Está en la página 1de 6

KEANEKARAGAMAN PROTOZOA DI KECAMATAN GAYUNGAN

Rezza Khumala Hariyanto Putri


Jurusan Biologi- FMIPA Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri dari satu sel. Protozoa umumnya hidup bebas
di wilayah perairan, seperti di laut, di air tawar, di kolam, pada genangan air, di air sawah, dan pada
genangan air yang mengandung jerami. Penelitian mengenai Keanekaragaman Protozoa dilakukan
dalam dua tahap yaitu observasi beserta pengambilan sampel, sementara tahap kedua adalah
identifikasi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi Keanekaragaman Protozoa di Kecamatan
Gayungan dengan menggunakan empat lokasi untuk pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa di Kecamatan Gayungan ditemukan tujuh Ordo yaitu Ordo Euglenida, Ordo Gymnodiniales, Ordo
Hymenostomatida, Ordo Peridinales, Ordo Diplostraca, Ordo Bdelloidea, Ordo Ploima.
Kata kunci: Idenifikasi, Protozoa, Kecamatan Gayungan

PENGANTAR
Protozoa merupakan hewan yang pertama hidup di permukaan bumi, yang selanjutnya
disebut hewan bersel satu karena tubuhnya hanya terdiri atas satu sel saja (Djuhanda, 1980).
Protozoa merupakan protista eukariotik yang memiliki ciri-ciri bersel satu, heterotrof, sel tidak
berdinding, dan sebagian besar parasit. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan
protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal
yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesis. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa
adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Berdasarkan alat
gerak protozoa dibedakan atas 4 kelompok, yaitu Sarcodina, Flagellata, Cilliata, Sporozoa
(Suwignyo dkk, 2005).
Perairan yang alami mempunyai sifat yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu selama
sistem didalamnya tidak mengalami gangguan atau hambatan seperti pencernaan (Lukman, dkk.
2006 dalam Apdus Salam, 2010). Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang
mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. pH
yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umunya berkisar antara 7-8,5. Kondisi
peraian yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme
karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
Kolam merupakan salah satu ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Kolam
termasuk perairan berskala kecil, buatan dan dangkal yang memungkinkan adanya kehidupan
berupa tetumbuhan dan beberapa hewan hidup didalam dan disekitarnya . Kolam memiliki tiga
fungsi utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya dan ekonomi. Dilihat dari aspek ekologi, kolam

merupakan tempat berlangsungnya siklus ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik di
dalamnya. Keberadaan kolam akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya,
sebaliknya kondisi kolam juga dipengaruhi oleh ekosistem di sekitarnya. Sedangkan dilihat dari
aspek budidaya, masyarakat sekitar kolam sering melakukan budidaya perikanan dan dari aspek
ekonomi, kolam memiliki fungsi yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
sekitar kolam.
Berdasarakan penelitian Wulandari (2014) mengenai struktur dan komposisi zooplankton
di Danau Singkarak, jenis zooplankton yang ditemukan sebanyak 19 jenis yang terdiri dari 5
kelas yaitunya Crustacea (5 jenis), Hemiptera dan Nematoda masing-masing satu jenis, Protozoa
(6 jenis) dan Rotifera (6 jenis). Danau Singkarak telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
yaitu domestik, pertanian, industri rumah tangga, pariwisata, sebagai areal penangkapan ikan dan
sumber energi.
Berdasarkan hal tersebut kami melakukan identifikasi protozoa di beberapa titik di
Kecamatan Gayungan yakni Kolam Lele, Sungai Rolak, Sungai Masjid Agung dan Sungai
Gayung Sari.
METODE
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasi dan pengambilan sampel.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu observasi beserta pengambilan sampel, sementara
tahap kedua adalah identifikasi. Observasi dilaksanakan hari Selasa tanggal 23 Sepetember 2015
bertempat di Kecamatan Gayungan di empat titik yakni Kolam Lele, Sungai Rolak, Sungai
Masjid Agung dan Sungai Gayung Sari. Sementara itu, identifikasi dilaksanakan di Laboratorium
Taksonomi Universitas Negeri Surabaya.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya pipet tetes, kaca benda, cover
glass, isolasi bening, tabung reaksi, rak tabung reaksi, kertas label, plastik, dan kain kasa. Bahan
yang digunakan antara lain jerami dan sampel air.
Tahapan penelitian pertama adalah membuat media pertumbuhan protozoa dari air rebusan
jerami yang telah disaring dan didiamkan beberapa saat. Hasil saringan selanjutnya dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dan ditutup dengan plastik dan diendapkan minimal satu malam. Tahap
pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan 4 titik pengambian sampel di daerah
Gayungan. Pada setiap titik dilakukan tiga kali pengulangan. Tahap berikutnya adalah
identifikasi dengan mengacu pada buku identifikasi protozoa karangan Djuhanda (1980).

HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa terdapat 7 ordo dengan 11 spesies protozoa yang berbeda, yaitu sebagai
berikut.
Tabel 1. Keanekaragaman protozoa di Kecamatan Gayungan

Filum
Protozoa

Ordo
Euglenida

Famili
Euglenidae

Genus
Euglena

Spesies
Euglena

A
v

viridis
Euglena deses
Euglena

Gymnodiniace

ales

ae

oxyuris
Phacus

pleuronectes
Gymnodinium

Gyrodinium

aureum
Gyrodinium

Phacus
Gymnodini

Tempat
B
C
v
v

Gymnodiniu
m

Hymenosto

Parameciidae

Paramecium

cochlea
Paramecium

matida
Peridinales

Peridiniaceae

Glenodinium

caudatum
Glenodinium

Arthropoda

Cladocera

Bosminidae

Bosmina

cinctum
Bosmina

Rotifera

Bdelloidea

Philodinidae

Dissotrocha

lamellatus
Dissotrocha

Ploima

Lepadellidae

Lepadella

aculeate
Lepadella

akrobeles
Keterangan :
A = Kolam Lele
B = Sungai Rolak
C = Gayung Sari
D = Sungai Masjd Akbar

v
v

v
v

v
v
v

4.5
4

3.5
3
2.5
2

1.5

Jumlah Protozoa

0.5

Gambar 1. Grafik Keanekaragam Protozoa di Kecamatan Gayungan

PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel hasil penelitian dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa dari empat
lokasi pengambilan sampel ditemukan tujuh Ordo yaitu Ordo Euglenida, Ordo Gymnodiniales,
Ordo Hymenostomatida, Ordo Peridinales, Ordo Diplostraca, Ordo Bdelloidea, Ordo Ploima.
Anggota Ordo Euglenidae memiliki ciri diantaranya chromatophore hijua, mempunyai
satu atau dua flagel yang muncul dari gulet (reservoir anterior), ukuran tubuh relatif besar,
bentuk tubuh oval hingga lonjong, memiliki stigma atau bintik mata yang berperan sebagai foto
reseptor. Spesies yang ditemukan dalam ordo ini adalah Euglena viridis, Euglena deses, Euglena
oxyuris, dan Phacus pleuronectes.
Anggota Ordo Gymnodiniales tidak memiliki silia oral, bagian sitostoma-sitofaring
memiliki trichite (rambut), tubuh berukuran besar serta morfologi dan penyebaran silia
sederhana. Spesies yang ditemukan dalam ordo ini adalah Gymnodinium aureum, Gymnodinium
cochlea.
Anggota Ordo Hymenostomatida memiliki bentuk tubuh lonjong memanjang, silia
somatik khas seragam, rongga mulut ventral dengan silia yang pada dasarnya terdiri dari
membran bergelombang (undulating membrane) disebelah kanan. Spesies yang ditemukan dalam
ordo ini adalah Paramecium caudatum.

Anggota Ordo Peridinales memiliki bentuk tubuh bulat dengan dua alur (transversal dan
longitudinal) dan memiliki flagel, permukaan tubuh polos/bercorak, hidup secara soliter. Spesies
yang ditemukan dalam ordo ini adalah Glenodinium cinctum.
Anggota Ordo Diplostraca memiliki bentuk tubuh bulat sampai bulat pepat, tubuhnya
dikekelingi oleh baju besi (shell) yang digunakan untuk perlindungan dari predator. Bosmina
lamellatus biasanya ditemukan pada pedalaman danau, akan tetapi dari hasil penelitian yang
dilakukan Bosmina lamellatus ditemukan di sungai.
Semua anggota Ordo Bdelloidea hidup bebas dan bergerak atau mobile, misalnya dengan
berenang dan merayap. Spesies yang ditemukan dalam ordo ini adalah Dissotrocha aculeate.
Anggota Ordo Ploima memiliki ciri tubuh bulat sampai lonjong atau agak pipih, lorica
ada atau tidak ada berenang bebas atau merayap. Spesies yang ditemukan dalam ordo ini
adalah Lepadella akrobeles.
Ordo Euglenidae dapat ditemukan pada setiap titik pengambilan sampel. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Besar kecilnya kelimpahan Protozoa di suatu tempat tergantung
pada kondisi habitatnya. Apabila komponen biotik maupun abiotik dalam habitatnya mampu
mendukung kelangsungan hidup Protozoa, maka kelimpahan Protozoa di tempat tersebut akan
besar. Keterkaitan antara kelimpahan Protozoa dengan lingkungan disebabkan karena adanya
interaksi antara Protozoa dengan faktor lingkungan. Begitu juga dengan adanya kompetitor dan
predator yang dapat mempengaruhi kelimpahan Protozoa. Selain itu, Widianingsih (2007) dalam
Purwanti, Sri dkk (2011) mengatakan bahwa kecepatan arus yang tidak besar dipermukaan
perairan, kecerahan yang cukup tinggi, dan kandungan nutrient yang sedang dapat mendorong
tingginya kemelimpahan plankton pada suatu perairan.
Filum Rotifera mempunyai kelimpahan rendah. Menurut Fogg and Thake (1987), Filum
ini mempunyai jumlah sel yang tidak terlalu bervariasi seperti organisme hewan lainnya. Filum
Rotifera dijuluki minor Filum karena jumlah spesiesnya kurang dari 2000 spesies (Asus Maizar
Suryanto H. dan Herwati Umi S, 2009).
SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan


Gayungan ditemukan

tujuh Ordo yaitu Ordo Euglenida, Ordo Gymnodiniales, Ordo

Hymenostomatida, Ordo Peridinales, Ordo Diplostraca, Ordo Bdelloidea, Ordo Ploima. Anggota
Euglenida ditemukan pada setiap titik pengambilan sampel. Hal ini dapat disebabkan oleh
komponen biotik maupun abiotik dalam habitatnya mampu mendukung kelangsungan hidup
Protozoa.

DAFTAR PUSTAKA
Apdus Salam. 2010. Analisis Kualitas Air Situ Bungur Ciputat Berdasarkan Indeks
Keanekaragaman Fitoplankton. Jakarta: Studi Biologi Universitas Islam Syarif
Hadayatullah
Djuhanda, Tatang. 1980. Kehidupan dalam Setetes Air. Bandung: Penerbit ITB.
Purwanti, Sri, Riche Hariyati, Erry Wiryani. 2011. Komunitas Plankton Pada Saat Pasang dan
Surut di Perairan Muara Sungai Demaan Kabupaten Jepara. Jurusan Biologi, Fakultas
Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Suryanto , Asus Maizar H dan Herwati Umi S. 2009. Pendugaan Status Trofik Dengan
Pendekatan Kelimpahan Fitoplankton Dan Zooplankton Di Waduk Sengguruh,
Karangkates, Lahor, Wlingi Raya Dan Wonorejo Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan Vol. 1 No. 1
Suwignyo, Sugiarti, dkk. 2005. Avertebrata Air. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wulandari, Natalia. 2013. Kajian Nilai Ekonomis dan Persepsi Masyarakat terhadap
Pemanfaatan Eceng Gondok di Desa Rowoboni Kabupaten Semarang tahun 2013. S1
thesis. UAJY.
Wulandari, Jenie, S. Afrizal dan N. Jabang. 2014. Komposisi dan Struktur Zooplankton di Danau
Singkarak. Jurnal Biologi Universitas Andalas 3(1): 63-67.
Yazwar. 2008. Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya Dengan Kualitas Air Di Parapat
Danau Toba. Tesis dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara

También podría gustarte