Está en la página 1de 21

A.

TUJUAN
Untuk menentukan kandungan fosfat pada tanah pertanian dengan metode
spektrofotometer uv - vis
B. LANDASAN TEORI
Tanah adalah suatu komponen dari keseluruhan ekosistem dan tidak dapat dilepaskan dari
kesehatan ekosistem tersebut. Dibidang pertanian, tanah yang sehat memiliki kondisi fisik,
kimia, dan biologis optimal untuk produksi tanaman dan memiliki kesanggupan untuk
menjaga kesehatan tanaman serta kualitas ekosistem yang mencakup air dan tanah. Dalam
sejumlah kondisi, tanah yang sehat mungkin saja tidak berfungsi sebagai komponen
ekosistem yang sehat karena adanya penambahan komponen tanah yang tidak sehat dari luar
itu sendiri , misalnya penambahan bahan kimia yang berlebihan atau pembuangan limbah
toksik. Hal ini berarti bahwa kehadiran suatu organisme akan mempengaruhi keberadaan
organisme lain secara langsung maupun tidak langsung. Tanah yang subur kaya akan
keanekaragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan
virus, serta mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah.
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan
dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan
dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di
sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari
batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus( Havlin,et.al.1999).

Pergerakan ion fosfat umumnya disebabkan oleh proses difusi,tetapi jika kandungan P
larutan tanah cukup tinggi, maka proses aliran massa berperan dalam proses transportasi
tersebut. Ion yang sudah berada di permukaan akar mennuju rongga luar akar (outer space)
melalui proses difusi sederhana, serapan pertukaran, dan kegiatan bahan pembawa (carrier)
selanjutnya ion memasuki rongga dalam akar (interspace) dengan melibatkan energy
metaboliosme
Sumber fosfat yang ada dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat, sisasisa tanaman dan bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik menjadi fosfor anorganik
dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu, penyerapan fosfor juga dilakukan oleh liat dan
silikat (Isnaini, 2006). Fosfat anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk
anorganiknya adalah senyawa Ca, Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung senyawa yang
berasal dari tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan
fitin .Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut. Walaupun terdapat CO2
didalam tanah tetapi menetralisasi fosfat tetap sukar, sehingga dengan demikian P yang
tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedia didalam tanah dapat diartikan sebagai Ptanah yang dapat diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat. P- organik dengan
proses dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik. Pengaruh CO2 terhadap fosfat tanah
adalah sebagai berikut

Ca3(PO4)2 + 4H2O + 4CO2


P- tidak larut

Ca (H2PO4)2 + 2 Ca (HCO3)2
P larut dalam air

Ketersediaan fosfor didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling
penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan
aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut dalam
air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber pH tinggi, fosfor akan

bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar
larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman
Selain pH, faktor lain yang menentukan pasokan fosfat adalah sebagai berikut :
a. Aerasi
Ketersediaan oksigen di dalam tanah (aerasi) diperlukan untuk meningkatkan pasokan
fosfor lewat proses perombakan bahan organik oleh mikroorganisme tanah.Pada tanah padat
atau tergenang air, penyerapan fosfor dan unsur- unsur lainnya akan terganggu.
b. Temperatur
Secara langsung temperatur kamar dapat meningkatkan atau menurunkan ketersediaan
fosfor. Pada temperatur yang relatif hangat, ketersediaan fosfor akan meningkat karena
proses perombakan bahan organik juga meningkat. Ketersediaan fosfor menipis di daerah
yang bersuhu rendah.
c. Bahan organik
Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk
pertumbuhannya. Fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus. Karena itu, untuk menyediakan
cukup fosfor, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan mikroorganisme tanah
perlu dipertahankan.
d. Unsur hara lain
Tercukupinya jumlah unsur hara lain dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Ammonium
yang berasal dari nitrogen dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Kekurangan unsur hara
mikro dapat menghambat respon tanaman terhadap pemupukan fosfor.

Metode Analisis Kuantitatif fosfat


1. Metode asam askorbat
Asam askorbat merupakan salah satu pereduksi yang dapat memberikan warna kompleks
biru yang maksimum (Snell, 1948). Dalam metode asam askorbat, ammonium molibdat
dan kalium antimonil tartarat bereaksi dalam medium asam dengan larutan sampel
membentuk kompleks antimonil fosfomolibdat yang akan direduksi menjadi kompleks
biru-molibdem (molybdenum blue) oleh asam askorbat dan diukur dengan
spektrofotometer pada = 880 nm. Metode asam askorbat ini dapat digunakan untuk
berbagai tipe sampel dan mengalami gangguan yang lebih sedikit dibandingkan dengan
metode SnCl (Baush, 1974). Selain itu metode ini lebih
2. Metode SnCl2 ( Deniges methods)
SnCl2 merupakan salah satu pereduksi yang mempunyai kesensitifan besar tetapi
pereaksi ini kurang stabil dan harus digunakan dalam keadaan baru (Abbo1963). Dalam
metode ini, SnCl bereaksi dengan ammonium molibdat membentuk kompleks berwarna
biru yang mengabsorpsi maksimum cahaya pada panjangelombang 690 nm. Kepekatan
warna yang dihasilkan tergantung pada proporreagen yang ditambahkan, temperatur dan
waktu reaksi. Metode ini terganggu olesilikat dan arsenit (positif) sedangkan arsenat,
fluorida, thorium, bismut, sulfidatiosianat (negatif). Warna yang terbentuk lebih stabil
dibandingkan dengan metodeasam askorbat.
3. Metode Vanadat
Fosfat bereaksi dengan vanadat membentuk senyawa kompleks berwarna kuning.
Pencampuran pereaksi vanadat dan molibdat harus dilakukan beberapa hari sebelum
digunakan karena sangat cenderung untuk mengendap. Bahan bahan organik yang turut
tercampur harus terlebih dahulu dihilangkan agar tidak mengganggu warna yang

dihasilkan menggunakan pereaksi pengoksidasi (The tintometer, 1967). Warna kompleks


fosfovanadomolibdat lebih stabil dibandingkan warna kompleks biru- molibdem.
Spektofotometer UV-VIS
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans dan absorbans suatu contoh
sebagai fungsi panjang gelombang. Penggunaan absorbansi atau transmitansi dalam
spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan untuk analisis kulaittatif dan kuantitatif spesies
kimia ( Khopkar, 2002).
Pengukuran terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal
mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai
manual, perekam maupun sinar tunggal atau sinar rangkap.

Kesalahan Dalam Spektrofotometer


Kesalahan-kesalahan dalam penggunaan alat spektrofotometer adalah:
1. Kesalahan dalam hal penggunaan alat atau pengoperasian instrumen dari alat
spektrofotometer tersebut, seperti pada cara memegang sel kuvet harus sesuai dengan
petunjuk) karena sidik jari dapat menyerap pengukuran daerah ultra ungu.
2. Gelombang gas tidak ada dalam lintasan optik
3. Penyerapan panjang gelombang dari alat harus diteliti dan ketidakstabilan dalam
sirkuit harus diperbaiki.
4. Ketidak tetapan contoh dalam konsentrasi zat.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat - alat
Neraca analitik
Alat sentrifusi
Tabung sentrifusi
pipet volum
Mesin kocok
Tabung reaksi
Spektrofotometer UV-VIS
Labu ukur 100 ml
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Bahan
Tanah pertanian
Aquades
HCl 25%
KH2PO4
Amonium molibdovanadat (NH4)4 Mo7 O24. 4H2O
Asam askorbat
kalium antimonil tartrat K(sbo) C4H4O6 0,5 H2O
Pereaksi
HCl 25 %
Encerkan 67,568 ml HCl pekat (37%) dengan aquades hingga volume 100 mL
Pereaksi P pekat

Larutkan 1,2 gram (NH4)6 Mo7O24.4H2O dengan 10 ml aquades dalam labu ukur 100
mL. Tambahkan 14 ml H2SO4 pekat dan 0,227 g K (SbO)C4H 4O6.0,5 H2O. kemudian
encerkan sampai tanda batas dengan aquades
Pereaksi pewarna P
Campurkan 1,06 g asam askorbat dan 50 ml pereaksi P pekat, kemudian dijadikan
100 ml dengan aquades. Pereaksi P ini harus selalu dibuat baru.
Standar induk PO4 1.000 ppm
Pindahkan secara kuantitatif larutan pereaksi pewarna pekat di dalam ampul ke dalam
labu ukur 100 ml. Encerkan dengan aquadest sampai dengan tanda garis, kocok
Standar induk PO4 200 ppm
Pipet 50 ml standar induk PO4 1000 ppm ke dalam labu 250 ml. Encerkan
dengan aquadest sampai dengan tanda garis. lalu kocok.
standar PO4 20 ppm
Pipet 10 ml Standar PO4 200 ppm ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian diencerkan
dengan aquades hingga tanda batas
Deret standar PO4 (0; 1; 2; 3; 4; dan 5 ppm)
Pipet berturut turut 0; 2,5; 5; 7,5; 10; dan 12,5 ml standar 20 ppm PO4 ke dalam labu ukur
50 ml. Masing-masing ditambah 5 ml HCl 25% kemudian diencerkan dengan aquades
sampai tanda batas

D. CARA KERJA
Preparasi sampel
Tanah diambil secara komposit pada kedalaman 0-30 cm.sampel ini
dikeringkan,kemudian diayak dengan lubang saring 2 mm,kemudian disimpan dalam botol
plastik
Timbang 2,000 g contoh tanah ukuran <2 mm, dimasukkan ke dalam botol kocok dan
ditambahkan 10 ml HCl 25% lalu kocok dengan mesin kocok selama 5 jam. Masukan ke
dalam tabung reaksi dibiarkan semalam atau disentrifuse. Pipet 0,5 ml ekstrak jernih contoh
ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 9,5 ml aquades dan dikocok.
Pipet 4 ml ekstrak contoh encer dan ( 0; 2,5; 5; 7,5; 10; dan 12,5 ml ) deret standar
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 4 ml larutan
pereaksi pewarna P dan dikocok. Dibiarkan selama 15 menit, lalu ukur absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm
Pengukuran
Deret standar

Volum awal
Standar
(ml)

Kosentrasi awal
standar
(ppm)

Volume akhir
(ml)
Penambhan
aquades

Konsentrasi
akhir
(ppm)

20

50

2,5

20

50

20

50

7,5

20

50

10

20

50

12,5

20

50

Sampel

Volume

Penambahan

Pendiaman

Panjang gelombnag

sampel(ml) pewarna P

(menit)

(nm)

15

693

E. HASIL PENGAMATAN

Konsentrasi (ppm) absorban


(A)
0

0,046

0,121

0,288

0,272

0,352

0,402

Sampel

0,132

F. ANALISIS DATA

Berdasarkan pengukuran absorbans larutan standar KH2PO4, maka dapat diperoleh


kurva kalibrasi dengan persamaan garis regresi linier Y = 0, 0702X + 0,0713 ; dimana harga
korelasi antara konsentrasi (X) dan absorbans(Y) sebesar r = 0,9211.
Perhitungan hasil analisis fosfat dengan menggunakan persamaan regresi.
Diketahui (Y) absorban sampel = 0,132
Dari persamaan

Y = 0, 0702 X + 0,0713, maka


O,132 = 0,0702 X + 0,0713

0,0702 X = 0,132 0,0713


X = 0,0607
0,0702
= 0,86 mg/ L
= 0,86 ppm

Penentuan kandungan fosfat dalam sampel

kadar fosfat (mg) =

X ppm x V sampel pengenceran ( ml)

x 100 %

gram sampel
= 0,8 mg/1000 mL x ( 0,5 x 20 ) mL

x 100 %

2 gr
= 0,8 mg/1000 mL x 10 mL

x 100 %

2 gr
=

0,8 mg/100

x 100 %

2000 mg
=

0,008 mg

x 100 %

2000 mg
= 0,004 %
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai kandungan fosfat 0,004 %

G. PEMBAHASAN
Tanah sebagai media tanam yang memegang peranan penting sebagai penyedia hara
bagi tumbuhan. Didalam tanah yang digunakan sebagai media tanam terkandung berbagai
macam unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk melakukan pertumbuhannya. Unsur yang
terkandung dalam tanah bukan hanya unsur yang diperlukan oleh tanaman tetapi juga
ditemukan unsurunsur lain yang bersifat toksik bagi tanaman. Keadaan unsurunsur yang
bersifat toksik ini tidak boleh melebihi ambang batas., karena dapat merusak tanaman dan
menyebabkan kematian pada tanaman. Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi tersendiri dan
mempengaruhi proses-proses tertentu dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Leopold and kriedman,1986).
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis kandungn fosfat pada tanah pertanian
menentukan sampel tanah dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu secara alami, yaitu

membiarkan tanah terkena sinar matahari langsung. kemudian sampel kering diayak dengan
menggunakan lubang ukuran 2 mm tujuanya untuk menghilangkan kotoran yang ikut
terbawa saat pengambilan sampel. Sampel ditambahkan pelarut asam kuat HCl 25 % untuk
melarutkan mineral yang terdapat dalam tanah, kemudian digojok tujuanya untuk
meyakinkan bahwa zat analit akan terlarut dalam pelarut tersebut . sampel diuji dengan
menggunakan pereaksi ammonium molibdat dan kalium antimonil tatrat. Penentuan kadar
fosfat ini didasarkan pada pembentukan senyawa kompleks fosfomolibdat yang berwarna
biru. Dalam suasana asam senyawa orto fosfat yang terdapat dalam tanah bereaksi dengan
ammonium molibdat dan kalium antimonil tatrat membentuk senyawa kompleks ammonium
fosfomolibdat. dengan menggunakan reduktor asam askorbat senyawa kompleks akan
tereduksi mejadi biru molibdem ( molybdenum blue ) Amonium fosfomolibdat yang
mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang 694 nm.
Dengan membuat kurva kalibrasi persamaan garis lurus dari larutan standar ( 0, 1, 2 ,3,
4 ,dan 5 ppm ) dan memasukan absorbanasi dari contoh ke dalam kurava kalibrasi ,maka
kandungan fosfat pada tanah dapat ditentukan. Dalam hal ini nilai absorban dan laturan
standar diperoleh pada pengukuran dengan metode spektrofotometer uv vis pada panjang
gelombang 694 nm. Dari grafik hubungan antara konsentarsi dan absorban larutan standar
diperoleh persamaan Y= 0,0702x + 0,0713 dengan nilai regersi sebesar 0,921. Nilai regresi
yang diperoleh tidak cukup kuat sehingga grafik hubungan antara absorban dan konsentrasi
tidak linear. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kesalahan pada saat pembuatan larutan
standar dan kesalahan dalam spektrofotometer yaitu :

.Kesalahan dalam hal penggunaan alat atau pengoperasian instrumen dari alat
spektrofotometer tersebut, seperti pada cara memegang sel kuvet harus sesuai
dengan petunjuk) karena sidik jari dapat menyerap pengukuran daerah ultra
ungu.

Gelombang gas tidak ada dalam lintasan optik

Penyerapan panjang gelombang dari alat harus diteliti dan ketidakstabilan


dalam sirkuit harus diperbaiki

Ketidak tetapan contoh dalam konsentrasi zat.

Kandungan fosfat dalam tanah bervariai sekitar 15- 80%. Bentuk-bentuk fosfat ini
berasal dari tanaman, hewan dan mikroba. Bentuk fosfat inin terdapat sebagai senyawa ester
dari asam ortofosfat, yaitu inositol, fosfolipid, asam nukleat, nukleotida dan gula fosfat . Tiga
senyawa yang disebutkan pertama amat dominan dalam tanah ( Havlin,et.al.1999).
Berdasarkan perhitungan diproleh nilai kadar fosfat 0,004 % ini menunjukan bahwa
kandungan fosfat pada sampel tanah yang diuji memiliki kadar fosfat rendah. Ketersediaan
fosfat didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH
tanah. Pada tanah ber-pH rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium.
Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut dalam air sehingga
tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber pH tinggi, fosfor akan bereaksi dengan
ion kalsium. Reaksi ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak
dapat digunakan oleh tanaman.
faktor yang menentukan pasokan fosfat pada tanah adalah sebagai berikut :
a. Aerasi
Ketersediaan oksigen di dalam tanah (aerasi) diperlukan untuk meningkatkan pasokan
fosfor lewat proses perombakan bahan organik oleh mikroorganisme tanah. Pada tanah
padat atau tergenang air, penyerapan fosfor dan unsur- unsur lainnya akan terganggu.
b. Temperatur
Secara langsung temperatur kamar dapat meningkatkan atau menurunkan ketersediaan
fosfor. Pada temperatur yang relatif hangat, ketersediaan fosfor akan meningkat karena
proses perombakan bahan organik juga meningkat. Ketersediaan fosfor menipis di daerah
yang bersuhu rendah.
c. Bahan organik

Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk
pertumbuhannya. Fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus. Karena itu, untuk
menyediakan cukup fosfor, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan
mikroorganisme tanah perlu dipertahankan.
Keunggulan dari Metode asam askorbat ini dengan metode lain adalah dapat digunakan
untuk berbagai tipe sampel dan mengalami gangguan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan metode SnCl2 (Baush, 1974). sederhana, cepat dan akurat. Akan tetapi reagen yang
digunakan kurang stabil (Benhart, 1954).

H. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Andi
Buckman & Brandy. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh Soegiman, Penerbit Bhatara
Karya Aksara Jakarta.
CONNELL WD, "Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran"; UI Press, Jakarta 1995.
Havlin, J.L., J.D. Beaton., S.L. Tisdale., and W. L. Nelson.1999. Soil Fertility an Fertilizer.
An Introduction to Nutrient Management. Sixth ed. Prentice Hal, New Jersery.
Lembaga Penelitian Tanah. 1978. Penuntun Analisa Tanaman. Publikasi L.P.T. No. 9/71.
.

Sastrawijaya, T.A. 1991. Pencemaran Lingkungan, Jakarta: Rineka Cipta Sudja, W.A. 1985.
Ilmu Kimia Lingkungan, Jakarta : Universitas Terbuka
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Tarsito.
Sulaeman Dkk.2005. Petunjuk Tekhnisi Analisis Kimia Tanah,Tanaman, Air dan
Pupuk .Bogor: Departemen Pertanian.

Lampiran
a. Perhitungan
Persamaan Reaksi
KH2PO4

K+ + H2PO4-

H2PO4

2H+ + PO42-

Pembuatan gram KH2PO4


Konsentrasi awal : 1000 ppm
Volume awal

: 500 ml = 0,5 L

ppm = mg/ V larutan ( L)


1000 = mg / 0,5 L
mg = 500
mol = gr / Mr
= 0,5 / 97
= 0,005
Mol KH2PO4 = 5 X 10-3
Gram KH2PO4 = 0,005 X 136,06
= 0,70
Perhitungan
Diketahui :
Cstandar awal: 20 ppm
Volume akhir : 50 ml
Cakhir

: 0, 1, 2, 3, 4, 5 ppm

Dengan rumus pengenceran


Vstndar awal x Cstndar = Vakhir x Cakhir
1.dengan konsentrasi 0 ppm
Vstandar 1 = Vakhir x Cakhir
Cstandar
= 50ml x 0ppm
20 ppm
Vstandar 1 = 0 ml
2. dengan konsentrasi 1 ppm
Vstandar 2 = Vakhir x Cakhir
Cstandar
= 50ml x 1 ppm
20 ppm
Vstandar 2 = 2,5 ml
3. dengan konsentrasi 2 ppm
Vstandar 3 = Vakhir x Cakhir
Cstandar
= 50ml x 2 ppm
20 ppm
Vstandar 3 = 5 ml

4.dengan konsentrasi 3 ppm


Vstandar 4 = Vakhir x Cakhir
Cstandar
= 50 ml x 3 ppm
20ppm
Vstandar 4 = 7,5 ml
5. dengan konsentrasi 4 ppm
Vstandar 5 = Vakhir x Cakhir
Cstandar
= 50 ml x 4 ppm
20 ppm
Vstandar 5= 10 ml
6. dengan konsentrasi 5 ppm
Vstandar 6 = Vakhir x Cakhir
Cstandar
= 50 ml x 5 ppm
20 ppm
Vstandar 6 = 12,5 ml

Pembuatan larutan pereaksi dan Satandar


Pereaksi

Pembuatan HCl 25 %
HCl 37 %
Encerkan 67,568 ml HCl pekat 37 % dengan
aquades
Hingga volume 100ml

Pereaksi P pekat
2 gram (NH4)6Mo7O24.H2O
Larutkan (10) ml aquades
+ 10 ml H2SO4 pekat
+ 0,277 gr K (SbO)C4H4O6.0.5 H2O
Encerkan dengan aquades hingga 100 ml

Pereaksi pewarna Pekat


1,06 gr asam askorbat + 50 ml pereaksi P pekat
Campurkan, tambahkan 100ml aquades
Kocok
Pereaksi P ini harus selalu dibuat baru

Pembuatan standar induk 1000 ppm PO4


0,7 gr KH2PO4
Dimasukkan kedalam labu ukur 500 ml
+ Aquades sampai tanda batas
Kocok

Pembuatan Standar induk PO4 200 ppm


Larutan standar 1000 ppm
Pipet 50 ml
Masukkan kedalam labu ukur 250 ml
encerkan sampai tanda batas, kocok

Pembuatan Larutan standar 20 ppm


Larutan standar 200 ppm
Pipet 10 ml
Masukkan kedalam labu ukur 100 ml
Diencerkan sampai tanda batas dengan aquades, kocok

Pembuatan larutan deret standar


Larutan standar 20 ppm
Pipet 0ml,2,5ml, 5 ml, 7,5 ml, 10 ml, dan 12,5ml,
+ masing-masing 5ml HCl 25 %
+ aquades hingga tanda batas, kemudian kocok
Kepekatan deret standar 0; 1; 2 ; 3 ; 4 ; dan 5 ppm

Skema kerja
Sampel ( tanah )
Diambil secara komposit pada kedalaman 0 30 m
Dikeringkan, digiling, kemudian diayak dengan
lubang saring 2 mm
Simpan dalam botol plastik
Tanah halus
Timbang 2 gr sampel
Masukkan kedalam botol, kocok
+10 ml HCl 25 %
kocok dengan mesin dan biarkan selama minimal 5
jam
( tabung reaksi), biarkan semalam atau desentrifuse
Ekstrak jernih sampel
Pipet 0,5 ml ( tabung reaksi)
+ 9,5 ml aquades
Kocok
Ekstrak sampel jernih encer
Pipet 2 ml dan deret standar masing- masing
( tabung reaski)
+ 10 ml larutan pewarna p pekat, kocok
Biarkan selama 30 menit
Ukur absorbannya pada = 693 nm

También podría gustarte