Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
a. Monografi
Nama zat aktif : Reserpin
Rumus bangun :
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
2) Analisa Kuantitatif
Penjerap Gunakan tanah diatomae kromatografi yang telah dicuci dengan
asam.
Tabung kromatografi tabung panjang lebih kurang 200 mm, diameter
dalam lebih kurang 22 mm dan ujung bawah dekat keluaran disempitkan.
Pada bagian tabung yang disempitkan, masukkan sdikit kaca wol yang
sebelumnya telah dicucidengan kloroform P dan dikeringkan di udara.
Kolom kromatografi Campur 1 g penjerap dengan 0,5 ml larutan natrium
bikarbonat P (1 dalam 50) yang di buat segar dalahalus dan gelas piala
100 ml sampai campuran nampak halus dan kebahasannya merata,
masukkan ke dalam tabung kromatografi dan tekan perlahan-lahan
menggunakan batang penekan sampai ketebalan lebih kurang 7 ml sampai
9 ml. Campur homogen 1 g penjerap dengan 0,5 ml larutan asam sitrat P
segar (1 dalam 200), masukkan ke dalam tabung kromatografi, tekan
perlahan lahan menggunakan batang penekan.
Larutan baku buat seperti yang tertera pada penetapan kadar dalam
reserpin.
Sediaan uji timbang dan serbuk haluskan tidak kurang dari 20
tablet hingga serbuk dapat melalui ayakan 60 mesh. Timbangs eksama
sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 1 mg reserpin, tetapi tidak
lebih dari 1 g serbuk, masukkan ke dalam gelas piala 150 ml. Campur
kering serbuk dengan 500 mg penjerap, kemudian campur dengan 1 ml
dimetilsulfoksida P (fase diam), aduk seksama sampai massa terbasahi
merata dan bebas dari gumpalan, diamkan campuran selama 5 menit.
Tambahkan lagi 500 mg penjerap dan campur seksama. Tambhakan sisa
penjerap (sampai jumlahnya 2 g) dan dispersikan dalam massa secara
sempurna.
Prosedur, Masukkan sediaan uji kedalam kolom kromatografi yang
sudah dipersiapkan, melalui corong serbuk. Bilas gelas piala dengan lebih
kurang 1 g penjerap, kemudian tambahkan ini ke dalam tabung melalui
corong. Bersihkan spatula, gelas piala dan corong dengan wol kaca yang
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
(
(
)
)
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
BAB II
TINJAUAN FARMAKOLOGI
Reserpin
a. Indikasi
Hipertensi esensial ringan, juga digunakan sebagai terapi tambahan dengan
obat hipertensi lain pada kasus hipertensi yang lebih berat.
b. Mekanisme kerja
Reserpin merupakan obat antihipertensi yang bekerja dengan mendeplesi
simpanan katekolamin dan 5-hidroksitriptamin pada berbagai organ, seperti
otak dan medula adrenal. Sebagian efek farmakologiknya disebabkan
mekanisme ini. Efek sedatif dan penenang akibat reserpin diduga
berhubungan dengan proses deplesi dalam otak. Reserpin mengosongkan
katekolamin dan 5-HT diberbagai organ termasuk medula adrenal dan otak.
Deplesi di medula adrenal lebih lambat dan kurang lengkap dibandingkan
dengan dijaringan lain. Reserpin terikat dengan kuat pada membran vesikel
dalam ujung saraf adrenergik perifer maupun sentral. Ikatan ini menyebabkan
hambatan mekanisme transpot aktif NE dan amin laindari sitoplasma ke
dalam vesikel adrenergik.
c. Farmakodinamik
Curah jantung dan resitensi perifer berkurang pada terapi jangka panjang
dengan reserpin. Penurunan tekanan darh berlangsung dengan lambat karena
reserpin mengosongkan berbagai amin dalam otak maupun dalam saraf
adrenergik perifer, mungkin efek antihipertensinya merupakan hasil kerja
sentrol maupun perifernya. Hipotensi postural dapat terjadi tetapi biasanya
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
sampai
berbulan-bulan
sehingga
mungkin
tidak
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
BAB III
TINJAUAN FARMASETIK
1.
Formula Standar
Reserpini compressi / Tablet reserpina (Fornas ed. II hal 276)
Komposisi : Tiap tablet mengandung:
2.
Reserpinum
100g
secukupnya
Indikasi
: Hipertensi
Efek samping
Dosis
Kemasan
: Hipertensi
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
Efek samping
3.
Dosis
Kemasan
o,5 mg
PVP
2%
Etanol
qs
Amprotab
10 %
Avicel
qs
Fase luar
Starch
4.
1500
5%
Mg Stearat
1%
Talk
1%
Aerosil
1%
Penimbangan bahan :
Bobot yang direncanakan : 100 mg
Reserpin
:0,5 mg
PVP
:2/100 x 100 mg = 2 mg
:2x 2 mg= 4 mL
Amprotab
:10/100 x 100 mg = 10 mg
Starch 1500
:5/100 x 100 mg = 5 mg
Mg stearat
: 1/100 x 100 mg = 1 mg
Talk
:1/100 x 100 mg = 1 mg
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
Aerosil
:1/100 x 100 mg = 1 mg
Avicel
:100 mg (10 mg + 2 mg + 10 mg +
5 mg+ 1mg + 1mg + 1mg)
:100 mg 30 mg =70 mg
5.
g.
Ethanol 95%
Sebagai pelarut PVP.
h.
Amprotab
Sebagai penghancur dalam pada tablet
6.
Cara Kerja
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
Evaluasi Sediaan
a. Pengujian mutu granul
Persen Kompresibilitas
Dimasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume
awal dicatat, kemudian diketukan sampai tidak terjadi pengurangan
volume. Selanjutnya dihitung persen kompresibilitasnya.
Kompresibilitas =
x 100%
% kompresibilitas
Daya Alir
5 -15
Baik sekali
12 16
Baik
18 21
Sedang
23 35
Buruk
33 38
Sangat buruk
>40
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
10
25 mg atau kurang
15%
30%
26 mg 150 mg
10%
20%
151 mg 300 mg
7,5%
15%
5%
10%
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
11
berhubungan
dengan
kekerasan
tablet.
Selama
Uji Kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan
tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan.
Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai
tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar
4kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester.
penekan,
kemudian alat
dihidupkan
2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang
diberikan pada tablet
3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka
sebagai petunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan
kilogram.
Uji kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan
penyimpanan. Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot
tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu
tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friabilator test.
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
12
x 100%
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
13
BAB IV
TINJAUAN BIOLOGI
1. Bawang putih
Kingdom:Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium sativum L.
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama
dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan
utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan
senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat
bawang putih mentah terasa getir atau angur. Bawang putih digunakan sebagai
bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia.
Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan
dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan
dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan
berbagai jenis bahan bumbu yang lain.Dan juga dapat digunakan sebagai obat
penyakit kutil,caranya : keprek bawang putih ( jangan sampai halus ) lalu
tempelkan pada kutil dan ikat yang kuat dengan kain atau plester tunggu sampai
30 menit,jangan terlalu banyak bergerak,maka kulit akan panas dan kutil akan
menghitam.Besoknya anda terbebas dari kutil.
Bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh
manusia. Bawang putih/garlic (Allium sativum) Tanaman ini dikenal bermanfaat
mengatasi seluruh sistem kardivaskuler termasuk tekanan darah. Tekanan darah
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
14
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
15
Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa sebagai unsur
pengobatan dan penyedap masakan. Menurut ahli sejarah botani, daun Seledri
telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat sejak abad XVII atau sekitar tahun
1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun
1942. Tanaman yang terlihat cantik jika ditanam dalam pot ini lebih dulu
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun Seledri biasa dipakai untuk
memperkaya cita rasa sajian kaldu, sup kacang merah, bubur ayam, dan berbagai
macam masakan di Indonesia. Di Eropa, batang Seledri yang besar sering dibuat
sebagai salad dengan saus mayones atau bechamel (saus berbahan dasar susu)
sebagai isi roti sandwich. Seledri/celery (Apium graveolens)Tanaman ini
mengandung
senyawa
aktif
apigenin.
Senyawa
ini
berfungsi
sebagai
calcium antagonist dan manitol yang identik dengan diuretik. Selain dalam bentuk
suplemen, seledri enak dikonsumsi dalam bentuk jus.
3. Mengkudu
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Morinda
Spesies: Morinda citrifolia L.
Mengkudu (Basa Aceh: keumeudee, Jawa: pace, kemudu, kudu); cangkudu
(Sunda), kodhuk (Madura), tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
16
dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa
Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa
Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga
pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki
bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih
muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Secara tradisional, masyarakat Aceh
menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan
sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib
buka puasa. Mengkudu (keumeudee) karena itu sering ditanam di dekat rumah di
pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan
obat-obatan.
4. Bawang merah
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
17
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
18
BAB V
ASPEK KEFARMASIAN
1. Aspek Industri
a. Perencanaan
Pihak pemasaran akan mengetahui keadaan pasar terhadap obat
yang diproduksi dan bila terjadi peningkatan permintaan maka unit
pemasaran akan memberitahukan kepada pihak atau unit produksi.
b. Pengadaan
Bila akan dilakukan produksi panitia pengadaan bagian gudang
mempersiapkan semua bahan yang diperlukan. Di gudang bahan baku
disimpan di tempat yang sesuai dengan kestabilan dan sifat dari zat
aktif atau bahan tersebut. Dimana, reserpin disimpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
c. Produksi
Dalam produksi obat dilakukan oleh bagian PPIC kemudian bagian
PPIC mengeluarkan surat untuk memproduksi sediaan dan catatan
pengelolaan batch ke bagian produksi serta surat permintaan pemesanan
barang ke gudang. Bagian produksi akan memproduksi setelah semua
bahan diperiksa QC dan dinyatakan memenuhi syarat dan akan di
produksi sesuai CPOB. Selama produksi dilakukan IPC dan QC.
d. Pemasaran
Produksi yang telah jadi akan dikeluarkan berdasarkan permintaan
PBF, pengeluaran berdasarkan FIFO & FEFO.
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
19
3. Aspek Apotek
Bila persediaan obat telah berkurang di gudang maka obat dipesan ke
PBF. Barang yang telah diterima akan dicek, dicatat, dan dilakukan
pembukuan. Kemudian disimpan di gudang dan dikeluarkan berdasarkan
system FIFO & FEFO.
4. Aspek Undang-undang
Menurut ordonansi obat keras (St. No. 419 tgl 22 desember 1949)
dan SK Menkes No. 633/Ph/62/tanggal 25 juni 1962 maka obat ini
termasuk kedalam daftar obat keras.
5. Aspek GMP
Pedoman CPOB sesuai dengan Badan POM meliputi 12 aspek yaitu:
manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan
hygiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan
keluhan produk dan penarikan kembali produk dan produk kembalian,
dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, serta kualifikasi dan
validasi.
1. Manajemen Mutu
Dalam pembuatan obat ini, industry farmasi harus menyesuaikan
dengan tujuan penggunaanya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
dokumen izin edar dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan
pengguna. Manajemen mutu harus dapat mencapai tujuan mutu secara
konsisten yang didesain secara menyeluruh dan ditetapkan secara benar.
Unsur dasar manajemen mutu adalah struktur organisasi, prosedur,
proses dan sumber daya. Tindakan sistematis dilakukan untuk mendapatkan
kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang
dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan
tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.
Dalam aspek manajemen mutu terdapat hal-hal penting, yaitu:
a. Pemastian Mutu (QA)
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
20
karyawan
yang
ditetapkan
harus
memiliki
cukup
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
21
dibidang
industry
farmasi
dan
keterampilan
dalam
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
22
produk dan bahan terhadap kerusakan dan kemunduran mutu dan dalam
penyimpanan catatan-catatan.
Tenanga penunjang untuk membantu tenaga inti di atas, ditunjuk
tenaga yang terampil dalam jumlah yang sesuai untuk melaksanakan
supervise langsung dibagian produksi dan pengawasan mutu.
Disamping staf tersebut diatas tersedia tenaga yang terlatih secara
teknis dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan kegiatan
produksi dan pengawasan mutu yang sesuai dengan prosedur dan
spesifikasi yang telah ditentukan, serta memahami petunjuk kerja yang
tertulis. Tanggung jawab diberikan kepada setiap karyawan tidak boleh
berlebihan sehingga dapat mecegah timbulnya resiko terhadap mutu
obat.
b. Pelatihan
Pelatihan
diberikan
pada
seluruh
karyawan,
baik
yang
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
23
Lokasi
bangunan
dirancang
untuk
mencegah
terjadinya
banjir,
rembesan
melalui
tanah
serta
masuk
dan
bersarangnya hewan.
Pertimbangan dalam menentukan rancang bangunan dan tata letak
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan kegiatan lain, yang dilakukan dalam sarana
yang sama atau dalam sarana yang berdampingan.
b. Tata letak ruang yang sedemikian rupa untuk memungkinkan
kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Permukaan bagian dalam ruangan, dinding, lantai dan langit-langit di
desain licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah
dibersihkan serta didesinfeksi. Lantai dan dinding di daerah pengolahan
dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan
pembersihan secara cepat dan efisien. Sudut-sudut antara dinding dan
langit-langit dalam daerah-daerah kritis dibentuk lekungan.
Bangunan mendapatkan penerangan yang efektif dan memiliki
ventilasi dengan fasilitas pengendali udara.
Pencegahan kontaminasi silang dilakukan terhadap bahan biologi
aktif atau produk obat seperti steroid tertentu atau bahan sitotoksik yang
dalam jumlah sangat sedikit dapat menyebabkan sfek fisiologis.
Pembagian kelas ruangan dilakukan untuk memisahkan ruangan di
dalam bangunan produksi, seperti ruangan ganti pakaian, ruangan bahan
baku dan ruangan pengolahan produksi. Tersedianya sarana penyimpanan
dengan kondisi khusus, seperti suhu, kelembaban dan keamanan tertentu.
Pembuatan saluran air limbah cukup besar dan mempunyai bak control
yang baik.
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
24
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent ini
memiliki rancang bangunan dan konstruksi yang tepat, ukuran yang
memadai serta ditemparkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang
seragam dari batch ke batch serta untuk memudahkan pembersihan dan
peralatan.
a. Desain dan kontruksi
-
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
25
bahwa
sistem-sistem
tersebut
senantiasa
dengan
baik
dan
mencegah
terjadinya
Catatan
mengenai
pelaksanaan
pemeliharaan
dan
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
26
Karyawan
diinstruksikan
agar
mencucui
tangan
sebelum
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
27
6. Produksi
Produksi dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan yang
dapat menjamin produk obat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
a. Bahan Awal
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
28
b. Validasi proses
c. Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang
dapat merugikan kesehatan atau mengurangi daya terapetik atau
mempengaruhi kualitas suatu produk, tidak dapat diterima.
d. System penomoran batch dan lot
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
29
Metode
penanganan,
penimbangan,
perhitungan
dan
Bahan
baku
yang
diserahkan
diperiksa
ulang
untuk
f. Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan yang dikembalikan ke gudang penyimpanan adalah produk
yang memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditetapkan dan
didokumentasikan dengan cara benar serta direkonsilasi.
g. Pengolahan
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
30
7. Pengawasn mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari CPOB agar
tiap bahan obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditetapkan. Tugas pokok pengawasan mutu meliputi penyusunan prosedur,
penyiapan, instruksi, menyusun rencana pengambilan seperti meluluskan
atau menolak bahan-bahan produk, meneliti catatan sebelum produk
didistribusikan, menetapakan kadar kadaluarsa, mengevaluasi pengujian
ulang,
menyetujui
penunjukan
pemasok,
mengevaluasi
keluhan,
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
31
aspek
yang diperlukan
dan
contoh
tertinggal
yang
disimpan
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
32
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
33
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
34
pembuatan
obat
merupakan
bagian
dari
distribusi,
dokumen
dalam
pemeliharaan,
pembersihan
dan
untuk
menghindari
kesalahpahaman
yang
dapat
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
35
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
36
2) Validasi konkuren
Validasi proses dilakukan selama proses produksi rutin
3) Validasi Retrospektif
Validasi yang dilakukan pada proses yang sudah berjalan (diambil
dari data-data sebelumnya). Validasi ini tidak berlaku jika terjadi
perubahan formula, peralatan dan prosedur pembuatan
c. Validasi Perbersihan
Pembersihan dilakukan dengan metode analisis yang tervalidasi
yang memiliki kepekaan untuk mendeteksi residua tau cemaran serta
memiliki batas deteksi yang peka untuk mendeteksi tingkat residu atau
cemaran. Prosedur pembersihan untuk produk dan proses serupa
dilakukan pembersihan pada rentang interval waktu tertentu. Syarat
metode tersebut telah tervalidasi adalah dengan melaksanakan prosedur
3 kali secara berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan.
d. Pengendalian Perubahan
Prosedur pengendalian perubahan memastikan bahwa data
pendukung cukup untuk menunjukan bahwa proses yang diperbaiki
akan menghasilkan suatu produk yang sesuai mutu yang diinginkan dan
konsisten dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Dampak perubahan fasilitas, system dan peralatan terhadap produk
dievaluasi, termasuk analisis resiko, kemudian dikualifikasi dan validasi
ulang dengan berdasarkan kebutuhan dan cakupannya.
e. Validasi Ulang (revalidasi)
Fasilitas,
system,
peralatan
dan
proses
termasuk
proses
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
37
uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen
obat tertentu.
Karakteristik validasi yang diperhatikan yaitu akurasi, presisi,
repeatability, intermediate precision, spesifikasi, batas deteksi/ LOD,
batas kuantifikasi/LOQ, linieritas, dan rentang.
g. Perencanaan Validasi
Semua kegiatan validasi direncanakan dahulu dan didokumentasian
sementara secara singkat, tepat dan jelas dalam RIV (Rencana
IndukValidasi). RIV mencakup: kebijaksanaan validasi; struktur
organisasi kegiatan validasi; ringkasan fasilitas, system, peralatan dan
proses yang akan divalidasi; format dokumen, protocol,dan laporan
validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan; pengendalian perubahan
acuan dokumen yang digunakan.
h. Dokumentasi
Protokol validasi tertulis dibuat untuk merinci kualifikasi dan
validasi yang akan dilakukan, serta merinci langkah kritis dan criteria
penerimaan. Protocol dikaji dan disetujui oleh kabag QA.
Laporan dibuat yang mengacu pada protocol kualifikasi dan atau
protocol validasi yang mencakup seluruh hasil yang diperoleh serta
penyimpanan yang terjadi dan perbaikan yang telah dilakukan dan
didokumentasikan.
Setelah kualifikasi selesai diberikan peretujuan tertulis untuk dapat
melanjutkan tahap kualifikasi dan validasi.
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
38
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
39
BAB VII
LAMPIRAN DAN FORMULIR REGISTRASI
Nama Obat : Hiperpine (Reserpinel)
Bentuk Sediaan : Tablet peroral 100 mg
Kelas Terapi : Terapi antihipertensi
Tunggal
Kombinasi
BESAR
UNIT
: Jerman Farma
: Lisa sopitriana
: Jalan M. Hatta No. 42 Padang, Sumbar
: Jalan M. Hatta No. 42 Padang, Sumbar 28293
CASE INDUSTRI
TABLET RESERPIN
40