Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
OLEH:
RAHMA MALIKA
109101000037
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Rahma Malika
Alamat
Agama
: Islam
: rahma_malika@ymail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1997 2003
2003 2006
2006 2009
: SMAN 65 Jakarta
2009 sekarang
PENGALAMAN KERJA
November 2011 dan April 2012
Februari-Maret 2013
vi
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha Menguasai, Dzat
yang Maha Memelihara, Dzat yang Maha Pemberi rezeki, serta atas izin dan kuasaNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Beban Kerja
Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat di Instalasi
Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2013.
Sholawat beriring salam kepada junjungan Baginda Nabi Muhammad SAW,
semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat kepada beliau, keluarga, dan sahabatsahabat yang setia hingga akhir zaman.
Penulis menyadari dengan kesungguhan hati bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Sehingga penulis mengharapkan
kritikan yang membangun serta saran. Dalam penyusunan skripsi, penulis
mendapatkan banyak ilmu, motivasi, masukan, doa, dan inspirasi. Oleh karena itu
dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua saya yaitu Ubaidillah dan Nurjanah, saya mengucapkan terima
kasih yang tak terkira dan terdalam untuk ayah dan mamah yang setiap
harinya memberikan doa dan kasih sayang serta motivasi dan inspirasi dalam
setiap kondisi yang saya hadapi.
2. Semua kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan, keceriaan dan
kebahagiaan ketika saya sudah mulai penat dan memberikan energi positif
kepada saya.
3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan FKIK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Febrianti, M.Si, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................
ABSTRAK...........................................................................................................
ii
ABSTRACT........................................................................................................
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN......................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................
vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN..............................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 PENDAHULUAN.............................................................................
10
11
11
11
ix
12
SELATAN............................................................................
2.1.3 JENIS PELAYANAN RSU KOTA TANGERANG
13
SELATAN............................................................................
2.2 RUMAH SAKIT..............................................................................
14
14
16
17
19
20
21
2.4 KEPERAWATAN.........................................................................
22
22
25
26
29
31
31
34
34
35
41
46
47
48
49
51
51
51
51
4.3.1 POPULASI..........................................................................
51
4.3.2 SAMPEL..............................................................................
52
52
53
53
53
54
56
57
58
59
59
59
61
KELAS II............................................................................
5.1.1.2 JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
73
75
75
KELAS III..........................................................................
5.1.2.2 JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
INSTALASI RAWAT INAP KELAS III...........................
xi
87
BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................
90
90
90
90
92
94
RAWAT INAP...................................................................
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 97
7.1 KESIMPULAN............................................................................. 97
7.2 SARAN......................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
NO.
1.1
TABEL
HALAMAN
Jumlah Tempat Tidur dan Jumlah Perawat Instalasi
3
Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan.
1.2
2.1
38
3.1
Definisi Operasional
49
5.1
60
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
xiii
62
63
64
65
66
67
68
69
70
5.11
5.12
5.13
5.14
5.15
5.16
5.17
5.18
5.19
5.20
5.21
5.22
5.23
5.24
71
84
xiv
74
75
77
78
79
80
81
82
83
85
86
89
DAFTAR BAGAN
NO.
2.1
2.2
3.1
BAGAN
Struktur Organisasi RSU Kota Tangerang
Selatan
Kerangka Teori.
Kerangka Konsep.
xv
HALAMAN
12
46
48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Arus globalisasi yang begitu kuat mengakibatkan tingginya kompetisi di
sektor kesehatan. Persaingan-persaingan akan semakin ketat di antara rumah sakit
untuk merebut kepercayaan masyarakat dalam menggunakan pelayanan kesehatan.
Tentunya masyarakat menjadi kritis dalam memilih pelayanan kesehatan. Sehingga
rumah sakit harus mampu dalam menghadapi tantangan tersebut.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan secara paripurna. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.
983/Menkes/SK/XII/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah tempat yang
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan subspesialistik,
serta memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat
menyelesaikan kerjanya dengan baik.
Hasil analisa beban kerja perawat dapat dijadikan dasar untuk mengetahui
proporsi waktu yang digunakan untuk kegiatan keperawatan secara langsung, tidak
langsung maupun pribadi, pola beban kerja perawat pelaksana dengan waktu dan
jadwal jam kerja, dan mengetahui jumlah kebutuhan tenaga kerja perawat di rumah
sakit.
Berdasarkan studi pendahululuan diperoleh bahwa RSU Kota Tangerang
Selatan merupakan rumah sakit dengan tipe C. Ditandai dengan kapasitas tempat
tidur sebanyak 115 dengan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap sebanyak 37
orang. Menurut Permenkes No. 340 tahun 2010 bahwa rumah sakit tipe C memiliki
perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur sebesar 2:3. Sedangkan rasio
tenaga keperawatan dan tempat tidur di RSU Kota Tangerang Selatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Tempat Tidur dan Jumlah Perawat
Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan
No.
Jumlah Perawat
Jumlah TT
1.
2.
15
22
37
18
48
66
No.
1.
2.
SPK
1
2
3
Pendidikan
D3
S1
12
2
16
3
28
5
S2
0
1
1
Pada tabel 1.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar tenaga perawat yang
bekerja di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan memiliki latar belakang
pendidikan D3 dan yang paling sedikit adalah berpendidikan S2 yaitu satu orang.
Pada lantai 3, kepala ruangan berjumlah dua orang yang berpendidikan S1, sedangkan
lantai 4, kepala ruangan berjumlah dua orang yang berpendidikan S2 dan S1. Tenaga
perawat yang lain bertugas seperti biasanya. Pendidikan tidak menjadi dasar dalam
penentuan tanggung jawab.
Jadwal kerja perawat dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi, shift siang dan
shift malam. Shift pagi dimulai pukul 07.00 hingga 14.00, shift siang dimulai pukul
14.00 hingga 19.00, dan
Adapun angka BOR (Bed Occupancy Ratio) dengan berpedoman pada standar yang
ditetapkan oleh Depkes RI (2005), dikatakan efisien bila BOR sebesar 60-85%.
Angka rata-rata BOR pada RSU Kota Tangerang Selatan
61,76%. Angka rata-rata BOR pada tahun 2011 sesuai dengan standar yang
ditetapkan yaitu berkisar 60-85%. Kemudian terjadi peningkatan angka rata-rata BOR
pada tahun 2012 sebesar 98,20%, dimana pada bulan Juni, Juli, Agustus, September,
Oktober dan Desember angka BOR mencapai lebih dari 100%.
Penelitian beban kerja pernah diteliti oleh
pelayanan kesehatan. Dengan terjadinya penurunan kualitas perawat, maka hasil yang
akan dicapai tidak akan maksimal yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai
pelayanan keperawatan yang berdampak pada kepuasan pasien yang tentunya akan
mempengaruhi citra rumah sakit tersebut menurun.
Selain itu, menurut Carayon dan Gurses (2005) dalam Kurniadi (2013) apabila
beban kerja terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk antara perawat
dan pasien, kegagalan kolaborasi perawat dan dokter, tingginya drop out perawat, dan
rasa ketidakpuasan kerja perawat.
Penelitian beban kerja juga pernah diteliti oleh Corry (2011) yaitu diperoleh
beban kerja perawat di ruang rawat inap Chrysant telah melebihi waktu produktif
yaitu 85,65% dari waktu standar yang ada yaitu 80%. Sehingga beban kerja perawat
tersebut tinggi. Sedangkan menurut jenis kegiatan, perawatan langsung lebih banyak
dibandingkan perawatan tidak langsung dan kegiatan lainnya sebesar 46,35%.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian umum bahwa belum adanya
penelitian tentang beban kerja perawat sehingga diharapkan dari analisis beban kerja
tersebut diperoleh jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan oleh RSU Kota Tangerang
Selatan. Dengan begitu peneliti ingin melakukan penelitian untuk menentukan jumlah
perawat yang ideal berdasarkan beban kerja perawat sebagai masukan bagi RSU Kota
Tangerang Selatan.
rumah sakit. Untuk itu peneliti menggunakan pengukuran beban kerja dalam
menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap RSU Kota
Tangerang Selatan karena melalui pengamatan beban kerja akan didapatkan secara
objektif kebutuhan rumah sakit.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran beban kerja perawat di instalasi rawat inap RSU Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2013?
2. Berapa jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja di instalasi
rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013?
3. Bagaimana ketersediaan jumlah tenaga perawat yang ada dibandingkan
jumlah kebutuhan di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2013?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
beban kerja yang dilakukan oleh perawat di instalasi rawat inap RSU Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2013.
10
Selatan.
Pelaksana
pengamat
akan
mengamati
kegiatan
keperawatan selama tujuh hari berturut-turut pada instalasi rawat inap RSU
Kota Tangerang Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum RSU Kota Tangerang Selatan
2.1.1 Visi, Misi, Moto dan Tujuan
a) Visi
Visi RSU Kota Tangerang Selatan adalah Menjadi Rumah Sakit Pilihan
yang bermutu dan Amanah (Aman, Nyaman, Mandiri, Ramah) di Kota
Tangerang Selatan
b) Misi
Misi yang dirumuskan untuk mencapai visi RSU Kota Tangerang Selatan
adalah:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, modern dan
terstandarisasi
2. Meningkatkan SDM kesehatan yang profesional dan religius
3. Meningkatkan komunikasi, informasi, dan menerima globalisasi sesuai
kebutuhan masyarakat yang bermartabat.
4. Berupaya mengikuti perkembangan IPTEK, serta sarana pendukung yang
berkualitas dan berwawasan lingkungan.
c) MOTTO
Melayani Sepenuh Hati
11
12
d) TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai yaitu: Memberikan pelayanan kesehatan
paripurna sesuai dengan standar dan profesionalisme untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
2.1.2 Struktur Organisasi RSU Kota Tangerang Selatan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola RSU Kota Tangerang
Selatan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Walikota Tangerang Selatan
No. 6 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Pokok, dan Fungsi
RSUD Kota
Ka.Bid. Yanmed
Ka.Sie. Yanmed
Ka.Bid.Keperawatan
Ka.Sie.Ranap & Rajal
Ka.Bid. Penunjang
Ka.Sie.Penunjang Medis
13
Poli Mata
Poli Bedah
Poli Anak
Poli Gigi
Poli Paru
14
15
16
Menurut Muninjaya (2004) bahwa rumah sakit sebagai salah satu subsistem
pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu
pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Sedangkan menurut Rijadi (2000) rumah sakit merupakan organisasi
yang sangat kompleks. Hal ini terlihat pada perawatan pasien rawat inap dimana
pasien mendapat pelayanan medik, perawatan, pelayanan penunjang medis dan non
medis.
2.2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut UU No. 44 tahun 2009, rumah sakit memiliki tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedangkan menurut Aditama
(2002) tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna
dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan.
Adapun fungsi rumah sakit berdasarkan UU No.44 tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
17
18
19
20
21
22
23
24
kiat keperawatan serta standar dan etik profesi keperawatan. Dengan begitu dapat
dikatakan bahwa keperawatan memiliki peran yang sangat penting di dalam
pelayanan kesehatan pada rumah sakit. Hal tersebut juga didukung oleh Yani (2000)
yang menjelaskan baik buruknya pelayanan kesehatan suatu rumah sakit sangat
ditentukan oleh baik buruknya pelayanan keperawatan.
Pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert Commitee on Nursing
(1982) dalam Aditama (2003) adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi
keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial. Hal ini dipertegas lagi
dalam WHO Expert Commitee on Nursing Practice (1996) yang menyatakan bahwa
keperawatan adalah ilmu dan seni sekaligus.
Menurut Sumiatun,dkk (2000) dalam Rijadi (2000) bahwa pelayanan
keperawatan di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang sering dipakai
sebagai indikator baik-buruknya kinerja di rumah sakit. Dikatakan pula oleh Hoffart
(1996) dalam Pabuti dan Sumijatun (2003) pelayanan keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, yakni 90% dari pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah pelayanan keperawatan.
25
26
27
4. Peran Koordinator
Peran
ini
dilaksanakan
dengan
mengarahkan,
merencanakan,
serta
28
Menurut Asmadi (2005) peran perawat yang utama adalah sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik, dan peneliti.
1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan layanan
berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien. Asuhan
keperawatan diberikan dengan berpedoman pada standar keperawatan serta
dilandasi oleh etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang dan
tanggung jawab keperawatan.
2. Pengelola (Manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
mengelola layanan keperawatan di semua tatanan layanan kesehatan (rumah
sakit, puskesmas, dan sebagainya).
3. Pendidik dalam keperawatan. Perawat bertugas memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien sebagai upaya menciptakan perilaku yang kondusif
bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk membangun perilaku
kesehatan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peran perawat sebagai pendidik tidak hanya ditujukan untuk klien, tetapi juga
tenaga keperawatan lain. Upaya ini dilakukan untuk memberi pemahaman
yang benar tentang keperawatan agar tercipta kesamaan pandangan dan gerak
bersama antara perawat dalam meningkatkan profesionalisme.
29
30
rencana
perawat,
menyiapkan/memasang
konsultasi
dengan
anggota
tim,
menulis
dan
alat,
melakukan
membaca
catatan
31
conference,
konsultasi/koordinasi
visite
dokter
atau
tenaga
dengan
bagian
lain,
bantuan
kesehatan
persiapan
lain,
dan
32
(2000) dalam Kurniadi (2013) mendefinisikan beban kerja yaitu jumlah total waktu
keperawatan baik secara langsung atau tidak langsung dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan jumlah perawat yang diperlukan untuk
memberikan pelayanan tersebut.
Oleh karena itu, penting adanya untuk melakukan pengukuran beban kerja
dengan cara analisa beban kerja. Analisa beban kerja akan menghasilkan jumlah ratarata dalam melakukan setiap kegiatan keperawatan atau tindakan keperawatan.
Dijelaskan dalam Permendagri No. 12 Tahun 2008 bahwa analisis beban kerja
dilaksanakan untuk mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan/unit kerja
dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas. Selain itu, menurut mutiara
(2004) menjelaskan bahwa analisa beban kerja adalah proses penentuan jumlah jam
kerja (man hours) yang digunakan untuk menyelesaikan beban kerja tertentu, jumlah
jam karyawan dan menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan.
Adapun pendapat Irnalita (2008) analisa beban kerja adalah proses untuk
menetapkan jumlah jam kerja seseorang yang digunakan atau dibutuhkan untuk
merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu atau dengan kata lain analisa
beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah
tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas.
33
Menurut Carayon dan Gurses (2005) dalam Kurniadi (2013) bahwa bila beban
kerja terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk antara perawat dan
pasien, kegagalan kolaborasi perawat dan dokter, tingginya drop out perawat atau
turn over dan rasa ketidakpuasan kerja perawat. Sedangkan menurut Palestin dalam
Andini (2013) beban kerja yang terlampau tinggi pada akhirnya akan berdampak
buruk, misalnya kesalahan dalam pengerjaan pasien yang nantinya akan berujung
pada kematian.
Menurut Sedarmayanti (2007) bahwa manfaat analisa beban kerja adalah
untuk menetapkan bilangan atau jumlah tenaga yang diperlukan dalam pelaksanaan
sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu. Sehingga diperoleh jumlah tenaga
yang benar-benar dibutuhkan untuk menghindarkan dari keadaan beban kerja yang
tinggi.
Trisna (2007) menyatakan bahwa kegiatan yang banyak dilakukan adalah
kegiatan keperawatan tidak langsung dan faktor yang mempengaruhi beban kerja
perawat adalah jumlah pasien dan jumlah perawat serta jumlah aktivitas. Sedangkan
Connor (1960) dalam Kurniadi (2013) mempelajari pengukuran intensitas pelayanan
keperawatan atau tindakan keperawatan berdasarkan jumlah tempat tidur atau BOR.
34
35
Adapun
menurut
Ilyas
(2004),
perawat
dikatakan
produktif
bila
36
Kelebihan
penggunaan
metode
ini
adalah
cocok
digunakan
untuk
mengumpulkan data mengenai jenis dan waktu perawatan serta dapat lebih obyektif
karena langsung diamati kegiatannya. Oleh karena itu peneliti dalam melakukan
penelitian akan melakukan metode work sampling dalam pengukuran beban kerja.
Sedangkan kelemahan pada metode ini adalah peneliti tidak dapat mengetahui
kualitas tenaga perawat pada setiap pekerjaan yang dilakukan karena metode work
sampling hanya melihat pekerjaan yang dilakukan bukan terhadap kualitas dari
pekerjaan tersebut.
Menurut Ilyas (2004) terdapat beberapa tahap yang dilaksanakan dalam
melakukan survei pekerjaan dengan menggunakan work sampling adalah sebagai
berikut:
1. Langkah Pertama:
Menentukan jenis personel (misal: perawat rumah sakit) yang ingin
diteliti.
2. Langkah Kedua:
Bila jenis personel yang akan diteliti jumlahnya banyak perlu dilakukan
pemilihan sampel dengan menggunakan simple random sampling untuk
mendapatkan personel sebagai representasi populasi perawat yang akan
diamati.
37
3. Langkah Ketiga:
Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif.
4. Langkah Keempat:
Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan
menggunakan work sampling.
5. Langkah Kelima:
Pengamatan kegiatan perawat dilakukan dengan interval yang ditetapkan
adalah tiap 5 menit. Karena semakin pendek jarak waktu pengamatan
makin banyak sampel pengamatan yang dapat diamati oleh peneliti,
sehingga akurasi penelitian menjadi lebih akurat. Pengamatan dapat
dilakukan selama 7 hari kerja terus menerus selama 24 jam setiap harinya.
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Irnalita (2008), dan Nursalam
(2011).
Selain itu, menurut Susanto (2002) dalam Fredna(2009) bahwa lamanya
pengamatan dapat dilihat dari lamanya hari perawatan. Lamanya hari
perawatan dapat menggambarkan beban kerja perawat. Semakin lama
seorang pasien dirawat, maka semakin besar pula beban kerja yang akan
ditanggung oleh perawat.
Bila mengamati kegiatan 5 perawat setiap shift, interval pengamatan setiap
5 menit selama 24 jam (3 shift) dalam 7 hari kerja. Dengan demikian
jumlah pengamatan = 5 (perawat) x 60 (menit) / 5 (menit) x 24 (jam) x 7
38
Tanggal
Dinas
Waktu
Langsung
07.00
07.05
07.10
07.15
Kegiatan
Tidak Langsung
Pribadi
39
Selain work sampling juga terdapat metode lain yaitu time and motion study
dan daily log. Namun peneliti tidak memakai metode-metode tersebut karena pada
metode time and motion study, pelaksana pengamatan untuk pengambilan data ini
haruslah seorang yang mengetahui secara benar tentang kompetensi dan fungsi
perawat mahir. Menurut Ilyas (2004) sebaiknya pelaksana pengamatan adalah
perawat mahir pada bidang yangsama dari rumah sakit yang berbeda. Sedangkan
pada daily log, responden yang akan diteliti dipersilahkan menulis sendiri kegiatan
yang telah dilakukan dan waktu yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan. Sehingga hal
tersebut dikhawatirkan responden kurang obyektif dan kadang sulit mengatur waktu
dalam menuliskan kegiatannya pada formulir daily log. Menurut Kurniadi (2013),
metode ini memiliki kecendrungan perawat akan menuliskan kegiatan yang bermutu
tinggi dan memerlukan waktu yang lama sedangkan tindakan kegiatan kurang
bermutu tidak dicatat. Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode time
and motion study dan daily log di bawah ini.
b. Time and Motion Study.
Time and Motion Study merupakan suatu pengukuran waktu kegiatan yang
pengamatannya dilakukan secara terus menerus terhadap setiap jenis tugas yang
dilakukan perawat dan lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Hasil pengamatan time and motion study dapat lebih menggambarkan kualitas
pekerjaan daripada work sampling.
40
Menurut Ilyas (2004) penelitian dengani menggunakan time and motion study
dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan
bersetifikat keahlian. Pengamat sebaiknya orang luar rumah sakit yang diteliti guna
mencegah personel bias.
Kelebihan metode ini adalah dapat menentukan kualitas pekerjaan yang
dilakukan oleh perawat. Sedangkan kelemahan dari metode time and motion study
adalah pengamat pada peneliti ini adalah profesi yang sama yaitu perawat, sehingga
agak sulit untuk melakukan observasi kegiatan perawat apabila tidak berasal dari
profesi yang sama.
c. Daily Log
Menurut Ilyas (2004) terdapat satu cara lagi dalam menganalisa beban kerja
personel yaitu dengan menggunakan daily log (pencatatan kegiatan sendiri). Daily log
adalah bentuk sederhana dari work sampling, dimana orang yang diteliti menuliskan
sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan cara
atau teknik ini sangat tergantung terhadap kerja sama dan kejujuran dari personel
yang sedang diteliti.
Daily log mencatat semua kegiatan informan, mulai masuk kerja sampai
pulang. Hasil analisis daily log dapat digunakan untuk melihat pola beban kerja
seperti: kapan beban kerjanya tinggi? Apa jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu
banyak? Metoda ini sangat memerlukan kerja sama karyawan yang diteliti agar akurat
41
digunakan pada metode perhitungan secara spesifik tapi dapat diadaptasikan pada
beberapa metode perhitungan tersebut.
Menurut Ilyas (2004) metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan
menggunakan formula pada dasarnya menghitung kebutuhan perawat pada instalasi
rawat inap. Hal ini disebabkan formula yang dikembangkan berasal dari karakteristik
rumah sakit maju seperti Amerika Serikat yang tidak lagi memberikan pelayanan
rawat jalan atau tidak tersedia layanan poloklinik. Formula untuk menghitung
kebutuhan perawat rumah sakit terdiri dari komponen BOR (Bed Occupancy Rate),
sensus harian, produktivitas, jumlah tempat tidur, jam kerja dan jumlah hari libur.
Beberapa metode atau formula perhitungan yang dapat digunakan untuk menentukan
jumlah kebutuhan perawat adalah sebagai berikut:
42
1. Formula Gillies
365
Keterangan:
A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).
B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).
C= Jumlah Hari Libur.
365= Jumlah hari kerja pertahun.
Pada formula ini, komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang
dibutuhkan pasien selama 24 jam. Jam waktu perawatan berkisar 3-4 jam tergantung
aplikasi keperawatan di rumah sakit. Komponen B adalah hasil perkalian BOR
dengan jumlah tempat tidur. Komponen C adalah jumlah hari libur resmi yang
ditentukan oleh pemerintah dan jumlah hari libur karena cuti tahunan personel.
43
Jumlah Tenaga =
527( )
41 40
+ 125%
Keterangan:
A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).
52= Jumlah Hari Minggu dalam 1 tahun.
TT= Jumlah Tempat Tidur.
BOR= Rata-rata tempat tidur terisi.
7= Jumlah hari dalam seminggu.
125%= Penyesuaian untuk produktivitas.
41= Jumlah hari efektif perminggu.
Formula ini tidak berbeda jauh dengan yang dikembangkan oleh Gillies,
hanya satuan hari diubah menjadi satuan minggu. Adapun jumlah hari kerja efektif
kerja dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu. Disini PPNI berusaha
menyesuaikan lama hari kerja dan libur yang berlaku di Indonesia.
Pada formula ini, komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang
dibutuhkan oleh pasien selama 24 jam. Jam waktu perawatan berkisar antara 3-4 jam
tergantung aplikasi di rumah sakit. BOR rumah sakit adalah prosentase rata-rata
44
jumlah tidur yang digunakan selama periode tertentu misalnya dalam setahun.
Sedangkan hari kerja efektif selama 41 minggu diperoleh berdasarkan pada
perhitungan: 365 52 (hari minggu) 12 (hari libur nasional) 12 (hari libur cuti
tahunan) = 289 hari : 7 hari/minggu = 41 minggu.
Hasil perhitungan tenaga perawat selanjutnya dikalikan 125% karena tingkat
produktivitas diasumsikan PPNI dihitung sebesar 75% sehingga jumlah perawat
tenaga perawat dengan formula ini lebih besar. Bila dibandingkan dengan formula
Gillies, hasil perhitungan dengan formula PPNI selalu lebih besar. Sedangkan jumlah
perhitungan dengan formula Gillies selalu lebih kecil karena formula tersebut
mengasumsikan seluruh perawat di Amerika Serikat bekerja profesional dengan
produktivitas optimal dan jumlah hari libur yang lebih kecil daripada di Indonesia.
3. Formula Ilyas
365
Keterangan:
A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).
B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).
365= Jumlah hari kerja pertahun.
255= Hari kerja efektif perawat pertahun.
Jam kerja Perhari=6jam Perhari.
45
4.
Indeks
merupakan indeks yang berasal dari karakteristik yang berasal dari karakteristik
jadwal kerja perawat di rumah sakit pemerintah, tentara, polisi, dan swasta yang
berbentuk yayasan.
Dengan mengetahui formula tersebut, maka akan lebih mudah dalam
menghitung kebutuhan tenaga perawat. Formula ini akan menghasilkan jumlah
kebutuhan tenaga perawat yang lebih rendah dari formula PPNI dan lebih besar dari
Gilles.
46
Kegiatan Keperawatan
1. Kegiatan Langsung
2. Kegiatan Tidak Langsung
3. Kegiatan Pribadi
Jumlah Kebutuhan
Tenaga Perawat
Pengukuran Beban Kerja
1. Work Sampling
2. Time and Motion Study
3. Daily Log
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
analisis beban kerja dengan menggunakan metode work sampling berdasarkan beban
kerja riil atau nyata yang dilaksanakan oleh perawat di instalasi rawat inap RSU Kota
Tangerang Selatan.
Pengukuran beban kerja dilakukan dengan mengamati kegiatan keperawatan
antara lain: kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung dan kegiatan pribadi.
Kegiatan langsung yang dimaksud adalah komunikasi dengan pasien atau keluarga,
tindakan keperawatan, mengukur tanda vital, hygiene pasien, dan serah terima pasien.
Sedangkan kegiatan tidak langsung adalah administrasi pasien, menyiapkan alat dan
obat, koordinasi atau konsultasi dengan bagian lain.
Jenis kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pribadi. Kegiatan pribadi yang
dimaksud adalah semua kegiatan yang tidak berhubungan dengan pasien, seperti
kegiatan pribadi yang berhubungan dengan kebutuhan primer manusia yaitu makan
dan minum, ke toilet, ibadah, mengganti baju. Serta kegiatan pribadi yang tidak
bermanfaat yaitu menonton tv, mengobrol, menggunakan handphone untuk
kepentingan pribadi dan istirahat yang berlebihan.
47
48
Kegiatan Keperawatan
4. Kegiatan Langsung
5. Kegiatan Tidak Langsung
6. Kegiatan Pribadi
Jumlah Kebutuhan
Tenaga Perawat
49
Variabel
Tenaga Perawat
2.
Beban Kerja
3.
Work Sampling
4.
Kegiatan Keperawatan
Langsung
Definisi Operasional
Perawat yang bertugas di instalasi rawat
inap RSU Kota Tangerang Selatan.
Cara Ukur
Telaah Dokumen
Hasil Ukur
Jumlah Tenaga
Perawat di Instalasi
Rawat Inap
Jumlah Jam Kerja
Jenis Kegiatan
dan Jumlah Waktu
Kegiatan
Jenis Kegiatan dan
Lamanya Kegiatan
50
No.
5.
6.
7.
Variabel
Kegiatan Keperawatan
Tidak Langsung
Definisi Operasional
Kegiatan keperawatan yang tidak
langsung dirasakan pasien atau sebagai
pelengkap
tindakan
keperawatan
langsung
seperti
administrasi,
menyiapkan alat dan obat, koordinasi
dengan profesi lain.
Kegiatan Keperawatan
Semua kegiatan untuk keperluan pribadi
Pribadi.
perawat seperti kebutuhan primer
manusia yaitu makan dan minum, ibadah,
ke toilet, mengganti baju dan kegiatan
yang tidak bermanfaat seperti menonton
tv, mengobrol, menggunakan handphone
untuk kepentingan pribadi, dan istirahat
yang berlebihan.
Jumlah Kebutuhan Tenaga Hasil perhitungan dengan menggunakan
Perawat
formula Ilyas berdasarkan beban kerja
perawat.
Cara Ukur
Observasi dan Pencatatan
Hasil Ukur
Jenis Kegiatan dan
Lamanya Kegiatan
Membandingkan jumlah
perawat yang ada dengan
jumlah perawat yang
seharusnya berdasarkan
metode Yaslis Ilyas.
Jumlah Tenaga
Perawat
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan analisis beban kerja yang menggunakan metode work sampling, yaitu
melakukan perhitungan beban kerja perawat di instalasi rawat inap untuk melihat
kegiatan keperawatan dan lamanya kegiatan keperawatan dalam menentukan jumlah
kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan RSU Kota Tangerang Selatan.
Peneliti menggunakan metode work sampling karena metode ini tidak sulit
untuk diterapkan dalam pengamatan terhadap objek dan cocok untuk kegiatan yang
sifatnya berulang (Ilyas, 2004).
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan.
Waktu penelitian selama tujuh hari pada bulan Agustus 2013.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di RSU Kota
Tangerang Selatan sebanyak 88 orang.
51
52
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III
RSU Kota Tangerang Selatan sebanyak 37 orang.
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah formulir pengamatan work
sampling pada kegiatan perawat yang dikelompokkan menjadi tiga kegiatan, yaitu:
3.4.1
3.4.2
3.4.3
53
Tanggal
Dinas
Waktu
Langsung
Kegiatan
Tidak Langsung
Pribadi
07.00
07.05
07.10
07.15
07.20
54
b. Shift Siang
c. Shift Malam
Pengamatan dilakukan setiap hari selama 7 (tujuh) hari mulai pukul 07.00
hingga pukul 07.00 keesokan harinya dengan interval 5 (lima) menit. Pengamatan
dicatat di formulir pengamatan work sampling. Peneliti akan dibantu oleh pengamat
berjumlah 12 (dua belas) orang yaitu 6 (enam) orang pada instalasi rawat inap kelas II
dan 6 (enam) orang pada instalasi rawat inap kelas III. Pengamat dalam penelitian ini
tidak memiliki standar atau kriteria dalam mengamati kegiatan keperawatan. Karena
teknik work sampling merupakan teknik yang tidak membutuhkan kriteria khusus
sebagai pengamat. Pengamat tersebut akan diberi pelatihan dalam menggunakan
formulir work sampling.
55
56
57
58
Keterangan:
A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).
B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).
365= Jumlah hari kerja pertahun.
255= Hari kerja efektif perawat pertahun.
Jam kerja perhari=6 jam perhari
Rumus perhitungan tersebut akan menghasilkan jumlah kebutuhan tenaga
perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III RSU Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2013.
4.9 Penyajian Data
Data hasil penelitian akan dibandingkan dengan kepustakaan yang ada. Data
tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan narasi agar memudahkan dalam memahami
hasil penelitian ini.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan
5.1.1 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas II
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif untuk
mengetahui jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap berdasarkan
pengukuran beban kerja. Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
kegiatan keperawatan selama 24 jam yang terbagi atas tiga shift yaitu shift pagi, shift
siang, dan shift malam selama tujuh hari berturut-turut mulai dari tanggal 19-25
Agustus 2013 di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan.
Adapun hasil penelitian dari keseluruhan kegiatan keperawatan yang diamati
dalam penelitian ini untuk mengetahui beban kerja perawat di instalasi rawat inap
kelas II. Hasil pengamatan tersebut dicatat di formulir work samping yang terdiri dari
kegiatan produktif (langsung dan tidak langsung) yang berhubungan dengan pasien
dan kegiatan non produktif (pribadi) yang tidak berhubungan dengan pasien.
59
60
Tabel 5.1
Distribusi Jumlah Tenaga Perawat dan Jumlah Pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II
RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2013
No.
Hari/Tanggal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pagi
Perawat
Pasien
14
5
12
4
15
6
16
6
12
4
12
4
11
2
4
13
Shift
Siang
Malam
Perawat Pasien Perawat Pasien
6
2
15
13
5
2
15
14
4
2
16
16
4
2
13
13
3
2
16
13
3
2
13
15
2
2
11
11
4
14
Tabel 5.1 dapat terlihat bahwa jumlah perawat terbanyak pada shift pagi dan
jumlah pasien terbanyak pada shift siang. Pada hari Senin terjadi kenaikan pasien
pada shift siang yaitu 15 orang dan penurunan kembali pada shift malam sebesar 13
orang. Pada hari Selasa juga terjadi hal yang sama yaitu kenaikan pasien pada shift
siang sebesar 15 orang dan penurunan kembali pada shift malam yaitu 14 orang.
Sedangkan pada hari Rabu terjadi peningkatan pada shift siang dan jumlah pasien
yang sama dengan shift malam yaitu sebesar 16 orang.
Pada hari Kamis terjadi penurunan jumlah pasien pada shift siang dan jumlah
pasien yang sama pada shift malam yaitu 13 orang. Pada hari Jumat adanya kenaikan
jumlah pasien pada shift siang sebesar 16 orang dan penurunan kembali pada shift
malam sebesar 13 orang. Sedangkan pada hari Sabtu terjadi peningkatan jumlah
14
61
pasien pada shift siang sebesar 13 orang dan peningkatan kembali terjadi pada shift
malam yaitu 15 orang. Pada hari Minggu tidak terjadi peningkatan atau penurunan
jumlah pasien dari shift pagi, shift siang dan shift malam yaitu sebesar 11 orang.
5.1.1.1 Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan Kelas II
Jumlah waktu kegiatan keperawatan yang dilakukan selama tujuh hari
berturut-turut mulai pada tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan 25 Agustus 2013
di instalasi rawat inap kelas II menghasilkan jumlah jam kerja atau jumlah waktu
yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan kegiatannya. Jumlah waktu
tersebut akan menggambarkan beban kerja perawat di instalasi rawat inap kelas II.
Jumlah waktu yang digunakan perawat berdasarkan shift perkegiatan adalah
sebagai berikut:
62
A. Shift Pagi
Tabel 5.2
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi
dalam kegiatan keperawatan langsung kelas II selama tujuh hari
Pagi
(menit)
90
110
10
235
10
5
100
25
60
100
155
210
10
30
30
20
85
5
45
15
1350
%
6,7
8,1
0,7
17,4
0,7
0,4
7,4
1,9
4,4
7,4
11,5
15,6
0,7
2,2
2,2
1,5
6,3
0,4
3,3
1,1
100,0
Pada tabel 5.2 tersebut terlihat pada shift pagi dengan kegiatan keperawatan
langsung terbanyak pada kegiatan memasang, memperbaiki, dan mencabut infus yaitu
sebesar 235 menit atau 17,4% Sedangkan kegiatan yang paling sedikit dilakukan
63
adalah mengganti baju pasien dan memberikan kompres sebanyak 5 menit atau
0,4%.. Total jumlah waktu kegiatan keperawatan langsung selama tujuh hari adalah
1350 menit.
Tabel 5.3
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi
dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas II selama tujuh hari
Pagi
(menit)
300
23,0
70
50
270
50
210
190
10
0
140
15
1305
5,4
3,8
20,7
3,8
16,1
14,6
0,8
0,0
10,7
1,1
100,0
Pada Tabel 5.3 diperoleh bahwa kegiatan keperawatan tidak langsung pada
shift pagi yang terbanyak adalah mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis
dengan jumlah waktu yang digunakan sebesar 300 menit atau 23,0%. Sedangkan
kegiatan yang paling sedikit adalah mengambil obat ke apotek dengan jumlah waktu
sebesar 10 menit atau 0,8%. Pada kegiatan membuat daftar permintaan makanan tidak
64
dilakukan pada shift pagi, tetapi pada shift malam. Total jumlah waktu kegiatan
keperawatan tidak langsung adalah sebesar 1305 menit.
Tabel 5.4
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi
dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas II selama tujuh hari
Pagi
(menit)
50
85
50
40
0
0
55
5
0
285
%
17,5
29,8
17,5
14,0
0,0
0,0
19,3
1,8
0,0
100,0
Pada Tabel 5.4 diketahui bahwa kegiatan keperawatan pribadi yang paling
banyak adalah makan sebesar 85 menit atau 29,8%. Sedangkan kegiatan yang paling
sedikit adalah menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi sebesar 5 menit
atau 1,8%. Pada shift pagi memang tidak ada yang melakukan kegiatan istirahat yang
berlebihan seperti tidur. Kemudian tidak ada yang menonton televisi karena pada
station nurse tidak terdapat televisi dan tidak ada yang melakukan ganti baju karena
sejak awal perawat sudah memakai baju dari tempat tinggalnya. Jumlah waktu
kegiatan keperawatan tidak langsung sebesar 285 menit.
65
B. Shift Siang
Tabel 5.5
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang
dalam kegiatan keperawatan langsung kelas II selama tujuh hari
Siang
%
(menit)
Pendidikan kesehatan
175
13,4
Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah
145
11,1
Memperbaiki posisi pasien
5
0,4
Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus
230
17,6
Memberikan oksigen
5
0,4
Memberikan kompres
0
0,0
Melakukan perawatan luka
35
2,7
Memberikan transfusi darah
20
1,5
Memeriksa pasien sewaktu dipanggil
70
5,3
Mengontrol infus
75
5,7
Perawat keliling ruangan observasi pasien
205
15,6
Memberikan obat oral dan injeksi
185
14,1
Memberi uap
10
0,8
Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium
35
2,7
Memeriksa gula darah
15
1,1
Memberikan insulin
30
2,3
Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur
20
1,5
Mengganti baju pasien
5
0,4
Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain
40
3,1
Menerima pasien dari ruangan lain
5
0,4
1310
100,0
Jumlah
Pada Tabel 5.5 dapat terlihat bahwa kegiatan keperawatan langsung pada shift
Kegiatan Keperawatan Langsung
siang yang terbanyak adalah memasang, memperbaiki, dan mencabut infus yaitu
sebesar 230 menit atau 17,6%. Adapun jumlah waktu kegiatan paling sedikit terdapat
pada 4 (empat) kegiatan yaitu memperbaiki posisi pasien, memberikan oksigen,
66
mengganti baju pasien dan menerima pasien dari ruangan lain yaitu sebesar 5 menit
atau 0,4%. Pada shift siang perawat tidak melakukan pemberian kompres sehingga
peneliti tidak menyebutkan sebagai kegiatan yang paling sedikit karena tidak
dilakukan oleh perawat. Total waktu kegiatan keperawatan langsung pada shift siang
adalah sebesar 1310 menit.
Tabel 5.6
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang
dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas II selama tujuh hari
Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung
Siang
(menit)
250
67
kegiatan paling seddikit karena perawat tidak melakukan pada shift siang tapi
dilakukan di shift lainnya. Total jumlah waktu kegiatan keperawatan tidak langsung
adalah 1245 menit.
Tabel 5.7
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang
dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas II selama tujuh hari
Siang
(menit)
85
90
65
40
0
0
65
30
10
385
%
22,1
23,4
16,9
10,4
0,0
0,0
16,9
7,8
2,6
100,0
Pada Tabel 5.7 terlihat kegiatan keperawatan pribadi yang terbanyak pada
shift siang adalah makan sebesar 90 menit atau 23,4%. Sedangkan kegiatan
keperawatan pribadi yang paling sedikit adalah istirahat yang berlebihan sebesar 10
menit atau 2,6%. Total kegiatan keperawatan pribadi adalah 385 menit.
68
C. Shift Malam
Tabel 5.8
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam
dalam kegiatan keperawatan langsung kelas II selama tujuh hari
Kegiatan Keperawatan Langsung
Pendidikan kesehatan
Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah
Memperbaiki posisi pasien
Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus
Memberikan oksigen
Memberikan kompres
Melakukan perawatan luka
Memberikan transfusi darah
Memeriksa pasien sewaktu dipanggil
Mengontrol infus
Perawat keliling ruangan observasi pasien
Memberikan obat oral dan injeksi
Memberi uap
Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium
Memeriksa gula darah
Memberikan insulin
Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur
Mengganti baju pasien
Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain
Menerima pasien dari ruangan lain
Jumlah
Malam
(menit)
160
240
5
370
5
10
65
85
100
110
165
260
25
20
45
30
20
10
30
5
1760
%
9,1
13,6
0,3
21,0
0,3
0,6
3,7
4,8
5,7
6,3
9,4
14,8
1,4
1,1
2,6
1,7
1,1
0,6
1,7
0,3
100,0
Pada Tabel 5.8 diketahui bahwa kegiatan keperawatan langsung pada shift
malam yang terbanyak adalah memasang, memperbaiki dan mencabut infus sebesar
370 menit atau 21,0%. Sedangkan kegiatan yang paling sedikit terdapat pada 3 (tiga)
kegiatan yaitu memperbaiki posisi pasien, memberikan oksigen dan menerima pasien
69
dari ruangan lain sebesar 5 menit atau 0,3%. Total kegiatan keperawatan langsung
adalah 1760 menit.
Tabel 5.9
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam
dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas II selama tujuh hari
Malam
(menit)
225
19,9
30
20
225
10
180
300
10
15
110
5
1130
2,7
1,8
19,9
0,9
15,9
26,5
0,9
1,3
9,7
0,4
100,0
Pada Tabel 5.9 menggambarkan waktu yang paling banyak digunakan untuk
kegiatan menyiapkan obat oral dan injeksi sebesar 300 menit atau 26,5%. Sedangkan
waktu yang paling sedikit digunakan adalah kegiatan mendampingi dokter memeriksa
pasien sebesar 5 menit atau 0,4%. Total waktu yang digunakan pada kegiatan
keperawatan tidak langsung adalah 1130 menit.
70
Tabel 5.10
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam
dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas II selama tujuh hari
Kegiatan Keperawatan Pribadi
Ibadah
Makan
Minum
Pergi ke toilet
Ganti baju
Menonton televisi
Mengobrol
Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi
Istirahat yang berlebihan
Jumlah
Malam
(menit)
95
110
75
110
10
0
115
65
730
1310
%
7,3
8,4
5,7
8,4
0,8
0,0
8,8
5,0
55,7
100,0
Pada Tabel 5.10 didapatkan bahwa kegiatan keperawatan pribadi yang paling
banyak adalah istirahat yang berlebihan sebesar 730 menit atau 55,7%. Sedangkan
kegiatan yang paling sedikit adalah mengganti baju sebesar 10 menit atau 0,8%. Total
kegiatan keperawatan pribadi pada shift malam sebesar 1310 menit. Berikut ini akan
disajikan total jam kegiatan keperawatan di instalasi rawat inap kelas II RSU Kota
Tangerang Selatan sebagai berikut:
71
Tabel 5.11
Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas II
Menggunakan Metode Work Sampling di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013
Pagi
Siang
Malam
Total
Kegiatan Keperawatan
Menit
Menit
Menit
Menit
1350
45,92
1310
44,56
1760
41,91
4420
43,85
1305
44,39
1245
42,34
1130
26,9
3680
36,51
285
9,69
385
13,1
1310
31,19
1980
19,64
Total
2940
100
2940
100
4200
100
10080
100
72
instalasi rawat inap kelas II yaitu sebesar 80,36%. Menurut Ilyas (2004) perawat
dikatakan produktif bila memanfaatkan waktu kerja mencapai 80%. Bila lebih dari
80% maka tandanya beban kerja sudah berlebihan sehingga harus ditambah dengan
perawat baru. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Heizer dan Render (1996)
dalam Irnalita (2008) yaitu standar waktu kegiatan produktif sebesar 80%. Artinya
beban kerja perawat di instalasi rawat inap kelas II tergolong berat karena beban kerja
di atas 80%.
Untuk meningkatkan produktivitas tenaga perawat, manajemen RSU Kota
Tangerang Selatan harus memperhatikan jumlah tenaga perawat instalasi rawat inap
dengan memperhatikan beban kerja untuk mengetahui waktu produktif dan non
produktif selama jam pelayanan keperawatan berlangsung.
73
Jumlah Tenaga =
365
255 )
Keterangan:
A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).
B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).
365= Jumlah hari kerja pertahun.
255= Hari kerja efektif perawat pertahun.
Jam kerja Perhari=6 jam perhari.
Total kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan selama 24 jam perawatan
dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja yang digunakan oleh tenaga perawat di
instalasi rawat inap kelas II sebagai berikut:
1. Shift Pagi (1350 menit + 1305 menit)*4/13
= 816,92 menit
= 730 menit
= 412,86 menit +
1959,78 menit = 32 jam
74
255 x 6
= 23,61 = 24 orang
Tabel 5.12
Perbandingan Jumlah Perawat dengan Jumlah Kebutuhan Perawat Pada Instalasi
Rawat Inap Kelas II RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013
Ruang Rawat Inap
Rawat Inap Kelas II
Jumlah Perawat
Jumlah Kebutuhan
Kekurangan
15
24
75
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hari/Tanggal
Senin,19 Agustus 2013
Selasa,20 Agustus 2013
Rabu,21 Agustus 2013
Kamis,22 Agustus 2013
Jumat,23 Agustus 2013
Sabtu,24 Agustus 2013
Minggu,25 Agustus 2013
Rata-rata
Pagi
Perawat Pasien
5
34
5
37
5
39
5
36
5
33
5
29
5
34
9
34
Shift
Siang
Perawat
Pasien
4
32
4
32
4
36
4
33
4
27
4
32
4
32
4
32
Malam
Perawat
Pasien
4
35
4
38
4
35
4
30
4
29
4
34
4
34
4
33
Pada Tabel 5.13 diketahui bahwa jumlah perawat dan jumlah pasien terbanyak
pada shift pagi. Pada hari Senin terjadi penurunan jumlah pasien pada shift siang dan
mengalami peningkatan jumlah pasien pada shift malam yaitu berjumlah 35 pasien.
Hal yang sama terjadi pada hari Selasa yang mengalami penurunan pada shift siang
yang berjumlah 32 pasien dan kembali meningkat pada shift malam sebesar 38
pasien. Sedangkan pada hari Rabu terjadi penurunan jumlah pasien dari shift pagi
sampai shift malam sehingga jumlah pasien sebesar 35 pasien.
76
Hal yang serupa terjadi pada hari berikutnya yaitu hari Kamis, jumlah pasien
menurun sampai shift malam yaitu sebesar 30 pasien. Penurunan jumlah pasien
terjadi dihari berikutnya, yaitu hari Jumat. Jumlah pasien bermula sebesar 33 pasien
menjadi 29 pasien pada shift malam. Lain halnya pada hari Sabtu karena mengalami
peningkatan jumlah pasien dari 29 menjadi 34 pasien. Pada hari Minggu terjadi
penurunan jumlah pasien pada shift siang dan mengalami kenaikan jumlah pasien
pada shift malam sebesar 34 pasien.
5.1.2.1 Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan Kelas III
Sama seperti halnya pada instalasi rawat inap kelas II, tenaga perawat di
instalasi rawat inap kelas III juga diamati kegiatan keperawatan untuk diketahui
jumlah waktu kegiatan keperawatan sehingga dapat diukur beban kerja tenaga
perawat tersebut. Jumlah waktu yang digunakan perawat berdasarkan shift
perkegiatan adalah sebagai berikut:
77
A. Shift Pagi
Tabel 5.14
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi
dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari
PAGI
(menit)
190
95
20
295
55
10
95
30
75
155
180
240
5
5
5
5
55
10
20
45
1590
%
11,9
6,0
1,3
18,6
3,5
0,6
6,0
1,9
4,7
9,7
11,3
15,1
0,3
0,3
0,3
0,3
3,5
0,6
1,3
2,8
100,0
78
PAGI
(menit)
265
40
50
235
125
75
120
10
0
75
90
1085
%
24,4
3,7
4,6
21,7
11,5
6,9
11,1
0,9
0,0
6,9
8,3
100,0
79
Pada Tabel 5.15 dapat diketahui bahwa penggunaan waktu terbanyak pada
kegiatan mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis yaitu sebesar 265
menit atau 24,4%. Sedangkan kegiatan yang paling sedikit penggunaan waktunya
adalah mengambil obat ke apotek yaitu sebesar 10 menit atau 0,9%. Total
penggunaan waktu kegiatan keperawatan tidak langsung pada shift pagi adalah 1085
menit.
Tabel 5.16
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi
dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas III selama tujuh hari
PAGI
(menit)
60
75
40
45
25
15
5
5
0
265
%
22,6
28,3
15,1
17,0
9,4
5,7
1,9
1,9
0,0
100,0
Pada Tabel 5.16 dapat diketahui bahwa penggunaan waktu kegiatan pribadi
terbanyak adalah makan yaitu 75 menit atau 28,3%. Sedangkan penggunaan waktu
kegiatan yang paling sedikit terdapat pada 2 (dua) kegiatan yaitu mengobrol dan
80
menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi yaitu sebesar 5 menit atau 1,9%.
Total kegiatan pribadi yang digunakan adalah 265 menit.
B. Shift Siang
Tabel 5.17
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang
dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari
SIANG
(menit)
105
45
10
350
40
20
40
50
110
150
180
315
10
5
10
5
45
5
30
85
1610
%
6,5
2,8
0,6
21,7
2,5
1,2
2,5
3,1
6,8
9,3
11,2
19,6
0,6
0,3
0,6
0,3
2,8
0,3
1,9
5,3
100,0
81
Pada Tabel 5.17 diketahui bahwa memasang, memperbaiki dan mncabut infus
merupakan kegiatan keperawatan langsung terbanyak yaitu sebesar 350 menit atau
21,7%. Sedangkan kegiatan paling sedikit terjadi pada 3 (tiga) kegiatan yaitu
mengambil darah untuk tes laboratorium, memberikan insulin dan menggantikan baju
pasien yaitu sebesar 5 menit atau 0,3%. Total penggunaan kegiatan keperawatan
langsung pada shift siang adalah 1610 menit.
Tabel 5.18
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang
dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas III selama tujuh hari
Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung
Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis
Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan pasien
Menulis instruksi dokter di catatan perawat
Membuat laporan tugas
Membereskan administrasi pasien yang akan pulang
Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan
Menyiapkan obat oral dan injeksi
Mengambil obat ke apotek
Membuat daftar permintaan makanan
Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien
Mendampingi dokter memeriksa pasien
Jumlah
SIANG
(menit)
310
35
30
270
85
65
90
20
0
65
70
1040
%
29,8
3,4
2,9
26,0
8,2
6,3
8,7
1,9
0,0
6,3
6,7
100,0
82
obat ke apotek yaitu sebesar 20 menit atau 1,9%. Total penggunaan waktu kegiatan
keperawatan tidak langsung adalah 1040 menit.
Tabel 5.19
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang
dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas III selama tujuh hari
SIANG
(menit)
75
80
35
40
5
5
40
5
5
290
%
25,9
27,6
12,1
13,8
1,7
1,7
13,8
1,7
1,7
100,0
Pada Tabel 5.19 diketahui bahwa kegiatan pribadi yang paling banyak adalah
makan yaitu ssebesar 80 menit atau 27,6%. Sedangkan kegiatan pribadi yang paling
sedikit terdapat pada 4 kegiatan
yaitu
83
C. Shift Malam
Tabel 5.20
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam
dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari
Kegiatan Keperawatan Langsung
Pendidikan kesehatan
Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah
Memperbaiki posisi pasien
Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus
Memberikan oksigen
Memberikan kompres
Melakukan perawatan luka
Memberikan transfusi darah
Memeriksa pasien sewaktu dipanggil
Mengontrol infus
Perawat keliling ruangan observasi pasien
Memberikan obat oral dan injeksi
Memberi uap
Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium
Memeriksa gula darah
Memberikan insulin
Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur
Mengganti baju pasien
Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain
Menerima pasien dari ruangan lain
Jumlah
MALAM
(menit)
280
195
10
300
35
15
10
40
120
105
140
325
30
130
60
50
115
5
10
45
2030
%
13,8
9,6
0,5
14,8
1,7
0,7
0,5
2,0
5,9
5,2
6,9
16,0
1,5
6,4
3,0
2,5
5,7
0,2
0,5
2,2
100,0
84
Pada Tabel 5.20 diketahui bahwa penggunaan waktu terbanyak adalah pada
kegiatan memberikan obat oral dan injeksi yaitu sebesar 325 menit atau 16%.
Sedangkan kegiatan yang paling sedikit adalah mengganti baju pasien yaitu sebesar 5
menit atau 0,2%. Total penggunaan waktu kegiatan keperawatan langsung pada shift
malam adalah 2030 menit.
Tabel 5.21
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam
dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari
Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung
Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis
Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan pasien
Menulis instruksi dokter di catatan perawat
Membuat laporan tugas
Membereskan administrasi pasien yang akan pulang
Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan
Menyiapkan obat oral dan injeksi
Mengambil obat ke apotek
Membuat daftar permintaan makanan
Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien
Mendampingi dokter memeriksa pasien
Jumlah
MALAM
(menit)
205
45
30
275
10
120
155
20
70
225
30
1185
%
17,3
3,8
2,5
23,2
0,8
10,1
13,1
1,7
5,9
19,0
2,5
100,0
Pada Tabel 5.21 diketahui bahwa membuat laporan tugas merupakan kegiatan
yang terbanyak di shift malam yaitu sebesar 275 menit atau 23,2%. Sedangkan
kegiatan yang paling sedikit adalah membereskan administrasi pasien yang akan
85
pulang yaitu sebesar 10 menit atau 0,8%. Total penggunaan waktu kegiatan
keperawatan tidak langsung adalah sebesar 1185 menit.
Tabel 5.22
Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam
dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas III selama tujuh hari
Kegiatan Keperawatan Pribadi
Ibadah
Makan
Minum
Pergi ke toilet
Ganti baju
Menonton televisi
Mengobrol
Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi
Istirahat yang berlebihan
Jumlah
MALAM
(menit)
110
100
70
110
0
95
130
75
300
985
%
11,2
10,2
7,1
11,2
0,0
9,6
13,2
7,6
30,5
100,0
86
Tabel 5.23
Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas III
Menggunakan Metode Work Sampling di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013
Pagi
Siang
Malam
Total
Kegiatan Keperawatan
Menit
Menit
Menit
Menit
1590
54,09
1610
54,77
2030
48,34
5230
51,88
1085
36,90
1040
35,37
1185
28,21
3310
32,84
265
9,01
290
9,86
985
23,45
1540
15,28
Total
2940
100
2940
100
4200
100
10080
100
Dari Tabel 5.23 diketahui beban kerja perawat pada tiap shift, shift pagi beban
kerja produktif sebesar 90,99%. Pada shift siang beban kerja produktif sebesar
90,14%. Sedangkan pada shift malam beban kerja produktif sebesar 76,55%. Artinya
perawat pada shift pagi dan shift siang termasuk kategori berat yaitu diatas 80%.
Sedangkan shift malam tergolong sedang karena berkisar 60-80%.
Adapun beban kerja produktif secara keseluruhan di instalasi rawat inap kelas
III RSU Kota Tangerang Selatan adalah dengan menjumlahkan persentase kegiatan
keperawatan langsung dan tidak langsung tenaga perawat pada semua shift di instalasi
rawat inap kelas III yaitu sebesar 84,72%. Artinya beban kerja perawat di instalasi
rawat inap kelas III tergolong berat karena beban kerja di atas 80%. Beban kerja
penting diketahui sebagai dasar untuk mengetahui kapasitas kerja perawat agar
terdapat keseimbangan antara tenaga perawat dengan beban kerja.
5.1.2.2 Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas III
Kebutuhan tenaga perawat dihitung berdasarkan beban kerja perawat di
instalasi rawat inap kelas III. Berikut adalah formula perhitungan kebutuhan tenaga
perawat menurut Ilyas:
365
87
88
Keterangan:
A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).
B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).
365= Jumlah hari kerja pertahun.
255= Hari kerja efektif perawat pertahun.
Jam kerja perhari=6 jam perhari.
Total kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan selama 24 jam perawatan
dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja yang digunakan oleh tenaga perawat di
instalasi rawat inap kelas III sebagai berikut:
1. Shift Pagi (1590 menit + 1085 menit)*9/34
= 708,09 menit
= 331,25 menit
= 389,69 menit +
1429,03 menit = 24 jam
Perhitungan kebutuhan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas III
RSU Kota Tangerang Selatan berdasarkan formula Yaslis Ilyas adalah sebagai
berikut:
89
Tabel 5.24
Perbandingan Jumlah Perawat dengan Jumlah Kebutuhan Perawat Pada Instalasi
Rawat Inap Kelas III RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013
Ruang Rawat Inap
Rawat Inap Kelas III
Jumlah Perawat
Jumlah Kebutuhan
Kekurangan
22
31
Kebutuhan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas III sebesar 31
orang. Jumlah perawat di instalasi rawat inap kelas III sebesar 22 orang. Artinya,
instalasi rawat inap kelas III kekurangan 9 orang tenaga perawat.
BAB VI
PEMBAHASAN
90
91
kerja produktif sebesar 90,31%. Pada shift siang beban kerja produktif sebesar
86,90%. Sedangkan pada shift malam beban kerja produktif sebesar 68,81%.
Seperti yang telah disebutkan oleh Marquis dan Houston (2000) dalam
Kurniadi (2013) bahwa beban kerja adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan.
Dengan melakukan perhitungan total waktu keperawatan akan menghasilkan beban
kerja tenaga perawat.
Beban kerja pada perawat di instalasi rawat inap kelas II yang tergolong berat
adalah shift pagi dan shift siang. Karena aktivitas pasien pada shift pagi dan siang
lebih aktif dibandingkan dengan shift malam. Seperti yang diungkapkan oleh Gurses
(2005) dalam Hendianti (2010) bahwa perawat pada shift pagi mendapatkan beban
kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan shift malam karena pada malam hari
para perawat tidak terlalu aktif berhubungan dengan pasien disebabkan aktivitas
pasien yang tidak terlalu banyak.
Secara keseluruhan beban kerja produktif perawat di instalasi rawat inap kelas
II adalah sebesar 80,36%. Berdasarkan presentase penggunaan waktu terbanyak
kegiatan keperawatan di kelas II adalah kegiatan langsung. Seperti kegiatan
memasang, memperbaiki, dan mencabut infus, memberikan obat oral dan injeksi
sebagai kegiatan terbanyak pada kegiatan langsung. Hal tersebut dapat terjadi
disebabkan seringnya cairan infus yang habis dan alat infus yang terkadang macet.
Serta pemberian obat untuk kesembuhan pasien.
92
Beban kerja perawat tersebut dapat dijadikan dasar dalam perhitungan jumlah
kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap. Menurut Sedarmayanti (2007)
manfaat analisa beban kerja adalah untuk menetapkan bilangan atau jumlah tenaga
yang diperlukan dalam pelaksanaan sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu
tertentu untuk menghindari beban kerja yang tinggi.
6.2.2 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas III
Pengamatan kegiatan perawat juga dilakukan di instalasi rawat inap kelas III
dengan inteval 5 menit selama 24 jam yang terbagi atas tiga shift yaitu shift pagi,
shift siang, dan shift malam selama tujuh hari berturut-turut mulai dari tanggal 19-25
Agustus 2013. Kapasitas tempat tidur yang dimiliki instalasi rawat inap kelas III
sebanyak 48 buah dengan jumlah perawat sebesar 22 orang. Hasil pengamatan dicatat
di formulir work samping yang terdiri dari kegiatan produktif (langsung dan tidak
langsung) yang berhubungan dengan pasien dan kegiatan non produktif (pribadi)
yang tidak berhubungan dengan pasien.
Bila dibandingkan dengan beban kerja pada perawat di instalasi rawat inap
kelas II sebesar 80,36% beban kerja yang lebih tinggi adalah pada perawat di instalasi
rawat inap kelas III yaitu sebesar 84,72%. Hal tersebut terjadi karena jumlah pasien
yang lebih banyak pada kelas III dibandingkan kelas II.
93
Beban kerja perawat di kelas III berdasarkan shift, diketahui shift pagi beban
kerja produktif sebesar 90,99%. Pada shift siang beban kerja produktif sebesar
90,14%. Sedangkan pada shift malam beban kerja produktif sebesar 76,55%. Hal
tersebut dapat terjadi karena aktivitas pasien lebih aktif pagi dan siang dibandingkan
malam hari. Selain itu kegiatan keperawatan langsung dan tidak langsung menjadi
lebih besar pada shift pagi dan siang. Berdasarkan presentase penggunaan waktu
terbanyak adalah pada kegiatan langsung seperti kegiatan memasang, memperbaiki,
dan mencabut infus serta pemberian obat oral dan injeksi. Penggunaan waktu
terbanyak tersebut sama dengan kegiatan yang ada di instalasi rawat inap kelas II.
Karena berdasarkan pengamatan, cairan infus dalam satu shift diganti sebanyak 2
(dua) kali dan juga seringnya alat infus macet. Sehingga perawat banyak
menggunakan waktunya untuk mengganti cairan infus dan memperbaikinya.
Menurut Palestin dalam Andini (2013) beban kerja yang terlampau tinggi
pada akhirnya akan berdampak buruk, misalnya kesalahan dalam pengerjaan pasien
yang nantinya akan berujung pada kematian. Artinya beban kerja perawat sudah
seharusnya menjadi perhatian utama agar pelayanan kepada pasien menjadi maksimal
dan optimal. Beban kerja di instalasi rawat inap kelas II dan kelas III RSU Kota
Tangerang Selatan termasuk dalam kategori berat.
94
95
pada saat dilakukan penelitian dan kekurangan sebanyak 9 orang tidak selalu sama
pada tahun berikutnya.
Adapun manfaat penambahan jumlah tenaga perawat sesuai dengan
pengukuran beban kerja yang dilakukan adalah perawat mampu memberikan
pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada pasien dan keluarga. Sedangkan apabila adanya kekurangan jumlah perawat
akan berdampak pada kualitas kerja perawat tersebut.
Menurut Ilyas (2004) kekurangan tenaga perawat dapat menyebabkan beban
kerja tinggi. Tingginya beban kerja dapat berdampak pada penurunan kualitas dan
prestasi kerja. Hal ini dapat terjadi terutama bila naiknya beban kerja tanpa diikuti
dengan peningkatan imbalan.
prestasi perawat yang akan berdampak pada rumah sakit adalah penurunan citra
rumah sakit karena hasil yang akan dicapai tidak akan maksimal yang mengakibatkan
terjadinya penurunan nilai pelayanan keperawatan.
Apabila hal tersebut dibiarkan terjadi terus menerus, akan berdampak juga
kepada diri perawat seperti penurunan motivasi kerja yang selanjutnya berefek
terhadap produktivitas kerja perawat. Hasil penelitian Norman (2006) menemukan
perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, belum mampu
memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik kepada pasien, disebabkan
rendahnya motivasi kerja perawat. Artinya, produktivitas kerja perawat menurun.
96
BAB VII
Kesimpulan dan Saran
7.1 Kesimpulan
1. Beban kerja perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III RSU Kota
Tangerang Selatan tergolong berat.
2. Jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II sebesar 24
orang dan pada kelas III sebesar 31 orang.
3. Ketersediaan jumlah perawat yang ada di instalasi rawat inap kelas II sebesar
15 orang dan jumlah perawat di instalasi rawat inap kelas III sebesar 22 orang.
Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan tenaga perawat, instalasi rawat
inap kelas II dan III terjadi kekurangan tenaga perawat sebesar 9 orang.
7.2 Saran
1. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
manajemen bidang keperawatan untuk memperhatikan beban kerja yang
berlebih pada instalasi rawat inap kelas II dan III RSU Kota Tangerang
Selatan.
2. Dengan mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga perawat yang optimal di
instalasi rawat inap kelas II dan III, sebaiknya manajemen bidang
keperawatan RSU Kota Tangerang Selatan membuat kebijakan dalam
penambahan tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III agar
pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.
97
98
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandra Yoga. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua.
Jakarta: UI-Press
Alimul, Aziz Hidayat. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Medika
Andini, Sarah. 2003. Thesis: Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Instalasi
Hemodialisa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Berdasarkan Beban
dan Kompetensi Kerja. Depok: FKM UI
Artha, Corry Stevani. 2011. Analisis Beban Kerja Perawat Untuk Menentukan
Jumlah Kebutuhan Perawat Di Ruang Rawat Inap Chrysant RS Awal Bros
Bekasi Tahun 2011. Skripsi. Depok: FKM UI.
Arwani,dkk. 2004. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Tentang Modul Pendidikan dan
Pelatihan Jarak Jauh Keperawatan, Pengantar Keperawatan Profesional.
_______2004. Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan.
Undang-Undang Republik
Ketenagakerjaan.
Indonesia
Nomor
13
Tahun
2003
Tentang
99
100
Irnalita. 2008. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja dengan
Menggunakan Metode Work Sampling Pada Instalasi Gawat Darurat BPK
RSU Dr. Zainoel Abidin. Thesis. Depok: FKM UI.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 75 Tahun 2004. Tentang
Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja.
Kuntoro, Agus. 2010. Manajemen Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Mulia
Medika
Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya: Teori, Konsep
dan Aplikasi. Jakarta: FK UI
Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Nenomataus, Astriani. 2012. Keterkaitan Motivasi Diri Dengan Kinerja Perawat
dalam Pemberian Asuhan Keperawatan kepada Pasien di Ruang HCU di RS
Panti
Wilasa
Citarum
diakses
pada
http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2739/T1_462
007021_BAB%20I.pdf?sequence=2
Nurachmah, Elly. 2000. Pentingnya Komite Keperawatan dalam Pengembangan
Profesi. Jurnal Manajemen dan Administrasi RS Indonesia, Vol. 2 No. 2,
April 2000 hal 73.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Pabuti dan Sumijatun. 2003. Jurnal Manajemen Administrasi Rumah Sakit Indonesia
(IMARSI), Vol. 4 No. 2, April 2003 hal 73.
Peraturan Menteri No. 12 tahun 2008. Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Peraturan Daerah.
_______ No. 340. Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
_______
101
LAMPIRAN 1
Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat
Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013
UNIT
TANGGAL
DINAS
:
:
: PAGI
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
07.00-07.05
07.05-07.10
07.10-07.15
07.15-17.20
07.20-07.25
07.25-07.30
07.30-07.35
07.35-07.40
07.40-07.45
07.45-07.50
07.50-07.55
07.55-08.00
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: PAGI
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
08.00-08.05
08.05-08.10
08.10-08.15
08.15-08.20
08.20-08.25
08.25.08.30
08.30-08.35
08.35-08.40
08.40-08.45
08.45-08.50
08.50-08.55
08.55-09.00
09.00-09.05
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: PAGI
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
09.05-09.10
09.10-09.15
09.15-09.20
09.20-09.25
09.25-09.30
09.30-09.35
09.35-09.40
09.40-09.45
09.45-09.50
09.50-09.55
09.55-10.00
10.00-10.05
10.05-10.10
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: PAGI
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
10.10-10.15
10.15-10.20
10.20-10.25
10.25-10.30
10.30-10.35
10.35-10.40
10.40-10.45
10.45-10.50
10.50-10.55
10.55-11.00
11.00-11.05
11.05.11.10
11.10-11.15
11.15-11.20
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: PAGI
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
11.20-11.25
11.25-11.30
11.30-11.35
11.35-11.40
11.40-11.45
11.45-11.50
11.50-11.55
11.55-12.00
12.00-12.05
12.05-12.10
12.10-12.15
12.15-12.20
12.20-12.25
12.25-12.30
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: PAGI
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
12.30-12.35
12.35-12.40
12.40-12.45
12.45-12.50
12.50-12.55
12.55-13.00
13.00-13.05
13.05-13.10
13.10-13.15
13.15-13.20
13.20-13.25
13.25-13.30
13.30-13.35
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: PAGI
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
13.35-13.40
13.40-13.45
13.45-13.50
13.50-13.55
13.55-14.00
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
LAMPIRAN 2
Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat
Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013
UNIT
TANGGAL
DINAS
:
:
: SIANG
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
14.00-14.05
14.05-14.10
14.10-14.15
14.15-14.20
14.20-14.25
14.25-14.30
14.30-14.35
14.35-14.40
14.40-14.45
14.45-14.50
14.50-14.55
14.55-15.00
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: SIANG
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
15.00-15.05
15.05-15.10
15.10-15.15
15.15-15.20
15.20-15.25
15.25-15.30
15.30-15.35
15.35-15.40
15.40-15.45
15.45-15.50
15.50-15.55
15.55-16.00
16.00-16.05
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: SIANG
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
16.05-16.10
16.10-16.15
16.15-16.20
16.20-16.25
16.25-06.30
16.30-16.35
16.35-16.40
16.40-16.45
16.45-16.50
16.50-16.55
16.55-17.00
17.00-17.05
17.05-17.10
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: SIANG
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
17.10-17.15
17.15-17.20
17.20-17.25
17.25-17.30
17.30-17.35
17.35-17.40
17.40-17.45
17.45-17.50
17.50-17.55
17.55-18.00
18.00-18.05
18.05-18.10
18.10-18.15
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: SIANG
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
18.15-18.20
18.20-18.25
18.25-18.30
18.30-18.35
18.35-18.40
18.40-18.45
18.45-18.50
18.50-18.55
18.55-19.00
19.00-19.05
19.05-19.10
19.10-19.15
19.15-19.20
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: SIANG
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
19.20-19.25
19.25-19.30
19.30-19.35
19.35-19.40
19.40-19.45
19.45-19.50
19.50-19.55
19.55-20.00
20.00-20.05
20.05-20.10
20.10-20.15
20.15-20.20
20.20-20.25
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: SIANG
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
20.25-20.30
20.30-20.35
20.35-20.40
20.40-20.45
20.45-20.50
20.50-20.55
20.55-21.00
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
LAMPIRAN 3
Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat
Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013
UNIT
TANGGAL
DINAS
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
21.00-21.05
21.05-21.10
21.10-21.15
21.15-21.20
21.20-21.25
21.25-21.30
21.30-21.35
21.35-21.40
21.40-21.45
21.45-21.50
21.50-21.55
21.55-22.00
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
22.00-22.05
22.05-22.10
22.10-22.15
22.15-22.20
22.20-22.25
22.25-22.30
22.30-22.35
22.35-22.40
22.40-22.45
22.45-22.50
22.50-22.55
22.55-23.00
23.00-23.05
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
23.05-23.10
23.10-23.15
23.15-23.20
23.20-23.25
23.25-23.30
23.30-23.35
23.35-23.40
23.40-23.45
23.45-23.50
23.50-23.55
23.55-24.00
00.00-00.05
00.05-00.10
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
00.10-00.15
00.15-00.20
00.20-00.25
00.25-00.30
00.30-00.35
00.35-00.40
00.40-00.45
00.45-00.50
00.50-00.55
00.55-01.00
01.00-01.05
01.05-01.10
01.10-01.15
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
01.15-01.20
01.20-01.25
01.25-01.30
01.30-01.35
01.35-01.40
01.40-01.45
01.45-01.50
01.50-01.55
01.55-02.00
02.00-02.05
02.05-02.10
02.10-02.15
02.15-02.20
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
02.20-02.25
02.25-02.30
02.30-02.35
02.35-02.40
02.40-02.45
02.45-02.50
02.50-02.55
02.55-03.00
03.00-03.05
03.05-03.10
03.10-03.15
03.15-03.20
03.20-03.25
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
03.25-03.30
03.30-03.35
03.35-03.40
03.40-03.45
03.45-03.50
03.50-03.55
03.55-04.00
04.00-04.05
04.05-04.10
04.10-04.15
04.15-04.20
04.20-04.25
04.25-04.30
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
04.30-04.35
04.35-04.40
04.40-04.45
04.45-04.50
04.50-04.55
04.55-05.00
05.00-05.05
05.05-05.10
05.10-05.15
05.15-05.20
05.20-05.25
05.25-05.30
05.30-05.35
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
05.35-05.40
05.40-05.45
05.45-05.50
05.50-05.55
05.55-06.00
06.00-06.05
06.05-06.10
06.10-06.15
06.15-06.20
06.20-06.25
06.25-06.30
06.30-06.35
06.35-06.40
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
:
:
: MALAM
KEGIATAN
WAKTU
LANGSUNG
06.40-06.45
06.45-06.50
06.50-06.55
06.55-07.00
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI
LAMPIRAN 4
Petunjuk Operasional Kegiatan Tenaga Perawat
LANGSUNG
Komunikasi dengan pasien atau keluarga
1. Pendidikan kesehatan
KEGIATAN
TIDAK LANGSUNG
Administrasi pasien
1. Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan
pasien
2. Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis
3. Menulis instruksi dokter di catatan perawat
4. Membuat laporan tugas
5. Membereskan administrasi pasien yang akan pulang
PRIBADI
Kegiatan pribadi yang berhubungan dengan
kebutuhan primer manusia
1. Ibadah
2. Makan
3. Minum
4. Pergi ke toilet
5. Istirahat ganti baju
LANGSUNG
KEGIATAN
TIDAK LANGSUNG
PRIBADI