Está en la página 1de 7

ANALISA POTENSI ENERGI ANGIN DI PAPUA

Suparyani
K2512070
Angin merupakan gerakan udara secara horizontal maupun vertical yang mempunyai
kecepatan yang bervariasi dan fluktuasi dinamis berdasarkan kondisi geografis suatu daerah
tersebut. Kecepatan angin diukur menggunakan sebuah alat yang disebut dengan anemometer.
Kecepatan angin biasanya di ukur dengan satuan-satuan kilometer atau mil per kesatuan waktu.
Di samping itu ada cara untuk mengetahui kecepatan angin dengan melihat gejala alam.Untuk
cara yang cukup terkenal yaitu dengan menggunakan skala beaufort. Skala beaufort terletak
antara 0-12 . Angin selalu bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan lebih rendah. Jika tidak ada lagi gaya yang mempengarui, maka angin bergerak
secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Perputaran bumi
terhadap sumbunya akan menimbulkan gaya yang berpengaruh pada arah gerakan angin . Angin
sebagai salah satu sumber energi alternatif ramah lingkungan yang dapat digunakan dalam
pemenuhan kebutuhan energi listrik. Potensi pengembangan energi angin menjadi energi listrik
di wilayah Indonesia bagian Timur cukup tinggi
Energy terbarukan yang dapat diterapkan di Indonesia yaitu energy matahari , biomasa,
energy air , energy angin, dan energy panas bumi. Salah satu pemanfaatan energy terbarukan
yang saat ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah energy angin hal ini
dikarenakan energy angin adalah sebuah energy yang selalu ada dan tidak pernah habis, serta
proses produksinya bersifat bersih karena tidak mencemari lingkungan sehingga lingkungan
tetap terjaga kelestariannya. Pemanfaatan energy angin di Indonesia masih tergolong rendah.
Salah satu penyebabnya adalah kecepatan angin rata-rata diwilayah Indonesia tergolong
kecepatan rendah , yaitu berada dikisaran 3 m/s sampai dengan 6 m/s sehingga sulit untuk
menghasilkan energy listrik dalam jumlah skala besar. Selain itu pengadaan laboratorium untuk
penelitian mengenai energy angin masih sangat jarang sekali di Indonesia terutama di pulau
pulau yang terpencil seperti Maluku Nusa Tenggara dan Papua. Kecepatan angin di Indonesia
masih memiliki potensi untuk pengembangan energy terbarukan berupa energy angin karena
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia yaitu 99.093 km.

Indonesia merupakan negara kepuluan yang memiliki potensi energy angin yang berbeda
beda disetiap daerah / provinsi. Provinsi Papua merupakan salah satu Provinsi yang berada di
ujung timur negara Indonesia.
Kondisi geografis Papua terletak pada 2025 LU 90 LS dan 1300 BT 1410 BB. Papua
memiliki 9 kabupaten/ kota yaitu : kabupaten kabupaten merauke, kabupaten wamena, kabupaten
jayapura, kabupaten paniai, kabupaten fakfak, kabupaten sorong, kabupaten manokwari,
kabupaten yapen waropen, dan kabupten biak numfor.
Batas wilayah papua adalah sebagai berikut :
Utara : samudera pasifik
Selatan : laut arafuru
Barat : laut seram , laut banda, provinsi maluku
Timur : papua nugini
( Sumber : BMKG Provinsi Papua )
Potensi energi angin secara matematis dapat dituliskan dalam bentuk persamaan,
P = .C . .A .vi3 (1)
dengan :
P : potensi energi angin (wattday / month)
C : konstanta Betz (nilainya : 16/27 diambil dari nama ilmuwan Jerman Albert Betz, angka ini
menunjukkan efisiensi maksimum yang dapat dicapai oleh turbin angin)
A : luas sapuan rotor ( dianggap 1 m2)
vi : kecepatan angin rata-rata harian (m/s)
: kerapatan udara rata-rata (kg/m3)
Kerapatan udara () dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
= p / (R.T) (2) dengan :
p = tekanan udara (pascal/Pa, 1 Pa = 1 N/m2 = 1 J/m3)

R
T

= konstanta gas 287,05 J.kg-1.K-1


= temperatur udara (K)

Pembangkit listrik tenaga kincir angin merupakan solusi untuk menghadapi tantangan
dalam rangka menyediakan energy terbarukan, mengingat pada konversi energinya tidak
menimbulkan polusi. Pembangkit listrik tenaga angin ( PTKA) mengkonversikan energy angin
menjadi energi listrik menurut diagram blok dibawah ini :

Gambar 1. Blok diagram PLTKA


( Sumber : http://www.rsearchgate.net )

Batteray
12 Vdc 100Ah

Jetpro Wind Turbin

Load

Box+ Batteray Control


12 Vdc/ 20A

Load Panel

Box+ Inverter12 Vdc/ 1000W

Gambar 2. Skema konversi energy angin menjadi energy listrik.


( Sumber : Vol.3 No. 1, ISSN 2089-6697 )
Energy kinetik angin akan dikonversikan pada poros kincir angin. Energy pada poros kincir
angin kemudian akan ditransmisikan menjadi energy gerak pada poros generator. Hasil
perputaran poros generator akan menghasilkan energy listrik. Data dari badan meteorology dan
geofisika tahun 2008 menunjukkan bahawa kecepatan angin rata-rata tahunan di provinsi papua
adalah 8,17 Knot atau sekitar 4,42 m/s dengan arah angin dominan bertiup dari arah tenggara.

Tabel 1 dibawah ini menunjukkan kondisi kecepatan dan arah angin di provinsi papua pada bulan
januari sampai dengan desember 2008.

Tabel 1. Data kecepatan dan arah angin di wilayah papua

Sumber ( BMKG Papua Tahun 2008 )


Energy listrik optimum yang dapat dihasilkan oleh unit pembangkitan energy angin baru dapat
dicapai pada kecepatan rata- rata 4,0 m/s. hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa kecpatan
angin di wilayah provinsi papua secara keseluruhan sudah cukup optimum untuk dikembangkan
sebagai pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga kincir angin merupakan salah satu jenis
pembangkit konvensional yang menggunakan energy angin sebagai sumber energinya.

Data hasil penelitian yang diambil secara random selama satu bulan diperoleh hasil yaitu
kecepatan angin maksimum di wilayah provinsi papua yaitu sebesar 4,6 m/s . hasil pengukuran
selengkapnya disajikan pada tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2. Data Hasil Penelitian

( sumber : BMKG Papua Tahun 2008 )

Dari data yang disajikan diatas maka penulis mencoba mengambil kesimpulan mengenai potensi
angina di papua sebagai alternative sumber energy terbarukan. Kecepatan rata-rata angin di
papua berada di kisaran 8, 17 Knot atau sekitar 4,42 m/s dengan arah angin ke tenggara
Skalaring wind rose

Kelas Angin

Arah angin ke TENGGARA

Gambar

3.

Arah

mata angin di

garis pantai papua


( sumber : Vol.1 No. 3, ISSN 2089-6697 )
Kecepatan angin di Papua sebesar 4.42 m/s dengan kecepatan angin sebesar itu, angin di provinsi
papua memiliki potensi untuk dijadikan sumber energy terbarukan dengan mengkonversikan
energy angina menjadi energy listrik karena batas kecepatan minum kecepatan angina yang bisa
dikonversikan dari energy angin menjadi energy listrik yaitu sebesar 2.5 m/s . Energy listrik yang
dihasilkan dari kecepatan angin sebesar 8,17 knot atau sebesar 4,42 m/s tersebut tidak dapat
langsung digunakan pada perabot elektronik secara langsung dikarenakan energy listrik yang
dihasilkan tidak stabil maka dari itu sebaiknya energy listrik tersebut disimpan terlebih dahulu di
dalam aki maupun generator sehingga pemakaian energy listriknya bisa stabil.

También podría gustarte