Está en la página 1de 9

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

2, (2012) ISSN: 2301-9271

Studi Eksperimen Kinerja Traksi Kendaraan


i
j
i

ill

ri
I

ri f
-

:t

Kata
mode
ber

erke
i
tri
tif
t
l
meng
i
t
t.
r
maca
t
l i t
it
memberi
r
ii t r i
masyarak .
l
t
i
l
perkemba
l
i
.
penggera
it
il
t
untuk m
r
r
l l i
i tr
i
Transmisi
r
it
l
t
sumber p
r
i r .
Kendar
r t
penggera
l
ri
i
l
ssistem d
t l
rt
penggera
i
t i i
l
hybrid li tri
t r i i i . it
pengisian
i
,
menggun
it
ii
l
,
l
menggun
( i i
t
),
bahkan a
l r ll t
r l
energi s r
i
ii
Kapasitas baterai yang digunakan pada kendaraan
hybrid
listrik bervariasi, mulai dari 200 Wh sampai dengan
800

.it

r
i

r (I

.i

Wh. Kapasitas baterai tersebut masih terbilang cukup rendah

Abstrak
merupa
Menurut
2014 ha
tahun, k
Atas das
sebuah
bakar. P
bakar
na
ditemuk
sumber
pada m
memana
menggu
kendara
berkend
engine
pengope
mengur
a
pengger
dan juga

,
r

I
tri, I tit t

i
i
i
i.
ri

i.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271


2
t
i
l
njalankan
ti
t
i
r
, hal ini
ti it
r
r
j
rcepatan
t
a.
j
r
ri
ri ng dibuat
l
i
i I . l
r
itu perlu
t
l
ji
rf r
apujagad,
il
li
t
j
.
lisa yang
t
t
t
t r i,
r
dan juga
il
rt j
t
i
i
endaraan
.
ji
f r
j
i i terdapat
t r
ii
.
t i
disi jalan
it
ri , f ll electric,
rt
t i ti
ilakukan
.
ji .
i
i
i
metode
t
ji
rf r
j
il
tahapan
D maz Gesang B
y Ch stanyo dan
Su ant a
l
ii j l
t ertentu
i riNyoman
:
Jurusan
Teknik
Mes
ns u Tekno ogi Sepuluh
t
t
il
li n, Fakultas
ti l. Teknologi ndus
ji
r Nopember
apujagad
Rahman
ndones
a
t
r li i i
ilTS Jl. A e lisis
modeHakim Surabaya 60111
ii
i
il
t .
i
i
tiga
yangant a@me sri.atc di
E mail
ji
sis
r r
mometer
i
r
nsin dan
i hybrid,
t
li tri
i
r
mampu
f ll
ri
i
l
.
il Bahan r bakar fosil,
t
r
i
khususnya ramah
bensin un uk memenuhi
manus a dat rami me menjadi
sis kebutuhan
r
li
. sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. ak ilv i asnya.
kan
r
i f
i
i
ecepatan
data APEC, cadangan minyak bumi di dunia per
Sapu agad. merupakan kenda aan hyb d se ya
nya tinggal sedikit lagi dan semakin
bertambah o eh mahas
i ilswa
i Teknik Mes
ti n TS O eh ka ena n dengan
I
t r l ana sa
/
i Sapu
ri
onsumsi bahan bakar fosil tersebut semakin cepat. d akukan
erhadap
agadt Ana mpai 50
iti i i
ri t:
j
ar tersebut perlu adanya teknologi yang membuat d akukan
be u uan un uk mengopt mas kan k
t
l meminimalkan
t i lit
r konsumsi
t
ng bahan
teori
kendaraan
bisa
e hadap kond
i s jalan
t Dengan
t l menge
i l ahuit kon a dorong
.
erlu adanya teknologi kendaraan yang irit bahan se dan
a percepatan.
karak er s kSerta
kendaraan
d
dilakukanmaka
analisadapat
mode berkendara
l
r i l yang baik.
t j Maka
yadari
untuk
mun memiliki
performa
itu pengu
an sesuai
Kemud
an kecepatan
d anal satertentu.
bagaimana
apa yang
untuk
t
ifi i
r
j
anlah teknologi kendaraan hybrid berbasis dua berkendara da am kond s a an dan kecepatan
tenaga dengan jenis hybrid seri yang diterapkan un uk mendapa kan has yang pa ng op ma
obil Sapujagad. Perlu dilakukan analisa untuk
Pada ugas akhi ka n akan d akukan ana
jemen energi pada mobil Sapujagad karena berkendara kendaraan hybr d ser beroda
nakan dua sumber tenaga penggerak. Sebagai menggabungkan mes n dengan bahan baka be
an hybrid seri, Sapujagad mempunyai empat mode mo or
s k sebaga pengge ak. Sehingga
ara, yaitu mode berkendara hybrid, full electric, menghas kan kenda aan hema ene g
dan
only dan juga charging. Agar dalam
ngkungan
rasiannya dapat memaksimalkan daya dan
ngi kerugian daya dari dua sumber
tenaga
II. METODOLOGI PENEL TIAN
ak. Perlu dilakukan pengujian torsi,gaya dorong
Tahapan pelaksanaan penel an n sebagai be
percepatan dari keempat mode berkendara.
ku
Tahap per ama ada ah s ud
eratu
enta
kendaraan hybrid
Kunci : drag force, gaya dorong, manajemen energi,
Tahap kedua ada ah obse vas apangan u uann
kendara, Sapujagad.
mendapa kan spes kas kenda aan Sapu agad.
Tahap ke ga adalah iden ifikas pe masalahan
mencakup gaya do ong kenda aan dan uga pe
I. PENDAHULUAN
kendaraan
un uk keempat macam mode berkendar
mbangan dunia ndus
otomo
dan ekno og
Tahap keempa ada ah pengu an pe o ma S
alam kemajuan yang sanga pesa
Be baga
ujuannya un uk mendapa kan o s gaya do
m ekno og
elah d emukan dalam upaya
ong
percepatan Pengu an per o ma Sapu agad
kan kenda aan dengan kond s
e ba k untuk
empat macam mode berkendara ya u hyb d
un at
Sa ah sa u bag an yang menga am
engine only dan charging
ngan ada ah bag an sumber penggerak Sumber
Un uk pengu an pe o ma Sapu agad d akukan
k merupakan s s em yang menghas kan enaga
sebaga be kut
engge akkan kenda aan me a u bag an ansm s
Menyiapkan bahan pengu an be upa kenda aan S
me upakan s s em yang menya urkan enaga da
dengan kond s sesua has pembua an
engge ak hingga sampa ke oda
Menca ors dengan u chas
wate b ake
aan yang menggabungkan dua sumbe
enaga
dyna
dengan keempat macam mode berkendara,
k ada ah kendaraan hyb d. Hybr d ada ah sebuah
u elect c, eng ne on y dan charging
yakn engan menggunakan dua a au ebih sumbe enaga Hasil uji chas
wate brake dynamome e d
k. Hybrid yang banyak d gunakan saa n ada ah
olah
n a gaya do ong sebaga
ungs dar k
s k dengan menggunakan ba e a k m a S s em
pada batera pun bermacam macam ada yang kendaraan
Mencar n a percepatan ap perubahan kecepata
akan s s em peng s an angsung ada pu a yang
in
e va 10 km jam mula da kecepa an 0 sa
akan KERS K net c Energy Recovery Sys em
km/
am.
da yang menggunakan so a ce un uk mempe o eh

Hybr d Sapu agad

A. Studi Literatur Teori Kendaraan Hybrid


Kendaraan hybrid
Kendaraan hybrid adalah kendaraan yang menggunakan
dua sumber tenaga penggerak atau lebih. Sumber tenaga
yang dipakai
oleh kendaraan hybrid antara lain
solar
,electric dan fuell cell. Sumber tenaga yang dipakai
untuk
kendaraan hybrid adalah listrik(electric). Alasan pemakaian
sumber tenaga listrik ini karena sangat mudah dalam
pengaplikasiannya yaitu dengan menggabungkan baterai
dan motor pembakaran dalam.
Klasifikasi
kendaraan
hybrid
berdasarkan
drivetrain
Apabila dilihat dari skema aliran daya untuk
menggerakkan kendaraan, sistem hybrid dibagi menjadi
tiga, yakni sitem hybrid paralel, seri dan seri-paralel.
Pada
penelitian ini yang dibahas adalah hybrid seri dan paralel.
Hybrid seri
Hybrid seri adalah konfigurasi hybrid paling sederhana.
Pada hybrid seri, hanya motor listrik yang menggerakkan
roda. Motor listrik menerima tenaga listrik dari baterai atau
generator yang
digerakkan oleh engine-generator.
Engine generator yang digunakan biasanya berkapasitas
kecil dan dihubungkan secara seri karena hanya digunakan
untuk menambah jarak tempuh berkendara. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh kebutuhan t enaga yang
besar sehingga ukuran baterai dan motor lebih besar.
Akibatnya, biaya hybrid seri lebih mahal dibandingkan
hybrid paralel. Di samping itu, sistem seri ini juga tidak
memerlukan kopling dan transmisi agar mobil bisa bekerja
pada berbagai kondisi kerja. Engine-generator. Skema
hybrid seri dapat dilihat pada gtambar 1

====== Mechanical
--.

l
Electncal power
.,. Signals
MechantCa connection

-------

[1]

Gambar 2. Skema hybrid paralel


Dengan menggunakan teori tentang hybrid, maka akan
dilakukan analisa tentang gaya dorong dan percepatan
kendaraan hybrid.
B. Pola Operasi
Pada kendaraan hybrid seri, sistem engine atau generator
terpisah dari roda penggerak. Torsi dan putaran engine
tidak tergantung oleh kecepatan kendaraan dan kebutuhan
torsi untuk menggerakkan kendaraan, maka engine dapat
dioperasikan pada setiap titik pada grafik kecepatan-torsi.
Umumnya, Mesin harus dikendalikan di sedemikian rupa
bahwa itu selalu beroperasi di wilayah operasi yang
optimal,dimana konsumsi bahan bakar dan emisi engine
yang diminimalkan. Adapun mode berkendara pada
[1]
Sapujagad sebagai berikut :
1. Mode berkendara hybrid
Ketika membutuhkan tenaga yang besar, baik
mesingenerator maupun perangkat penyimpanan energi, juga
disebut Power Peak Source(PPS), menyalurkan tenaga ke
motor listrik. Mode berkendara hybrid dapat dilihat
pada gambar 3

connection

Electrical power
Signals

Gambar 1. Skema hybrid seri

[1]

Gambar 3. Mode berkendara hybrid


Mode berkendara hybrid dapat dinyatakan
persamaan berikut:

Hybrid paralel
Pada hybrid paralel engine-generator dan motor listrik
langsung menggerakkan roda. Tambahan pengendali dan
transmisi
memungkinkan
komponen
bekerja
secara

(2.1)
Dimana, =

bersama-sama. Hybrid paralel dapat


menggunakan
baterai
yang lebih kecil karena sebagian tenaga dibantu oleh
engine. Ketika kebutuhan tenaga tidak terlalu besar, hybrid
paralel memanfaatkan tenaga engine guna memutar
generator untuk mengisi baterai atau digunakan sebagai

pada

charger tambahan. baru bekerja bila energi pada baterai


habis.
Skema hybrid paralel dapat dilihat pada gambar 2

P demand
adalah daya yang dibutuhkan untuk
menggerakkan kendaraan, dalam satuan Watt.
P e/g
adalah daya yang dihasilkan generator atau
engine, dalam satuan Watt.
P pps
adalah daya yang dihasilkan oleh PPS(baterai),
dalam

Watt.
2. Mode berkendara full electric
Hanya menggunakan PPS untuk menggerakkan motor
listrik. Dapat dikatakan bahwa PPS yang memenuhi
kebutuhan daya P demand . Mode berkendara full electric
dapat dilihat pada gambar 4

Mod Gamba
r
4 r Mode
f
berkendara ullielectric
i
beri :
e be kenda a ull electric dapat d nyatakan sebaga
kut
=
3. Mod
Kendaraa e berkendara engine only
i i
i
dengan n takanl menggunakan
r ri mode n. apab la P e/g sama
engine o a au ebih
t libesat da P demand
r Mode berkendara
nly dapa di ha pada gamba 5

Adapun gaya gaya yang bekerja pada kendaraan sebagai


berikut:
1. Gaya Dorong(Ft)
l
r
l
bekerja
t
Fl ada ah gaya do ong ada ah gaya yangraan, gaya
i dengan
i il arah gerak
ri gaya hambat kenda
i ilkan oleh
berr awanan
do ong ni d has kan da daya yang d has
kenda aan
sehingga
.. melalu sisitiem i ansmis
i
r
i oleh dari
il
ji
ssis
r r
t r. Skema
bergerak
Dalamt penel
an n gaya
do ong dr per u ntuk
lir
r
li
tri
r
has pengu an cha
wate b ake dynamome e [3]
a an rdaya
l
mo o r s k ke
t liodat pengge akr 8
mempe o eh gaya do ong dapa di ha pada gamba
2.2)
Pm
t r
Mo o
List rik

Dr ivetrain

Tr

Tm
r .
t r tri
roda
Gamba 8 Skema aliran daya mo o lis k ke
r
i
t rpenggerak
i ri :

Gaya do ong ni dapa


di umuskan sebaga be kut

r .
Mo
seba i

ri

l i

Gamba 5 Mode berkendara engine only


(
de berkendara eng ne on y dapat d nyatakan
ga be kut
4. Mod
Kendaraa
l
i
= i
berada di
i
i
,

///
voltase
i
i i
i
lt
digunaka
t
r
r .
dari en e berkendara
r rcharging
i
t
r
kendaraa n akan menggunakan
j
i i mode ni. apabi a SOC batera
charging
t li t
r
SOCmin SOC min in mengindikasikan kondis
batera s aat n berada d bawah vo ase yang
n u n uk mengge akkan kenda aan Sehingga daya
gine gene ato d gunakan un uk mengge akkan
n dan uga meng s baterai Mode berkendara
dapa di ha pada gamba 6
gGay
r .
Mod
beri

i
(

C. Din i
Gamba 6 Mode berkendara charging
Gaya e berkendara cha
rj ging dapat d nyatakan
r
sebaga
sejajar d kut
l
i
ij
dalam ga
r
= /

2.4).

am ka Kendaraan
gaya yang beke a pada sebuah kenda aan yang
engan arah akse eras kendaraan dapat d abarkan
mba 7

[2]

Gambar 7. Dinamika Kendaraan Sapujagad

:. .

r
r , l
t
ewton
: t i. r
r
l
t
Newton
r =
Dimana
i :r i
i
Ft gaya do ong kenda aan da am sa uan N
i :r
fi
i
T
ors oda pengge
ak, da am sa uan
2.3)
i tr
i,
t
r
t : f
meter
r : ri j ri i
i r
r
ndaraan,
l
as o transmis
asio nal dr ve
.
g
e isiens ansmis dalam sa uan pe aya yang
sen
r
ri r i
r .
a hamabt
ja i i a d jnam
ak ke hambat
i kti oda
, pengge
t
da am satuan
r meter
li
i
ia(F i ).
r)
.
)
2 Gaya Hambat
t
r i
i
r
l
ssa jenis
Gaya hambat),pada kendaraan
adalah gaya
icient of
fr
f ),
melawan a )ah da pe p ndahan kenda( aan
).
a hambat
kendaraan
r d bag
t r men ad l ga ryai u gayarikut:
udara(R a ), gaya hambat ol ng(R dan gaya ners
2 1 Gaya hambatr udara(Rf a
(2.6)
Gaya hamba uda a ni d penga uhi o eh ma
udara( udara: luasan ontal area(A
coeff drag(C
dan kecepatan kendaraan V ton
D
:
3
Gay
:
j
r , l
t
m
uda a dapa
di
umuskan
da
am
pe
samaan
be
:
ffi i
f
fr
2,
f: l
R a =. uda a .C D. A .V
:
, l
/
t

(2.5)

Dimana
r li udara,
r)
R a gaya hambat
dalam satuan New
r
i
udara massa enis uda ia ida tam sa luan kg/ekan ban
l . c ent ro drag
t i
i engaruhi
C D j coe
2r ), massa
ff
t
f
r
r
s
(
A uasan ontal area dalam satuan m
( )
r it m
i( s). Gaya
V kecepatan
kendaraan da am satuan
tr
t r
i rikut:

2 2 Gaya hambat ol ng(R


R rhambat
=C r .m.golling ni d ak ba kan o eh ges (2.7)
Gaya
dengan a an Besa nya gaya hamba ni d p
oleh coe icien o
olling e istance C

Dimana :
R r : gaya hambat rolling,dalam satuan Newton
t fr
r s
r :
, l e istance
t
il
C : coefficien or olling
t
r aan
it da
i, am
l sa uan k ogram
/
m: massa kenda
2
ik g percepa an g av as da am satuan m s
2.3 Gapengu
I
i i)
Aks l
i
ili i
f r
ken ya ners
. a(Ft
l
l r i, i rl
memr k pengaruh
besar
pada peri orma
gay e eras
l
r
l
i
daraan
Un
uk
me
akukan
akse
e
as
ken
.
i
i
ld pe i ukan
i i
ka
dipea ebih
r
l ena har us me
l awan
i ( gaya ne s a
ni
kendaraan( Gaya
.
i nersi a karenair akse eras
beringa: uhi o eh besa akse eras a) dan massa
daraan m) Gaya ners a dapat d umuskan sebaga
kut
(
i
F =m.a :
2.8)
:
i
i
l
t
i
:
, l
il r
Dimana
F : gaya ners
t a, da am satuan
, l New on /
m massa kendaraan da am satuan k og am
2
D. Spesifi i st
i
a percepa an kendaraan da am satuan m s

Rasio ini dimasukkan agar hasil pengukuran langsung


keluar berupa torsi dari motor listrik dan bukan dari silinder
chassis waterbrake dynamometer . Kemudian throttle
dibuka seratus r
ti
l
t
ri
pe sen dan ngga menunggu outpu da al at chassis
water brake dynamomet er ber upa t or si mot or listr sebagai
tpur a an ri
t r o itu send
ir i. Skema
jian torsi
da mo
ili
.
kendaraan dapat d hat pada gambar 9

r .
ji t r i
if
i putaran
Gamba 9 Skema pengu t an
r liotrs sebaga ungs
mo o s ik
ji
r
r .
2. Skema pengu an gaya do ong kenda aan
l
i
s t rake
Awa nya kendaraan
harus
d rset pada
t r.
r
ii tchassi wa k

dan dibuerb l
i
t i
I .
i
ji e . Kenda
l j t aan ha
i usrdr ka
i dengan
t
ili
der
dynamome
sabu
telah me kas Si em
t Hybr
l di Sapujagad
i
r
t r li tr
pengaman
aga
dak menga am
guncangan
dan pedaraan.
sis
r
t
r
r
sebagai gad me upakan
t mobi be oda ga
r yang id sancang
rt
saat pengu
an
sis
r Se an u nya d uku
t r as
i o an ara s n
untuk at o eh mahas swa j ekn
l j k Mesin r TS . Mobil in
r ibraket dynamome
r
e ilidengani oda ken . Rasio
spesifikasi i t
ri
j
ili
t l chas wate
nggunakan
ekno
og
hybr
d
se
i,
yaitu
mo
o
s
ik
Chas
wate
brake
dynamome
e d nyalakan
danluar
i
i
i
r
il
l
1.
penggerak u ama dan generato sebaga uppo
parameter
as ori an
ara oda dan s ri
nder
d masukkan
r
t
r
i
r
ili
r
n
d
masukkan
aga
has
pengukuran
angsung
kes s
menempuh
daya
e
a
ah
kenda
aan
Adapun
T l .
i t
j
r
t
r
.
i
t
r
ttl
i
s s em hyb d Sapu agad dapat d hat pada abe
be upa o s da oda dan bukan da s nde cha si a seratus
i r
r
ti
l
t ri
s aterbrake
wate braket dynamome
e i rKemud an ih o re d ri roda itu
Po r(
i
)
r
r
t
buk
abe 1 Spesifikas Sis em Hybrid Sapu agad
pe
outpu
iri. sen
t menunggu
ii
i
r i da i
a
chassi
w l dan ngga
Eng ne generato
dynamome
e tbe upa
puta
r
r ors i oda sebaga
i
i an da an
M
i
we Cont nuous Output 2200W
send Se. anjutnya ors jini d konve rs menjad rgayn bisa
Tip
Baterai
doiliong dan pu aran oda
. d konvers sebaga kecepat
Vo
erek
Panason c
kendaraan Skema pengu an gaya do ong kenda aa
Dis e
d hat pada gambar 10
VRLA
Ka ltaseit
48 V
SOcharge (
)
0,4C 3C
SOpas as (
)
75 Ah
l
t r
Cmax 80%
13.5V
Vo Cmin 30%
11.5V
Da r
r Brush ess DC Mo o
Putltase
r
48 V Setela ya i ata ata r
ifi
i
i
t
i
10 kW
Sapujaga
l
t
r
r .
aran
2000 5000 pm
Adapun
r
j
i li
r .
ji
rong
h d dapatkan ancangan spes kas s s em hybr d
pada pen liti i i
, it
r
if
i
r n.
Gamba 10 Skema pengu an gaya
hybrid, d, maka se anjutnya
f menen ukan mode ber kendar a
mode be kendara pada Sapu agad yang d ana sis
charging.do e an n ada 4 macam ya u mode berkendara
.
jikenda aan sebaga ungs kendaai
aa
l
i
l chassis
mode berkendara
E. Skem
ji
t r ull electric rdan mode be kenda a
3 Skema
pengu an percepatan
kendaraan sebags diikat
r
t
r
.
kend
if
i
Awa nya kendaraan harus d set
r tipada a atengalami
wate brake dynamome
e
Kendaraan
1. Sk a pengu an
ji ot si,
r i gaya rdo ong dan percepatan
r
r
t
ji .
lanjutnya
i r r i
t
ili
l
s aterbrake
haru
dynamom t r .
r
r
ii t
dengan sabuk pengaman aga
dak m
ungs lkecepatan
kendaraan r
pengamaaraan sebaga
r ti
i
r
r
t
r
i
guncangan dan pe gese an saa pengu an Se arameter
saat penema
ji pengu
.
l an o s kenda
i aanr i
t r ili r
rd uku
i
t as o r an ara s ili
i chassi . w emudian
nder a at
ya kendaraan
harus d set dengan
pada chassi
wapembantu
erbrake
chassis waterbrake
dynamometer
silinder
dynamome
e
dengan oda
kenda aan
Al a enunggu
t
r
ttl
i
r
ti
ee
Kenda
aan hawaterbrake
us d ka dengan sabuk
mesin kendaraan.
Chassis
wate brake
dynamome
e
d nyalakan
dan p berupa
output
dari alat
chassis waterbrake
dynamometer
n aga dak menga
am guncangan dan pe gese an
as o an
ara dibutuhkan
oda dan sditiap
nder interval
d masukkan
K dari 0
dynamometer dinyalakan dan parameter rasio kedua
waktu
yang
kecepatan
silinder dimasukkan.

sampai 50 km/jam. Setelah data waktu berhasil


didapatkan maka bisa dihitung percepatan yang
dibutuhkan kendaraan pada tiap interval kecepatan.
Skema pengujian percepatan kendaraan bisa dilihat pada
gambar 11.

...

Alt0ynott>'lol

Kend.ir.1n

d,ny.il .. kn drng..n

dirivt.aUn

me,npe1'h.i1lk.;in,as.io

S.Crdndi

d1a.m,e,t1'frod

OutpvtY"'B

"'"' .........
bffupaW.t'-!
Mbls,tfdJ1wp

d1-ng..,nd1m<'lf'f

te

~d1SH

kond1s,\:.aft

.....

._ , . , ,
ts- . a d

Gambar 13. Grafik perbandingan gaya dorong keempat


macam mode berkendara
Dari grafik diatas tampak perubahan nilai gaya dorong
untuk kecepatan kendaraan 10 k m/jam hingga 40 k
m/jam. Nilai gaya dorong tampak naik hingga nilai
maksimum. Dengan nilai gaya dorong maksimum masingmasing untuk
mode berkendara hybrid aktual sebesar 514,89 N, untuk
mode berkendara full electric aktual sebesar 504,06 N,
untuk mode berkendara engine only aktual sebesar 356,09
N, serta untuk mode berkendara charging aktual 323,01 N.

.; i.al.al
~l.ipdt'f

tl,,olllrlc.>%

dvno1e-.1

Gambar 11. Skema pengujian percepatan kendaraan

Secara umum nilai gaya dorong cenderung mengalami


kenaikan seiring bertambahnya kecepatan kendaraan. Hal
ini mengindikasikan bahwa seiring bertambahnya kecepatan
kendaraan diperlukan gaya dorong yang besar pula.
C. Analisis Percepatan
Nilai percepatan u ntuk tiap kecepatan kendaraan dapat
dilihat pada gambar berikut:

III. HASIL DAN DISKUSI

a keempatmodeberkendara

A. Analisis Torsi
Nilai torsi untuk tiap putaran dapat dilihat pada gambar
berikut:
Ton.I lr.f'tmpat

1nodt- btrl.tnd

...

s.oo
.50
-,1

4.00

-3.00

f'

-a

-a '50
j

100

!onl r,m_. hylwtd .. 1t1u.11

rrodetull

e-JN:.lfic a\lual

-~ 1T'C>de cnglneonty.ilctu:.I
-

100
-IOfll l't'IOdl" full~lie',t<s: adul

.11nod._i full ele<:tm teoriti!.

- node E'nglneonlyteoftth,

150
-

lnudt' hybrid teonte

- mode hybrid aklual

3.50

, l'hOdt'

rh.lrg1rtgteo11tii

_,, modt' tl\a,gma~ktu.ll

0 50

oro

10

)0

,o

,o

l\.1'C'lpnt:,u ktndarnan(km/Jnm)

Gambar 14. Grafik perbandingan percepatan aktual


dengan percepatan teoritis keempat mode berkendara

-IOl'Mlf'Orit1\

1500

1000
Pa.bran molor(rpm)

Gambar 12. Grafik perbandingan torsi keempat macam


mode berkendara
Dari grafik diatas tampak perubahan nilai torsi untuk
putaran motor 400 rpm hingga 1600 rpm. Nilai torsi tampak
naik hingga nilai maksimum. Dengan nilai torsi maksimum
masing-masing untuk mode berkendara hybrid aktual
sebesar 42,8 Nm, untuk mode berkendara full electric aktual
sebesar 41,9 Nm, untuk mode berkendara engine only aktual
sebesar 29,6 Nm, serta untuk mode berkendara
charging aktual 26,8 Nm. Secara umum nilai torsi
cenderung mengalami kenaikan seiring bertambahnya
putaran motor.
B. Analisis Gaya Dorong
Nilai gaya dorong untuk tiap kecepatan kendaraan dapat
dilihat pada gambar berikut:
Ft keernpat mode berkendara
550
500

,so
-r,-~,t,,<l.ot

-urnndf"
)50

-t-t!TIOdt-fft8inf'onty~u.tl
-11modtth.M_g;rw,111<1~

}()()

150 0

....

tu 1,t,c.J1i( .i-11:tu.1

10

10

JO

40

Kectpafan k<'nd11r111:10 (km/Jam)

Dari grafik diatas tampak perubahan nilai percepatan


untuk kecepatan kendaraan 10 k m/jam hingga 40 k
m/jam. Nilai percepatan t ampak turun hingga nilai
minimumnya. Dengan nilai percepatan maksimum masingmasing untuk mode berkendara hybrid aktual sebesar 4
2
m/s , untuk mode berkendara full electric aktual sebesar 3,5
2
m/s , untuk mode berkendara engine only aktual sebesar 3,1
2
m/s , serta untuk mode berkendara charging aktual 3,05
2
m/s . Secara umum nilai percepatan cenderung mengalami
penurunan seiring bertambahnya kecepatan kendaraan. Hal
ini mengindisikan masing-masing mode berkendara
memiliki batas kecepatan maksimum yang dapat dicapai.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Dari analisis yang telah dilakukan dalam penelitian
ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1.
Gaya dorong yang dihasilkan oleh mode
berkendara
hybrid memiliki karakteristik yang lebih baik dari
kedua mode berkendara lainnya jika dilihat dari
peningkatan gaya dorong. Gaya dorong mode
berkendara hybrid mampu bertahan pada kondisi
maksimal sampai pada kecepatan 40 k m/jam dan
lebih
baik jika dibandingkan dengan ketiga mode berkendara
lainnya yang hanya mampu bertahan pada kondisi
maksimal pada kecepatan 30 km/jam.
2. Percepatan yang dihasilkan oleh mode berkendara

hybrid mampu dipertahankan


dalam nilai maksimal sampai
pada kecepatan 40 k m/jam
sementara untuk

percepatan yang dihasilkan oleh kedua mode


berkendara lainnya hanya bisa bertahan pada kondisi
maksimal pada kecepatan 30 km/jam. Dari beberapa
parameter yang memili ki karakt eri sti k yang serupa
maka bisa d ikatakan mode berkendara hybri d lebi h
efektif d iband ingkan dengan full electric, engine only
dan charging.
3. Berd asarkan Ft, unt uk kecepatan di bawah 20 km/j am
menggunakan mode ber kendar a f ull electri c.Sedangkan
untuk kecepa tan di at as 20 k m am menggunakan
mode endara hybr
d.
/j berk
i
UCAPAN TERIMA KASI H
kepada
Penulis D.G.B.C mengucapkan t eri ma kasi hKeluarga,
Sapuang n 2012,
i
I T m jHyV, ISapu agad- TS Team
i Sapuangi
n Speed
ser a karyawan
Pt T
,
i
t Team Pak Mard
. . Maruline
j
U ama atas
t
l Ma u r manufact
i , ban
. .uan se ama
r p oses
ur rngpenelitia
P T PDAM
l
i , Su ya Sembada, se aku sponso
n rtniKaryawa
Rekan LBMMi Rekan
,
i ISMRM
, t Dosen se i a
n Tekn k Mes
t l membant
li n TS ser a semua p hak
iti yang
i i. e ah
u penu s dalam pelaksanaan penel an n
[1]
[2]
pada
[3]

DAFTAR
Ehsa ,
, i i PUSTAKA
,
,
ti
i, li
Modni Mehrdad.,
l ri Gao Yrim n. lGayri Sebas en E., and lEmad i A .,:
Fun ern E s,
r Fuel , Cel
l ri Veh
,
ect c, Hyb d siE ect, c and
cles
Kusu
,
, and De r gn CRC P ess LLC F o da 2005.
damental
Theory
r ma Bagus
i R 2014.
i Pe encanaan
i
. dan Analisis
Layout
Sutantr
, . kenda aan Hybr
, d Roda T ga HyVl Sapujagad
t
tif
i
Stabilitas
kedua a, N & :Sampurnoi B.,
. 2010, Tekno ogi O omo
Edis
Surabaya Guna W dya

También podría gustarte