Nader S. A., Amin W. A., Martinez P. P.,
Celemin A., Cerruti M., Tamimi F., 2012, Hydrogen Peroxide Whitens Teeth
by Oxidizing the Organic Structure, Journal of Dentistry 40s (2012) e25-e33
Fang dan Grace C., 2013, Reaction Kinetic of Hydrogen Peroxide in Teeth for
Teeth Whitening Application, UCLA Electronic Theses and Dissertation.
Ishibashi T., Ishibashi K., Taoda H., dan Nonami T., 2001, Method for Bleaching
Discolored Tooth by Titanium dioxide Photocatalyst, United Stated Patent
US 6231343B1
Kennedy N. R., 2012, Effect og Dehydration on In-Office Bleaching Color
Changes, Theses and Dissertetion Iowa Research Online, University of
Iowa
17
Kishi A., Otsuki M., Sadr A., Ikeda M. dan Tagami J., 2011, Effect of Light Unit
on Tooth Bleaching with Visible-Light Activating Titanium dioxide
Photocatalyst, Dental Material Journal 2011; 30(5): 723-729, Jepang
Komatsu O., Nishida H., Sekino T., Yamamoto K., 2014, Application of Titanium
dioxide Nanotube to Tooth Whitening, Nano Biomedicine 6(2), 63-72,
Jepang
Kwon S. R., 2011, The Relationship of Hydrogen Peroxide Exposure Protocol to
Bleaching Efficacy, Theses and Dissertation, Iowa Research Online,
University of Iowa
Lewinstein, I., Hirschfeld, Z., Stabholz, A., Rotstein, I., 1994, Effect of hydrogen
peroxide and sodium perborate on the microhardness of human enamel and
dentin, J Endodontics 20: pp. 6163
Nonami T., 2002, Bleaching with TiO2 Photocatalyst, Ceramics Research
Institute, AIST Today vol 2, No 1 (2002) 10.
Pang L. Y., Lim S., Ong H C., Chong W.T., 2014, A Critical Review on the Recent
Progress of Synthetizing Techniques and Fabrication of TiO2-based
Nanotube Photocatalyst, Applied Catalysis A: General 481 (2014) 127142
Price RB, Sedarous M, Hiltz GS., 2000, The pH of tooth-whitening Products,
Journal of Canadian Dental Association
Taga Y., 2009, Titanium oxide Based Visible Light Photocatalyst: Material Design
and Application, Thin Solid Film 517 (2009) 3167-3172, Jepang:
Universitas Chubu
Tredwin C. J., Naik S., Lewis N.J., Scully C. CBE., 2006, Hydrogen Peroxide
Tooth-Whitening (Bleaching) Product: Review of Adverse Effect and Savety
Issues, British Dental Journal 2006; 200: 371376
Walsh L J., 2000, Safety issues relating to the use of hydrogen peroxide in
dentistry, Aust Dent J 2000; 45: 257-269.
Zita J., Krysa J., dan Mills A., 2009, Correlation of Oxidative and Reductive Dye
Bleaching on TiO2 Photocatalyst Film, Journal of Photochemistry and
Photobiology A: Chemistry 203 (2009) 119-124.
18