Está en la página 1de 4

1. Proses terjadinya karies gigi?

Patofisiologi karies gigi menurut Miller, Black dan William adalah awalnya asam
terbentuk karena adanya gula (sukrosa) dan bakteri dalam plak (kokus). Gula
(sukrosa) akan mengalami fermentasi oleh bakteri dalam plak hingga akan terbentuk
asam dan dextran. Desxtran akan melekatkan asam yang terbentuk pada permukaan
email gigi. Apabila hanya satu kali makan gula (sukrosa), maka asam yang terbentuk
hanya sedikit. Tapi bila konsumsi gula (sukrosa) dilakukan berkali-kali atau sering
maka akan terbentuk asam hingga pH mulut menjadi 5 (Chemiawan, 2004).
Asam dengan pH 5 ini dapat masuk ke dalam email melalui ekor enamel port (port
dentre). Tapi permukaan email lebih banyak mengandung kristal fluorapatit yang
lebih tahan terhadap serangan asam sehingga asam hanya dapat melewati permukaan
email dan akan masuk ke bagian bawah permukaan email. Asam yang masuk ke
bagian bawah permukaan email akan melarutkan kristal hidroksiapatit yang ada.
Apabila asam yang masuk kebawah permukaan email sudah banyak, maka reaksi
akan terjadi berulang kali. Maka jumlah Ca yang lepas bertambah banyak dan lama
kelamaan Ca akan keluar dari email. Proses ini disebut dekalsifikasi, karena proses ini
terjadi pada bagian bawah email maka biasa disebut dekalsifikasi bagian bawah
permukaan

2. Apa itu karies D1-D6?

Karies D1-D6 adalah suatu klasifikasi karies gigi menurut International Caries
Detection and Assessment System (ICDAS). ICDAS sendiri adalah suatu sistem untuk
deteksi & penilaian yang mengklasifikasikan tahapan proses karies gigi.

0 : Gigi yang sehat.


1 : Perubahan awal pada email yang tampak secara visual. Biasa dilihat dengan cara
mengeringkan permukaan gigi, dan tampak adanya lesi putih di gigi tersebut.
2 : Perubahan pada email yang jelas tampak secara visual. Terlihat lesi putih pada
gigi, walau gigi masih dalam keadaan basah.
3 : Perusakan email, tanpa keterlibatan dentin (karies email).
4 : Terdapat bayangan dentin (tidak ada kavitas pada dentin). Karies pada tahap ini
sudah menuju dentin, berada pada perbatasan dentin dan email (dentino-enamel
junction).
5 : Kavitas karies yang tampak jelas dan juga terlihatnya dentin (karies sudah
mencapai dentin).
6 : karies dentin yang sudah sangat meluas (melibatkan pulpa).
3. Apa itu white spot lesion?
White spot lesion adalah demineralisasi dari permukaan enamel yang bermanifestasi
sebagai gambaran kekeruhan lokal berwarna putih susu pada permukaan yang halus
4. Apa itu karies dentin?
Karies dentin adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang sudah mencapai bagian
dentin yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik dalam
karbohidrat yang dapat diragikan. Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan
diikuti kerusakan zat organiknya.
5. Apa itu iritasi pulpa?

Iritasi pulpa/pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.
Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah.
Penyebab pulpitis yang paling sering ditemukan adalah pembusukan gigi, penyebab
kedua adalah cedera.
6. Apa itu hiperemia pulpa?
Hiperemi pulpa adalah

penumpukan

darah

secara

berlebihan

pada

pulpa, yangdisebabkan oleh kongesti vaskular. Hiperemi pulpa ada dua tipe:
1. Arteri (aktif), jika terjadi peningkatan peredaran darah arteri.
2. Vena (pasif), jika terjadi pengurangan peredaran darah vena.
Jadi, hiperemi pulpa merupakan penanda bahwa pulpa tidak dapat dibebani iritasi
lagiuntuk dapat bertahan sebagai suatu pulpa yang tetap sehat.
7. Apa itu nekrosis pulpa?
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis ireversibel
yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai darah ke pulpa.
Jaringan pulpa tertutup oleh email dan dentin yang kaku sehingga tidak memiliki
sirkulasi darah kolateral,
8. Pulpitis reversibel dan ireversibel?
a. Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila
penyebabnya dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali
normal. Faktor-faktor yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain
stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi
oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontium yang dalam
dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.
b. Pulpitis ireversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih
walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi
nekrosis.

Pulpa

irreversible

ini

seringkali

merupakan

akibat

atau

perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan


pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur
operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang
menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.
9. Periodontitis?
Periodontitis didefinisikan sebagai penyakit radang jaringan pendukung gigi yang
disebabkan oleh mikroorganisme atau kelompok mikroorganisme tertentu yang
spesifik, sehingga terjadi kerusakan progresif ligamen periodontal dan tulang alveolar
dengan pembentukan kantung periodontal, resesi gingiva atau keduanya
10. Persarafan gigi?
Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau
nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial,

selain saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, keXI, ke-XII.
a. Nervus Maksila
Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila,
palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus
ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris
superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris
superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior
posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi
anterior, nervus alveolaris superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar
serta gigi molar I bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi
gingiva dan gigi molar I bagian distal serta molar II dan molar III.
b. Nervus Mandibula
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior.
Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah
akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah
merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih
besar yang membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap
akar gigi.
Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada
persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa
pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil
pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus,
distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis,
karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada beberapa area
mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan
perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan memasuki mandibula
melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa individu, nervus
ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament periodontal.

También podría gustarte