Está en la página 1de 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis kebijakan, dalam pengertiannya yang luas, melibatkan hasil pengetahuan tentang
dan di dalam proses kebijakan. Analisis kebijakan diharapkan untuk menghasilkan dan
mentransformasikan informasi tentang nilai-nilai, fakta-fakta, dan tindakan-tindakan.
Ketiga macam tipe informasi dihubungkan dengan tiga pendekatan analisis kebijakan,
yaitu empiris, valuatif, dan normatif.
Lima tipe informasi yang dihasilkan oleh analisis kebijakan adalah, masalah
kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, dan kinerja kebijakan.
Perumusan masalah merupakan aspek paling krusial tetapi paling tidak dipahami dari
analisis kebijakan. Pendekatan-pendekatan terhadap pemantauan memperhatikan hasil
yang berkaitan dengan kebijakan, berfokus pada tujuan, dan orientasi pada perubahan. Tiga
pendekatan utama evaluasi dalam analisis kebijakan: evaluasi semu, evaluasi formal dan
evaluasi teoritis keputusan.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu analisis kebijakan, perumusan masalah, kebijakan public dan
analisis sinektika.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis kebijakan
Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan
informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberi landasan dari para pembuat
kebijakan dalam membuat keputusan. Analisis kebijakan dapat dipakai dalam perbaikan
penilaian diantara pembuat kebijakan. Analisis kebijakan dapat dibedakan dengan
pembuat atau pengembangan kebijakan. Analisi kebijakan tidak mencakup pembuatan
proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan
pada penelaah kebijakan yang sudah ada. Sementara itu pengembangan kebijakan lebih
difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Menurut Dunn analisis kebijakan adalah ilmu social terapan yang menggunakan
berbagai metode penelitian dan argumentasi untuk menghasilkan informasi yang relevan
dalam menganalisis masalah-masalah social yang mungkin timbul akibat diterapkannya
suatu kebijakan.
2.2 Perumusan masalah kebijakan
Perumusan masalah kebijakan adalah suatu proses penyelidikan untuk mengumpulkan
informasi mengenai kosekuensi kebijakan social juga mencakup pencarian solusi-solusi
terhadap dampak kebijakan yang bersifat negative. Masalah-masalah kebijakan secara
umum memiliki 6 elemen yaitu :
1. Masalah kebijakan
2. Klaim kebijakan
3. Justifikasi atau pembenaran
4. Pendukung
5. Keberatan-keberatan atas sanggahan
6. Prasyarat

2.3 Kebijakan public


Kebijakan public adalah sebagai suatu rangkaian kegiatan atau langkah tindakan,
didalamnya terdapat proses yang divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling
bergantung yang diatur menurut urutan waktu.
Dunn (2000,22) membagi proses pembuatan kebijakan dalam 5 tahap, yaitu :

1. Penyusunan agenda kebijakan


Pada tahap penyusunan agenda ini, harus ditentukan apa yang menjadi masalah public
yang perlu dipecahkan. Dan mengemukakan bahwa perumusan masalah dapat
dipandang sebagai suatu proses dengan 4 fase yang saling tergantung yaitu pencarian
masalah, spesifikasi masalah, pendefinisian masalah, dan pengenalan masalah.
Sedangkan metode atau teknik yang dapat digunakan dalam fase perumusan masalah
menurut Dunn adalah sebagai berikut :
a. Analisi batas
b. Analisis klasifikasi
c. Hirarki
d. Analisi sinektika
e. Brainstorming
f. Analisis perspektif berganda
g. Analisis asumsi
h. Pemetaan argumentasi
2. Formulasi kebijakan
Pada fase ini para analisis mulai mengaplikasikan beberapa teknik analisis dalam
upaya memperoleh suatu keyakinan bahwa sebuah pilihan kebijakan adalah lebih baik
dari yang lain. Untuk itu diperlukan suatu metode forecasting, sehingga akan
dihasilkan masa depan kebijakan (policy futures) berikut konsekuensi masing-masing
pilihan kebijakan tersebut.

3. Adopsi kebijakan
Pada tahap ditetapkan pilihan-pilihan kebijakan dengan dukungan dari mayoritas
legislative kosensus diantara direktur lembaga setelah melalui proses rekomendasi.
4. Implementasi kebijakan
Tahap ini berkenan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan
program.
5. Penilaian kebijakan
Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan, apakah sesuai
dengan yang telah ditentukan atau tidak.
2.4 Analisis Sinektika
Sinektika, yaitu metode yang diciptakan untuk mengenali masalah-masalah yang bersifat
analog. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa pemahaman terhadap hubungan yang

identik atau mirip diantara berbagai masalah akan mengakibatkan kemampuan analis
kebijakan untuk memecahkan masalah.
Model Sinektik dapat dipahami sebagai strategi mempertemukan berbagai macam
unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru
(Gordon,1980:168). Model Pembelajaran Sinektik menurut Joyce, Weil, dan Calhoun
(2000:135) semua model mengajar mengandung unsur model berikut: (1) orientasi
model, (2) urutan kegiatan (syntax), sistem sosial (social system), (4) prinsip reaksi
(principle of reaction), (5) sistem penunjang (support system), dan (6) dampak
instruksional dan penyerta (instructional and nurturant effect).
Dalam hal ini model pembelajaran sinektik juga harus mencakup semua unsur
tersebut.
1. Orientasi Model Istilah sinektik berasal dari bahasa Yunani yang berarti
penggabungan unsur-unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda yang
tampaknya tidak relevan. Menurut William J.J. Gordon (1980:168),
sinektik berarti strategi mempertemukan berbagai macam unsur, dengan
menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Selanjutnya
Model Sinektik yang ditemukan dan dirancang oleh William JJ Gordon ini
berorientasi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi
kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan sosial.
2. Rangkaian Kegiatan Unsur kegiatan atau sintaksis merujuk pada rincian
atau tahapan kegiatan model sehingga fase-fase kegiatan model tersebut
teridentifikasi dengan jelas. Unsur kedua pembangun model sinektik ini
adalah proses belajar mengajar sebagai struktur model pembelajaran.
Ada dua strategi dari model pembelajaran sinektik, yaitu strategi
pembelajaran untuk menciptakan sesuatu yang baru (creating something
new) dan strategi pembelajaran untuk melazimkan terhadap sesuatu yang
masih asing (making the strange familiar).

BAB III
KESIMPULAN
Dalam sinektika artinya menyatukan suatu pendapat/konsep/ide yang berbeda untuk
dijadikan dalam satu kesatuan sehingga menghasilkan bentuk yang dikehendaki.
Tiga hal penting dalam teori sinektika:
Kreatifitas: akan timbul apabila orang mempunyai perhatian terhadap proses psiklologi
yang mengontrol tingkah laku mereka.
Emosi: yang ada dalam tingkah laku kreatifitas akan lebih penting dari intelektual dan yang
tidak masuk akal akan sering kali bias lebih penting dari yang masuk akal
emosi dan hal yang tidak masuk akalharus dapat dimengerti dan dapat dipakai sebagai
alat yang tepat untuk mewujudkan kreatifitas.
Teori kreatifitas dalam sinetika desain:
Acuan refleksi rekontruksi acuan (lagi)
Acuan: terdiri dari mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan persoalan
pendesain yang dihadapi
Refleksi: spekulasi-spekulasi pemecahan permasalahan

Rekontruksi: penyusunan kembali merupakan proses dari penemuan kmbali/transformasi


kembali.

DAFTAR PUSTAKA
http://pondokbahasa.wordpress.com/2008/12/15/penerapan-model-sinektik-dalam
meningkatkan-kreativitas-menulis/
http://digilib.unila.ac.id/328/3/BAB_II.pdf

Menurut

Quade

(1982

dalam

Edi

http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_17.htm).
http://kebijakanpublik12.blogspot.com/
http://id.shvoong.com/humanities/1879691-sinektika-desain/#ixzz2TwBHKIn7

Suharto,

También podría gustarte