Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TUJUAN
Untuk menentukan kandungan fosfat pada tanah pertanian dengan metode
spektrofotometer uv - vis
B. LANDASAN TEORI
Tanah adalah suatu komponen dari keseluruhan ekosistem dan tidak dapat dilepaskan dari
kesehatan ekosistem tersebut. Dibidang pertanian, tanah yang sehat memiliki kondisi fisik,
kimia, dan biologis optimal untuk produksi tanaman dan memiliki kesanggupan untuk
menjaga kesehatan tanaman serta kualitas ekosistem yang mencakup air dan tanah. Dalam
sejumlah kondisi, tanah yang sehat mungkin saja tidak berfungsi sebagai komponen
ekosistem yang sehat karena adanya penambahan komponen tanah yang tidak sehat dari luar
itu sendiri , misalnya penambahan bahan kimia yang berlebihan atau pembuangan limbah
toksik. Hal ini berarti bahwa kehadiran suatu organisme akan mempengaruhi keberadaan
organisme lain secara langsung maupun tidak langsung. Tanah yang subur kaya akan
keanekaragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan
virus, serta mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah.
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan
dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan
dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di
sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari
batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus( Havlin,et.al.1999).
Pergerakan ion fosfat umumnya disebabkan oleh proses difusi,tetapi jika kandungan P
larutan tanah cukup tinggi, maka proses aliran massa berperan dalam proses transportasi
tersebut. Ion yang sudah berada di permukaan akar mennuju rongga luar akar (outer space)
melalui proses difusi sederhana, serapan pertukaran, dan kegiatan bahan pembawa (carrier)
selanjutnya ion memasuki rongga dalam akar (interspace) dengan melibatkan energy
metaboliosme
Sumber fosfat yang ada dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat, sisasisa tanaman dan bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik menjadi fosfor anorganik
dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu, penyerapan fosfor juga dilakukan oleh liat dan
silikat (Isnaini, 2006). Fosfat anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk
anorganiknya adalah senyawa Ca, Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung senyawa yang
berasal dari tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan
fitin .Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut. Walaupun terdapat CO2
didalam tanah tetapi menetralisasi fosfat tetap sukar, sehingga dengan demikian P yang
tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedia didalam tanah dapat diartikan sebagai Ptanah yang dapat diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat. P- organik dengan
proses dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik. Pengaruh CO2 terhadap fosfat tanah
adalah sebagai berikut
Ca (H2PO4)2 + 2 Ca (HCO3)2
P larut dalam air
Ketersediaan fosfor didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling
penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan
aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut dalam
air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber pH tinggi, fosfor akan
bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar
larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman
Selain pH, faktor lain yang menentukan pasokan fosfat adalah sebagai berikut :
a. Aerasi
Ketersediaan oksigen di dalam tanah (aerasi) diperlukan untuk meningkatkan pasokan
fosfor lewat proses perombakan bahan organik oleh mikroorganisme tanah.Pada tanah padat
atau tergenang air, penyerapan fosfor dan unsur- unsur lainnya akan terganggu.
b. Temperatur
Secara langsung temperatur kamar dapat meningkatkan atau menurunkan ketersediaan
fosfor. Pada temperatur yang relatif hangat, ketersediaan fosfor akan meningkat karena
proses perombakan bahan organik juga meningkat. Ketersediaan fosfor menipis di daerah
yang bersuhu rendah.
c. Bahan organik
Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk
pertumbuhannya. Fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus. Karena itu, untuk menyediakan
cukup fosfor, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan mikroorganisme tanah
perlu dipertahankan.
d. Unsur hara lain
Tercukupinya jumlah unsur hara lain dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Ammonium
yang berasal dari nitrogen dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Kekurangan unsur hara
mikro dapat menghambat respon tanaman terhadap pemupukan fosfor.
Larutkan 1,2 gram (NH4)6 Mo7O24.4H2O dengan 10 ml aquades dalam labu ukur 100
mL. Tambahkan 14 ml H2SO4 pekat dan 0,227 g K (SbO)C4H 4O6.0,5 H2O. kemudian
encerkan sampai tanda batas dengan aquades
Pereaksi pewarna P
Campurkan 1,06 g asam askorbat dan 50 ml pereaksi P pekat, kemudian dijadikan
100 ml dengan aquades. Pereaksi P ini harus selalu dibuat baru.
Standar induk PO4 1.000 ppm
Pindahkan secara kuantitatif larutan pereaksi pewarna pekat di dalam ampul ke dalam
labu ukur 100 ml. Encerkan dengan aquadest sampai dengan tanda garis, kocok
Standar induk PO4 200 ppm
Pipet 50 ml standar induk PO4 1000 ppm ke dalam labu 250 ml. Encerkan
dengan aquadest sampai dengan tanda garis. lalu kocok.
standar PO4 20 ppm
Pipet 10 ml Standar PO4 200 ppm ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian diencerkan
dengan aquades hingga tanda batas
Deret standar PO4 (0; 1; 2; 3; 4; dan 5 ppm)
Pipet berturut turut 0; 2,5; 5; 7,5; 10; dan 12,5 ml standar 20 ppm PO4 ke dalam labu ukur
50 ml. Masing-masing ditambah 5 ml HCl 25% kemudian diencerkan dengan aquades
sampai tanda batas
D. CARA KERJA
Preparasi sampel
Tanah diambil secara komposit pada kedalaman 0-30 cm.sampel ini
dikeringkan,kemudian diayak dengan lubang saring 2 mm,kemudian disimpan dalam botol
plastik
Timbang 2,000 g contoh tanah ukuran <2 mm, dimasukkan ke dalam botol kocok dan
ditambahkan 10 ml HCl 25% lalu kocok dengan mesin kocok selama 5 jam. Masukan ke
dalam tabung reaksi dibiarkan semalam atau disentrifuse. Pipet 0,5 ml ekstrak jernih contoh
ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 9,5 ml aquades dan dikocok.
Pipet 4 ml ekstrak contoh encer dan ( 0; 2,5; 5; 7,5; 10; dan 12,5 ml ) deret standar
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 4 ml larutan
pereaksi pewarna P dan dikocok. Dibiarkan selama 15 menit, lalu ukur absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm
Pengukuran
Deret standar
Volum awal
Standar
(ml)
Kosentrasi awal
standar
(ppm)
Volume akhir
(ml)
Penambhan
aquades
Konsentrasi
akhir
(ppm)
20
50
2,5
20
50
20
50
7,5
20
50
10
20
50
12,5
20
50
Sampel
Volume
Penambahan
Pendiaman
Panjang gelombnag
sampel(ml) pewarna P
(menit)
(nm)
15
693
E. HASIL PENGAMATAN
0,046
0,121
0,288
0,272
0,352
0,402
Sampel
0,132
F. ANALISIS DATA
x 100 %
gram sampel
= 0,8 mg/1000 mL x ( 0,5 x 20 ) mL
x 100 %
2 gr
= 0,8 mg/1000 mL x 10 mL
x 100 %
2 gr
=
0,8 mg/100
x 100 %
2000 mg
=
0,008 mg
x 100 %
2000 mg
= 0,004 %
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai kandungan fosfat 0,004 %
G. PEMBAHASAN
Tanah sebagai media tanam yang memegang peranan penting sebagai penyedia hara
bagi tumbuhan. Didalam tanah yang digunakan sebagai media tanam terkandung berbagai
macam unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk melakukan pertumbuhannya. Unsur yang
terkandung dalam tanah bukan hanya unsur yang diperlukan oleh tanaman tetapi juga
ditemukan unsurunsur lain yang bersifat toksik bagi tanaman. Keadaan unsurunsur yang
bersifat toksik ini tidak boleh melebihi ambang batas., karena dapat merusak tanaman dan
menyebabkan kematian pada tanaman. Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi tersendiri dan
mempengaruhi proses-proses tertentu dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Leopold and kriedman,1986).
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis kandungn fosfat pada tanah pertanian
menentukan sampel tanah dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu secara alami, yaitu
membiarkan tanah terkena sinar matahari langsung. kemudian sampel kering diayak dengan
menggunakan lubang ukuran 2 mm tujuanya untuk menghilangkan kotoran yang ikut
terbawa saat pengambilan sampel. Sampel ditambahkan pelarut asam kuat HCl 25 % untuk
melarutkan mineral yang terdapat dalam tanah, kemudian digojok tujuanya untuk
meyakinkan bahwa zat analit akan terlarut dalam pelarut tersebut . sampel diuji dengan
menggunakan pereaksi ammonium molibdat dan kalium antimonil tatrat. Penentuan kadar
fosfat ini didasarkan pada pembentukan senyawa kompleks fosfomolibdat yang berwarna
biru. Dalam suasana asam senyawa orto fosfat yang terdapat dalam tanah bereaksi dengan
ammonium molibdat dan kalium antimonil tatrat membentuk senyawa kompleks ammonium
fosfomolibdat. dengan menggunakan reduktor asam askorbat senyawa kompleks akan
tereduksi mejadi biru molibdem ( molybdenum blue ) Amonium fosfomolibdat yang
mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang 694 nm.
Dengan membuat kurva kalibrasi persamaan garis lurus dari larutan standar ( 0, 1, 2 ,3,
4 ,dan 5 ppm ) dan memasukan absorbanasi dari contoh ke dalam kurava kalibrasi ,maka
kandungan fosfat pada tanah dapat ditentukan. Dalam hal ini nilai absorban dan laturan
standar diperoleh pada pengukuran dengan metode spektrofotometer uv vis pada panjang
gelombang 694 nm. Dari grafik hubungan antara konsentarsi dan absorban larutan standar
diperoleh persamaan Y= 0,0702x + 0,0713 dengan nilai regersi sebesar 0,921. Nilai regresi
yang diperoleh tidak cukup kuat sehingga grafik hubungan antara absorban dan konsentrasi
tidak linear. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kesalahan pada saat pembuatan larutan
standar dan kesalahan dalam spektrofotometer yaitu :
.Kesalahan dalam hal penggunaan alat atau pengoperasian instrumen dari alat
spektrofotometer tersebut, seperti pada cara memegang sel kuvet harus sesuai
dengan petunjuk) karena sidik jari dapat menyerap pengukuran daerah ultra
ungu.
Kandungan fosfat dalam tanah bervariai sekitar 15- 80%. Bentuk-bentuk fosfat ini
berasal dari tanaman, hewan dan mikroba. Bentuk fosfat inin terdapat sebagai senyawa ester
dari asam ortofosfat, yaitu inositol, fosfolipid, asam nukleat, nukleotida dan gula fosfat . Tiga
senyawa yang disebutkan pertama amat dominan dalam tanah ( Havlin,et.al.1999).
Berdasarkan perhitungan diproleh nilai kadar fosfat 0,004 % ini menunjukan bahwa
kandungan fosfat pada sampel tanah yang diuji memiliki kadar fosfat rendah. Ketersediaan
fosfat didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH
tanah. Pada tanah ber-pH rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium.
Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut dalam air sehingga
tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber pH tinggi, fosfor akan bereaksi dengan
ion kalsium. Reaksi ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak
dapat digunakan oleh tanaman.
faktor yang menentukan pasokan fosfat pada tanah adalah sebagai berikut :
a. Aerasi
Ketersediaan oksigen di dalam tanah (aerasi) diperlukan untuk meningkatkan pasokan
fosfor lewat proses perombakan bahan organik oleh mikroorganisme tanah. Pada tanah
padat atau tergenang air, penyerapan fosfor dan unsur- unsur lainnya akan terganggu.
b. Temperatur
Secara langsung temperatur kamar dapat meningkatkan atau menurunkan ketersediaan
fosfor. Pada temperatur yang relatif hangat, ketersediaan fosfor akan meningkat karena
proses perombakan bahan organik juga meningkat. Ketersediaan fosfor menipis di daerah
yang bersuhu rendah.
c. Bahan organik
Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk
pertumbuhannya. Fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus. Karena itu, untuk
menyediakan cukup fosfor, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan
mikroorganisme tanah perlu dipertahankan.
Keunggulan dari Metode asam askorbat ini dengan metode lain adalah dapat digunakan
untuk berbagai tipe sampel dan mengalami gangguan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan metode SnCl2 (Baush, 1974). sederhana, cepat dan akurat. Akan tetapi reagen yang
digunakan kurang stabil (Benhart, 1954).
H. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Andi
Buckman & Brandy. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh Soegiman, Penerbit Bhatara
Karya Aksara Jakarta.
CONNELL WD, "Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran"; UI Press, Jakarta 1995.
Havlin, J.L., J.D. Beaton., S.L. Tisdale., and W. L. Nelson.1999. Soil Fertility an Fertilizer.
An Introduction to Nutrient Management. Sixth ed. Prentice Hal, New Jersery.
Lembaga Penelitian Tanah. 1978. Penuntun Analisa Tanaman. Publikasi L.P.T. No. 9/71.
.
Sastrawijaya, T.A. 1991. Pencemaran Lingkungan, Jakarta: Rineka Cipta Sudja, W.A. 1985.
Ilmu Kimia Lingkungan, Jakarta : Universitas Terbuka
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Tarsito.
Sulaeman Dkk.2005. Petunjuk Tekhnisi Analisis Kimia Tanah,Tanaman, Air dan
Pupuk .Bogor: Departemen Pertanian.
Lampiran
a. Perhitungan
Persamaan Reaksi
KH2PO4
K+ + H2PO4-
H2PO4
2H+ + PO42-
: 500 ml = 0,5 L
: 0, 1, 2, 3, 4, 5 ppm
Pembuatan HCl 25 %
HCl 37 %
Encerkan 67,568 ml HCl pekat 37 % dengan
aquades
Hingga volume 100ml
Pereaksi P pekat
2 gram (NH4)6Mo7O24.H2O
Larutkan (10) ml aquades
+ 10 ml H2SO4 pekat
+ 0,277 gr K (SbO)C4H4O6.0.5 H2O
Encerkan dengan aquades hingga 100 ml
Skema kerja
Sampel ( tanah )
Diambil secara komposit pada kedalaman 0 30 m
Dikeringkan, digiling, kemudian diayak dengan
lubang saring 2 mm
Simpan dalam botol plastik
Tanah halus
Timbang 2 gr sampel
Masukkan kedalam botol, kocok
+10 ml HCl 25 %
kocok dengan mesin dan biarkan selama minimal 5
jam
( tabung reaksi), biarkan semalam atau desentrifuse
Ekstrak jernih sampel
Pipet 0,5 ml ( tabung reaksi)
+ 9,5 ml aquades
Kocok
Ekstrak sampel jernih encer
Pipet 2 ml dan deret standar masing- masing
( tabung reaski)
+ 10 ml larutan pewarna p pekat, kocok
Biarkan selama 30 menit
Ukur absorbannya pada = 693 nm