Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Lansia
2.1.1. Pengertian Lansia
Penuaan (proses terjadinya tua) adalah proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahanterhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut,
tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut
sebagai penyakit degeneratif. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia (Keliat, 1999).
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan
waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah
fase akhir dari rentang kehidupan (Fatimah, 2010).
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoadmojo,
2010 )
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun.
2.1.2 faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan
Meliputi:
Hereditas : Keturunan/Genetik
Nutrisi : Makanan
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
stres
2.1.3.Batasan Lansia
Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa batasan umur
Lansia, yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age)
: 45 59 tahun
: 60 74 tahun
: 75 90 tahun
: > 90 tahun
b. Lansia
3.
4.
Lansia potensial
Menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,2003) dalam bukunya Rosidawati,
2008). Lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang
dapat
5.
peran, keluarga
Perubahan psikologi
j. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.
2. Teori Kejiwaan Sosial
a. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup pada lanjut usia .
c. Mempertahankan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia
pertengahan ke lanjut usia.
Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjur usi.Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimilikinya.
3. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh
Cumming and Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya
usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :
a.Kehilangan peran (Loos of Role)
c. Harapan
Harapan (prestasi dan aspirasi individu) dalam kualitas dapat dibagi dua
yaitu secara praktis dan secara pekerjaan.Secara praktis yaitu rumah tangga,
pekerjaan, aktivitas sekolah atau sukarela dan pencapaian kebutuhan atau sosial.
Secara pekerjaan yaitu aktivitas peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta
adaptasi terhadap perubahan dan penggunaan waktu santai, aktivitas relaksasi dan
reduksi stress.
SedangkanHealth Organization Quality Of Life (WHOQOL) membagi
kualitas hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat kebebasan,
hubungan sosial, lingkungan, spiritual, agama
(WHO, 1998).
1. Domain I fisik
WHOQOL membagi domain fisik pada tiga bagian, yaitu:
a. Nyeri dan ketidaknyamanan
Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang
dialami individu, dan selanjutnya berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan
mempengaruhi hidup individu tersebut.Sensasi yang tidak menyenangkan
meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit
gatal juga termasuk.Diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun
tidak ada alasan medis yang membuktikannya (WHO, 1998)
b. Tenaga dan lelah
Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk
selalu dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sebaik aktivitas lain seperti rekreasi.
Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk
Unit
Penelitian
Kualitas
Hidup
Universitas
Toronto
Domain II Psikologis
WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian, yaitu:
a. Perasaan positif
Aspek ini menguji seberapa banyak pengalaman perasaan positif individu
dari kesukaan, keseimbangan, kedamaian, kegembiraan, harapan, kesenangan dan
kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu, dan perasaan pada
masa depan merupakan bagian penting dari segi ini (WHO, 1998).
b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi
Aspek ini mengeksplor pandangan individu terhadap pemikiran,
pembelajaran, ingatan, konsentrasi dan kemampuannya dalam membuat
keputusan.Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu memberikan
gagasan (WHO, 1998).
c. Harga diri
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri mereka sendiri.
Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif sampai perasaan yang
ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri.Perasaan seseorang dari harga sebagai
individu dieksplor.Aspek dari harga diri fokus dengan perasaan individu dari
kekuatan diri, kepuasan dengan diri dan kendali diri (WHO, 1998).
d. Gambaran diri dan penampilan
Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya.Apakah
penampilan tubuh kelihatan positif atau negatif.Fokus pada kepuasan individu
dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. Hal ini
termasuk perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa
dikoreksi misalnya dengan berdandan, berpakaian, menggunakan organ buatan
dan sebagainya (WHO, 1998).
e. Perasaan negatif
Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif
individu, termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusasaan,
kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup.Segi ini termasuk
pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada
fungsi keseharian individu (WHO, 1998).
Sedangkan
Unit
Penelitian
Kualitas
Hidup
Universitas
Toronto
3.
a. Pergerakan
Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak di sekitar rumah, bergerak di
sekitar tempat kerja, atau ke dan dari pelayanan transportasi (WHO, 1998).
b. Aktivitas hidup sehari-hari
Aspek ini mengeksplor kemampuan individu untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada
kepemilikan. Tingkatan dimana individu tergantung pada yang lain untuk
membantunya dalam aktivitas kesehariannya juga berakibat pada kualitas
hidupnya (WHO, 1998).
c. Ketergantungan pada pengobatan atau perlakuan
Aspek ini menguji ketergantungan individu pada medis atau pengobatan
alternatif (seperti akupuntur dan obat herba) untuk mendukung fisik dan
kesejahteraan psikologisnya. Pengobatan pada beberapa kasus dapat berakibat
negatif pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi) di saat
yang samapada kasus lain menambah kualitas hidup individu (seperti pasien
kanker yang menggunakan pembunuh nyeri) (WHO, 1998).
d. Kapasitas pekerjaan
Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja.Bekerja
didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan.Aktivitas besar
termasuk pekerjaan dengan upah, pekerjaan tanpa upah, pekerjaan sukarela untuk
masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat anak dan tugas rumah tangga
(WHO, 1998).
4.
a. Hubungan perorangan
Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan, cinta,
dan dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini
termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih
dekat dengan orang lain secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu
merasa mereka bisa berbagi pengalaman baik senang maupun sedih dengan orang
yang dicintai.(WHO, 1998).
b. Dukungan sosial
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab,
dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada
seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman,
faktanya pada tingkatan mana individu tergantung pada dukungan di saat sulit
(WHO, 1998).
c. Aktivitas seksual
Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana
individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat
(WHO, 1998).
Sedangkan
Unit
Penelitian
Kualitas
Hidup
Universitas
Toronto
dan termasuk perasaan dari penerimaan yang dekat, keluarga, teman, rekan kerja,
dan tetangga serta masyarakat (Universitas Toronto, 2004).
5.
Domain V Lingkungan
WHOQOL membagi domain lingkungan pada delapan bagian, yaitu:
6.
kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk mengkoping kesulitan
hidupnya, memberi kekuatan pada pengalaman, aspek ini ditujukan pada individu
dengan perbedaan agama (Buddha, Kristen, Hindu, dan Islam), sebaik individu
dengan kepercayaan individu dan kepercayaan spiritual yang tidak sesuai dengan
orientasi agama (WHO, 1998)
Sedangkan
Unit
Penelitian
Kualitas
Hidup
Universitas
Toronto
mengidentifikasikan Spiritual being sebagai refleksi nilai diri, standar diri dari
tingkah laku, dan kepercayaan spiritual dimana terhubung atau tidak dengan
pengaturan kepercayaan (Universitas Toronto, 2004).
2.3. Kebudayaan suku Karo
Suku Karo adalah suku yang mendiami dataran tinggi dan dataran rendah
di Sumatera Utara. Suku Karo tersebar di Dataran Tinggi Karo(Kabupaten Karo),
Karo Baluren( Dairi), Simalungun Atas( sebagian), Langkat, Deli Hulu( Deli
Serdang), Medan, Binjai, Aceh Tenggara dan lainnya. Suku Karo memiliki bahasa
tersendiri yakni bahasa Karo.Setiap orang dalam Suku Karo terikat oleh sistem
adat yang disebut dengan merga silima, rakut si telu dan tutur si waluh.Jadi
dimanapun mereka berada pasti memiliki marga, dan jalan persaudaraan
tersendiri.
Kehidupan mereka umumnya dari sektor agraris atau pertanian dan ada
juga peterenakan.Pertanian meliputi tanaman pangan, sayur dan buah ada juga
tanaman perkebunan di Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Peternakan
biasanya dikelola sebagai pekerjaan sampingan namun ada juga peternakan besar