Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ABSTRAK
Menstruasi adalah perdarahan periodik
dan siklik dari uterus disertai dekuamasi
endometrium. Gangguan Menstruasi digolongkan
menjadi gangguan siklus Menstruasi (amenore
dan oligomenore) dan gangguan yang menyertai
Menstruasi
(dysmenorhoe).
Dari
survey
pendahuluan di Akademi Kebidanan Griya
Husada surabaya pada bulan April tahun
2013terdapat 93% mahasiswa mengalami
dysmenorhoe dan 73% mahasiswa mengalami
gangguan siklus Menstruasi(amenore dan
oligomenore), dimana angka kejadian tersebut
tidak sesuai dengan angka toleransi kejadian
dysmenorhoe diharapkan tidak melebihi 40%.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran
IMT dengan gangguan Menstruasi (dysmenorhoe,
amenore, oligomenore) pada mahasiswa tingkat 1
Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, populasinya adalah seluruh tingkat 1
sebanyak 63 orang, dan seluruh populasi
dijadikan sebagai sampel. Pengambilan sampel
dilakukan secara non probability sampling
dengan teknik total sampling. Pengumpulan data
memanfaatkan data sekunder dari absensi
mahasiswa dan data primer dari kuesioner. Data
diolah menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi
silang.
Dari
hasil
penelitian
mayoritas
mahasiswa dengan IMT normal sebanyak
76,19%, yang mengalami dysmenorhoe sebanyak
61,90%, yang mengalami amenore sebanyak
4,73%, dan yang mengalami oligomenore
sebanyak 30,16%. Hasil tabulasi silang
mahasiswa dengan IMT normal dan gemuk
mayoritas mengalami dysmenorhoe sebanyak
66,67%, IMT kurus mayoritas mengalami
amenore sebanyak 22,22%, dan IMT kurus
mayoritas mengalami oligomenore sebanyak
55,56%.
PENDAHULUAN
Wanita dalam kehidupannya tidak luput
dari adanya siklus Menstruasinormal yang terjadi
secara periodik. wanita akan merasa terganggu
bila hidupnya mengalami perubahan, terutama
bila Menstruasi menjadi lebih lama dan atau
banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak
Menstruasi sama sekali, bahkan bisa disertai
nyeri. Diharapkan semua wanita mengalami
siklus menstruasi yang teratur, namun hampir
semua wanita pernah mengalami gangguan
Menstruasi selama masa hidupnya.Gangguan ini
dapat
berupa
kelainan
siklus
atau
perdarahan.Masalah ini dihadapi oleh wanita
remaja, reproduksidan klimakterium. (Manuaba,
dkk. 2010).
Menurut Bobak, (2004) masa remaja
disebut pula sebagai masa penghubung atau masa
peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa yang di tandai dengan perkembangan dan
perubahan fisik, mental, emosional, termasuk
perubahan hormonal yang berpengaruh pada
proses terjadinya menarche (pertama kali
mendapat Menstruasi). Usia gadis remaja pada
saat menarche bervariasi, yaitu antara 10 16
tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik
menunjukkan bahwa usiamenarche dipengaruhi
oleh faktor keturunan, keadaan gizi, dan
kesehatan umum. Dikatakan menacrhe dini
(menarche prekoks) apabila menarche terjadi
sebelum usia 10 tahun disertai dengan munculnya
tanda-tanda seks sekunder sebelum usia 8 tahun.
Dalam hal ini hipofisis oleh sebab yang belum
diketahui memproduksi hormon gonadotropin
sebelum waktunya.Apabila menarche baru
datang antara umur 14 16 tahun disebut sebagai
menarche tarda.Biasanya tidak ada kelainan
yang mencolok, hal ini dapat disebabkan oleh
faktor keturunan, gangguan kesehatan, dan
kekurangan gizi.Apabila menarche belum datang
pada umur 18 tahun disebut amenore primer.
(Wiknjosastro, 2012).
Haid (Menstruasi) adalah perdarahan
secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang
siklusMenstruasi ialah jarak antara tanggal
mulainya Menstruasi yang lalu dan mulainya
Menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan
Kelainan
siklusMenstruasi
seperti
oligomenorea
dan
amenorea
merupakan
penyebab infertilitas.Disfungsi ovulasi berjumlah
10 25 % dari kasus infertilitas
wanita.Amenorea terjadi pada 0.1 2.5% wanita
usia reproduksi. Pada kasus oligomenoreaangka
kejadian
berkisar
antara
1
5%
(www.klikdokter.com) akses tanggal 25 April
2013).
Menstruasi yang tidak teratur pada masa 35 tahun setelah menarche dan pramenopause (3-5
tahun menjelang menopause) merupakan keadaan
yang lazim dijumpai. Tetapi pada masa
reproduksi (umur 20-40 tahun), Menstruasi yang
tidak teratur bukan merupakan keadaan yang
lazim, karena selalu dihubungkan dengan
keadaan abnormal.
Dysmenorhoe adalah Menstruasi yang
sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut
bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa
seperti kram (Varney, 2006).
Dysmenorrhoe atau nyeri haid dibagi atas
dysmenorrhoe primer dan dysmenorrhoe
sekunder.
Dysmenorrhoe
primer
yaitu
dysmenorrhoe yang tidak terdapat hubungan
dengan kelainan ginekologik. Sedangkan
dysmenorrhoe sekunder disebabkan oleh adanya
kelainan
ginekologik
seperti
salpingitis,
endometriosis
dan
adenomiosis
uteri
(Wiknjosastro, H., 2009).
Angka toleransi kejadian dysmenorrhoe
diharapkan tidak melebihi 40%. Angka toleransi
yang akan dicapai pada kesehatan reproduksi
remaja, diharapkan prevalensi permasalahan
remaja secara umum dapat menurun (Depkes RI,
2005).
METODE PENELITIAN
Analisis Data
Data didapatkan dari data sekunder yaitu
absensi mahasiswa tingkat 1 di Akademi
Kebidanan Griya Husada Surabaya tahun 2013
dan data primer yaitu pengisian kuisoner,
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan, dan mengukur status gizi menggunakan
tabel IMT. Data tersebut di atas dimasukkan ke
dalam master tabel , Tabel frekwensi dan tabulasi
silang kemudian disimpulkan.
Etika Penelitian
Informed Consent
Lembar persetujuan ini merupakan bukti bahwa
kita diizinkan untuk mendapatkan data ditempat
yang ditentukan.
1. Anonymity/Tanpa Nama
Nama subyek tidak dicantumkan pada
lembar pengumpulan data.
2. Confidentiality/kerahasiaan
Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
HASIL PENELITIAN
1. IMT (Indeks Masa Tubuh)
IMT (Indeks Masa Tubuh) di kategorikan
menjadi tiga kategori, yaitu kurus, normal,
dan gemuk. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Table 1.FrekuensiIMT pada Mahasiswa Tingkat
1 di Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya tahun 2013.
Persentase
IMT Frekuensi
(%)
Kurus
14,29
Normal
48
76,19
Gemuk
9,52
Jumlah
63
100
Sumber Data : Data primer diolah oleh peneliti
Dari
tabel
1
dapat
disimpulkan
bahwamahasiswa tingkat 1 di Akademi
Kebidanan Griya Husada Surabaya mayoritas
IMT normalsebanyak 48 orang (76,19%).
2. Dysmenorhoe
Dysmenorhoe di kategorikan menjadi dua
kategori, yaitu dysmenorhoe dan tidak
dysmenorhoe. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2dibawah ini.
Persentase
(%)
Dysmenorhoe
39
61,90
Tidak
dysmenorhoe
24
38,10
Jumlah
63
100
Sumber Data: Data primer diolah oleh peneliti
Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa tingkat 1 di Akademi
Kebidanan Griya Husada Surabaya
mayoritas
mengalami
dysmenorhoe
sebanyak 39 orang (61,90%).
3. Amenore
Amenore di kategorikan menjadi dua
kategori, yaitu amenore dan tidak amenore.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 3dibawah ini.
Tabel 3.
FrekuensiAmenore
Mahasiswa
Tingkat 1 di Akademi Kebidanan
Griya Husada Surabaya tahun 2013.
Gangguan
Persentase
Frekuensi
Amenore
(%)
Amenore
4,76
Tidak
amenore
60
95,24
Jumlah
63
100
Sumber Data: Data primer diolah oleh peneliti
Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa tingkat 1 di Akademi
Kebidanan Griya Husada Surabaya
mayoritas tidak mengalami amenore
sebanyak 60 orang (95,24%).
4. Oligomenore
Oligomenore di kategorikan menjadi dua
kategori, yaitu oligomenore dan tidak
oligomenore. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4dibawah ini.
Tabel 4.
FrekuensiOligomenore Mahasiswa
Tingkat 1 di Akademi Kebidanan
Griya Husada Surabaya tahun 2013.
Gangguan
Oligomenore
Frekuensi
Persentase
(%)
Oligomenore
19
30,16
Tidak
oligomenore
44
69,84
Jumlah
63
100
Sumber Data: Data primer diolah oleh peneliti
Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa tingkat 1 di Akademi Kebidanan
Griya Husada Surabaya mayoritas tidak
mengalami oligomenore sebanyak 44 orang
(69,84%).
Tabel
6.
Amenore
IMT
Analisa Data
5. IMT dengan Dysmenorhoe
Tabulasi silang antara IMT dengan
dysmenorhoe dibagi dalam kategori kurus,
normal, dan gemukdengan dysmenorhoe
dantidak dysmenorhoe. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 dibawah
ini.
Tabel 5.
IMT
Total
Tidak
Dysmenorhoe
Dysmenorhoe
%
%
Kurus
33,33
66,67
Normal
32
66,67
16
33,33 48 100
Gemuk
66,67
33,33
100
100
Amenore
Total
Tidak
Amenore
2 22,22
77,78
Normal
48
100
Gemuk
1 16,67
83,33
Kurus
100
48 100
6
100
Oligomenore
IMT
Oligomenore
Total
Tidak
Oligomenore
Kurus
55,56
44,44
100
Normal
13
27,08
35
72,92
48
100
Gemuk
16,67
83,33
100
Dari
hasil
penelitian
mengenai
oligomenore pada mahasiswa tingkat 1 di
Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
mayoritas
tidak mengalami oligomenore
sebanyak 44 orang (69,84%). Oligomenore
adalah menstruasi yang jarang atau siklusnya
panjang yakni siklus lebih dari 35 hari (Manuaba,
2009). Oligomenore dapat terjadi akibat dari
perpanjangan stadiumfollikuler, perpanjangan
stadium luteal, kedua stadium tersebut menjadi
panjang. Penyebab yang sering terjadi pada
remaja ialah anovulasi, adapun faktor lain yang
dapat menyebabkan oligomenore yaitu ansietas
(kecemasan yang berlebihan) dan stres, penyakit
kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat
kerja dan lingkungan, status penyakit, nutrisi
yang buruk, olahraga berat, penurunan berat
badan yang signifikan, dan adanya gangguan
fungsi tiroid atau adrenalin.
Setelah dilakukan tabulasi silang antara
IMT dengan oligomenore didapatkan data
mahasiswa tingkat 1 Akademi Kebidanan Griya
Husada Surabaya mayoritas IMT gemuk tidak
mengalami oligomenore sebanyak 83,33%
dibandingkan dengan IMT normal yang tidak
mengalami oligomenore sebanyak 72,92%.
Namun dari data tersebut juga ditemukan
mahasiswa dengan IMT kurus mayoritas
mengalami oligomenore sebanyak 55,56%
dibandingkan dengan yang tidak mengalami
oligomenore sebanyak 44,44%. Dari analisa data
tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja dengan
IMT kurus lebih berpotensi mengalami
oligomenore. Hal ini dikarenakan remaja dengan
IMT kurus berpotensi mengalami penurunan
kadar gonadotropin sehingga sekresi FSH
(Follicle Stimulating Hormon) serta hormon
estrogen dan progesteron juga mengalami
penurunan yang akan berdampak pada gangguan
siklus menstruasi yang terlalu lama atau disebut
Oligomenore.
Pilihan untuk memelihara kesehatan jangka
panjang perlu mendapat peninjauan, dengan
diskusi yang jujur tentang gaya hidup, diet, dan
kemungkinan terapi sulih hormon dapat
membantu mengatasi oligomenore.
SARAN
1. Bagi peneliti
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
dijadikan
acuan
atau
pedoman
dalam
memberikan informasi tentang kesehatan
reproduksi pada remaja khususnya tentang
gangguan menstruasi.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
menjadi pedoman dan pertimbangan untuk
meningkatkan pengetahuan dalam menerapkan
DAFTAR PUSTAKA
Anoname,
2011.http://indowapblog.blogspot.com/2
012/05/hubungan-pengetahuan-remajaputri.html. Diakses 5 Juni 2013.
Anonem.2012.
http://www.idsehat.com/2012/07/penyeb
ab-faktor-yang-menyebabkan.html
diakses tgl 14-05-13
Anoname, 2013.
http://artikelkesehatanwanita.com/penyeb
ab-haid-tidak-teratur.html diakses tgl 1405-13
Anoname.2013.
http://www.klikdokter.com/kesehatanke
wanitaan/read/2010/07/05/4/amenorea di
akses tanggal 25 april 2013
Antonia,Sundrani.2012,
http://sehatareawanita.blogspot.com/201
3/02/pengaruh-pola-makan-terhadaphaid.html diakses tanggal 14-05-13
Arisman, MB. 2004. Gizi dalam daur kehidupan.
Jakarta. EGC
Bobak, Irine. M. 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas edisi 4.Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta : EGC
Depkes RI, 2005. Kebijakan dan Strategi
Nasional Kesehatan Reproduksi di
Indonesia. [pdf] Jakarta : Depkes RI.
Tersedia di
http://indonesia.unfpa.org/application/ass
ets/publications/Kebijakan_Strategi_Nasi
onal_Kesehatan_Reproduksi_di_Indones
ia.pdf . Diakses 9 Juni 2013.
Ganong, W.F., 2008. Buku Ajar Fisiologis
Kedokteran.Jakarta: EGC
Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Wanita
Mengenal Gadis Remaja dan Wanita
Dewasa.Bandung: Mandar Maju