Está en la página 1de 8

Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia

Dr. Wahdah, SE., M.Pd., M.SI

Penutupan pabrik avon di Indonesia

Oleh :

Fansisca Ayu Anggiditya


P2100215002

MAGISTER MANAJEMEN
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2016
Studi Kasus
Avon Tutup Pabriknya di Indonesia

Avon (Perusahaan Kosmetika) Kesalahan Pricing ,Meski produk kosmetik ini memiliki
kualitas bagus, namun harganya relatif murah. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh
kecil. Apalagi pemasarannya menggunakan sistem direct selling yang seharusnya harganya
bisa lebih tinggi. Kini Avon tidak lagi beredar di pasar.
Pihak Avon Indonesia menjelaskan, keputusan itu ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa. Pabrik Avon yang terletak di Cilandak, Jakarta Selatan akan ditutup.
Seluruh distribusi produk akan dihentikan dan kegiatan operasional akan dihentikan.
Menurut Wakil Presiden Avon Kawasan Asia Tenggara, Perry Mogar, penutupan pabrik dan
kegiatan operasional itu dilakukan berkaitan dengan kerugian Avon Indonesia beberapa tahun
belakangan ini. Berdasarkan hasil kajian ekstensif, perusahaan Avon Indonesia beberapa
tahun belakangan terus merugi, katanya.
Perry mengakui, Indonesia memiliki potensi pasar jangka panjang mengingat jumlah
penduduknya serta kecepatan pertumbuhan ekonominya. Namun, analisa kami menunjukkan
bahwa bagi Avon untuk dapat merealisasikan potensi tersebut, dibutuhkan tambahan investasi
yang signifikan, ujarnya.
Akan tetapi, mengingat kegiatan operasional Avon di Indonesia telah mengalami kerugian
jutaan dolar dalam beberapa tahun belakangan ini, maka untuk saat ini Avon belum siap
melakukan investasi tambahan di Indonesia.
Penutupan pabrik tersebut, berdampak terhadap sekitar 600 karyawan, tapi manajemen
berkomitmen bahwa penutupan kegiatan operasional di Indonesia akan dilakukan secara
bertanggung jawab.

Analisis Kasus
Dari penulusuran INFO APLI, penutupan Avon memang disebabkan oleh
faktor-faktor yang sifatnya sangat basic atau mendasar, selain tentu saja ada
faktor pasar yang mempengaruhi. Sejak awal, sistem operasi Avon Indonesia
memang berbeda dengan Avon di negara-negara Asia lainnya, kecuali sistem
operasi Avon di Philipina yang memang dijadikan rujukan di sini. Avon
menggunakan sistem cabang, di mana dalam setiap kantor cabang, Avon
harus membangun kantor sendiri, merekrut karyawan, dan tentu saja
membiayai operasionalnya. Semakin besar perkembangan Avon, semakin
banyak pula cabang yang harus didirikan, sehingga makin besar pula biaya
operasionalnya. Agaknya, hal dasar inilah yang langsung atau tidak langsung
mempengaruhi profitabilitas perusahaan.Dari sini dapat kita ketahui bahwa
terdapat kesalahan dari pihak manajemen dalam hal efisiensi tenaga kerja.
Menejer

terlalu

banyak

merekrut

tenaga

kerja

dan

kurang

mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai karyawan.


Sehingga keuntungan perusahaan kian menipis dan akhirnya menyebabkan
kebangkrutan perusahaan.
Selain itu, situasi yang sangat memberatkan, yaitu soal sewa pabrik
Avon di Cilandak yang dibayar dalam mata uang dollar AS. Sebelum krisis
ekonomi tahun 1998 atau saat nilai per dollar AS hanya berkisar antara
Rp2000-2500, biaya sewa pabrik mungkin bukan menjadi masalah. Namun
ketika krisis berlangsung dan per dollar harus dibeli dengan harga di atas
Rp10.000,

bahkan

pernah

mencapai

kisaran

Rp15.000-17.000,

maka

mulailah ongkos produksi menjadi masalah besar. Dari sini dapat kita ketahui
bahwa

terdapat

kesalahan

manajer

dalam

hal

ketanggapan

dalam

menghadapi perubahan. Perubahan harga sewa tempat yang meningkat


tajam akibat krisis ekonomi tahun 1998, seharusnya segera menjadikan

pihak manajer tanggap dan mengambil keputusan agar efisiensi beban sewa
tempat dapat segera terpenuhi. Karena kurang tangapnya seorang menejer,
perusahaan ini menaggung biaya sewa yang tinggi akibatnya keuntungan
yang dideapat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Kemudian, kebangkrutan perusaahn Avon ini juga dipicu oleh harga
produk yang relatif murah sehingga tidak sebanding dengan biaya-biaya
produksi yang dikeluarkan. Dengan alasan persaingan dengan produk
kosmetik

lain,

menejer

kurang

mempertimbangkan

keuntungan

yang

diperoleh sehinga ia terlalu fokus terhadap satu tujuan (produk laku di


pasaran) namun tidak memperhatikan dampak yang akan dialami oleh
perusahaan, sehinga persahaan jatuh bangkrut dan akhirnya gulung tikar.
Tutupnya Avon Indonesia, tentu menyisakan banyak pelajaran. Di
antaranya kesimpulan bahwa tidak peduli sudah berapa lama dan mapan
sebuah perusahaan beroperasi, karena satu dan lain hal bisa saja
perusahaan itu tutup. Bisa karena perusahaan terus menerus merugi, bisa
karena bangkrut akibat salah pengelolaan, atau masalah-masalah lainnya.
Yang pasti, tidak ada jaminan bahwa jika hari ini situasi tampak baik-baik
saja, maka itu berarti semuanya akan baik-baik saja dan seterusnya begitu.
Persaingan antar perusahaan pasti tambah ketat, sementara tantangantantangan eksternal juga bertambah banyak mengingat semakin dinamisnya
situasi ekonomi nasional saat ini.

GAMBARAN PERUSAHAAN AVON


Avon (Perusahaan Kosmetika) Kesalahan Pricing Meski produk kosmetik ini memiliki
kualitas bagus, namun harganya relatif murah. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh
kecil. Apalagi pemasarannya menggunakan sistem direct selling yang seharusnya harganya
bisa lebih tinggi. Avon menggunakan sistem cabang, di mana dalam setiap
kantor cabang, Avon harus membangun kantor sendiri, merekrut karyawan,
dan tentu saja membiayai operasionalnya. Semakin besar perkembangan
Avon, semakin banyak pula cabang yang harus didirikan, sehingga makin
besar pula biaya operasionalnya terdapat kesalahan dari pihak manajemen
dalam hal efisiensi tenaga kerja. Menejer terlalu banyak merekrut tenaga
kerja dan kurang mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai karyawan. Selain itu, situasi yang sangat memberatkan, yaitu
soal sewa pabrik Avon di Cilandak yang dibayar dalam mata uang dollar AS,
Perubahan harga sewa tempat yang meningkat tajam akibat krisis ekonomi
tahun 1998, seharusnya segera menjadikan pihak manajer tanggap dan
mengambil keputusan agar efisiensi beban sewa tempat dapat segera
terpenuhi. Karena kurang tangapnya seorang menejer, perusahaan ini
menaggung biaya sewa yang tinggi akibatnya keuntungan yang didiapat
tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Sehingga keuntungan

perusahaan kian

menipis

dan akhirnya

menyebabkan kebangkrutan

perusahaan.Kini Avon tidak lagi beredar di pasar.


Maka dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa para manajer di avon salah dalam
penetapan strategi baik harga,tenaga kerja dan biaya sewa pabrik.selain itu para manajer tidak
tanggap dalam menghadapi perubahan.

ANALISIS SWOT :
Kekuatan (Strength)
1.
2.
3.
4.

Harga kosmetik Avon yang relative murah


Avon memiliki kualitas yang bagus
Pemasaran secara direct selling akan memudahkan avon dikenal orang
Banyak memiliki kantor cabang sehingga ketersediaan barang akan tercukupi

Kelemahan (Weakness)
1.
2.
3.
4.

Keuntungan yang relative kecil karena harganya murah


Perusahaan akan ditutup karena mengalami kerugian
Semakin berkembang avon semakin besar juga biaya operasionalnya
Manajer tidak tanggap dalam menghadapi perubahan

Kesempatan / Peluang (Opportunity)


1. Menambah daya saing terhadap competitor kosmetik
2. Memudahkan para konsumen untuk mendapatkan kosmetik yang baik
3. Pertumbuhan ekonomi yang cepat

Ancaman (Threat)
1. Pangsa pasar dikuasai competitor lain
2. Pelanggan beralih ke produk lain
3. Kompetisi bisnis yang tinggi

TUJUAN (OBJEKTIF)

Para manajer harus menetapkan strategi yang tepat serta memperbaharui kebijakan harga
barang

ALTERNATIF :
1. Mempensiunkan dini para karyawan
Strength: Dapat mengurangi biaya opersional tenaga kerja
Weakness: perusahaan akan membutuhkan biaya yang bayak untuk uang phk.

2. Mengganti manajer lama


Strength: perusahaan akan mendapatkan manajer baru yang lebih ahli di bidangnya
Weakness: Membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit
3. Menetapkan harga baru dengan laba yang sesuai dengan biaya operasional
Strength: keuntungan akan bertambah sehingga tidak akan merugikan perusahaan
Weaknes: Harga barang akan menjadi lebih mahal

ANALISIS KEPUTUSAN (DECISION ANALYSIS)


Gunakan: Tinggi - 3 / Sedang - 2 / Rendah - 1 dalam menetukan keputusan
CRITERIA

ALTERNATIV

ALTERNATIV

ALTERNATIV

E #1

E #2

E #3

RISK

COST

MEETS

OBJECTIVES
SUSTAINABILI

TY
TOTAL

10

SARAN / REKOMENDASI (RECOMMENDATION)


1. Menetapkan kebijakan harga baru yang lebih menguntungkan perusahaan.
2. Dengan laba yang tinggi dipastika semua biaya-biaya operasional akan tercukupi
3. Mampu mengembangka perusahaan tanpa harus merugikan perusahaan.

También podría gustarte