Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
1.
2.
3.
3.2 Contoh Tata Cara Komisioning Individual Trafo pada Bay Trafo ..... 96
3.3 Pengujian Saat Kondisi Berbeban .............................................. 11112
4.
5.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan Kegiatan Komisioning Instalasi Transmisi dan GI Baru ........................ 112
Gambar 1.2 Flowchart Pelaksanaan Komisioning ................................................................... 442
Gambar 1.3 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Terakreditasi ............................. 43
Gambar 1.4 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Belum Terakreditasi .................. 44
Gambar 1.5 Susunan Tim Organisasi Komisioning sesuai SPLN ............................................. 46
Gambar 1.6 Basic Communication pada Pelaksanaan Komisioning ......................................... 47
Gambar 1.7 Organisasi dan Basic Communication pada Kegiatan SLO ................................... 49
Gambar 2.1 Kepatuhan dalam menerapkan K3 dan kelalaian yang berakibat celaka ............... 57
Gambar 2.2 Alur Empat Pilar keselamatan Ketenagalistrikan ................................................. 662
Gambar 2.3 Ruang Lingkup Keselamatan Ketenagalistrikan Di PT PLN (Persero) ................... 63
Gambar 2.4 Sarana K3 untuk keselamatan pekerja .................................................................. 65
Gambar 2.5 Hubungan antara K2 dan K3 ................................................................................. 66
Gambar 2.6 Jenis dokumen lingkungan .................................................................................... 68
Gambar 2.7 Penentuan Kegiatan Wajib AMDAL ....................................................................... 68
Gambar 2.8 Pemeriksaan ROW Dalam Rangka Komisioning dan SLO .................................. 772
Gambar 2.9 Contoh Konduktor yang tidak layak untuk Dipasang ........................................... 772
Gambar 2.10 Kepatuhan memakai APD ................................................................................... 73
Gambar 2.11 Contoh Sarung tangan tahan tegangan............................................................... 74
Gambar 2.12 Contoh sepatu tahan tegangan ........................................................................... 74
Gambar 2.13 Tester tegangan .................................................................................................. 75
Gambar 2.14 Contoh Helm pengaman ..................................................................................... 75
Gambar 2.15 Grounding kabel .................................................................................................. 76
Gambar 2.16 Pole strap ( tali ikat ) untuk Full Body Harnest/Safety Belt ................................... 76
Gambar 2.17 Full body harnest................................................................................................. 77
Gambar 2.18 Contoh Rambu Pembatas Bahaya ...................................................................... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO ................... 10
Tabel 2.1 Kegiatan Sektor Ketenagalistrikan yang Wajib AMDAL ............................................. 69
Tabel 2.2 Contoh UKL pada transmisi. ..................................................................................... 70
Tabel 3.1 Contoh Master Schedule Pelaksanaan Komisioning PLTU (ganti contoh yg jaringan)
................................................................................................................................................. 80
Tabel 3.2 Dokumen yang direview pada Komisioning Instalasi Transmisi ................................. 93
Tabel 3.3 Peralatan yang diperiksa pada Komisioning Instalasi Transmisi ............................... 94
Tabel 3.4Pengukuran Suhu pada Transmision Line saat pengujian Kondisi Berbeban ........... 114
Tabel 3.5 Pemeriksaan kestabilan dan arah dari penunjukan relay pada pengujian kondisi
berbeban ................................................................................................................................ 115
Tabel 3.6 Kategori Hasil Ukur dengan Thermovisi .................................................................. 116
Tabel 4.1 Contoh LIT terdaftar di DJK-ESDM ......................................................................... 118
Tabel 4.2 Masa Berlaku Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga Listrik ................................ 118
Tabel 5.1 Contoh Ikhtisar Hasil Inspeksi Komisioning PHB Bus Kopel GI 150 kV ................... 125
Tabel 5.2 Format Laporan Komisioning dan Laporan SLO ..................................................... 127
bahan
atau
konstruksi
yang
kemungkinan
dapat
merubah
karakteristiknya.
b) Pengujian Rutin (Routine Test)
Uji rutin ialah pengujian yang dilakukan secara rutin yang ditentukan
dalam standar ini pada setiap hasil produksi oleh produsen. Pengujian ini harus
dilakukan oleh pabrik pembuat terhadap setiap hasil produksi.
c) Pengujian Contoh (Sample Test)
Uji contoh ialah pengujian yang dilakukan terhadap contoh-contoh yang
diambil dari satu kelompok hasil produk untuk menentukan apakah kelompok
tersebut mempunyai sifat-sifat yang sama dengan uji jenis (Type Test) produk
tersebut seperti yang ditentukan dalam standar/ kontrak.
Pengujian ini umumnya dilaksanakan pada saat serah terima barang.
Pengujian ini sebagai verifikasi terhadap hal-hal yang seharusnya telah
2IEV.841-22-53
3Ibid,151-04-21
4SPLN
dan 411-53-06
No.85 tahun 1990, hlm. 2. SPLN K6.001-1:2014
INSPEKSI
KOMISIONING
Uji komponen
(individual) s.d sub
sistem
Dilakukan di
pabrik/lapangan, ketika
pemasangan
Alat uji
(kondisional)
Umumnya Non
Destruktif,
memungkinkan
Destruktif
Membutuhkan
koordinasi dan ijin
dari pengelola
sistem
Uji komponen
(individual) s.d
sistem
Dilakukan di
lapangan sesudah
konstruksi
Untuk memenuhi
spesifikasi teknik
Untuk memenuhi
kontrak
Dilakukan oleh
petugas yang ahli
di bidangnya
Dilakukan sehubungan
dengan jabatan
Bisa Destruktif
maupun Non
Destruktif
Umumnya Non
Destruktif
Tidak
membutuhkan
koordinasi dan ijin
dari sistem
Tidak membutuhkan
koordinasi dan ijin dari
pengelola sistem
Uji komponen
(individual)
Dilakukan di
pabrik/ lab
SLO
Tidak perlu alat uji
Non Destruktif
Membutuhkan
koordinasi dan ijin
dari pengelola sistem
Uji kinerja sistem *)
Dilakukan di
lapangan sebelum
operasi komersial
Untuk memenuhi
undang-undang dan
peraturan yang
berlaku
Dilakukan oleh LIT
resmi, termasuk
pemerintah
10
11
5
6
12
Tabel Mata Uji Inspeksi Komisioning (Diambil dari Ikhtisar Inspeksi PLN JASER):
1. Bay Line
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
SLO
Sedangkan perbedaan lingkup kegiatan antara komisioning dan SLO terhadap mata uji
secara umum adalah seperti tabel dibawah ini.
LINGKUP KEGIATAN
KOMISIONING TRANSMISI/GI
1.
2.
Review desain
2.1 Desain Koordinasi Isolasi
2.2 Desain hubung Singkat
2.3 Protection Setting Calculation Note (Laporan
Studi Perhitungan Setelan Proteksi)
2.4 Desain Sistem Pembumian
2.5 Desain Pengaman Terhadap sambaran
Langsung Petir
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
LINGKUP KEGIATAN
SLO TRANSMISI/GI
1. Review dokumen
2. Review desain
39
3.
4.
Pengujian Komisioning
4.1 Sama dengan PerMen No. 05 tahun 2014
4.2 Instalasi pembumian sesuai desain
4.3 Sistem telekomunikasi, teleproteksi, dan
SCADA.
4.4 Sistem pengukuran transaksi energi
4.5 Bay Trafo Tenaga: trafo, kabel incoming, bay
incoming atau PHB Incoming
4.6 Bay kapasitor: kapasitor.
4.7 Bay Reaktor: reaktor.
4.8 PHB outgoing pada trafo distribusi
4.9 Trafo pemakaian sendiri dan PHBnya
4.10 Stabilitas pengaman diferensial sebelum
pengujian bertegangan
4.11 Sistem intertrip
4.12 Sistem pemilihan tegangan pengukuran
4.13 Sistem interlock pembumian
4.14 Sistem kontrol bus transfer
4.15 Sistem catu daya darurat
4.16 Pengujian ketahanan isolasi saluran transmisi
4.17 Subsistem
5.
Pengujian sistem
5.1 Sama dengan Permen No.05 Tahun 2014
5.2 Pengujian sistem telekomunikasi telefoni dan
radio.
5.3 Pengujian tele proteksi hingga ke Gardu
Seberang
5.4 Matching dengan instalasi eksisting
5.5 Pengujian SCADA server Burnout Test
5.6 Pengujian SCADA HMI ke Bay
5. Pengujian Sistem
3.
40
41
42
Apabila pada saat pemberian tegangan ditemukan kerusakan material dan harus diganti
dengan material yang sama maka hanya perlu dilakukan penerbitan rekomendasi laik
bertegangan baru.
Apabila pada saat pemberian tegangan ditemukan kerusakan material dan harus diganti
dengan material yang tidak sama atau ada desain konstruksi yang harus diperbaiki
maka perlu dilakukan proses dari awal.
43
PEMERINTAH /DESDM
PERMOHONAN
SERTIFIKAT KE
DESDM c.q. DJLPE
PENUGASAN KEPADA
LEMBAGA INSPEKSI
YANG DIPILIH PEMILIK
INSTALASI
PERBAIKAN
KETENTUAN, SYARAT,
DAN ITEM TESTS UJI
LAIK OPERASI
PENGAWASAN TEKNIK
(WITNESSING)
TIDAK
LAIK
WAKTU
(HARI)
1 *)
21 **)
PRESENTASI LAPORAN
HASIL UJI DI DESDM
c.q. DJLPE
HASIL
EVALUASI
?
LAIK
PENERBITAN
SERTIFIKAT LAIK
OPERASI
TOTAL
35
44
Reference Abbreviation
ANSI
ASME
ASTM
IEC
IEEE
NEMA
NFPA
OSHA
SNI
SPLN
45
1.4 Pengorganisasian
1.4.1 Pengorganisasian pada Komisioning
Sebelum komisioning dilaksanakan maka secara administrasi harus dibentuk
susunan organisasi Tim Komisioning PLN.
Susunan organisasi Tim Komisioning PLN diatur dalam SPLN No. 73 tahun 1987
seperti yang terlihat dibawah ini:
KETUA TIM
KOMISIONING
STAF JASER
STAF JASER
Kontraktor
46
P3B/ WILAYAH/
DISTRIBUSI/ AP
APB/ AP2B/
APD/ AP
TIM SUPERVISI
KOMISIONING
KONTRAKTOR:
TIM KOMISIONING
Jadwal
Macam (lingkup pekerjaan)
Metode/prosedur
Lembar uji berita acara
47
48
49
proyek
dalam
pemenuhan
persyaratan
50
Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi dalam :
I.
II.
III.
IV.
51
52
b. Elektrik : Arus (ampere meter), tegangan (volt meter), resistans (ohm meter),
resistans isolasi (mega ohm meter), daya listrik (watt meter), energy listrik
(reference energy meter), frekuensi (frekuensi meter), urutan fasa (phase
sequence), factor daya (cos phi meter), tangent delta (tangent delta meter),
Timer, alat ukur sudut (phase angle meter), alat uji tegangan tinggi (HV Test
Set), injeksi arus / tegangan 1 phase/ 3 phase.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
53
c. Kimia dan lingkungan : pH (pH meter), pikno meter electrolyte, kebisingan (noise
meter), Oil breakdown voltage tester, gas leakage tester, gas dew point analyzer,
gas water content, Oil DGA, Oil tangent delta tester.
Peralatan tersebut diatas harus jelas merk, tipe, pabrik pembuat, manual book
dan no. seri serta harus mempunyai sertifikat kalibrasi yang masih berlaku ketika
digunakan.
Selain itu, ada beberapa material yang harus diuji di laboratorium untuk diketahui
parameternya. Misal : untuk mengetahui parameter minyak trafo, dll.
54
Peraturan perundangan
55
56
Gambar 2.1 Kepatuhan dalam menerapkan K3 dan kelalaian yang berakibat celaka
57
diatas,
maka
58
telah mengerti apa yang sedang dibicarakan dan menganggap berkomunikasi itu
adalah hal mudah.
Kesalahpahaman tidak jarang terjadi dalam komunikasi karena
keterbatasan kemampuan untuk merumuskan gagasan kedalam lambang yang
dimengerti oleh komunikan. Oleh karena itu, dalam komunikasi, pemilihan
lambang merupakan hal yang sangat penting.
Pemilihan lambang. Lambang terdiri dari :
Isyarat;
kerlingan
mata,
angkat
bahu,
menggerakkan bahu, mengerutkan dahi/muka.
menggelengkan kepala,
Standarisasi
Penerapan 4 pilar K2
Sertifikasi
Penerapan SOP / IK
Pelaksanaan SLO
Adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3
Penggunaan APD sesuai fungsi dan kegunaannya
59
j)
m) Permen ESDM No.05 Tahun 2014 Tentang tata cara Akreditasi dan Sertifikasi
KetenagaListrikan
Ketentuan
Keselamatan
ketenagalistrikan
menurut
Undang-Undang
ketenagalistrikan No 30 / 2009 :
1. Tentang ketenagalistrikan
2. Memperhatikan Keselamatan Ketenagalistrikan
Pasal 44
1. Setiap
kegiatan
usaha
ketenagalistrikan
wajib
memenuhi
ketentuan
keselamatan ketenagalistrikan.
2. Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk mewujudkan kondisi:
a. Andal dan aman bagi instalasi;
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya; dan
c. Rarnah lingkungan
3. Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat
b. tenaga listrik;
c. pengamanan instalasi tenaga listrik; dan
d. pengamanan pemanfaat tenaga listrik.
4. Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik
operasi.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
60
61
62
63
64
dari
bahaya
ketenagalistrikan
yang
lainnya
diakibatkan
dari
oleh
Perusahaan,
kegiatan
dengan
Instalasi
memberikan
dan
kegiatan
perlindungan,
65
66
Tujuan:
Terciptanya pembangunan berkelanjutanyang berwawasan lingkungan di bidang
ketenagalistrikan yang Andal, Aman dan Akrab Lingkungan.
Membutuhkan:
1.
2.
3.
4.
dan
67
68
BESARAN
1.Transmisi
> 150 KV
2.PLTD/G/U/GU
100 MW
3.PLTA
(dalamsatulokasi)
- DenganTinggiBendung, atau
15 M atau
- DenganGenangan, atau
200 Ha
- DenganAliranLangsung
50 MW
4.PLTP
55 MW
5.PLTN
SemuaBesaran
6.PusatListrikJenisLain
10 MW
69
DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauanlingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit
lingkunganhidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudahmemiliki izin
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumenAmdal.
DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup) dokumen yang memuat pengelolaan
dan pemantauanlingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan
yangsudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memilikiUKL-UPL.
Tabel 2.2Contoh UKL pada transmisi.
KEGIATAN TRANSMISI
Pengendalian Pencemaran
Udara
Tidak ada
Tidak ada
SesuaiPP 18 Tahun1999
Sesuai PP No.0045 tahun 2005tgl.29
Desember 2005
70
c. Instalasi
-
71
d. Lingkungan
-
BERBAHAYA
72
Helm
Sepatu safety
Full Body Harnest / Safety Belt
Sarung Tangan
Grounding Stick
Tester Tegangan
Rambu rambu tanda Bahaya
Rambu pembatas bahaya
Dll
MERK
MERK
PENJELASAN TEKNIS
73
MERK
MERK
PENJELASAN TEKNIS
PENJELASAN TEKNIS
74
MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
AC 3 KV ~ 34.5 KV
MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
75
Gambar 2.16 Pole strap (tali ikat) untuk Full Body Harnest/Safety Belt
76
77
78
79
Tabel 3.1 Gambar 3.1 Contoh Project Schedule of SUTT 150 kV Jeranjang - Sekotor
80
81
82
Secara umum test procedure harus mengacu pada ketentuan kontrak, peraturan
dan standar yang berlaku, serta instruksi dan rekomendasi pabrik pembuat
peralatan.
Setelah melakukan review, Tim Komisiong akan membubuhkan cap/stempel pada
test procedure yang menyatakan status test procedure tersebut sebagai:
A (Approved)
Status A diberikan pada test procedure, bila test procedure tersebut sudah
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku.
Pelaksanaan pengujian dapat segera dilakukan
B (Approved as note)
Status B diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan minor, maka
kontraktor dapat melengkapi sebelum ataupun setelah pengujian.
Pelaksanaan pengujian tetap dapat dilaksanakan.
C (Not approved)
Status C diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan secara
major; kontraktor harus melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai yang
dinyatakan dalam review comment.
Pada status C ini, pelaksanaan pengujian tidak boleh dilakukan.
Untuk melakukan review test procedure diperlukan dokumen-dokumen yang harus
disediakan oleh kontraktor antara lain :
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
Jadwal komisioning
Design calculation dan Basic design
Setting list : kontrol & proteksi
Gambar teknik dan diagram
Basic design/Design calculation
Buku manual peralatan utama
83
c) Pelaksanaan pengujian
Pelaksanaan pengujian di lapangan diperlukan, antara lain :
i.
Schedule
Sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus menerbitkan Schedule
pelaksanaan komisioning. Pada proyek yang besar dan proses penyelesaiannya
lama biasanya schedule terdiri dari:
ii.
Koordinasi
Koordinasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan komisioning secara
keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar adanya komunikasi antara tim
komisioning PLN dengan pihak kontraktor sehingga diharapkan pekerjaan dapat
dilakukan secara efektif dan sesuai schedule. Koordinasi tersebut biasanya
berupa rapat mingguan (weekly) dan rapat harian (daily).
Rapat mingguan diperlukan agar
dikoordinasikan dengan jadwal utama.
pelaksanaan
komisioning
dapat
Rapat harian diperlukan guna evaluasi terhadap hasil uji hari sebelumnya dan
koordinasi pekerjaan yang akan dilakukan. Rapat harian ini waktunya dibatasi
tidak boleh terlalu lama, biasanya hanya 15 menit. Bila diperlukan pembahasan
yang mendalam, rapat dapat diadakan secara terpisah.
Jika terjadi perselisihan antara TIM Supervisi Komisioning PLN dengan personil
Tim Komimisioning Kontraktor, misalkan selama pelaksanaan kegiatan
komisioning, personil kontraktor tidak dapat bekerjasama dengan baik dengan
84
Tim Supervisi Komisioning PLN, dan setelah peringatan ketiga atau ketika ada
kecelakaan kerja yang menyebabkan kehilangan nyawa saat komisioning maka
Tim Supervisi Komisioning PLN mengusulkan kepada manajemen proyek untuk
mengganti personel yang bermasalah tersebut dari site.
iii.
8SPLN
85
iv.
86
Estimation date
Start up purpose
Contractor
statement
Attachment
Example :
1. Demonstrate Voltage selection function prior to connecting to existing voltage
selection bus.
2. For detailed test and schedule, please refer to the attachment . . . .
Contractordo hereby certify that preparation works for above mentioned items have
already done :
The Sub circuit ready for energize.
The sub circuit ready for inspection and review by the PLN Commissioning
Team before energize.
1. BAPPK Certificate released by PLN Construction Supervision Team
2. Detail single line diagram and schematic diagram
3. Test Form of inspection of sub system and system equipment
4. Etc.
Application has been reviewed by PLN Commissioning Team, and whole sub system
and system equipment related to the unit had been inspected.
Ready for energize
Owner comment
Prepared by:
Contractor
Reviewed by:
PLN COMMISIONING TEAM
Signature :
Name :
.......... ..
Date :
... ...... ..
Name :
Date : :
Signature :
.......... ....
.......... ....
Acknowledge by
PLN . . . . . . . .(owner)
Name :
Date : :
Signature :
.......... ....
.......... ....
87
v.
komisioning
dilapangan,
Tim
Supervisi
Persiapan
o
Pelaksanaan
o
Membuat catatan pending item pada lembar hasil uji, jika ada
penyimpangan atau kekurangan.
88
i.
Komponen utama dari bay :
GIS
(bila menggunakan system GIS)
MCCB
ii.
Rangkaian primer
hlm. 3
89
ii.
iii.
Pemisah (DS)
Pemutus Tenaga (PMT)
Transformator Arus (CT)
Transformator tegangan (PT)
Penangkap petir/arrester
Relai pengaman
Instrumen ukur listrik
Rangkaian sekunder
Rangkaian kontrol & proteksi
Rangkaian pemilih tegangan
Komponen khusus hanya pada bay transformator
Transformator tenaga tegangan tinggi
Resistans netral pembumian (NGR)
Kabel tenaga tegangan menengah
PHB TM penyulang masuk (incoming)
11Ibid,
12Ibid,
hlm. 2
hlm. 3
90
c. Pengujian sistem
Sistem adalah suatu kesatuan sub system yang tersusun dalam tata hubungan
kerja, berfungsi untuk mengubah satu energy menjadi energy lainnya.13
Misalnya: sistem bay line, sistem bay transformator, dll.
Pengujian ini dilaksanakan untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individual
dan seluruh sub sistem yang tergabung di dalam system secara terpadu dapat
berfungsi dengan baik.14
Contoh pengujian sistem, antara lain:
i.
ii.
13Ibid,
hlm 2, SPLN No. 58 tahun 199, hlm. 2, dan SPLN No. 90 tahun 1990, hlm. 3
No. 86 Tahun 1990, hlm. 3
14SPLN
91
Pada rele jarak pengujian ini dimaksudkan untuk memeriksa arah arus
pada rele jarak, harus sesuai dengan petak /zone saluran yang
dilindungi.
Bila terdapat kekurangan (pending item) yang bersifat major atau tidak
memenuhi persyaratan kontrak atau standar, maka Tim Komisioning PLN
menyampaikan Surat kepada pihak pemilik instalasi dengan tembusan
kepada kontraktor (bila diperlukan) untuk melengkapi kekurangan tersebut
sebelum melakukan percobaan pemberian tegangan.
ii.
iii.
92
o
o
Keterangan
Design calculation
4.
*
*
*
*
*
*
2.
3.
Koordinasi isolasi
Menara
Fondasi
Konduktor
Isolator
Accessories
Penempatan Arching
*
Horn
* Grounding
Gambar konstruksi
* Route map
* Fondasi
* Menara/tower
* String set Isolator
* Wire clearence diagram
Anti Climbing Device
*
(ACD)
* Rambu Bahaya
* Rambu Amar
* Grounding
Structure list
No
5.
Keterangan
Spesifikasi teknik & Instruction
Manual
* Fondasi
* Menara
* Konduktor
* Isolator
* Accessories
Test report
*
6.
Type test
Menara
Konduktor
Isolator
Accessories
Grounding
Routine test menara
Dokumen AMDAL
93
i.
ii.
iii.
Menara
Pondasi
Assesoris Menara
Anti Climbing Device (ACD)
Plat rambu bahaya
Plat tanda fasa/nomor/pht
Tanda fasa
Tanda nomor
Tanda penghantar
Baut tangga
Konduktor
Isolator
Jumper
Asesoris konduktor
Ball eye & Asesoris
Clevis eye & Asesoris
94
8
9
Persiapan
Setelah RLB diterbitkan kepada unit-unit terkait, Tim Supervisi Komisioning
PLN melakukan:
Koordinasi dengan petugas lapangan: Pemilik proyek, Kepala GI,
Mandor Line, dan Tim K2/K3.
Persiapan berita acara pemberian tegangan.
Persiapan Tim untuk melakukan pengamatan di gardu pemberi
tegangan dan di gardu penerima tegangan.
Persiapan blanko hasil pengukuran tegangan.
Supervisi pengukuran resistan isolasi saluran.
Pemberian tegangan
Pemberian tegangan dilakukan selama 24 jam, dan hanya akan
dilakukan setelah :
o Diterima laporan dari Tim ROW yang menyatakan saluran
aman.
o Hasil pengukuran tahanan isolasi memenuhi persyaratan.
Selama pemberian tegangan dilakukan, Tim Supervisi
Komisioning PLN melakukan monitoring. Bila terjadi gangguan
maka instalasi dipadamkan dan Tim Supervisi Komisioning PLN
melakukan pemeriksaan ulang.
Setelah pemberian tegangan selesai dilakukan, Tim Supervisi
Komisioning PLN melakukan :
o Supervisi pengukuran tegangan kirim dan tegangan terima
95
3.2 Contoh Tata Cara Komisioning Individual Trafo pada Bay Trafo
Mengingat bahwa peralatan yang akan diuji sangat banyak, berikut ini diambil
contoh salah satu pengujian yaitu pengujian circuit breaker. Circuit breaker atau PMT
merupakan salah satu peralatan utama yang digunakan pada Bay line maupun Bay
transformator.
Berikut ini disajikan contoh test procedure circuit breaker dan hasil pengujiannya,
seperti terlampir
TEST PROCEDURE CIRCUIT BREAKER
96
97
98
99
100
101
102
Hasil Uji
103
104
105
106
107
108
109
110
111
Persiapan
Setelah percobaan pemberian tegangan selesai dilakukan dan berhasil
dengan baik, maka Ketua Tim Supervisi Komisioning PLN:
Supervisi
pemeriksaan
saluran
dengan
menggunakan
Thermovision.
Supervisi pengukuran arus, tegangan, MW, MVAR di gardu
pengirim dan di gardu penerima
Penandatangan berita acara pelaksanaan pembebanan saluran
bila hasil pemeriksaan memenuhi persyaratan.
Bila dalam pemeriksaan ditemui kekurangan atau terjadi panas
yang berlebihan, maka Ketua Tim Komisioning PLN
merekomendasikan kepada kontraktor untuk memperbaiki
kekurangan tersebut, dan melaksanakan pemeriksaan ulang.
Persiapan
Setelah percobaan pemberian tegangan selesai dilakukan dan berhasil
dengan baik, maka Ketua Tim Supervisi Komisioning PLN:
Melakukan koordinasi dengan petugas lapangan : Pemilik proyek,
Kepala GI, Tim K2/K3, untuk melakukan :
o Pengukuran arus, tegangan, MW, MVAR.
o Pemeriksaan peralatan selama dibebani.
Mempersiapkan berita acara percobaan pembebanan.
Mempersiapkan blanko hasil pengukuran.
112
b. Bay Transformator
-
c. Transmision Line
-
Sebelum dan saat kondisi berbeban (on load), dilakukan pemeriksaan dan
pencatatan hal-hal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
113
i.
Hasil Ukur
(t)
Temperatur Jumper,Joining,
Termination
< 5C (9F)
II
Temperatur Jumper,Joining,
Termination
530C (954F)
III
Temperatur Jumper,Joining,
Termination
Kondisi
Awal kondisi
panas berlebih
(overheating)
Peningkatan
panas berlebih
(overheating)
Panas
berlebih
(overheating)
akut
Kesimpulan
Baik
Buruk
Sangat Buruk
Tahapan pengujian kondisi berbeban untuk Bay Trafo dan Bay Line adalah
sebagai berikut:
1. Lakukan pembebanan pada beban minimal 30% dari nominal
2. Periksa kestabilan dan arah dari penunjukan relay sesuai tabel berikut
114
Tabel 3.5 Pemeriksaan kestabilan dan arah dari penunjukan relay pada pengujian
kondisi berbeban
No.
A
1
2
3
B
Pengujian
Bay Line
Directional & stability check of
distance relay
Differential relay stability check
Directional check Over Current
Relay
Bay Transformator
Hasil
Kesimpulan
Keterangan
Baik
Baik
Baik
Stabil / Id
mendekati Nol
Baik
Stabil / Id
mendekati Nol
Baik
Kondisi
Kesimpulan
< 5C (9F)
Baik
II
530C (954F)
Peningkatan
panas
berlebih (overheating)
Buruk
115
III
Panas berlebih
(overheating) akut
Sangat Buruk
116
Jenis instalasi;
Kapasitas daya terpasang;
Pelaksana pembangunan dan pemasangan; dan
Jadwal pelaksanaan pembangunan dan pernasangan
Bila sebelumnya sudah ada kesepakatan (kontrak) antara pemilik proyek dengan
LIT (misalnya PLN-JASER) maka pemilik proyek mengajukan SLO ke LIT dg tembusan
ke DJK ESDM.Saat ini LIT yang terdaftar di DJK-ESDM sebagai berikut:
Tabel 4.1 Contoh LIT terdaftar di DJK-ESDM
LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK (LIT)
PT Sucofindo
PT Indospec Asia
PT PLN Jaser
PT Wide & Pin
PT Industira
PT Koneba (Persero)
PT Findo Daya
PT Depriwangga
PT Citrabuana Indoloka
Inspection
PT Sibbara Sejahtera Abadi
PT Silma
PT Gamma Iridium
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
117
Instrumentama
Perkasa
Namun berdasarkan SK DIR No 004 tahun 2013 maka untuk Instalasi milik PLN
dan anak perusahaanya, proses Sertifikasi Laik Operasi dilaksanakan oleh PLN JASER.
Masa berlaku SLO adalah sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut.
Apabila masa berlaku habis maka harus diperpanjang. Tata Cara perpanjangan masa
berlaku dari sertifikat laik operasi tidak dibahas di materi ini.
Tabel 4.2 Masa Berlaku Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga Listrik
JENIS INSTALASI
10
15
15
Sertifikasi Laik Operasi (SLO) diberikan setelah syarat A3 (Aman, Andal, dan
Akrab Lingkungan) telah terpenuhi. Setelah sebuah instalasi TL menyelesaikan semua
tes dan komisioning serta memperoleh SLO, maka instalasi tersebut dapat dioperasikan
secara komersial atau dalam istilah tertentu disebut sebagai COD (Commercial Operation
Date).
Tahapan selanjutnya adalah TOC (Taking Over Certificate), yaitu apabila seluruh
ketidaksesuaian kontrak sudah diselesaikan tetapi masih memungkinkan adanya content
list of minor item yang harus diselesaikan. Selanjutnya, apabila seluruh punch list sudah
diselesaikan maka proyek tersebut dapat dinyatakan sudah FAC (Final Acceptance
Certificate).
Dalam melaksanakan SLO, SOP yang dapat dirujuk adalah Instruksi Kerja (IK)
PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi, yang merujuk pada lampiran Peraturan Menteri ESDM
No. 0046/2006, dan No. 05/2014 jo No.0045 tahun 2005.
Kegiatan SLO dilakukan untuk instalasi baru atau perpanjang (lama) sesuai
dengan PerMen No.05/2014 Lampiran 3. Dimulai dari kegiatan review dokumen, review
desain, mengevaluasi hasil uji, pemeriksaan dan pengujian sampai dengan pelaporan.
Sedangkan untuk instalasi lama terdapat beberapa butir yang tidak dilakukan.
118
Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi pada
keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam tindak lanjut
penyelesaian review dokumen meskipun rekomendasi perbaikan belum selesai
ii.
iii.
Spesifikasi teknik peralatan utama antara lain : Pemisah (DS), Pemutus Tenaga
(PMT), Transformator Arus (CT), Transformator tegangan (PT), Transformator
tenaga tegangan tinggi, dll.
Spesifikasi material peralatan utama, antara lain material: konduktor, isolasi kabel,
belitan transformator dll.
Dokumen AMDAL atau UKL/UPL
Untuk instalasi lama, review terhadap dokumen spesifikasi material peralatan utama dan
AMDAL /UPL/UKL tidak dilakukan.
119
Melakukan review desain terhadap desain peralatan dan sistem pada instalasi
elektrikal dan mekanikal pada instalasi ketenagalistrikan
Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi pada
keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam tindak lanjut
penyelesaian review desain meskipun rekomendasi perbaikan belum selesai
Sistem pembumian,
Sistem pengukuran
120
pengujian yang dilakukan laboratorium uji, di lapangan dan di pabrik pembuat peralatan.
Pemeriksaan pengujian dilakukan dengan verifikasi hasil uji, validasi hasil uji,
pembandingan hasil uji, simulasi hasil uji dan pengujian ulang.
Evaluasi hasil uji dilakukan bersama dengan kontraktor, tim penguji dan PLN
Unit/Anak Perusahaan terkait yang menandatangani hasil pengujian instalasi
ketenagalistrikan
Evaluasi hasil uji dilakukan dengan cara :
-
Melakukan evaluasi hasil uji termasuk Factory Acceptance Test (FAT) pada peralatan
dan sistem yang terpasang pada instalasi elektrikal, mekanikal, metrologi, dan
lingkungan hidup pada instalasi ketenagalistrikan
Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi pada
keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam tindak lanjut
evaluasi hasil uji
Kegiatan ini dilakukan oleh inspektor untuk instalasi baru maupun lama.Pada
kegiatan ini, inspektor mengevaluasi hasil uji yang telah dilakukan meliputi :
121
Bersama dengan kontraktor, Tim Penguji dan PLN Unit/Anak Perusahaan melakukan
pemeriksaan dan pengujian termasuk pada sistem dan peralatan terpasang pada
instalasi elektrikal, mekanikal, metrologi, keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan hidup pada instalasi ketenagalistrikan
Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi pada
keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam tindak lanjut
pemeriksaan dan pengujian
supervisi
terhadap
1 . Persiapan
i.
18
122
ii.
iii.
Mempersiapkan test procedure dan blanko uji yang akan digunakan untuk
penulisan hasil uji.
iv.
v.
Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat bantu yang akan digunakan dalam
pengujian
2 . Pelaksanaan
kondisi
Instalasi
Pembumian peralatan
Pemeriksaan limbah
-
123
Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi, standar,
peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam buku kontrak
Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi, standar,
peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam lampiran lampiran 3
Peraturan Menteri ESDM No.05 / 2014, perihal Mata Uji (Test items) Laik Operasi. 1
dan 2 Peraturan Menteri ESDM No.0045 tahun 2005, tanggal 29 Desember 2005 ;
Mata Uji (Test items) Laik Operasi
Membuat rekomendasi Laik Operasi setelah memenuhi kaidah aman, andal dan
akrab lingkungan (A3)
Hal yang dievaluasi dalam komisioning adalah kesesuaian terhadap kontrak dan
standar yang berlaku (SNI, IEC, SPLN, dll). Sedangkan hal yang dievaluasi dalam SLO
adalah kesesuaian terhadap Peraturan Menteri ESDM No. 0045 /2005, No.0046/2006
Dan No. 05/2014.
Evaluasi komisioning dilaksanakan setelah inspeksi dan pengujian dilakukan,
dengan membandingkan antara hasil uji terhadap persyaratan kontrak dan standar yang
berlaku.
Evaluasi SLO dilaksanakan setelah inspeksi dan pengujian dilakukan, dengan
membandingkan hasil pemeriksaan dan pengujian terhadap Peraturan Menteri ESDM No.
0045 /2005, No.0046/2006 Dan No. 05/2014.
124
Tabel 5.1 Contoh Ikhtisar Hasil Inspeksi Komisioning PHB Bus Kopel GI 150 kV
NO.
1.
1.1
1.2
2.
2.1
2.2
3.
3.1
3.2
JENIS PENGUJIAN
Pemeriksaan hubung bagi TM
Pemeriksaan visual
- Pelat nama
- Pembumian
- Komponen / peralatan terpasang
Pengujian sub sistem
- Resistans sirkit utama
- Resistans isolasi
- Tegangan tinggi
- Silih kunci
- Fungsi pengaman dan kontrol
Transformator arus (CT)
Pemeriksaan visual
- Pelat nama
- Bushing
- Pembumian/terminal
- Penandaan polaritas
Pengujian
- Polaritas
- Rasio
- Lengkung kemagnitan
- Resiustans isolasi
- Resistans searah
- Tegangan tinggi
Pemutus tenaga (PMT)
Pemeriksaan visual
- Pelat nama
- Bushing/isolator
- Terminal
- Pembumian
Pengujian
- Resistans isolasi
- Waktu buka/tutup
- Tegangan tembus minyak (untuk jenis minyak)
- Kerja dari lokal secara mekanis dan elektris
- Kemampuan kerja
- Indikasi buka/tutup
- Rangkaian keserempakan PMT
- Pemeriksaan silih kunci
- Indikasi buka/tutup
HASIL
KETERANGAN
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sesuai spesifikasi
> 1000 W/volt
Tahan tegangan uji
Sesuai gambar skematik
Sesuai gambar skematik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
X
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
X
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
125
Bukti bahwa pengujian sudah dilakukan sesuai data laporan hasil pengujian.
Bukti untuk proses selanjutnya yaitu penerbitan Taking Over Certificate (TOC)
dan Final Acceptance Certificate (FAC)
Bukti bahwa pengujian sudah dilakukan sesuai data laporan hasil pengujian.
Menyatakan bahwa instalasi tenaga listrik tersebut laik untuk dioperasikan, dan
memenuhi persyaratan Peraturan Menteri ESDM No. 0046/2006, dan No.
05/2014 jo No.0045 tahun 2005.
Format laporan Komisioning dan laporan SLO sebagaimana tercantum pada Tabel
berikut.
JUDUL
RINGKASAN EKSEKUTIF
JUDUL
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1.
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Riwayat Instalasi
1.3. Pelaksanaan Uji Laik Operasi
1.4. Referensi
2.
Lingkup Pekerjaan
126
2.
Referensi
3.
Data Teknik
LAMPIRAN
1. Data-data hasil uji laik operasi
2. Berita acara pelaksanaan uji laik operasi
4.
5.
6.
7.
8.
Pelaksanaan Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
Kesimpulan
Saran
Lampiran
-
Lampiran V : Surat-surat
127
operasi telah selesai, maka Tim SLO membuat Surat permohonan rekomendasi laik
operasi kepada GM PLN Jaser, untuk selanjutnya diterbitkan Sertifikat Laik Operasi
(SLO).
SLO didistribusikan/dilaporkan kepada pemilik instalasi, yang bermanfaat secara
teknis untuk menyatakan bahwa instalasi telah memenuhi kaidah aman, andal dan akrab
lingkungan serta memenuhi perundang-undangan. PLN Jaser akan melaporkan pula
sertifikat SLO yang sudah diterbitkan kepada Pemerintah cq Dirjen Ketenagalistrikan
setiap 6 (bulan)19.
19
128