Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul
akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu
kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi atau memompakan darah untuk
memberikan oksigen pada tingkat metabolisme jaringan.
Kejadian gagal jantung semakin lama semakin meningkat seiring
dengan peningkatan usia pada populasi dan semakin banyaknya pasien
dengan infark miokard yang bertahan hidup. Gagal jantung terjadi sekitar
1-2 % dari populasi orang dewasa di negara maju, dengan prevalensi yang
meningkat hingga 10 % pada pasien usia 70 tahun atau lebih. Hampir
setengah dari pasien dengan gagal jantung memiliki penurunan fraksi
ejeksi ventrikel kiri. Prevalensi gagal jantung di dunia terus meningkat,
tiap tahunnya terdapat sekitar 750.000 kasus baru gagal jantung. Data dari
Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) Indonesia tahun
2006 menemukan 1687 kasus dalam satu tahun dirawat di 5 rumah sakit di
Indonesia. Data dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita tahun 2008
menunjukkan angka kematian di rumah sakit akibat gagal jantung 6-12%
dan perawatan rumah sakit berulang sekitar 29%. Gagal jantung
merupakan penyebab seringnya pasien dirawat di rumah sakit dan pasien
dengan gejala memiliki angka mortalitas satu tahun mendekati 45%.
Pada gagal jantung kiri terdapat perubahan hemodinamik berupa
penurunan curah jantung, volume sekuncup, dan fraksi ejeksi. Perubahan
tersebut akan menyebabkan terjadinya gejala berupa sesak napas, fatique,
dan intoleransi latihan fisik. Pada gagal jantung, berkurangnya toleransi
latihan merupakan faktor utama penurunan fungsi sosial dan fisik serta
kualitas hidup.
Pada latihan fisiologis, ambilan oksigen (VO2) berhubungan
langsung dengan curah jantung yang menggambarkan korelasi antara
yang
terlibat
dalam
latihan
untuk
kemampuan
jantung
dalam
memompakan
darah
keseluruh tubuh.
Abnormalitas patofisiologi gagal jantung berhubungan dengan
penurunan kapasitas aerobik. Penelitan Arena R dkk memperlihatkan
hubungan yang signifikan antara curah jantung selama latihan dan VO2
maksimal pada populasi gagal jantung. Secara rata-rata, VO2 maksimal
menurun + 50% lebih rendah pada pasien gagal jantung dibandingkan
dengan orang sehat. Lebih lanjut, VO2 maksimal ditemukan lebih rendah
25% pada pasien gagal jantung dibandingkan dengan penyakit jantung
koroner.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui tentang penyakit ADHF secara teoritis dan asuhan
keperawatannya
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang defenisi ADHF
2. Mengetahui tentang etiologi ADHF
3. Mengetahui tentang patofisiologi ADHF
4. Mengetahui tentang tanda dan gejala ADHF
2. Klinik
Sebagai pedoman dalam melakukan asuhan keperawatan yang
komprehensif pada pasien dengan ADHF.
BAB II
TIJAUAN TEORITIS
ADHF (ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE)
I.
KONSEP DASAR
A. Definisi
Banyak definisi yang telah digunakan selama lebih 50 tahun untuk
mendefinisikan gagal jantung. Gejala gejala yang menjadi sorotan antara
lain kompleks gejala seperti haemodynamik, konsumsi oksigen atau kapasitas
melakukan kegiatan fisik. Gagal jantung merupakan gejala gejala dimana
pasien memenuhi ciri berikut: gejala gejala gagal jantung, nafas pendek
yang khas selama istirahat atau saat melakukan aktifitas, dan atau kelelahan;
tanda tanda retensi cairan seperti kongestif pulmonal atau pembengkakan
tungkai.
Selain itu gagal jantung dapat didefinisikan sebagai suatu sindroma klinis
dimana pasien memiliki beberapa gambaran antara lain gejala khas gagal
jantung (sesak napas saat aktifitas fisik atau saat istirahat, kelelahan, keletihan,
pembengkakan pada tungkai) dan tanda khas gagal jantung (takikardia,
takipnea, pulmonary rales, efusi pleura, peningkatan jugular venous pressure,
edema perifer, hepatomegali) dan temuan objektif pada abnormalitas struktur
dan fungsi jantung saat istirahat (kardiomegali, bunyi jantung ketiga, cardiac
murmur,
abnormalitas
pada
elektrokardiogram,
penigkatan
konsentrasinatriuretic peptide).
B. Etiologi
Ada beberapa keadaan yang mempengaruhi fungsi jantung.Penyebab yang
paling umum adalah kerusakan fungsional jantung dimana terjadi kerusakan
atau hilangnya otot jantung, iskemik akut dan kronik, peningkatan tahanan
vaskuler dengan hipertensi, atau berkembangnya takiaritmia seperti atrial
fibrilasi (AF).Penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab penyakit
miokard, menjadi penyebab gagal jantung pada 70% dari pasien gagal
jantung.Penyakit katup sekitar 10% dan kardiomiopati sebanyak 10%.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
a. Hematologi : Hb, Ht, Leukosit
b. Elektrolit : K, Na, Cl, Mg
c. Enzim Jantung (CK-MB, Troponin, LDH)
d. Gangguan fungsi ginjal dan hati : BUN, Creatinin, Urine Lengkap,
SGOT, SGPT.
e. Gula darah
f. Kolesterol, trigliserida
g. Analisa Gas Darah
2. Elektrokardiografi, untuk melihat adanya :
a. Penyakit jantung koroner : iskemik, infark
b. Pembesaran jantung ( LVH : Left Ventricular Hypertrophy )
c. Aritmia
d. Perikarditis
3. Foto Rontgen Thoraks, untuk melihat adanya :
a. Edema alveolar
b. Edema interstitiels
c. Efusi pleura
d. Pelebaran vena pulmonalis
e. Pembesaran jantung
F. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah :
1. Mendukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahanbahan farmakologis
3. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi
diuretik , diet dan istirahat.
4. Menghilangkan faktor pencetus ( anemia, aritmia, atau masalah medis
lainnya )
5. Menghilangkan penyakit yang mendasarinya baik secara medis maupun
bedah.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama
Umur
Alamat
Agama
a.
Pekerjaan
Status
2) Pengkajian Primer
Airway
Kepatenan jalan nafas meliputi pemeriksaan obstruksi jalan
nafas, adanya benda asing, adanya suara nafas tambahan.
b. Breathing
Frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu nafas,
retraksi dada, adanya sesak nafas, palpasi pengembangan paru,
auskultasi suara nafas, kaji adanya suara nafas tambahan.
c. Circulation
Pengkajian mengenai volume darah dan cardiac output serta
adanya
perdarahan.
pengkajian
juga
meliputi
status
b.
Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK
sebelumnya,
penyakit
jantung,
bedah
jantung
Kehilangan
nafsu
makan,
mual/muntah,
9) Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri
abdomen kanan atas dan sakit pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit
danperilaku melindungi diri.
10) Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan
sputum, riwayat penyakit kronis, penggunaan bantuan
pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot
asesori pernpasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin
batuk terus
menerus
dengan/tanpa
pemebentukan
sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih
(edema pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
11) Interaksi sosial
a. Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial
yang biasa dilakukan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung
Batasan Karakteristik :
Perubahan kecepatan jantung.
Aritmia
Bradikardia
Perubahan EKG
Palpitasi
Takikardi
P erubahan preload
edema
penurunan tekanan vena central
penurunan tekanan arteri paru
kelemahan
distensi vena jugularis
murmur
peningkatan BB
Perubahan afterload
kulit berkeringat
dispnea
penurunan nadi perifer
penurunan tahanan tekanan darah sistemik
perubahan warna kulit
NOC
Keefektifan pompa jantung
Kriteria hasil yang disarankan:
NIC
Perawatan jantung akut
-
yang memuaskan,dibuktikan
meringankan)
Pantau ritme dan denyut jantung
Auskultasi bunyi jantung
Pantau status neurologis
Pantau masukan/keluaran , keluaran urin
lebih lanjut
Dapatkan 12-lead EKG
Pantau fungsi ginjal
Pantau fungsi hati
Pantau tekanan darah dan parameter
hemodinamik
Pantau faktor yang menentukan dalam
pemberian oksigen
Pertahankan lingkungan yang kondusif
jantung,status sirkulasi,perfusi
jaringan(organ abdomen) dan
perfusi jaringan(perifer).
b. Status sirkulasi
Menunjukkan status sirkulasi
dibuktikan dengan indikator
kegawatan sebagai berikut:
- Denyut jantung dalam
-
batasnormal
Tekanan vena central dan
tekanan dalam paru dalam
batas normal
Hipotensi ortostatis tidak
ada
ada
Edema perifer tidak ada
Asites tidak ada
Denyut perifer kuat dan
simetris
Status kognitif dalam status
normal
2. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
Batasan karakteristik:
Melaporan nyeri secara verbal dan non verbal
Menunjukkan kerusaan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Gerakan untuk melindungi
Gangguan tidur
Perubahan dalam nafsu makan
Respon otonom perubahan otonom dalam tonus otot
NOC
Kriteria hasil yang disarankan:
a. Kontrol nyeri
b. Tingkat kenyamanan
NIC
Manajemen nyeri
-
dengan analgetik
Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
Tentukan dampak nyeri terhadap
kehidupan sehari-hari
Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum
menjadi menyakitkan
Modifikasi metode kontrol nyeri sesuai
pasien
Pilih variasi dari ukuran pengobatan
Pemberian analgesik
-
Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas,dan
yang potensial
Pertimbangkan penggunaan infus yang
berkelanjutan
Pencegahan keamanan untuk pasien yang
menerima analgesik
Instruksikan untuk meminta pengobatan
nyeri PRN sebelum nyeri menjadi hebat
NIC
Manajemen elektrolit:hipokalemia
-
e. Kontrol resiko
f. Deteksi resiko
g. Status tanda-tanda vital
yang diberikan
Pantau fungsi ginjal,EKG,dan serum
kondisi hipokalemia
Hindari pemberian zat alkalin
Pantau manifestasi jantung akibat kondisi
hipokalemia
Pantau manifestasi pulmonal akibat
kondisi hipokalemia
Posisikan pasien untuk bantuan ventilasi
Pantau tanda-tanda kegagalan nafas
Pantau kejadian hiperkalemia
Pantau diuresis berlebihan
Pantau status cairan,termasuk intake dan
output
Berikan
makanan
yang
mengandung
postasium tinggi
NIC
Terapi aktivitas
-
Aktivitas
Penampilan istirahat
Konsentrasi
Kekuatan otot
sosial.
Membantu untuk fokus pada apa yang
dapat
pasien
lakukan,
bukan
pada
ketidakmampuan.
Membantu untuk mengidentifikasi dan
memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
defisit
pada
untuk
tingkat
aktivitas.
Anjurkan pasien/ keluarga tentang peran
aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif
yang dianjurkan.
Membantu pasien/
beradaptasi
dengan
agarmengakomodasi
-
keluarga
untuk
lingkungan
aktivitas
yang
diinginkan.
Memberikan aktivitas untuk meningkatkan
PL
Memfasilitasi substitusi aktivitas ketika
pasien telah terbatas dalam waktu, energi,
atau gerakan.
Rujuk
ke
pusat-pusat
(misalnya,
pelayanan
ambulasi,
tranfers,
diperlukan.
Memberikan aktivitas motorik kasar bagi
pasien hiperaktif
Buatlah lingkungan yang aman untuk
gerakan otot kontinu besar, seperti yang
ditunjukkan
Menyediakan
aktivitas
motorik
untuk
kelompok
kartu.
Memberikan
penguatan
positif
untuk
memantau
kemajuan
menuju
pencapaian
tujuan
sendiri
Manajemen energi
-
keterbatasan
Menentukan
penyebab
yang
kelelahan
obatan)
Tentukan apa dan berapa banyak aktivitas
yang
dibutuhkan
untuk
membangun
ketahanan
Memantau
asupan
nutrisi
untuk
berlebihan
Memantau
fisik
dan
respons
bukti
emosional
dari
yang
kardiorespirasi
tekanan
hemodinamik,
tingkat
pernapasan).
Pola tidur. Monitor / catatan pasien dan
ketidaknyamanan
atau
gerakan / aktivitas
ketidaknyamanan
fisik
dan
sifat
nyeri
selama
yang
dapat
pasien.
Batasi rangsangan lingkungan (misalnya,
cahaya
dan
kebisingan)
untuk
memfasilitasi relaksasi
Batasi jumlah dan
interupsi
(misalnya,
oleh
meningkatkan
aktivitas.
Aturlah aktivitas fisik untuk mengurangi
kompetisi untuk suplai oksigen ke fungsi
tubuh yang vital (misalnya, menghindari
latihan
untuk
ketegangan otot
Menyediakan menenangkan
pengalihan
untuk
meredakan
aktivitas
mempromosikan
relaksasi
Mendorong tidur siang, jika sesuai
Membantu pasien untuk menjadwalkan
waktu istirahat
Hindari aktivitas perawatan selama waktu
diperlukan
Memantau administrasi dan efek stimulan
dan depresi.
Mendorong aktivitas
fisik
(misalnya,
energi pasien)
Memantau
oksigen
pasien
respon
perawatan
meminimalkan
diri
yang
konsumsi
akan
oksigen
hidup sehari-hari)
Anjurkan pasien / signifikan lainnya untuk
mengenali tanda dan gejala kelelahan
bahwa
pengurangan
yang
diperlukan
dalam aktivitas
Perawatan jantung : Rehabilitasi
-
ditoleransi
Mendorong harapan yang realistis untuk
sesuai
Anjurkan pasien dan keluarga pada faktor
risiko modifikasi jantung (misalnya,
merokok cessations, diet, dan olahraga),
yang sesuai.
Anjurkan pasien pada perawatan diri nyeri
dada (misalnya, mengambil nitrogliserin
sesuai.
Anjurkan pasien dan keluarga pada setiap
pertimbangan khusus dengan aktivitas
hidup sehari-hari (misalnya, mengisolasi
aktivitas dan memungkinkan waktu
jika sesuai
Anjurkan pasien dan keluarga pada
perawatan lanjutan
Koordinat pasien rujukan (misalnya,
makanan, pelayanan sosial, dan terapi
fisik)
Anjurkan pasien dan keluarga terhadap
akses layanan darurat yang tersedia di
komunitas mereka, yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Interventions
2006. Nursing