Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I.
TINJAUAN TEORITIS
2.
a.
b.
c.
C. Etiologi Combustio
Luka bakar (Combustio) dapat terjadi akibat paparan api, baik dengan
secara langsung maupun tidak langsung, misalnya akibat terkena siraman air
panas yg banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu
tinggi dari sinar matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan
terjadinya luka bakar. Secara garis besar, Timbulnya luka bakar dapat di
klasifikasikan sebagai berikut :
1.
Paparan api
a. Flame
Akibat adanya kontak langsung antara jaringan dengan api
terbuka, & menyebabkan timbulnya cedera langsung ke jaringan tersebut.
Api akan membakar pakaian terlebih dulu baru setelah itu mengenai
tubuh. Serat alami pada pakaian memiliki kecenderungan untuk dapat
terbakar,
sedangkan
serat
sintetik
pada
pakaian
cenderung
3.
Uap panas
Biasanya ditemukan di daerah industri/akibat kecelakaan radiator
mobil. Uap panas dapat menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas
yg berlebih/tinggi dari uap yang bertekanan tinggi. Apabila terjadi sebuah
inhalasi, uap panas bisa menyebabkan timbulnya cedera hingga ke
saluran napas distal di paru.
4.
Gas panas
c. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari beberapa sel pipi seperti
kumparan, sel-sel tersebut umumnya hanya 2-3 lapis yg sejajar
dengan permukaan kulit.
d. Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini adalah lapisan yg
paling tebal & biasanya terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya terdiri
dari sel yg bentuknya poligonal (banyak sudut & memiliki tanduk).
e. Stratum basal/germinatum. Disebut sebagai stratum basal lantaran
sel-sel tersebut terletak pada bagian basal/basis.
2. Lapisan dermis terbagi menjadi dua lapisan yaitu:
a. Bagian atas, pars papilaris (stratum papilaris)
Lapisan ini posisinya berada langsung tepat di bawah epidermis &
tersusun dari beberapa sel fibroblas yg menghasilkan salah satu
bentuk kolagen.
b. Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis).
Lapisan ini tepat terletak di bawah lapisan papilaris & jjuga
berfungsi memproduksi kolagen.
Pada lapisan dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe,
serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea & akar rambut.
3.
Anatomi Kulit
Kelenjar keringat dapat ditemukan pada kulit pada sebagian besar
permukaan tubuh. Umumnya kelenjar ini terdapat tepat pada telapak
tangan & kaki. Kelenjar keringat dapat dibagi menjadi 2, yaitu kelenjar
ekrin & apokrin. Kelenjar ekrin biasanya ditemukan pada semua daerah
kulit. Kelenjar apokrin umumnya berukuran lebih besar & pada kelenjar
ini terdapat aksila, anus, skrotum & labia mayora.
E. Patofisiologi Combustio
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh adanya pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat adanya hantaran
atau sebuah radiasi elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi,
denaturasi protein/ionisasi isi sel. Kulit & mukosa saluran nafas atas merupakan
lokasi destruksi jaringan. Jaringan yg dalam termasuk organ visceral akan
mengalami kerusakan dikarenakan luka bakar elektrik/kontak yg cukup lama
dengan
burning
agent.
Nekrosis
&
keganasan
organ
dapat
terjadi.
Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar &
lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panas
dengan suhu sekitar 56.10 C mengakibatkan cidera full thickness yg serupa.
Perubahan patofisiologik yg disebabkan oleh luka bakar yg berat selama awal
periode syok luka bakar dapat mencakup hipoperfusi jaringan & hipofungsi organ
yg terjadi sekunder akibat adanya penurunan curah jantung dengan diikuti oleh
plasma.
Abnormalitas
koagulasi
yg
mencakup
adanya
Kasus luka bakar dapat dijumpai adanya hipoksia. Pada luka bakar berat,
konsumsi oksigen oleh jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat adanya
hipermetabolisme & respon lokal. Fungsi dari renal dapat berubah sebagai akibat
dari kurangnya volume darah. Destruksi beberapa sel darah merah pada lokasi
cidera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran darah disaat
melewati tubulus renal tidak memadai, hemoglobin & mioglobin menyumbat
tubulus renal sehingga menimbulkan adanya nekrosis akut tubuler & gagal ginjal.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan adanya pelepasan factor-factor
inflamasi yg abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum,
gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka
bakar memiliki risiko tinggi untuk menglami sepsis. Hilangnya kulit
menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatur suhunya. Beberapa jam pertama
pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh dalam kondisi rendah, namun pada
beberapa jam berikutnya menyebabkan hipertermi yg diakibatkan oleh
hipermetabolisme
Fase inflamasi
Fase yang berlangsung setelah terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari
pasca luka bakar. Dalam fase ini terjadi sebuah perubahan vaskuler &
proliferasi seluler. Daerah luka mengalami sebuah agregasi trombosit &
mengeluarkan serotonin, mulai timbul epitelisasi.
2.
Fase proliferasi
Fase proliferasi disebut juga sebagai fase fibroplasia lantaran yang
terjadi ialah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung sampai
dengan minggu ketiga. Pada fase proliferasi luka dipenuhi oleh sel radang,
fibroplasia & kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan
permukaannya berbenjol halus yg disebut granulasi. Epitel tepi luka yg
terdiri dari sel basal yang terlepas dari dasar & mengisi sebuah permukaan
luka, tempatnya diisi oleh sel baru dari proses mitosis, proses migrasi
terjadi kearah yg lebih rendah/datar. Selanjutnya proses fibroplasia ini
akan berhenti & mulailah proses pematangan.
3.
Fase maturasi
Pada fase maturasi terjadi proses pematangan kolagen dan terjadi pula
penurunan aktivitas seluler serta vaskuler, berlangsung hingga waktu 8
bulan sampai >1 tahun & mulai berakhir jika sudah tidak ada tanda-tanda
radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa jaringan adanya parut yg
berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau adanya rasa gatal.
pembentukan
mikrotrombus.
Hilangnya
sebuah
cairan
dapat
1.
2.
permukaan kepala anak jauh lebih besar serta luas relatif permukaan
kaki lebih kecil. lantaran perbandingan luas permukaan bagian tubuh
anak lebih kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk seorang bayi, &
rumus 10-15-20 untuk seorang anak.
3. Metode Lund dan Browder
Metode yg diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi
massa tubuh dikepala pada anak. Metode ini biasanya sering
digunakan untuk mengetahui estimasi besarnya luas permukaan pada
anak. Jika tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan untuk mengetahui
luas permukaan tubuh pada anak dapat dengan menggunakan Rumus
9 dan disesuaikan dengan usia:
Gagal
jantung
kongestif
&
edema
pulmonal
Sindrom kompartemen
Sindrom ini ialah sebuah proses terjadinya sebuah pemulihan integritas kapiler,
syok luka bakar akan dapat menghilang & cairan mengalir kembali kedalam
kompartemen vasculer, selanjutnnya volume darah akan dapat meningkat.
Lantaran edema dan akan bertambah berat pada luka bakar yg melingkar. Tekanan
terhadap pembuluh darah kecil & syaraf pada ekstremitas distal menyebabkan
terjadinya obstruksi aliran darah sehingga terjadi sebuah iskemia.
3. Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat adanya kegagalan respirasi terjadi apabila derajat gangguan ventilasi &
pertukaran gas telah mengancam jiwa pasien.
4.
Berkurangnya peristaltic usus & bising usus merupakan beberapa tanda ileus
paralitik akibat luka bakar. Distensi lambung & nausea dapat mengakibatkan
nause. Perdarahan lambung yg terjadi sekunder akibat stress fisiologik yg massif
(hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh adanya darah okulta dalam feces,
regurgitasi muntahan/vomitus yg berdarh, ini merupakan beberapa tanda ulkus
curling.
5. Syok sirkulasi terjadi akibat adanya kelebihan muatan cairan/bahkan
hipovolemik yg terjadi sekunder
akibat adanya resusitasi cairan yang adekuat. Beberapa tandanya biasanya pasien
menunjukkan perubahan mental, perubahan status respirasi, perubahan pada
tekanan darah, curah janutng, penurunan haluaran urine, dan adanya peningkatan
frekuensi denyut nadi.
6. Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan adanya resusiratsi cairan
yg tidak adekuat khususnya hemoglobin/mioglobin terdektis dalam urine.
J. Pemeriksaan Penunjang
1.
dari
pada
tindakan
trakeostomi.
Pasien dengan luka bakar biasanya terjadi hipertensi. Adanya hipotensi awal yg
tidak dapat dijelaskan atau adanya beberapa tanda hipovolemia sistemik pada
pasien luka bakar menimbulkan kecurigaan adanya sebuah jejas tersembunyi .
Oleh sebab itu, setelah mempertahankan ABC, prioritas berikutnya ialah dapat
mendiagnosis & menatalaksanakan jejas lain (trauma tumpul atau tajam) yg
mengancam nyawa. Riwayat terjadinya luka bermanfaat untuk dapat mencari
trauma terkait & kemungkinan adanya sebuah jejas inhalasi. Informasi riwayat
penyakit dahulu, penggunaan obat, & alergi juga sangat penting dalam evaluasi
awal.
Pakaian pasien dibuka keseluruhannya, semua luas permukaan tubuh dinilai.
Dengan adanya pemeriksaan radiologik pada tulang belakang servikal, torak dan
pelvis, dapat membantu untuk mengevaluasi adanya kemungkinan terjadi sebuah
cidera
trauma
tumpul.
Tatalaksana
resusitasi
luka
bakar
Intubasi
Krikotiroidotomi
Bertujuan sama seperti intubasi hanya saja dianggap terlalu sangat agresif &
menimbulkan morbiditas lebih besar dibanding dengan intubasi. Krikotiroidotomi
memperkecil dead space, memperbesar tidal volume, lebih mudah mengerjakan
bilasan bronkoalveolar & pasien dapat berbicara apabila dibanding dengan
intubasi.
c.
Bertujuan untuk mengupayakan suasana udara yang lebih baik didalam lumen
saluran jalan nafas & mencairkan secret yg kental sehingga mudah untuk
dikeluarkan. Terapi inhalasi biasanya menggunakan cairan dasar natrium klorida
sekitar 0,9% ditambahkan dengan bronkodilator bila perlu. Selain itu biasanya
ditambahkan beberapa zat dengan memiliki khasiat tertentu misalnya atropin
sulfat (menurunkan adanya produksi sekret), natrium bikarbonat (mengatasi
terjadinya asidosis seluler) & steroid (masih kontroversial)
e.
f.
g.
Bilasan bronkoalveolar
h.
i.
kompliansi paru
kondisi
Cara Evans
1)
2)
3)
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam waktu 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam waktu 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
dari jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah dari jumlah
cairan pada hari kedua.
b.
Cara Baxter
Luas
luka
bakar
(%)
BB
(kg)
mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam waktu 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam waktu 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
dari jumlah cairan pada hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah dari
jumlah cairan pada hari kedua.
3.
Resusitasi nutrisi
Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral sebaiknya harus
dilakukan sejak dini & pasien tidak perlu mesti dipuasakan. Bila pasien tidak
sadar atau mengalami penurunan kesadaran, maka pemberian nutrisi dapat
pembedahan
pada
luka
bakar
Eksisi dini
Eksisi dini ialah sebuah tindakan pembuangan jaringan nekrosis & debris
(debridement) yg dilakukan dalam waktu <7 hari (biasanya hari ke 5-7) pasca
cedera termis. Dasar dari dilakukan tindakan ini ialah:
a.
Dengan dibuangnya jaringannekrosis, debris & eskar, proses inflamasi tidak akan
berlangsung lebih lama & segera dilanjutkan dengan proses fibroplasia. Pada
daerah sekitar luka bakar biasanya terjadi sebuah edema, hal ini dapat
menghambat aliran darah dari arteri yg dapat menyebabkan terjadinya sebuah
iskemi
pada
jaringan
tersebut
ataupun
menghambat
terjadinya
proses
komplikasi luka bakar (seperti SIRS). Hal ini berdasarkan jaringan nekrosis yg
melepaskan burn toxic (lipid protein complex) yg menginduksi dilepasnya
beberapa
mediator
inflamasi.
tindakan
eksisi
semakin
sulit.
Tindakan ini disertai proses anestesi baik lokal ataupun general & pemberian
cairan melalui infus. Tindakan ini biasanya digunakan untuk dapat mengatasi
kasus luka bakar derajat II dalam & derajat III. Tindakan ini diikuti dengan
tindakan hemostasis & juga skin grafting. Tindakan ini pula tidak akan
mengurangi mortalitas pada pasien luka bakar yang cukup luas. Kriteria dalam
penatalaksanaan eksisi dini ditentukan oleh beberapa factor penting, yaitu:
1) Kasus luka bakar dalam yg diperkirakan membutuhkan penyembuhan lebih
dari
minggu.
2)
3)
Tidak
ada
suatu
masalah
dengan
proses
pembekuan
darah.
Eksisi tangensial
Eksisi tangensial ialah sebuah teknik dengan mengeksisi jaringan yg terluka lapis
demi lapis sampai ditemukan permukaan yg mengeluarkan darah (endpoint).
Adapun alat-alat yg umumnya digunakan dapat bermacam-macam, yaitu seperti
pisau Goulian atau Humbly yg umumnya digunakan pada luka bakar dengan luas
permukaan luka yg cukup kecil, sedangkan pisau Watson ataupun mesin yg dapat
memotong jaringan kulit perlapis (dermatom) digunakan untuk luka bakar yg luas.
Permukaan kulit yg dilakukan tindakan ini tak boleh melebihi 25% dari luas
seluruh permukaan tubuh. Untuk dapat memperkecil perdarahan dapat dilakukan
hemostasis, yakni dengan menggunakan tourniquet sebelum dilakukan sebuah
eksisi atau pemberian larutan epinephrine 1:100.000 pada daerah yg akan dieksisi.
Selanjutnya dilakukan beberapa hal tersebut, baru bisa dilakukan skin graft.
Keuntungan dari dilakukan teknik ini ialah didapatnya fungsi optimal dari kulit &
keuntungan dari segi kosmetik. Namun kerugian yg biasanya terjadi dari teknik
ialah perdarahan dengan jumlah yg banyak & endpoint bedah yg sangat sulit
ditentukan.
2)
Eksisi tangensial
Eksisi fasial ialah suatu teknik yg mengeksisi jaringan yg terluka hingga mencapai
lapisan fascia. Teknik ini umumnya digunakan pada beberapa kasus luka bakar
dengan ketebalan penuh ( full thickness ) yg sangat luas atau pada luka bakar yg
sangat dalam. Alat yg sering digunakan dalam melakukan teknik ini ialah sebuah
pisau scalpel, mesin pemotong electrocautery. Adapun suatu keuntungan &
kerugian yg dilakukan dari teknik ini ialah:
a)
Keuntungan
Lebih mudah untuk dikerjakan, lebih cepat, perdarahan tidak terlalu banyak,
endpoint yg lebih mudah untuk ditentukan
b)
Kerugian
Kerugian bidang kosmetik, peningkatan resiko adanya cedera pada beberapa saraf
superfisial & tendon sekitar, adanya edema pada bagian distal dari eksisi
2.
Skin grafting
Skin grafting ialah sebuah metode penutupan luka secara sederhana. Tujuan dari
digunakan
a.
metode
Menghentikan
terjadinya
ini
evaporate
ialah:
heat
loss
b.
c.
Skin grafting harus dilakukan secara cepat setelah dilakukannya eksisi pada luka
bakar pasien. Kulit yg digunakan dapat berupa kulit produk sintesis, kulit manusia
yg berasal dari tubuh manusia lain yg telah diproses ataupun bisa berasal dari
permukaan tubuh lain dari tubuh pasien (autograft). Daerah tubuh yg biasa
digunakan untuk daerah donor autograft ialah bagian paha, bokong & perut.
Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan dengan cara
split thickness skin graft / full thickness skin graft. Bedanya dari beberapa teknik
tersebut ialah lapisan-lapisan kulit yg diambil sebagai donor. Untuk dapat
memaksimalkan penggunaan kulit donor tersebut, kulit donor tersebut dapat
direnggangkan dan dibuat beberapa lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring
dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan menggunakan
mesin. Metode ini biasa disebut mess grafting. Ketebalan dari kulit donor
tergantung dari lokasi luka yg akan dilakukan proses grafting, usia pasien,
keparahan luka & telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya.
Pengambilan kulit donor ini biasa dilakukan dengan mesin dermatome maupun
dengan cara manual dengan menggunakan pisau Humbly atau Goulian. Sebelum
dilakukan tindakan pengambilan donor diberikan juga vasokonstriktor (larutan
epinefrin)
&
juga
terapi
anestesi.
Prosedur operasi skin grafting sering menjumpai masalah yg dihasilkan dari eksisi
luka bakar pasien, dimana terdapat perdarahan & hematom setelah dilakukan
eksisi, sehingga pelekatan kulit donor juga terhambat. Oleh karenanya,
pengendalian perdarahan itu sangat diperlukan. Adabeberapa factor yg
mempengaruhi keberhasilan dalam penyatuan kulit donor dengan jaringan yg mau
dilakukan grafting ialah:
1)
Kulit
donor
setipis
mungkin
2) Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yg akan dilakukan
grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a)
Drainase
yang
baik
b) Cegah melakukan gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan)
c) Menggunakan kasa adsorben
L. Pengkajian Keperawatan
1.
Biodata
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal
MRS, dan lain-lain
2. Keluhan utama
Keluhan utama yg dirasakan oleh klien dengan luka bakar ialah rasa nyeri, sesak
nafas. Nyeri bisa disebabakna kerena adanya iritasi terhadap syaraf. Dalam
melakukan suatu pengkajian nyeri harus diperhatikan dari aspek paliatif, severe,
time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yg timbul beberapa jam / hari kemudian
setelah mengalami luka bakar & disebabkan karena adanya pelebaran pembuluh
darah sehingga timbul adanya penyumbatan saluran nafas bagian atas, apabila
edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.
3. Riwayat penyakit sekarang
Gambaran kondisi klien di mulai dengan awal terjadinya luka bakar, penyabeb
lamanya kontak, pertolongan pertama yg dilakuakan serta keluhan klien selama
menjalan semua perawatan ketika dilakukan pengkajian. Jika dirawat meliputi
beberapa fase : Pada fase emergency (48 jam pertama terjadi perubahan pola
bak), fase akut (48 jam pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif
(menjelang klien akan pulang)
4. Riwayat penyakit masa lalu
Merupakan riwayat penyakit sebelumnya yg pernah diderita oleh klien sebelum
mengalami sebuah luka bakar. Risiko kematian dapat meningkat bila klien
mememiliki riwayat penyakit kardiovaskuler, DM, paru, neurologis, atau
penyalagunaan obat & alkohol
5. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan sebuah gambaran mengenai keadaan kesehatan keluarga & penyakit
yg berhubungan dengan kesehatan klien, yg meliputi : jumlah dari anggota
keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan suatu keluarga
mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan adanya penyakit turunan
6. Pola ADL
Meliputi pola kebiasaan klien dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan di RS dan
jika terjadi suatu perubahan pola menimbulkan suatu masalah bagi klien. Pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi kemungkinan didapatkan masalah gangguan
anoreksia, mual, & muntah. Pada pemeliharaan kebersihan badan mengalami
suatu penurunan lantaran klien tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Pola
pemenuhan istirahat tidur juga mengalami suatu gangguan. Hal ini umumnya
disebabkan karena adanya rasa nyeri .
7.
Pada umumnya dari kasus klien dengan luka bakar sering muncul beberapa
masalahyg salah satunya konsep diri body image yg disebabkan karena dari
fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami sebuah gangguan perubahan. Selain itu,
luka bakar juga membutuhkan perawatan yang cukup lama sehingga mengganggu
klien dalam melakukan sebuah aktifitas. Hal ini menumbuhkan gangguan stress,
rasa cemas, & rasa takut.
8. Aktifitas/istirahat
cedera
inhalasi).
Tanda: mengalami serak, batuk dan bisa mengii, ketidakmampuan dalam menelan
sekresi oral & sianosis, indikasi cedera inhalasi.
15. Pemeriksaan fisik
a.
keadaan umum
Biasanya penderita datang dalam kondisi kotor mengeluh panas,rasa nyeri &
merasa gelisah dan bisa mengalami penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar
mencapai derajat cukup berat
b. TTV
Tekanan darah mengalami penurunan, nadi cepat, suhu tubuh dingin.
c.
1)
Hidung
posisi
trakea,
denyut
nadi
karotis
terjadi
peningkatan
sebagai
Lihat bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak maksimal,
vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yg masuk ke paru, auskultasi suara
ucapan egoponi, apakah ada suara nafas tambahan ronchi
e.
Abdomen
Lihat bentuk perut apakah membuncit lantaran kembung, palpasi adanya nyeri
tekan pada area epigastrium yg mengidentifikasi adanya gastritis.
g.
Muskuloskletal
Lihat jika adanya atropi, bila terdapat luka baru pada muskuloskleletal, apakah
terjadi penurunan kekuatan otot karena nyeri
h.
Pemeriksaan neurologi
Kaji tingkat kesadaran dengan menghitung GCS. Nilai GCS dapat menurun bila
supplay darah ke otak kurang dari kebutuhan (syok hipovolemik) dan nyeri yang
hebat (syok neurogenik)
i.
Pemeriksaan kulit
Merupakan sebuah pemeriksaan pada darah yg mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas permukaan luka bakar
menurut kaidah rumus 9 (rule of nine lund and Browder) sebagai berikut :