Está en la página 1de 40

BAB I

TINJAUAN KIMIA FARMASI

a. Monografi
Nama zat aktif : Reserpin
Rumus bangun :

Rumus molekul : C33H40N2O5


Berat molekul :608,69
Pemerian : Serbuk hablur putih atau sampai agak kekuningan, tidak berbau.
Terjadi warna gelap perlahan oleh cahaya langsung, lebih cepat
terjadi dalam bentuk larutan.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam asam asetat dan
kloroform, sukar larut dalam benzena, sangat sukar larut dalam
etanol dan eter.
Stabilitas : Tidak stabil dalam cahaya langsung
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

b. Analisa kualitatif dan kuantitatif


1) Analisa Kualitatif
Uapkan lebih kurang 25 ml larutan kloroform-metanol yang diperoleh
dari larutan uji seperti yang tertera pada prosedur dalam penetapan kadar,
dalam tabung reaksi sampai kering, tambahkan pada residu 0,5 ml asam
asetat glasial P, goyang selama 1 menit sampai 2 menit, tambahkan 1 ml
larutan vanillin P dalam asetat klorida P (1 dalam 50): terjadi warna
merah muda yang kemudian menjadi merah lembayung tua dalam
beberapa menit, atau jika larutan dihangatkan selama 10 detik hingga 20
detik.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

2) Analisa Kuantitatif
Penjerap Gunakan tanah diatomae kromatografi yang telah dicuci dengan
asam.
Tabung kromatografi tabung panjang lebih kurang 200 mm, diameter
dalam lebih kurang 22 mm dan ujung bawah dekat keluaran disempitkan.
Pada bagian tabung yang disempitkan, masukkan sdikit kaca wol yang
sebelumnya telah dicucidengan kloroform P dan dikeringkan di udara.
Kolom kromatografi Campur 1 g penjerap dengan 0,5 ml larutan natrium
bikarbonat P (1 dalam 50) yang di buat segar dalahalus dan gelas piala
100 ml sampai campuran nampak halus dan kebahasannya merata,
masukkan ke dalam tabung kromatografi dan tekan perlahan-lahan
menggunakan batang penekan sampai ketebalan lebih kurang 7 ml sampai
9 ml. Campur homogen 1 g penjerap dengan 0,5 ml larutan asam sitrat P
segar (1 dalam 200), masukkan ke dalam tabung kromatografi, tekan
perlahan lahan menggunakan batang penekan.
Larutan baku buat seperti yang tertera pada penetapan kadar dalam
reserpin.
Sediaan uji timbang dan serbuk haluskan tidak kurang dari 20
tablet hingga serbuk dapat melalui ayakan 60 mesh. Timbangs eksama
sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 1 mg reserpin, tetapi tidak
lebih dari 1 g serbuk, masukkan ke dalam gelas piala 150 ml. Campur
kering serbuk dengan 500 mg penjerap, kemudian campur dengan 1 ml
dimetilsulfoksida P (fase diam), aduk seksama sampai massa terbasahi
merata dan bebas dari gumpalan, diamkan campuran selama 5 menit.
Tambahkan lagi 500 mg penjerap dan campur seksama. Tambhakan sisa
penjerap (sampai jumlahnya 2 g) dan dispersikan dalam massa secara
sempurna.
Prosedur, Masukkan sediaan uji kedalam kolom kromatografi yang
sudah dipersiapkan, melalui corong serbuk. Bilas gelas piala dengan lebih
kurang 1 g penjerap, kemudian tambahkan ini ke dalam tabung melalui
corong. Bersihkan spatula, gelas piala dan corong dengan wol kaca yang

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

sebelumnya dicuci dengan kloroform P dan dikeringkan diudara.


Masukkan wol kaca ke dalam tabung, tekan kebagian bawah kolom,
dengan batang pengaduk, hiungga tinggi kolom antara 55 mm dan 65
mm. Bilas spatula, gelas piala dan corong dengan sejumlah pertama
KLOROFORM P yg digunakan untuk eluasi zat. Eluasi reserpin dengan
45 ml KLOROFORM P( eluasi kolom biaasanya memerlukan waktu 4
menit 8 menit). Kumpulkan eluat dalam labu terukur 50 ml yang berisi
14 ml metanol P, bilas ujung kolom dengan KLOROFORM P, tambahkan
KLOROFORM P sampai tanda. Pipet 2 kali, masing masing 5 ml alikot
dari larutan KLOROFORM metanol dan larutan baku ke dalam labu
tentukur 10 ml. Tambahkan pada tiap labu 2 ml larutan asam klorida P
dalam metanol P (3 dalam 50). Pada satu labu dari tiap pasangan 2 kali
(yaitu larutan baku dan sediaan uji terekstrasi), tambahkan 1 ml larutan
Natrium nitrit P 0,3 % dalam metanol P (1 dalam 2). Pada labu kedua dari
tiap pasangan (sebagai blanko), tambahkan 1 ml metanol P (1 dalam 2 )
Campur dan diamkan selama 30 menit. Pada tiap labu tambahkan 0,5ml
larutan amonium sulfamat P (1 dalam 20) yang dibuat segar, Tambahkan
metanol P sampai tanda, Campur, diamkan selama 10 menit. Ukur
serapan masing -

masing larutan pada panjang gelombang serapan

maksimum lebih kurang 390 nm, menggunakan campuran metanol P


klroform P- air(5,4 : 3,6 : 1) sebagai blanko. Hitung jumlah miligram,
C33H40N2O9, dalam tablet yang digunakan dengan rumus

(
(

)
)

C adalah kadar reserpin BPFI dalam mg permililiter larutan baku :


pernyataan dalam kurung berturut-turut adalah selisih serapan larutan
yang ditambah nitrit dan larutan blanko dari sediaan uji (U) dan larutan
baku (S).

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

BAB II
TINJAUAN FARMAKOLOGI

Reserpin

a. Indikasi
Hipertensi esensial ringan, juga digunakan sebagai terapi tambahan dengan
obat hipertensi lain pada kasus hipertensi yang lebih berat.
b. Mekanisme kerja
Reserpin merupakan obat antihipertensi yang bekerja dengan mendeplesi
simpanan katekolamin dan 5-hidroksitriptamin pada berbagai organ, seperti
otak dan medula adrenal. Sebagian efek farmakologiknya disebabkan
mekanisme ini. Efek sedatif dan penenang akibat reserpin diduga
berhubungan dengan proses deplesi dalam otak. Reserpin mengosongkan
katekolamin dan 5-HT diberbagai organ termasuk medula adrenal dan otak.
Deplesi di medula adrenal lebih lambat dan kurang lengkap dibandingkan
dengan dijaringan lain. Reserpin terikat dengan kuat pada membran vesikel
dalam ujung saraf adrenergik perifer maupun sentral. Ikatan ini menyebabkan
hambatan mekanisme transpot aktif NE dan amin laindari sitoplasma ke
dalam vesikel adrenergik.
c. Farmakodinamik
Curah jantung dan resitensi perifer berkurang pada terapi jangka panjang
dengan reserpin. Penurunan tekanan darh berlangsung dengan lambat karena
reserpin mengosongkan berbagai amin dalam otak maupun dalam saraf
adrenergik perifer, mungkin efek antihipertensinya merupakan hasil kerja
sentrol maupun perifernya. Hipotensi postural dapat terjadi tetapi biasanya

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

tidak menimbulkan gejalah. Frekwensi jantung dan sekresi renin berkurang.


Trejadi retensi garam dan air, yang sering menimbulkan psiodotolerance.
d. Farmakokinetik
Resrepin dimetabolisme seluruhnya, tidak ada bentuk utuh yang di ekskresi
dalam urine.
e. Toksisitas dan efek samping
Kebanyakan efek samping reserpin akibat efeknya pada SSP. Yang paling
sering adalah sedasi dan tidak mampu berkonsentrasi atau melalukan tugas
yang kompleks.Kadang-kadang terjadi depresi psikotik sampai akhirnya
bunuh diri. Depresi biasanya muncul dengan sangat perlahan dala waktu
berminggu-minggu

sampai

berbulan-bulan

sehingga

mungkin

tidak

dihubungkan dengan pemberian reserpin. Reserpin harus dihentikan begitu


muncul gejalah depresi, dana obat ini tidak boleh diberikan pada pasien
dengan riwayat depresi. Depresi jarang terjadi pada dosis 0,25mg sehari atau
kurang. Efek samping lain adalah hidung tersumbat dan eksaserbasi ulkus
peptikum, yang terakhir ini jarang terjadi pada dosis rendah.
f. Kontraindikasi
Riwayat depresi mental, ulkus peptikum aktif, kolitis ulseratif, hamil,
menyusui.
g. Interaksi obat
Obat penghambat MAO harus dihindarkan atau digunakan dengan sangat
hati-hati. Reserpin harus digunakan dengan hati-hati jika diberikan bersamasama dengan digitalis dan kuinidin. Karena dapat timbul aritmia jantung
dengan preparat rauwolfia.Pemberian reserpin bersama-sama dengan obat
antihepertensi lain memerlukan penyesuaian dosis masing-masing obat.
Penggunaan bersama-sama dengan antidepresi trisiklik dapat menurunkan
efek antihipertensi reserpin. Penggunaan reserpin bersama-sama obat
simpatomimetik langsung atau tidak langsung harus dipantau secara ketat.
Efek obat simpatomometik langsung (epinefrin, Isopreterenol, fenilefrin,
metaraminol)dapat memanjang sedangkan efek obat simpatomometik tidak
langsung (efedrin, tiramin, amfetamin)akan terlambat.
h. Dosis

: 0,5 mg 0,25 mg / hari

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

BAB III
TINJAUAN FARMASETIK

1.

Formula Standar
Reserpini compressi / Tablet reserpina (Fornas ed. II hal 276)
Komposisi : Tiap tablet mengandung:

2.

Reserpinum

100g

Zat tambahan yang cocok

secukupnya

Sediaan yang beredar


a. Resapin (Soho) K (ISO edisi 43 : 263)
Komposisi

: Reserpine 0,1 mg/tablet; 0,25 mg/tablet

Indikasi

: Hipertensi

Kontra indikasi : Riwayat depresi, ulkus lambung aktif, kolitis ulseratif,


kehamilan, menyusui
Perhatian

: Aritmia jantung, infark miokardium, kerusakan jantung


berat, insufisiensi ginjal, batu empedu, epilepsi, asma
bronkial, terapin elektrokonvulsi, anastesi.

Efek samping

: Hidung tersumbat, mengantuk, depresi, letargi, diare

Dosis

: 0,2 0,5 mg/hari dibagi dalam 2 3 dosis

Kemasan

: Tablet 0,1 mg dan 0,25 mg

b. Serpasil (Sandoz) K (ISO edisi 43 : 263)


Komposisi : Reserpine 0,1 mg/tablet; 0,25 mg/tablet
Indikasi

: Hipertensi

Kontra indikasi : Depresi parkinson, epilepsi, terapi elektrokonvulsi,


feokromositoma, tukak lambung atau duodenum akut,
kolitif ulseratif, MAOI, hamil, laktasi
Perhatian

: Gastrik erosif akut, batu empedu, tukak GI, aterosklerosis


jantung atau serebral, gagal jantung, infark miokardia,
pemberian anastesi.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

Efek samping

: Hidung tersumbat, mulut kering, lelah, penglihatan kabur,


gangguan GI, impotensi, perdarahan

3.

Dosis

: 0,1 0,25 mg/hari. Maksimum 0,5 mg/hari

Kemasan

: Tablet 0,1 mg dan 0,25 mg

Formula yang direncanakan


Tiap tablet mengandung:
Fase dalam
Reserpin

o,5 mg

PVP

2%

Etanol

qs

Amprotab

10 %

Avicel

qs

Fase luar
Starch

4.

1500

5%

Mg Stearat

1%

Talk

1%

Aerosil

1%

Penimbangan bahan :
Bobot yang direncanakan : 100 mg
Reserpin

:0,5 mg

PVP

:2/100 x 100 mg = 2 mg

Etanol untuk PVP (2xPVP)

:2x 2 mg= 4 mL

Amprotab

:10/100 x 100 mg = 10 mg

Starch 1500

:5/100 x 100 mg = 5 mg

Mg stearat

: 1/100 x 100 mg = 1 mg

Talk

:1/100 x 100 mg = 1 mg

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

Aerosil

:1/100 x 100 mg = 1 mg

Avicel

:100 mg (10 mg + 2 mg + 10 mg +
5 mg+ 1mg + 1mg + 1mg)
:100 mg 30 mg =70 mg

5.

Alasan Pemilihan Bahan


a. Reserpin
sebagai zat aktif sediaan.
b. Starch 1500
Sebagai pengikat karena daya ikatnya bagus dengan kadar 5-10 % dari
bobot tablet.
c. Mg stearat
Sebagai bahan pelincir, yaitu sebagai bahan lubrikan tablet untuk
menghilangkan gesekan saat menempaan dan penarikan tablet keluar
cetakan, kadar 0,25-2 %.
d. Talk
Sebagai glidan yang berfungsi memperbaiki sifat karakteristik aliran
granul dengan memperkecil gesekan-gesekan sesama partikel
d. Avicel
Sebagai pengisi, memiliki sifat-sifat alir yang baik dan kompresibilitas
baik.
e. Aerosil
Sebagai glidan dan adsorben yaitu untuk mengurangi gesekan tablet
dengan mesin cetak tablet.
f.

PVP ( polivevil pyrelidon)


Sebagai pengikat dengan konsentrasi 0,5-5%.

g.

Ethanol 95%
Sebagai pelarut PVP.

h.

Amprotab
Sebagai penghancur dalam pada tablet

6.

Cara Kerja

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

a. Siapkan kondisi ruang produksi


b. Siapkan peralatan, alat sudah dibersihkan
c. Karyawan harus siap dan tidak berpenyakit menular
d. Bahan keras primer (strip/blister tablet) diambil dari gudang sesuai dengan
master formula
e. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku, kirim ke ruang
penimbangan, timbang bahan sesuai master formula
f. Bahan keras sekunder diambil dari gudang bahan keras sesuai dengan
master formula produk yang akan diproduksi
g. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang
penyimpanannya masing-masing telah menjalani QC terlebih dahulu pada
masa karantina.
h. Ruang produksi
Granulasi basah

Buat larutan pengikat + etanol di mixing dengan litterfold lodige


machine dengan kecepatan 200 rpm selama 30 menit, hingga
terbentuk larutan. Kemudian dimasukkan reserpin + avicel + amprotab
dan tambahkan aerosil, dimixing dengan kecepatan 1500 rpm selama
1 jam.

Setelah terbentuk masa tablet masukkan ke oscilating granulatory dan


dilewatkan sehingga didapatkan ukuran granul 14 mesh

Kemudian granul ini dikeringkan

Setelah granul kering, dilewatkan lagi ke oscilating granulatory,


sehingga didapatkan granul dengan ukuran 16 mesh

Pindahkan ke storage tank, lakukan IPC seperti granulometri,


kecepatan aliran, kelembaban, bobot jenis dan Bj mampat.

Setelah lulus uji granulasi, lakukan pencampuran kering granul


dengan penambahan Mg stearat + talk + starch 1500 + di mixing
dalam roller baller dengan kecepatan 150 rpm selama 30 menit.

Lakukan pencetakan tablet dengan ukuran 100 mg

Setelah tablet dicetak lakukan evaluasi tablet meliputi : visual


(organoleptis), sifat fisika kimia (keseragaman ukuran, kekerasan,

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

friabilitas, keseragaman bobot dan kandungan, waktu hancur, disolusi,


uji kadar zat aktif), uji keamanan (toksisitas), uji mikrobiologi
i. Bila lulus uji, kirim ke gudang produk jadi, beri etiket, brosur dan kotak.
7.

Evaluasi Sediaan
a. Pengujian mutu granul

Uji waktu Alir


Ditimbang 100 g granul yang sudah terbentuk, kemudian
dimasukkan kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian
bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemudian dicatat waktu yang
diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan
menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu
yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 10 detik untuk 1oo gram
granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar dari
100gram/detik.

Persen Kompresibilitas
Dimasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume
awal dicatat, kemudian diketukan sampai tidak terjadi pengurangan
volume. Selanjutnya dihitung persen kompresibilitasnya.
Kompresibilitas =

x 100%

Vo = Volume awal granul


Vi = Volume granul setelah diketukkan

Tabel 1. kompresibiltas dan daya alir (Lachman, 1989:400)

% kompresibilitas

Daya Alir

5 -15

Baik sekali

12 16

Baik

18 21

Sedang

23 35

Buruk

33 38

Sangat buruk

>40

Sangat buruk sekali

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

10

b. Pengujian mutu tablet

Uji waktu hancur


Dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disentegrator. Uji waktu
hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan lain, semua
tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk tablet bersalut dan tidak lebih
dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila tablet atau 2
tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya,
tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur sempurna.

Prosedur kerja uji waktu hancur;


1. Dimasukkan satu talet pada masing-masing tabung dari keranjang,
lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan
menggunakan air bersuhu 372C sebagai media kecuali
dinyatakan lain dalam monografi.
2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang
diangkat.

Uji Keseragaman bobot


Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet
satu persatu dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya tidak lebih dari dua
tablet yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A dan tidak
boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih
besar dari kolom B.

Tabel persyaratan penyimpangan bobot tablet.


Bobot rata - rata

Penyimpangan bobot rata - rata


A

25 mg atau kurang

15%

30%

26 mg 150 mg

10%

20%

151 mg 300 mg

7,5%

15%

Lebih dari 300 mg

5%

10%

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

11

Uji Keseragaman ukuran


Ketebalan

berhubungan

dengan

kekerasan

tablet.

Selama

pencetakan, perubahan ketebalan merupakan indikasi adanya masalah


aliran pada aliran masssa cetak atau pada pengisisan granul ke dalam die.
Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran adalah jangka sorong.

Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut :


1. Diambil 10 tablet
2. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari tablet

Uji Kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan
tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan.
Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai
tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar
4kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester.

Prosedur kerja uji kekerasan :


1. Tablet diletakkan diantara pegas

penekan,

kemudian alat

dihidupkan
2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang
diberikan pada tablet
3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka
sebagai petunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan
kilogram.

Uji kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan
penyimpanan. Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot
tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu
tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friabilator test.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

12

Prosedur kerja uji kerapuhan :


1. Tablet dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil
2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) =
Wo
3. Tablet dimasukkan kedalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4
menit dengan kecepatan 25 rpm
4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas
kecil
5. Ditimbang bobot tablet = Wf
6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus :
F=

x 100%

Ket: F = indeks kerapuhan


Wo = bobot awal
Wf = bobot akhir

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

13

BAB IV
TINJAUAN BIOLOGI

1. Bawang putih
Kingdom:Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium sativum L.
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama
dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan
utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan
senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat
bawang putih mentah terasa getir atau angur. Bawang putih digunakan sebagai
bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia.
Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan
dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan
dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan
berbagai jenis bahan bumbu yang lain.Dan juga dapat digunakan sebagai obat
penyakit kutil,caranya : keprek bawang putih ( jangan sampai halus ) lalu
tempelkan pada kutil dan ikat yang kuat dengan kain atau plester tunggu sampai
30 menit,jangan terlalu banyak bergerak,maka kulit akan panas dan kutil akan
menghitam.Besoknya anda terbebas dari kutil.
Bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh
manusia. Bawang putih/garlic (Allium sativum) Tanaman ini dikenal bermanfaat
mengatasi seluruh sistem kardivaskuler termasuk tekanan darah. Tekanan darah

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

14

(angka diastolik)menurun secara berarti hanya dengan mengonsumsi 3 siung


bawang putih setiap hari selama tiga bulan. Di dalam bawang putih juga
mengandung senyawa adenosin yang dapat melenturkan pembuluh darah sehingga
darah mengalir lebih lancar.
2. Seledri
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Apium
Spesies: Apium graveolens L.
Seledri (Apium graveolens) adalah tumbuhan yang berasal dari daerah
subtropis Eropa dan Asia. Tumbuhan ini termasuk sayuran daun dan tumbuhan
obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan obat tradisional. Ciri-ciri
tumbuhan Seledri ini adalah pohonnya kecil, tingginya kurang dari 1 meter. Daun
tersusun majemuk dengan tangkai panjang. Batangnya biasanya sangat pendek,
bersegi dan beralur membujur. Bunganya tersusun majemuk berkarang, berukuran
kecil, dan berwarna putih kehijauan. Buahnya kecil-kecil berwarna coklat gelap.
Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi, dan
berkembang dengan baik di tempat yang lembab dan subur. Di daerah dataran
tinggi, Seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

15

Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa sebagai unsur
pengobatan dan penyedap masakan. Menurut ahli sejarah botani, daun Seledri
telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat sejak abad XVII atau sekitar tahun
1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun
1942. Tanaman yang terlihat cantik jika ditanam dalam pot ini lebih dulu
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun Seledri biasa dipakai untuk
memperkaya cita rasa sajian kaldu, sup kacang merah, bubur ayam, dan berbagai
macam masakan di Indonesia. Di Eropa, batang Seledri yang besar sering dibuat
sebagai salad dengan saus mayones atau bechamel (saus berbahan dasar susu)
sebagai isi roti sandwich. Seledri/celery (Apium graveolens)Tanaman ini
mengandung

senyawa

aktif

apigenin.

Senyawa

ini

berfungsi

sebagai

calcium antagonist dan manitol yang identik dengan diuretik. Selain dalam bentuk
suplemen, seledri enak dikonsumsi dalam bentuk jus.
3. Mengkudu
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Morinda
Spesies: Morinda citrifolia L.
Mengkudu (Basa Aceh: keumeudee, Jawa: pace, kemudu, kudu); cangkudu
(Sunda), kodhuk (Madura), tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

16

dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa
Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa
Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga
pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki
bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih
muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Secara tradisional, masyarakat Aceh
menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan
sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib
buka puasa. Mengkudu (keumeudee) karena itu sering ditanam di dekat rumah di
pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan
obat-obatan.
4. Bawang merah
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

17

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang


bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai
mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang
berlubang didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari
daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga
sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah
sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga
buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk
bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat
digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat.
Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah
juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.
Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah
dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin.
Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat,
amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisid.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

18

BAB V
ASPEK KEFARMASIAN

1. Aspek Industri
a. Perencanaan
Pihak pemasaran akan mengetahui keadaan pasar terhadap obat
yang diproduksi dan bila terjadi peningkatan permintaan maka unit
pemasaran akan memberitahukan kepada pihak atau unit produksi.
b. Pengadaan
Bila akan dilakukan produksi panitia pengadaan bagian gudang
mempersiapkan semua bahan yang diperlukan. Di gudang bahan baku
disimpan di tempat yang sesuai dengan kestabilan dan sifat dari zat
aktif atau bahan tersebut. Dimana, reserpin disimpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
c. Produksi
Dalam produksi obat dilakukan oleh bagian PPIC kemudian bagian
PPIC mengeluarkan surat untuk memproduksi sediaan dan catatan
pengelolaan batch ke bagian produksi serta surat permintaan pemesanan
barang ke gudang. Bagian produksi akan memproduksi setelah semua
bahan diperiksa QC dan dinyatakan memenuhi syarat dan akan di
produksi sesuai CPOB. Selama produksi dilakukan IPC dan QC.
d. Pemasaran
Produksi yang telah jadi akan dikeluarkan berdasarkan permintaan
PBF, pengeluaran berdasarkan FIFO & FEFO.

2. Aspek Rumah Sakit


Pengadaan didasarkan berdasarkan perencanaan yang diusulkan ke
IFRS, jika produk pada gudang sudah berkurang jumlahnya maka dipesan
ke PBF. Setelah barang diterima, dilakukan pengecekan jumlah kemasan,
No Reg dan ED. Produk disimpan di gudang berdasarkan system FIFO &
FEFO. Obat diserahkan ke tangan pasien disertai informasi mengenai obat
tersebut.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

19

3. Aspek Apotek
Bila persediaan obat telah berkurang di gudang maka obat dipesan ke
PBF. Barang yang telah diterima akan dicek, dicatat, dan dilakukan
pembukuan. Kemudian disimpan di gudang dan dikeluarkan berdasarkan
system FIFO & FEFO.

4. Aspek Undang-undang
Menurut ordonansi obat keras (St. No. 419 tgl 22 desember 1949)
dan SK Menkes No. 633/Ph/62/tanggal 25 juni 1962 maka obat ini
termasuk kedalam daftar obat keras.
5. Aspek GMP
Pedoman CPOB sesuai dengan Badan POM meliputi 12 aspek yaitu:
manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan
hygiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan
keluhan produk dan penarikan kembali produk dan produk kembalian,
dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, serta kualifikasi dan
validasi.
1. Manajemen Mutu
Dalam pembuatan obat ini, industry farmasi harus menyesuaikan
dengan tujuan penggunaanya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
dokumen izin edar dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan
pengguna. Manajemen mutu harus dapat mencapai tujuan mutu secara
konsisten yang didesain secara menyeluruh dan ditetapkan secara benar.
Unsur dasar manajemen mutu adalah struktur organisasi, prosedur,
proses dan sumber daya. Tindakan sistematis dilakukan untuk mendapatkan
kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang
dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan
tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.
Dalam aspek manajemen mutu terdapat hal-hal penting, yaitu:
a. Pemastian Mutu (QA)

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

20

Pemastian mutu merupakan totalitas semua pengukuran yang


dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa tablet effervescent ini
dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
b. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa tablet
effervescent ini dibuat dan dikehendaki secara konsisten untuk
mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan
dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk. CPOB
mencakup semua produksi dan pengawasan mutu.
c. Pengawasan Mutu (QC)
Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel,
spesifikasi dan pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan
dan bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang
belum diluluskan tidak dapat dijual atau dipasok sebelum mutunya
dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Fungsi pengawasan mutu
bersifat independen dari bagian lain.
d. Pengkajian Mutu Produk
Pengajian mutu produk dilakukan secara berkala terhadap semua
obat terdaftar, temasuk produk ekspor untuk membuktikan konsistensi
proses, kesesuain dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan obat
jadi, untuk melihat trend dan mengidentifikasi perbaikan, ini dilakukan
tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan kajian
ulang sebelummya.
2. Personalia
Jumlah

karyawan

yang

ditetapkan

harus

memiliki

cukup

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan bidangnya,


memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik sehingga mampu
melaksanakan tugasnya secara professional dan sebagaimana mestinya,
serta mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk melaksanakan sesuai
CPOB.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

21

Bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dalam struktur


organisasi dipimpin oleh apoteker yang berbeda agar tanggung jawab
dan wewenang kedua bagian tersebut jelas. Masingmasing bagian diberi
wewenang penuh dan sarana yang cukup untuk melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien. Kedua bagian tersebut tidak boleh
mempunyai kepentingan lain di luar organisasi pabrik, sehingga dapat
menghambat, membatasi tanggung jawab bagian tersebut, dan
menimbulkan pertentangan kepentingan pribadi atau financial. Selain
itu, seorang manager produksi dan pengawasan mutu harus seorang
apotekr yang terampil, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang
memadai

dibidang

industry

farmasi

dan

keterampilan

dalam

kepemimpinan sehingga memungkinkan melaksanakan tugas secara


professional.
Seorang manager produksi memiliki wewenang serta tanggung
jawab penuh untuk mengelola produksi oabta, bertanggung jawab atas
kualitas obat, baik dengan manager pengawasan mutu maupun manager
teknik.
Seorang manager pengawasan mutu memiliki wewenang dan
tanggung jawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu yaitu
dalam penyusunan verifikasi dan pelaksanaan seluruh prosedur
pengawasan mutu. Selain itu, seorang manager pengawasan mutu
memiliki wewenang untuk meluluskan bahan awal, produk antara,
produk ruahan dan obat jadi bila produk itu sesuai dengan
spesifikasinya, atau menolaknya bila tidak cocok dengan spesifikasinya
atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi
yang ditentukan.
Manager produksi dan manager pengawasan mutu bersama-sama
bertanggung jawab atau ikut bertanggung jawab dalam penyusunan dan
pengesahan prosedur-prosedur tertulis, pemantauan dan pengawasan
lingkungan pembuatan obat, kebersihan pabrik dan validasi proses
produksi, kalibrasi alat-alat pengukur, latihan personalia, pemberian
persetujuan terhadap pemasok bahan dan kontraktor, pengamanan

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

22

produk dan bahan terhadap kerusakan dan kemunduran mutu dan dalam
penyimpanan catatan-catatan.
Tenanga penunjang untuk membantu tenaga inti di atas, ditunjuk
tenaga yang terampil dalam jumlah yang sesuai untuk melaksanakan
supervise langsung dibagian produksi dan pengawasan mutu.
Disamping staf tersebut diatas tersedia tenaga yang terlatih secara
teknis dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan kegiatan
produksi dan pengawasan mutu yang sesuai dengan prosedur dan
spesifikasi yang telah ditentukan, serta memahami petunjuk kerja yang
tertulis. Tanggung jawab diberikan kepada setiap karyawan tidak boleh
berlebihan sehingga dapat mecegah timbulnya resiko terhadap mutu
obat.
b. Pelatihan
Pelatihan

diberikan

pada

seluruh

karyawan,

baik

yang

berhubungan langsung dengan proses produksi obat maupun tidak.


Karyawan dilatih mengenai kegiatan yang sesuai dengan tugasnya dan
prinsip CPOB. Pelatihan ini diberikan oleh tenaga ahli. Perhatian
khusus dalam pelatihan diberikan kepada mereka yang bekerja diruang
steril dan bekerja menggunakan bahan yang mempunyai resiko tinggi
yang berbahaya, toksik dan menimbulkan sensitifitas.
Latihan mengenai CPOB dilakukan secara berkesinambungan dan
dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin agar para karyawan
memahami dan mengerti betul dengan persyaratan CPOB dilaksanakan
menurut program tertulis yang telah disetujui oleh manager produksi
dan manager pengawasan.
3. Bangunan dan fasilitas
Bangunan untuk pembuatan obat memiliki ukuran, rancang
bangunan, konstruksi serta letak yang memadai sehingga memudahkan
dalam pelasanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Sarana
kerja yang memadai diperlukan untuk meminimalkan resiko terjadinya
kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat
menurunkan mutu sehingga dapat dihindarkan dan dkendalikan.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

23

Syarat-syarat bangunan dan fasilitas menurut CPOB adalah sebagai


berikut:

Lokasi

bangunan

dirancang

untuk

mencegah

terjadinya

pencemaran dari lingkungan sekitar, seperti pencemaran dari udara,


tanah dan air.

Gedung dirancang dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh


cuaca,

banjir,

rembesan

melalui

tanah

serta

masuk

dan

bersarangnya hewan.
Pertimbangan dalam menentukan rancang bangunan dan tata letak
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan kegiatan lain, yang dilakukan dalam sarana
yang sama atau dalam sarana yang berdampingan.
b. Tata letak ruang yang sedemikian rupa untuk memungkinkan
kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Permukaan bagian dalam ruangan, dinding, lantai dan langit-langit di
desain licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah
dibersihkan serta didesinfeksi. Lantai dan dinding di daerah pengolahan
dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan
pembersihan secara cepat dan efisien. Sudut-sudut antara dinding dan
langit-langit dalam daerah-daerah kritis dibentuk lekungan.
Bangunan mendapatkan penerangan yang efektif dan memiliki
ventilasi dengan fasilitas pengendali udara.
Pencegahan kontaminasi silang dilakukan terhadap bahan biologi
aktif atau produk obat seperti steroid tertentu atau bahan sitotoksik yang
dalam jumlah sangat sedikit dapat menyebabkan sfek fisiologis.
Pembagian kelas ruangan dilakukan untuk memisahkan ruangan di
dalam bangunan produksi, seperti ruangan ganti pakaian, ruangan bahan
baku dan ruangan pengolahan produksi. Tersedianya sarana penyimpanan
dengan kondisi khusus, seperti suhu, kelembaban dan keamanan tertentu.
Pembuatan saluran air limbah cukup besar dan mempunyai bak control
yang baik.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

24

4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent ini
memiliki rancang bangunan dan konstruksi yang tepat, ukuran yang
memadai serta ditemparkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang
seragam dari batch ke batch serta untuk memudahkan pembersihan dan
peralatan.
a. Desain dan kontruksi
-

Peralatan yang digunakan tidak bereaksi atau menimbulkan


akibat bagi bahan yang diolah.

Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah baik bagian


dalam maupun bagian luar serta peralatan tersebut
menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk.

Peralatan yang digunakan dalam pengolahan bahan kimia


yang mudah terbakar, ditempatkan di daerah dimana
digunakan bahan yang mudah terbakar, dilengkapi dengan
perlengkapan elektris yang kedap eksplosif serta dibumikan
dengan sempurna.

Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur,


menguji dan mencatat, dikalibrasi menurut suatu program
dan prosedur yang tepat.

b. Pemasangan dan penempatan


-

Pemasangan dan penempatan peralatan diatur sedemikian


rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif
dan efisien.

Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara


hendaklah dipasang sedemikian rupa sehingga mudah
dicapai selama kegiatan berlangsung.

Tiap peralatan utama diberi nomor pengenal yang jelas.

Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin


diberi isolasi yang baik untuk mencegah kemungkinan
terjadinya cacat dan memperkecil kehilangan energi.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

25

System-sistem penunjang seperti system pemanasan,


ventilasi, pengatur suhu, udara, air minum, kemurnian air,
penyulingan air dan fasilitas yang lainnya divalidasi untuk
memastikan

bahwa

sistem-sistem

tersebut

senantiasa

berfungsi sesuai dengan tujuan.


c. Pemeliharaan
-

Peralatan dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap


berfungsi

dengan

baik

dan

mencegah

terjadinya

pencemaran yang dapat merubah identitas, mutu atau


kemurnian produk.
-

Prosedur-prosedur tertulis untuk perawatan peralatan dibuat


dan dipatuhi.

Catatan

mengenai

pelaksanaan

pemeliharaan

dan

pemakaian suatu peralatan utama dicatat dalam buku


catatan harian. Catatan untuk peralatan yang digunakan
khusus untuk satu produk saja, dimasukkan kedalam catatan
produksi batch produk tertentu.
5. Sanitasi dan Higiene
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tingi diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup santitasi dan hygiene meliputi
personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan, produksi serta
wadahnya, setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk.
Sumber pencemaran dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan
hygiene yang menyeluruh dan terpadu.
a. Personalia
-

Semua karyawan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dan


selama bekerja, dan pemeriksaan mata secara berkala.

Semua karyawan menerapkan hygiene perorangan yang baik.

Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat


merugikan kualitas produk dilarang menangani bahan-bahan
sampai sembuh kembali.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

26

Semua karyawan melaporkan keadaan yang dapat merugikan


produk.

Pemakaian sarung tangan untuk menghindari sentuhan langsung


antara tangan dengan bahan dan produk.

Karyawan menggunakan pakaiana pelindung untuk keamanan


sendiri.

Hanya pwtugas yang berwenang yang boleh memasuki bangunan


dan fasilitas daerah terbatas.

Karyawan

diinstruksikan

agar

mencucui

tangan

sebelum

memasuki daerah produksi.


-

Merokok, makan dan minum dilarang didaerah produksi,


laboratorium, dan daerah lain yang dapat merugikan produk

Prosedur perorangan diberlakukan bagi semua orang.

b. Bangunan dan fasilitas


-

Gedung dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan


pelaksanaan sanitasi yang baik.

Toilet dengan ventilasi yang tersedia cukup

Tempat penyimpanan pakaian memadai.

Tempat pencucian diletakkan diluar daerah steril.

Penyimpanan, penyiapan dan konsumsi makanan dibatasi


didaerah khusus dan memenuhi standar kebersihan.

Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan


dalam wadah yang sesuai.

Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi, dan bahan pembersih


tidak boleh mencemari peralatan dan bahan.

Ada prosedur tertulis (SOP/ Standard Operation Prosedure) yang


menunjukkan penanggung jawab sanitasi dan hygiene.

c. Pembersihan dan Peralatan


-

Peralatan dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang


bersih serta diperiksa kembali kebersihannya sebelum dipakai.

Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah, dan


sedapat mungkin dihindari pencemaran produk.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

27

Pembersihan dan penyimpanan alat dan bahan pembersih


dilakukan dalam ruangan yang terpisah dari pengolahan.

Prosedur yang tertulis untuk pembersihan dan sanitasi dibuat,


dipatuhi dan dilaksanakan.

Catatatn pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi diri


disimpan.
Validasi prosedur pemberishan dan sanitasi
Prosedur sanitasi dan hygiene divalidasi dan dievaluasi secara

berkala untuk memastikan prosedur yang bersangkutan cukup efektif


dan selalu memenuhi persyaratan.

6. Produksi
Produksi dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan yang
dapat menjamin produk obat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
a. Bahan Awal

Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan dicatat,


meliputi keterangan mengenai persediaan.

Setiap bahan awal ditetapkan memenuhi spesifikasi dan diberi


label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.

Untuk setiap kiriman dan batch diberi nomor rujukan yang


menunjukkan identitas yang jelas.

Pada saat penerimaan barang dilakukan pemeriksaan visual,


dan contoh yang diambil petugas, diuji terhadap spesifikasi
bahan yang bersangkutan.

Kiriman bahan awal dikarantina sampai disetujui dan


diluluskan untuk dipakai.

Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung


jawab pengawasan mutu.

Persediaan awal diperiksa dalam selang waktu tertentu.

Bahan awal yang tidak stabil oleh pengaruh suhu, disimpan


dalam suhu udara yang diatur.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

28

Bahan awal yang cenderung rusak potensinya dalam


penyimpanan dinyatakan batas umurnya.

Pengeluaran bahan awal dilakukan oleh petugas yang


berwenang.

Tersedianya daerah penyerahan yang tersisa untuk mencegah


adanya kontaminasi silang.

Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda


silang, disimpan terpisah dan secepatnya dimusnahkan atau
dikembalikan ke pemasok.

b. Validasi proses

Semua proses produksi di validasi dengan tepat dan


dilaksanakan dengan tepat menurut prosedur yang telah
ditetapkan dan hasilnya disimpan.

Sebelum suatu proses pengolahan induk ditetapkan, dilakukan


langkah-langkah untuk membuktikan kecocokan dengan
pelaksanaan produksi.

Perubahan peralatan atau bahan disertai dengan tindakan


validasi ulang.

Proses dan prosedur yang kritis dievaluasi kembali secra rutin.

c. Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang
dapat merugikan kesehatan atau mengurangi daya terapetik atau
mempengaruhi kualitas suatu produk, tidak dapat diterima.
d. System penomoran batch dan lot

System penomoran dijabarkan secara rinci

System penomoran saling berkaitan dengan produk yang


dibuat.

System penomoran menjamin bahwa nomor tidak digunakan


berulang dan memudahkan penandaan suatu produk bila
terjadi sesuatu.

Pemberiaan nomor dicatat dalam buku harian.

e. Penimbangan dan penerimaan

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

29

Metode

penanganan,

penimbangan,

perhitungan

dan

penyerahan bahan dan produk tercakup dalam prosedur


tertulis.

Semua pengeluaran bahan dan produk didokumentasikan.

Bahan dan produk yang boleh diserahkan hanya yang telah


diluluskan oleh pengawasan mutu.

Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan pemeriksaan


terhadap penandaan.

Kapasitas, ketepatan, dan ketelitian alat timbang sesuai dengan


jumlah bahan.

Pada saat penimbangan, pengukuran dilakukan pembuktian


kebenaran ketepatan identitas dan jumlah bahan.

Kebersihan tempat penimbangan dan penyerahan dijaga.

Penimbangan dan penyerahan menggunakan peralatan yang


cocok dan bersih.

Bahan

baku

yang

diserahkan

diperiksa

ulang

untuk

meminimalkan resiko penyalahgunaan dan kesalahan bahan


baku yang akan diproduksi.

f. Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan yang dikembalikan ke gudang penyimpanan adalah produk
yang memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditetapkan dan
didokumentasikan dengan cara benar serta direkonsilasi.
g. Pengolahan

Semua bahan yang dipakai diperikasa dahulu.

Kondisi daerah pengolahn dipantau dan dikendalikan.

Peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu.

Semua kegiatan pengolahan mengikuti prosedur tertulis yang


telah ditentukan dan penyimpanan dilaporkan dengan alas an
dan penjelasan.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

30

Wadah dan penutup bahan dan produk bersih.

Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan dan produk


diberi lael yang tepat.

Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai


diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.

Seluruh pengawasan dalam proses harus dicatat dan diteliti.

Hasil sesungguhnya dicatat dan dicocokkan dengan hasil


teoritis.

Dalam sluruh tahap pengolahan harus diperhatikan masalah


pencemaran silang.

7. Pengawasn mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari CPOB agar
tiap bahan obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditetapkan. Tugas pokok pengawasan mutu meliputi penyusunan prosedur,
penyiapan, instruksi, menyusun rencana pengambilan seperti meluluskan
atau menolak bahan-bahan produk, meneliti catatan sebelum produk
didistribusikan, menetapakan kadar kadaluarsa, mengevaluasi pengujian
ulang,

menyetujui

penunjukan

pemasok,

mengevaluasi

keluhan,

menyediakan baku pembanding, menyimpan catatan, mengevaluasi obat


kembalian, ikut serta pada program inspeksi diri dan memberikan
rekomendasi untuk pembuatan obat oleh pihak lain atas dasar kontrak.

Didalam pengawasan mutu, hal-hal yang diperhatikan adalah sebagai


berikut:
a. Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik.
Laboratorium pengujian meliputi bangunan dan alat-alat penunjang
lengkap dan memadai, personalia terlatih dan bertanggung jawab,
peralatan instrument yang cocok untuk prosedur dan kalibrasi secara
berkala, pereaksi dan media pembiakan yang sesuai dengan monografi
yang bersangkutan, spesifikasi dan prosedur pengujian yang divalidasi
dengan fasilitas yang digunakan, catatan pengujian menyangkut seluruh

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

31

aspek

yang diperlukan

dan

contoh

tertinggal

yang

disimpan

dipergunakan dalam pengujian selanjutnya.


b. Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan
obat jadi
Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah spesifikasi, cara
pengambilan contoh pengujian terhadap bahan baku, pengemasan,
produk antara, produk ruahan dan obat jadi, uji sterilisasi untuk produk
steril, uji pirogenitas serta pengawasan lingkungan secara berkala
terhadap mutu kimiawi dan mikrobiologi dari air dan lingkungan
produksi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu,
yang berisi: spesifikasi, prosedur pengambilan sampel, prosedur
pencatatan dan pengujian (termasuk lembar kerja analisis dan atau buku
catatan laboratorium) laporan dan atau sertifikat analisis/ data
pemantauan lingkungan (bila diperlikan), catatan validasi metoda
analisis (bila diperlukan), prosedur dan catatan kalibrasi instrument serta
perawatan peralatan. Semua dokumentasi yang terkait catatan bets
disimpan selama 1 tahun setelah tanggal daluarsa bets bersangkutan.
d. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel merupakan kegiatan yang penting dari system
pemastian mutu. Personil yang mengambil sampel harus memperoleh
pelatihan awal dan pelatihan secara berkala. Pengambilan sampel
dilakukan terhadap bahan awal dan bahan pengemas. Jumlah sampel
yang diambil hendaknya ditentukan secara statistic dan dicantumkan
dalam pola pengambilan sampel. Kegiatan pengambilan sampel
dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau
efek lain yang berpengaruh terhadap mutu.
Sampel pertinggal dengan identitas yang lengkap yang mewakili
tiap bets bahan awal. Untuk sampel produk jadi disimpan dalam kondisi
yang sama dengan kondisi pemasaran sebagaimana yang tertera pada
label. Jumlah sampel tertinggal minimal 2 kali dari jumlah yang

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

32

dibutuhkan untuk pengujian, kecuali uji sterilitas. Sampel tertinggal dari


tiap bets hendaknya disimpan hingga 1 tahun setelah tanggal daluarsa,
untuk sampel bahan awal disimpan 2 tahun setelah tanggal pelulusan
produk terkait, bila stabilitasnya memungkinkan.
e. Persyaratan pengujian
Pengujian dilakukan terhadap bahan awal, bahan pengemas,
produk antara, produk ruahan dan produk jadi sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan
Pengendalian terhadap lingkungan dilakukan sebagai berikut:
pemantauan terhadap air untuk proses dilakukan secara berkala,
pemantauan terhadap lingkungan produksi dilakukan secara berkala,
pemantauan terhadap lingkungan sekitar area produksi untuk mendeteksi
produk lain yang dapat mencemari produk yang dilakukan secara
berkala, dan pengendalian cemaran udara.
Semua bahan pengawasan selama proses dilakukan menurut
metode yang disetujui oleh badan pengawasan mutu dan hasilnya
dicatat. Setelah batas waktu penyimpanan untuk bahan awal, produk
antara, produk ruahan dan produk jadi tersebut habis dilakukan
pengujian ulang. Berdasarkan hasil uji tersebut bahan atau produk dapat
diluluskan kembali untuk digunakan atau ditolak. Bila bahan disimpan
pada kondisi tidak sesuai, bahan tersebut diuji ulang dan dinyatakan
lulus sebelum digunakan selama proses.
Dilakukan pengujian bahan tambahan pada produk jadi hasil
pengolahan ulang. Bagian pengawasan muutu ikut serta dalam
pembuatan prosedur pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk.
Studi stabilitas dirancang untukl mengetahui stabilitas dari produk,
dan program ini dipatuhi dan mencakup jumlah, kondisi penyimpanan,
dan metode pengujian. Penelitian stabiliatas dilakukan terhadap produk
baru, kemasan baru, perubahan formula dan batch yang diluluskan.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

33

8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu


Tujuan dari audit diri adalah untuk melakukan penilaian apakah
seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah mecakup karyawan,
bangunan, penyimpanan, bahan awal obat dan obat jadi, peralatan,
produksi, pengawasan mutu, dokumetasi, pemeliharaan gedung dan
peralatan.
Tim inspeksi diri ditunjuk oleh pemimpin perusahaan sekurangkurangnya tiga orang dari bidang yang berlainan dan paham mengenai
CPOB. Pelaksanaan dan selang waktu inspeksi diri sesuai kebutuhan,
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Laporan inspeksi diri mencakup hasil, penilaian, kesimpulan dan
usulan tindakan perbaikan. Tindak lanjut inspeksi diri berdasarkan laporan
dilakukan oleh pemimpin perusahaan.
Audit mutu berguna sebagai pelengkap dari inspeksi diri, yang
meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari system
managemen mutu dengan tujuan spesifikasi untuk meningkatkan mutu,
dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim khusus.
Audit mutu diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak. Daftar
pemasok yang disetujui ditinjau ulang secara berkala dan dievaluasi secara
teratur.
9. Penanganan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan
Produk Kembalian
Penarikan kembali produk jadi berupa penarikan kembali satu atau
beberapa batch. Hal ini dilakukan bila ada produk yang menimbulkan efek
samping atau masalah medis lainnya yang menyangkut fisik, reaksi-reaksi
alergi, efek toksik. Penanganan keluhan dan laporan dicatat dan secepatnya
ditangani kemudian dilakukan penelitian dan evaluasi. Tinjak lanjut
dilakukan berupa tindakan perbaikan, penarikan obat dan dilaporkan kepada
pemerintah yang berwenang.
Obat kembalian dapat dikelompokkan sebagai berikut: yang masih
memenuhi spesifikasi yang dapat digunakan, yang dapat diolah ulang dan

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

34

yang tidak dapat diolah ulang. Prosedur penanganan produk kembalian


mencakup jumlah, karantina, penelitian, pengolahan kembali, pemeriksaan
dan pengawasan mutu yang seksama. Obat kembalian yang tidak dapat
diolah ulang dimusnahkan dan dibuat prosedur.
Pencatatan dilakukan untuk penanganan obat kembalian dan
dilaporkan dan setiap pemusnahan dibuat berita acara yang ditanda tangani
oleh pelaksana dan saksi.
10. Dokumentasi
Dokumentasi

pembuatan

obat

merupakan

bagian

dari

sisteminformasi dan managemen yang meliputi spesifikasi bahan baku,


bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat jadi, dokumen
dalam produksi, dokumen dalam pengawasan mutu, dokumen penyimpanan
dan

distribusi,

dokumen

dalam

pemeliharaan,

pembersihan

dan

pengendalian ruangan serta peralatan, dokumen dalam pengamanan keluhan


obat dan obat jadi, dokumen untuk peralatan khusus, prosedur dan catatan
tentang inspeksi diri, pedoman dan catatan tentang pelatihan CPOB bagi
karyawan.
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Dilakukan

untuk

menghindari

kesalahpahaman

yang

dapat

menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan.


Kontrak tertulis antara pemberi dan penerima kontrak dibuat secara jelas
menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak
menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk yang menjadi
tanggung jawab kabag pemastian mutu (QA).
12. Kualifikasi dan Validasi
a. Kualifikasi
1) Kualifikasi Desain (KD)
Merupakan unsure pertama dalam melakukan validasi terhadap
fasilitas, system atau peralatan yang baru.
2) Kualifikasi Instalasi (KI)
Dilakukan terhadap fasilitas, system dan peralatan baru atau yang
dimodifikasi. Persyaratan minimal untuk melakukan KI adalah:

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

35

instalasi peralatan, pipa dan sarana penunjang dan instrument sesuai


spesifikasi dan gambar teknik yang didesain; pengumpulan dan
penyusunan dokumen pengoperasian dan perawatan peralatan dari
pemasok; ketentuan dan persyaratan kalibrasi; dan verifikasi bahan
konstruksi.

3) Kualifikasi Operasional (KO)


KO dapat dilakukan setelah KI. KO minimal mencakup: pengujian
tentang proses system dan peralatan; dan pengujian yang meliputi
satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas
dan bawah. Penyelesaikan formal KO mencakup: kalibrasi, prosedur,
pengoperasian dan pembersihan, pemilihan operator dan perawatan
preventif. Penyelesaian KO fasilitas, system dan peralatan dilengkapi
dengan persetujuian tertulis.
4) Kualifikasi Kinerja (KK)
KK dilakukan setelah KO selesai, meskipun dalam beberapa kasus
KK disatukan dengan KO. KK minimal mencakup: pengujian
dengan menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang memenuhi
spesifikasi atau produk simulasi yang dilakukan berdasarkan
pengetahuan tentang proses, fasilitas, system dan peralatan; dan uji
yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas atas
dan bawah.
5) Kualifikasi fasilitas, peralatan dan system terpasang yang telah
operasional
Agar dapatmendukung dan memverifikasi parameter operasional dan
batas variable kritis pengoperasian alat. Kalibrasi, prosedur,
pengoperasian dan pembersihan, perawatan preventif serta prosedur
dan catatan pelatihan operator didokumentasikan.
b. Validasi Proses
Terdapat 3 macam cara untuk melakukan validasi proses:
1) Validasi Prospektif
Validasi proses sebelum produk dipasarkan

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

36

2) Validasi konkuren
Validasi proses dilakukan selama proses produksi rutin
3) Validasi Retrospektif
Validasi yang dilakukan pada proses yang sudah berjalan (diambil
dari data-data sebelumnya). Validasi ini tidak berlaku jika terjadi
perubahan formula, peralatan dan prosedur pembuatan

c. Validasi Perbersihan
Pembersihan dilakukan dengan metode analisis yang tervalidasi
yang memiliki kepekaan untuk mendeteksi residua tau cemaran serta
memiliki batas deteksi yang peka untuk mendeteksi tingkat residu atau
cemaran. Prosedur pembersihan untuk produk dan proses serupa
dilakukan pembersihan pada rentang interval waktu tertentu. Syarat
metode tersebut telah tervalidasi adalah dengan melaksanakan prosedur
3 kali secara berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan.
d. Pengendalian Perubahan
Prosedur pengendalian perubahan memastikan bahwa data
pendukung cukup untuk menunjukan bahwa proses yang diperbaiki
akan menghasilkan suatu produk yang sesuai mutu yang diinginkan dan
konsisten dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Dampak perubahan fasilitas, system dan peralatan terhadap produk
dievaluasi, termasuk analisis resiko, kemudian dikualifikasi dan validasi
ulang dengan berdasarkan kebutuhan dan cakupannya.
e. Validasi Ulang (revalidasi)
Fasilitas,

system,

peralatan

dan

proses

termasuk

proses

pembersihan secara berkala dievaluasi untuk konfirmasi bahwa validasi


yang telah dilakukan masih abash. Jika terjadi perubahan maka
dibutuhkan validasi ulang/revalidasi.
f. Validasi Metode Analisis
Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa metode analisis sesuai
tujuan penggunaanya. Validasi proses analisis dilakukan 4 tahapan: uji
identitas, uji kuantitatif kemurnian kandungan, uji batas impuritas, dan

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

37

uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen
obat tertentu.
Karakteristik validasi yang diperhatikan yaitu akurasi, presisi,
repeatability, intermediate precision, spesifikasi, batas deteksi/ LOD,
batas kuantifikasi/LOQ, linieritas, dan rentang.

g. Perencanaan Validasi
Semua kegiatan validasi direncanakan dahulu dan didokumentasian
sementara secara singkat, tepat dan jelas dalam RIV (Rencana
IndukValidasi). RIV mencakup: kebijaksanaan validasi; struktur
organisasi kegiatan validasi; ringkasan fasilitas, system, peralatan dan
proses yang akan divalidasi; format dokumen, protocol,dan laporan
validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan; pengendalian perubahan
acuan dokumen yang digunakan.
h. Dokumentasi
Protokol validasi tertulis dibuat untuk merinci kualifikasi dan
validasi yang akan dilakukan, serta merinci langkah kritis dan criteria
penerimaan. Protocol dikaji dan disetujui oleh kabag QA.
Laporan dibuat yang mengacu pada protocol kualifikasi dan atau
protocol validasi yang mencakup seluruh hasil yang diperoleh serta
penyimpanan yang terjadi dan perbaikan yang telah dilakukan dan
didokumentasikan.
Setelah kualifikasi selesai diberikan peretujuan tertulis untuk dapat
melanjutkan tahap kualifikasi dan validasi.

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

38

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta


Ikatan Apoteker Indonesia, 2011, Informasi Spesialite Obat, Jakarta

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

39

BAB VII
LAMPIRAN DAN FORMULIR REGISTRASI
Nama Obat : Hiperpine (Reserpinel)
Bentuk Sediaan : Tablet peroral 100 mg
Kelas Terapi : Terapi antihipertensi
Tunggal

Kombinasi

BESAR

JENIS KEMASAN : BLISTER

UNIT

Jenis kemasan lain yang terdaftar: Injeksi


NOMOR IZIN EDAR
Nama Industri Farmasi/
PBF Pendaftar
Alamat
Alamat Surat-menyurat

: Jerman Farma
: Lisa sopitriana
: Jalan M. Hatta No. 42 Padang, Sumbar
: Jalan M. Hatta No. 42 Padang, Sumbar 28293

Nama Industri Farmasi Luar Negeri/ : Pemberi lisensi (khusus untuk


Impor/ lisensi)
Nama Industri Farmasi
: (khusus untuk penerima kontrak)
Alamat
: -

Padang, 31 agustus 2012


Penanggung Jawab

(Lisa sopitriana, S.Farm, Apt )


SIK : 07/SIK-010/200

CASE INDUSTRI

TABLET RESERPIN

40

También podría gustarte