Está en la página 1de 4

ASKARIASIS

Definisi :

Askariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh A. lumbricoides (cacing gelang)
yang hidup di usus halus manusia dan penularannya melalui tanah.

Epidemiologi :
Prevalensi tertinggi di asia sebesar 73%.
A. Lumbricoides dijumpai di seluruh dunia, diperkirakan 1300 juta orang pernah
terinfeksi Askaris.
Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, mengenai hampir seluruh lapisan masyarakat
terutama pada anak-anak dengan prevalensi antara 60-90%. Tidak ada pengaruh dari jenis
kelamin.
Perbedaan insiden dan intensitas infeksi pada anak dan orang dewasa biasanya
disebabkan oleh perbedaan dalam kebiasaan aktivitas dan perkembangan imunitas.
Tanah liat, kelembapan tinggi dan suhu yang berkisar 25-30 C sangat sesuai untuk
perkembangan telur menjadi bentuk infektif.
Morfologi Cacing :

Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000-200.000 butir sehari.


Cacing jantan berukuran 10-30 cm, sedangkan betina 22-35 cm. Stadium dewasa hidup

dirongga usus halus yang umumnya bewarna putih kemerah-merahan.


Seekor cacing betina dapat bertelur sebayak 100.000-200.000 butir perhari, dimana
terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Telur Ascaris lumbricoides
berkembang sangat baik pada tanah liat yang mempunyai kelembaban tinggi dan pada

suhu 25-300 C
Telur yang dibuahi bentuknya oval melebar, mempunyai lapisan yang tebal dan
berbenjol-benjol, dan umumnya berwarna coklat keemasan, ukuran panjangnya dapat

mencapai 75 m dan lebarnya 50 m.


Telur yang belum dibuahi umumnya lebih oval dan ukuran panjangnya dapat mencapai
90 m. lapisan berbenjol-benjol kadang dapat terlihat jelas dan kadang tidak.

Siklus hidup :
Siklus hidup cacing ini membutuhkan waktu empat hingga delapan minggu untuk menjadi
dewasa. Manusia dapat terinfeksi cacing ini karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi telur cacing yang telah berkembang (telur berembrio). Telur yang telah
berkembang tadi menetas menjadi larva di usus halus. Selanjutnya larva bergerak menembus
pembuluh darah dan limfe usus mengikuti aliran darah ke hati atau ductus thoracicus menuju ke
jantung. Kemudian larva dipompa ke paru. Larva di paru mencapai alveoli dan tinggal disitu
selama 10 hari untuk berkembang lebih lanjut. Bila larva telah berukuran 1,5 mm, ia mulai
bermigrasi ke saluran nafas, ke epiglotis dan kemudian esofagus, lambung akhirnya kembali ke
usus halus dan menjadi dewasa. Umur yang normal dari cacing dewasa adalah 12 bulan; paling
lama bisa lebih dari 20 bulan, cacing betina dapat memproduksi lebih dari 200.000 telur sehari.
Dalam kondisi yang memungkinkan telur dapat tetap bertahan hidup di tanah selama 17 bulan
sampai beberapa tahun.

Gejala klinis :
Infeksi ringan cacing ini biasanya ditandai dengan sedikit gejala atau tanpa gejala sama sekali.
Kelainan patologi yang terjadi, disebabkan oleh dua stadium sebagai berikut:
Kelainan oleh larva, yaitu berupa efek larva yang bermigrasi di paru(manifestasi
respiratorik). Gejala yang timbul berupa demam, dyspneu, batuk, malaise bahkan
pneumonia. Gejala ini terjadi 4-16 hari setelah infeksi. Cyanosis dan tachycardia dapat
ditemukan pada tahap akhir infeksi. Semua gejala ini dinamakan Ascaris pneumonia atau
Syndroma loffler. Kelainan ini akan menghilang dalam waktu 1 bulan.
Kelainan oleh cacing dewasa, berupa efek mekanis yang jika jumlahnya cukup banyak,
akan terbentuk bolus dan menyebabkan obstruksi parsial atau total. Migrasi yang
menyimpang dapat menyebabkan berbagai efek patologi, tergantung kepada tempat akhir
migrasinya. Infeksi Ascaris lumbricoides dapat menyebabkan gangguan absorbsi
beberapa zat gizi; seperti karbohidrat dan protein, dan cacing ini dapat memetabolisme
vitamin A, sehingga menyebabkan kekurangan gizi, defisiensi vitamin A dan anemia
ringan.
Pemeriksaan diagnosis :

Diagnosis askariasis ditegakkan dengan menemukan Ascaris dewasa atau telur Ascaris

pada pemeriksaan tinja.


Pemeriksaan laboratorium merupakan diagnosa pasti dari askariasis. Diagnosa askariasis
ditegakkan dengan pemeriksaan feses pasien dimana dijumpai telur cacing askaris. Setiap
satu ekor cacing askaris mampu memproduksi jumlah telur yang banyak, sehingga

biasanya pada pemeriksaan pertama bisa langsung ditemui.


Saat cacing bermigrasi masuk ke paru biasanya berhubungan dengan eosinophilia dan
ditemui gambaran infitrat pada foto dada. Bahkan pada kasus obstruksi tidak jarang
diperlukan foto polos abdomen, USG atau pemeriksaan lainnya.

Pengobatan :

Pirantel pamoat, dosis 10mg/kgBB/hari, dosis tunggal, memberikan hasil yang


memuaskan
Mebendazol, dosis 100mg, 2x1 hari diberikan selama 3 hari berturut-turut. Hasil
pengobatan baik, tetapi efek samping berupa iritasi terhadap cacing, sehingga cacing
dapat teransang untuk bermigrasi ke tempat lain
Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat diberikan 2 tab (400mg) dosis tunggal
Piperazin citrate 150 mg/kg dosis awal, diikuti dengan 6 dosis 65 mg/kg setiap 12 jam.
Pencegahan :

Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau di daerah yang rawan askariasis.

Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, hygiene keluarga dan hygiene pribadi
seperti:
o Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
o Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuci terlebih
dahulu dengan menggunakan sabun.
o Sayuran segar (mentah) yang akan dimakan sebagai lalapan, harus dicuci bersih
dan disiram lagi dengan air hangat karena telur cacing Ascaris dapat hidup dalam
tanah selama bertahun-tahun.
o Membiasakan anak-anak memakai alas kaki.
o Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.
o Meningkatkan kondisi sanitasi.

También podría gustarte