Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ARTIKEL
ROHYUANTO
NPM 12418126
ARTIKEL
Indonesia pada tiap jenjang mempunyai tujuan untuk menumbuhkan keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, ketrampilan membaca dan keterampilan menulis.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat seiring
dengan hal tersebut orang dituntut selalu cepat dan tepat dalam menafsirkan dan
menyerapkan berbagai informasi
dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, dan budaya yang terjadi di seluruh dunia.
Karena semua itu tdak hanya cukup diperoleh dari sumber lisan saja tetapi juga dari sumbersumber tertulis. Pembelajaran bahasa Indonesia lebih diarahkan agar siswa mampu dan
trampil menggunakan bahasa secara komunikatif. Sementara itu ketrampilan berbahasa
meliputi ketrampilan mendengarkan (menyimak), membaca, berbicara, dan menulis.
Mengingat betapa besarnya peran penting membaca dalam keberhasilan seseorang, maka
upaya menumbuhkan minat dan kebasaan membaca harus ditangani sejak dini (Mulyati,
2007:4.6).
Dengan banyak membaca akan banyak menambah pengetahuan. Hal ini perlu
dilakukan oleh para siswa karena kemampuan membaca perlu diajarkan dengan sungguhsungguh sejak anak memasuki jenjang awal pendidikan pengajaran membaca pada dasarnya
memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan pada siswa agar menguasai teknik membaca
dan memahami isi bacaan dengan baik. Membaca adalah satu dari empat komponen
berbahasa dan merupakan satu bagian atau komponen dari tulisan.
Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa sendiri,
tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran lain. Namun bagi siswa yang tidak memiliki
kemampuan membaca pemahaman dan membaca cepat yang memadahi akan selalu
ketinggalan informasi khususnya informasi yang berkenan dengan ilmu pengetahuan karena
hanya mengandalkan informasi dari guru saja.
Rendahnya kemampuan membaca cepat untuk memperoleh pemahaman di karenakan
faktor kebiasan - kebiasaan siswa dalam membaca. Banyak siswa yang belajar kata demi
kata, dengan teliti mengartikan setiap kata, bahkan mengucapkan kata tertentu sekalipun
dalam membaca dalam hati, faktor - faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca menurut
Tarigan (1983 : 28) adalah tingkat kesulitan bahan bacaan, keakraban dan rasa ingin tahu
terhadap pokok permasalahan dan kebiasaan kebiasaan membaca. Ketiga faktor tersebut
sangatlah mempengaruhi kemampuan membaca cepat untuk memperoleh pemahaman siswa,
serta dapat menghambat prestasi belajar siswa. Dalam rangka meningkatkan perstasi
kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII B MTs NU Matholiul Huda Kudus tahun
ajaran 2014/2015, hendaknya guru harus benar - benar mengajar dengan baik. Disamping
menguasai materi guru juga harus tepat dalam memilih media dan metode khususnya metode
yang berkaitan dengan kemampuan membaca cepat.
Metode penugasan sangat tepat digunakan untuk mengajar ketrampilan membaca
cepat siswa. Karena metode ini selain untuk menanamkan kebiasaan, juga dapat menambah
kecepatan, ketrampilan, kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula dipakai
sebagai suatu cara mengulang bahan yang telah disajikan .
Metode Penugasan atau resitasi
Menurut Syaiful Sagala metode pemberian tugas (resitasi) atau metode penugasan
adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. Misalnya tugas yang
dilaksanakan siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan bahkan di rumah
kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan.
Menurut Roestiyah (1982:75) metode penugasan atau metode pemberian tugas adalah
guru menyuruh membaca, juga memberikan tugas-tugas, mencari buku-buku lain, untuk
membedakan
atau
membandingkan
serta
mempelajari
keadaaan
orang
tuanya,
masyarakatnya.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penugasan adalah guru
memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual maupun
secara berkelompok. Selain untuk menanamkan kebiasaan metode ini juga dapat menambah
kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melakukan sesuatu yang telah disajikan. Karena
membaca itu sangat penting dalam proses belajar mengajar. Metode pernugasan ini
mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari siswa. Tugas ini
dapat berbentuk suruhan, seperti menyuruh siswa untuk membaca secara cepat atau tugas
lain. Tetapi dapat pula timbul inisiatif lain dari siswa setelah disetujui oleh guru untuk
mengerjakan tugas-tugas sesuai Kompetensi Dasar dan Standar Kompentensi pelajaran yang
akan berlangsung hari itu.
1. Guru harus dapat memusatkan perhatian siswa terhadap bahan yang akan dibaca.
2. Guru menyediakan teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa agar ada kesamaan
dalam bacaan.
3. Dalam memberi tugas hendaknya diselingi sesuatu supaya tidak membosankan atau
melelahkan misalnya diberi permainan..
4. Guru hendaknya mencatat kesalahan-kesalahan serta mendiagnosa kesulitan-kesulitan
yang dialami oleh siswa. Kesalahan umum dibetulkan secara klasikal, sedangkan
perorangan dibenarkan secara perseorangan.
jelas dan
pengerjaanya.
sistematis,
Sebaliknya
terutama tujuan
tujuan penugasan
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari empat ketrampilan yang
meliputi berbicara, menulis, menyimak, dan membaca itu sendiri. Dalam membaca terlibat
keaktifan yang besar, yaitu aktifitas mental dan pikiran.
Ketrampilan membaca sebagai ketrampilan berbahasa yang sifatnya reseptif,
membaca. Pembaca menerima informasi dari orang lain ((penulis),pembaca fungsinya
sebagai komunikan, dan penulis sebagai komunikator. Proses membaca sebagai proses
perubahan bentuk lambang/tulisan menjadi bentuk makna, dan mereka tidak bisa mengubah
bentuk-bentuk lambang/tanda/tulisan itu menjadi bentuk makna, artinya tidak mengetahui
dan tidak memahami apa makna lambang/tanda/tulisan itu, mereka itu tidak mampu
membaca (Suhendar dan Pien Supinah, 1993:135).
Soedarsono (1991:4) mengemukakan bahwa membaca adalah aktifitas yang kompleks
dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Nurhadi dan
Roekhan mengartikan membaca sebagai suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh
pesan, informasi/masalah dari bacaan (Nurhadi dan Roekhan, 1990:19 ). Selanjutnya Tarigan
(1985:7) yang mengutip pendapat Hodgson mengemukakan membaca sebagi suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Tarigan (2006:4.1)
mengemukakan bahwa membaca sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan manusia.
Membaca adalah kunci ke arah gudang ilmu. Siapa pintar membaca dan banyak membaca
maka yang bersangkutan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Setiap ahli mengartikan kegiatan membaca berbeda-beda, akan tetapi semua definisi
atau pengertian tersebut bila ditelusuri mengacu pada hal yang sama, yaitu pemerolehan
pemahaman atau informasi. Adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh dasar yang
digunakan berbeda-beda.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa dalam kegiatan
membaca, pembaca berhubungan erat dengan bahasa, dalam bentuk bahasa tulis. Bahasa
mengandung ide-ide atau pikiran sehingga untuk memahami bahasa tulis tersebut harus
membaca, proses-proses kognitif (penalaran) lah yang terutama bekerja.oleh karena itu dapat
pula dikatakan membaca adalah suatu cara untuk membina daya nalar (Tampubolon, 1990:6).
Dalam kegiatan membaca tersebut proses komunikasi antara pembaca dan penulis, sehingga
terjadi proses komunikasi antara pembaca dan penulis. Apabila proses tersebut berhasil maka
makna yang terdapat dalam tulisan baik yang tersurat maupun tersirat dapat dipahami oleh
pembaca dan terjadi kesepakatan antara pembaca dan penulis.
Kecepatan membaca seseoarag harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan
yang telah dibaca.
Ketika membaca cepat suatu bacaan, tujuan sebenarnya bukan untuk mencari kata dan
gambar secepat mungkin, namun untuk mengidentifikasi dan memahami makna dari bacaan
tersebut seefisien mungkin dan kemudian mentransfer informasi ini kedalam memori jangka
panjang otak kita. Kemampuan membaca cepat merupakan keterampilan memilih isi bacaan
yang harus dibaca sesuai dengan tujuan yang ada relevansinya dengan membaca tanpa
membuag-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak diperlukan. Dalam
membaca cepat terrkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula. Pemahaman inilah
yang diprioritaskan dalam kegiatan membaca cepat, bukan kecepatan. Akan tetapi tiak berarti
bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman, bahkan orang yang biasa membaca
lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat mengambnil manfaat besar dengan membaca
cepat. Sebagaimana pengendara mobil, seorang pembaca yang baik akan mengatur
kecepatannya dan memilih jalan terbaik untuk mencapai tujuannya. Kegiatan membaca
seseorang sangat bergantung pada materi dan tujuan membaca, dan sejauh mana keakraban
membaca denga materi bacaan.
Setiap orang berbeda kemampuan membacanya, tetapi yang jelas semua orang dapat
meningkatkan kemampuan membaca itu. Masalahnya bukan sekedar membaca secara cepat,
tetapi dalam membaca cepat tersebut terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula.
Kemampuan membaca merupakan percakapan seseorang dalam membaca yang
meliputi kecepatan membaca dalam pemahaman isi secara keseluruhan (Tampubolon,
1990:7) sedangkan membaca merupakan membaca segala sesuatau secara cepat untuk
mencari hal tertentu yang diinginkan (Tarigan, 1987:118). Selanjutnya, menurut Nurhadi
(1989:32)membaca cepat adalah membaca dengan kecepatan yang tinggi dengan tidak
mengabaikan pemahaman terhadap isi bacaan.
Menurut Subiyantoro (2011:3-7) ada berbagai kegunaan yang terkandung dari
kemampuan membaca cepat diantaranya (1) membaca cepat menghemat waktu; (2) membaca
cepat menciptakan efisiensi; (3) semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk hal-hal rutin,
maka semakin banyak waktu tersediauntuk mengerjakan hal penting lainnya; (4) membaca
cepat memiliki nilai yang menyenangkan atau menghibur; (5) membaca cepat memperluas
cakrawala mental; (6) membaca cepat membantu berbicara secara efektif; (7) membaca cepat
membantu anda menghadapi ujian/tes; (8) membaca cepat membantu meningkatkan
pemahaman; (9) membaca cepat mnjamin Anda selalu mutakhir; (10) membaca cepat dapat
dikatakan sebagai tonikum mental.
Akhirnya, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cepat
adalah kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman gagasan pokok secara
tepat dan berlangsung dalam waktu yang relative singkat.
Tujuan membaca cepat adalah membaca secara cepat dan juga pemahaman dengan
baik. Kecepatan efektif membaca tidak hanya ditentukan oleh waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan bacaan, tetapi juga dipengaruhi oleh pemahaman terhadap isi bacaan.
Disamping itu membaca cepat juga bertujuan untuk menemukan gagasan utama pada sebuah
paragraf.
Dalam kegiatan membaca melibatkan dua kompunen utama, yakni kemampuan mata
dalam melihat lambang-lambang grifis sehingga menjadi informasi yang utuh, kemampuan
fisik dalam membaca adalah kemampuan mata, disebut kemampuan visual. Sedangkan
kemampuan berfikir dan bernalar tersebut kognisi. Untuk mengukur kecepatan membaca
yaitu jumlah kata yang diibaca permenit dikalikan dengan presentase dalam pemahaman isi
bacaan misalnya: jika seseorang siswa dapat membaca permenit 250 kata dan jawaban yang
benar atas pertanyaan-pertanyaan isi bacaan itu adalah 60% maka kemampuan membaca
siswa tersebut adalah 200 x 60% = 120 kata permenit. (Tampubolon, 1990:11). Untuk siswa
SMP/ MTs diharapkan memiliki kecepatan membaca 250 kpm dengan pemahaman minimum
75% (BSMP, 2006:550), namun standart kemapuan pemahamanisi 70%. Menurut Tarigan
kecepatan membaca ditentukan untuk membantu para siswa agar mereka menjadi pembaca
yang lebih efisien, dengan jalan pengajaran serta praktek mengenai kelenturan atau
fleksibelitas dalam kecepatan maembaca (Tarigan, 1991:26).
Tujuan membaca menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi kecepatan
membaca. Tarigan juga berpendapat bahwa ada 3 faktor yang turut mempengaruhi kecepatn
membaca, yang meliputi: 1) tingkat kesulitan bahan bacaan, 2) keakrababan dan rasa ingin
tahu terhadap pokok permasalahan, dan 3) kebiasaan-kebiasaan membaca (Tarigan, 1991:28).
Selain faktor-faktor di atas faktor minat dan motivasi dalam membaca juga ikit
mempengaruhi terhadap kecepatan bacaannya. Minat dan motivasi yang tinggi, baik terhadap
bahayanya maupun terhadap kecepatan baca seorang. Sebaliknya membaca tanpa di sertai
minat dan motivasi akan menimbulkan efek negatif.
A Mengukur Kemampuan Membaca Cepat
Kemampuan membaca cepat merupakan perpaduan antara kecepatan membaca
dengan pemahaman isi bacaan. Kecepatan rata-rata baca merupakan cermin tolak ukur
kemampuan visual, yaitu kemampuan gerak motoris mata dalam melihat lambing-lambang
grafis. Pemahaman isi bacaan merupakan kemampuan kognisi yaitu kemampuan berfikir
mencerna grafis yang diterima lewat indra.
Dalam menentukan kemampuan efektif membaca seseorang diperlukan data
mengenai rata-rata kecepatan dan presentase pemahaman isi bacaan. Data mengenai rata-rata
kecepatan baca dapat diketahui apabila jumlah kata yang dibaca dan waktu yang ditempuh
bacanya diketahui.
Menurut Tampubolon (1990:124 untuk mengukur kemampuan membaca
pemahamannya dapat digunakan rumus sebagai berikut:
500
150:60
Misalnya : 500
150:60
200
Sedang menurut Maryati (2006:16) dalam menggunakan rumus kecepatan membaca
sebagai berikut:
K
(60)
Wd
= .....kpm
SM
Keterangan:
K
= jumlah kata yang bibaca, dalam hal ini singkatan dan bilangan dihitung 1kata
Wd
= skor atau nilai tes yang di jawab dengan benar atau skor yang diperoleh
SM
: 242 kata
Wd : 65 detik
B
: 80
SM : 100
maka
242 (60) x
65
65
= 178 kpm
100
Dari ilustrasi tersebut kpm diperoleh 178 kpm, sedang batas ideal kpm siswa SMP
atau MTs adalah 175- 250.
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat digunakan cara sebagai berikut :
1
hitungan jumlah kata dalam lima baris dahulu lalu bagi lima, hasilnya
merupakan
kemudian hitung jumlah baris yang dibaca, dan kalikan jumlah rata-rata tadi. Hasilnya
merupakan jumlah kata yang dibaca.
Misalnya:
jumlah kata perbaris yang rat-rata = 11
jumlah baris yang dibaca = 60
jumlah kata yang dibaca = 11 x 60 = 660 kata
Jika seorang pembaca dalam 2 menit dan 10 detik, atau total 130 detik maka
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Standar Isi 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SD, SMP, SMA, SMK . Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi:
Ende:
Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 2001. Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Utama
Mulyati, Yeti. 2007. Pendidikan bahasa dan Sasra Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Maryati. 2006. Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Semarang: Aneka
Ilmu.
Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Penilaian dalam Pengajaran bahasa dan sastra. Yog
Yakarta: BPFE.
Roestiyah. 1986. Didaktik Nitodik. Jakarta: Bina Aksara.
Soedarsono. 1991. System Membaca Cepat. Jakarta: Gramedia.
Subiyantoro. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia.
Sudjana, Nana. 2005. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suriamiharja, Agus dkk .1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Suhendar, Pien Supinah. 1993. Efektifitas Metode pengajaran Bahasa Indonesia.
Bandung: Pioner Jaya.
Tarigan, Djago, dkk. 2006.
Jakarta: